home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Letter

Letter

Share:
Author : kaebsong
Published : 04 Jul 2014, Updated : 11 Aug 2015
Cast : kim taehyung, shin nara, park jimin, kim jung hwa, park yura, oc
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |20970 Views |13 Loves
Letter
CHAPTER 8 : Lost In The Woods

“di games kedua, kalian pilih dua angka yang kalian suka. Satu sampai dengan sembilan” ucap panitia.

Jimin mengambil angka 3. Yang lain menatap Jimin kosong. “kenapa?”

“kenapa kau ambil angka 3?” tanya V

“aku suka”

“bagaimana kalau kita ambil angka 8 juga?” usul Nara

“bagus. Kita ambil itu” ucap Jung Hwa.

 

“baiklah, ini tugasnya” panitia memberikan surat kepada mereka.

         

“berjalan mengelilingi hutan sekitar sini”

 

“ah..itu mudah” V menjentikkan jarinya

“hey..mana mungkin mereka mau memberi tugas yang mudah, bisa jadi di akhirnya ada pertanyaan kan?”  sambung Nara

“iya juga. Yang penting kita jalani saja. Ayo”

 

***

 

Mereka berempat berjalan mengelilingi hutan. Sejuk. Hanya itu yang bisa mereka rasakan.

“ini keren. Aku suka”

“suka? Kau gila ha? Kita bisa tersesat di hutan luas ini!” omel Jung Hwa ke arah Nara

“tapi kan ini kereeen”

“apa katamu saja”

 

Mereka terus berjalan dan melihat-lihat kesana kemari. Mana tau mereka mendapat petunjuk.

“oke, karena hutan ini luas, kita bagi dua tim. V dengan Nara, aku dengan Jung Hwa bagaimana?”

“yya! Kenapa kau yang selalu memutuskan seemuanya?! Kenapa kalian selalu saja berdua? Kalian..mphh!”

“cepat kalian pergi, aku bersama Nara. Nanti kita berkumpul di sini lagi.” ucap V sambil menutup mulut Nara. Jimin dan Jung hwa berjalan duluan.

“mmpph...hah..yak! kenapa kau menutup mulutku?”

“kau berisik. Aku tidak suka”

“a...” Nara mengecilkan suaranya. ‘V baru saja mengatakan kalau ia tidak suka orang yang berisik. Tapi aku malah berisik, aishh.. bisa-bisa V membenciku’ rutuk Nara.

“a..a..apa? Lebih baik kita berjalan. ayo”

 

V berjalan di depan Nara, mereka sudah berputar mengelilingi hutan itu.

“hhh..aku raa aku akan menjadi stress gara-gara permainan ini”

“haha..mana mungkin. Rata-rata semua orang bersemangat untuk memainkannya. Kau tidak punya semangat hidup ya?” goda V

“aish...diamlah. ayo kita berpencar. Kau kesebelah sana, aku ke arah situ” tunjuk Nara

“oke..kita bertemu di tempat kita dan Jimin bilang tadi”

“oke”

 

***

 

Hari sudah menjelang sore. Jimin dan V bertemu di tempat sebelumnya. Lalu menyusul Jung Hwa.

“mana Nara? Bukankah dia bersamamu tadi?” tanya Jung Hwa sambil membenarkan topinya

“tadi iya, tapi kami berpencar. Mungkin sekarang dia sedang lelah, mencari udara segar mungkin”

“hey..dia bisa tersesat nanti di hutan seluas ini” ucap Jung Hwa

“kita tungg saja dulu”

 

Di lain tempat, terlihat Nara kebingungan mencari jalan keluar. ia sudah memutari tempat itu berkali-kali.

“hah...dimana? kenapa aku tidak tau jalan? Padahal aku sudah berjalan ke segala arah” kesalnya.

“jangan bilang kalau tersesat. Huwaaaaaa...aku merasa hanya berputar-putar di satu tempat” Nara segera mengambil ponselnya. “oh..hebat! ponsel ku mati! Lebih baik aku mencari tempat untuk berteduh jka hari hujan”

 

***

 

“kurasa Nara tidak akan kesini sebentar lagi. Kurasa ia tersesat” ucap Jung Hwa.

“hey..jangan berpikir yang aneh-aneh dulu!” bantah Jimin sambil menelfon Nara. “ponselnya tidak atif”

“hh..baiklah, kalau begitu, aku akan mencarinya. Kalian tunggulah disini. Sebaiknya kalian cepat mencari tempat untuk tidur. Ini sudah gelap” ujar V

“kau juga, berhati-hati” ucap Jimin menepuk pundak V.

V mengangguk mantap.

 

V berjalan sambil meneriakki nama Nara. “aish..kemana anak itu? Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya” gumam V

‘kenapa aku mengkhawatirkan dia? Apa mungkin..tidak! mana mungkin secepat itu aku menyukainya’

V menggelengkan kepalanya dan melanjutkan jalan.

“Nara-ah! Shin Nara! Kau dimana?”

Tidak ada jawaban. V terus mencari Nara hingga hari sudah gelap

“hhah...kau dimana? Ini sudah gelap..hah” V menghidupkan ponselnya. “sial! Tidak ada sinyal!”

 

***

 

“hh...semoga disini aman. Hh..” Nara melemparkan ranting kecil ke dalam api unggun. “hh..disini dingin sekali. parahnya aku meninggaklkan jaketku di rumah. kau pintar Nara!" rutuknya

 

Tes..tes...

 

“oh? Hujan?” Nara mengadahkan tangannya ke atas. Benar hujan.

“hh..kau harus kuat Nara..harus..” ucapnya sambil menggosokkan kedua telapak tangannya.

“huft...teh panasku” ia mengambil tempat minumnya “habis? Aish..ini hari tersialku! Ponselku juga mati. Apakah ini belum berakhir?”

 

Sementara itu, V masih juga mencari Nara

“oh..apa ini? Air?” V melihat ke atas. “hujan?! Semoga kau baik-baik saja”

V mengambil senter dari dalam tasnya. “huh..huh..dimana dia. Nara-ah! Kau dimana! Nara-ah!”

 

Hujan turun dengan lebat. V berhenti dan segera berteduh di bawah pohon yang besar. “hh..Nara-ah!”

“hh..aku harus..bertahan..” ucap seseorang

“ah..aku mendengar suaranya. Nara-ah, kau dimana?!”

“hh..siapa itu..hh..”

 

V segera mengelilingi pohon tersebut. Ia menemukan Nara memeluk lututnya.

“hah.. Ternyata kau disini! Aku mencarimu kemana-mana”

‘dia mencariku? Sejak kapan dia peduli padaku? Apa karena dia kasihan pdaku saja?’ batin Nara

“hh..hehe..iya. aku disini.aku masih kuat, lihat?” ucap Nara menggepalkan tangannya keatas.

V hanya berdecak kesal. Ia duduk disamping Nara. “kau punya teh panas? Punyaku di dalam tas, sulit sekali menagmbilnya”

“punyaku sudah habis..hehe..hhh” jawab Nara dan itu membuat udara yang keluar dari mulut Nara menjadi banyak.

V segera memegang leher dan dahinya

“sudah kuduga, bodoh! Kau demam!” v segera duduk disampingnya. Ia memeluk Nara erat agar tidak kedinginan.

“tidak! aku masih kuat!”

“jangan bertindak sok kuat. Sebenarnya kau kedinginan kan?!” V segera memeluk Nara erat agar ia tidak kedinginan.

 

Nara terdiam cukup lama dan akhirnya mengangguk.

“hh..te..terimakasih V” lirihnya

“hhah..hey..jangan pernah kau abaikan kesehatanmu!” ucap V tetap memeluk Nara. Tapi Nara tidak menjawabnya.

 

Zhhhh..

 

Hujan semakin deras. V ingin tidur, tetapi matanya tidak mau tertutup karena dingin yang menusuk.

“hhh..kuharap hujannya segera berhenti” gumam V. Ia melamun agak lama. “ponselku..ah, besok saja. Hari ini aku lelah sekali melakukannya. Kuharap dia tidak marah” batin V. Ia melihat ke arah Nara.

 

“kau belum tidur?” tanya Nara

“eh? Sejak kapan kau bangun?”

“baru saja. Hh..maaf kalau aku merepotkamu. Aku tidak tau kalau ini akan terjadi. Aku memang bodoh ya, hehehe” Nara tertawa

“sudah, jangan berbicara seperti itu. Tidak baik. Mana ada pria yang menyukaimu nanti”

‘benarkah?’ pertanyaan itu terbesit di pikiran Nara. ‘apakah pria itu kau?’ pikirnya lagi. Nara memutuskan untuk tidur kembali.

 

“Nara-ah..?”

“........”

“Nara-ah..kau sudah tidur huh?”

V memandang lekat wajah Nara.

“kau manis sekali...eh? tidak! aku tidak boleh menyukai siapa-siapa!”gumam V. Tetapi ia masih saja memandang lama Nara

 

Pipinya yang chubby, bibir tipisnya, rambut ikalnya. Ingin V mempunyai kekasih seperti Nara, tapi ia tidak tau apakah Nara menerimanya. “kau jalani saja hidupmu dulu seperti ini V” gumam V dan berakhir dengan helaan nafas.

 

“selamat malam Nara-ah........”

 

Please gimme your love and comment ^^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK