“hiks..kenapa aku begitu bodoh?! Mencintai orang yang tidak mencintaiku! Hiks!” Nara memungut batu kecil dan melemparnya ke sembarang arah
“hiks..bahkan aku mengejar orang yang sudah mempunyai tunangan! Tapi kenapa dia begitu manis di depanku? Ini menyakitkan! Dasar Nara bodoh!” Nara menekuk lututnya dan memeluknya
V mencari-cari Nara, ia hanya mengandalkan cahaya dari senter.
“ah! Di sana kau rupanya! Nara..kau..menangis?” tanya V heran
Nara menatap tajam V, kemudian ia kembali menenggelamkan wajahnya di antara lutut dan dadanya.
“kau kenapa?”
“jauhi aku” ucap Nara tanpa memandang V
“kenapa?”
“ku bilang menjauh”
V tetap mendekati Nara dan duduk di hadapannya. V diam memandang Nara
Nara tidak mendengar suara V lagi. Ia berpikir kalau V sudah pergi. Ia segera mengangkat wajahnya
“Omo!”
“kenapa? kau habis menangis”
. Nara menatap tajam V “apa urusanmu kalau aku menangis?”
“aigoo..kenapa kau menjadi jutek? Ceritakan saja”
“aku tidak mau”
“yasudah..aku tidak memaksanya”
Nara terdiam beberapa lama. Akhirnya ia mengeluarkan suaranya.
“aku...aku sedang jatuh cinta”
“whoaa! Dengan siapa?”
“kau tidak perlu tau. Kau mau mendengarnya apa tidak?”
“tadi kau sendiri yang bilang tidak mau menceritakannya”
“hmm..yasudah”
“ya baiklah..aku mau mendngarnya. Ceritakan” V menasang telinganya baik-baik untuk mendengar cerita Nara
“aku menukai seseorang. Ia manis, lucu, menyebalkan, kadang aneh. Aku sudah lama menyukainya. hingga akhirnya akut tau kalau dia mempunyai kekasih”
V merasa kasihan pada Nara. Ia tidak tau kalau yang Nara makud itu adalah V
“aku rasa aku akan membencinya..tapi aku tidak bisa..hiks..aku sudah lama mencintainya” v memeluk Nara dan menenangkannya. Ia mengelus rambut Nara.
“sudah..aku tetap disini. Aku akan menjadi sahabt terbaikmu”
‘hanya sahabat terbaik, tidak bisakah lebih?’ pikir Nara
“ayo kita kembali”
***
V dan Nara menghadap api unggun. Mereka menggosokkan telapak tangan mereka agar bisa menghangatkan suhu tubuh mereka. Nara mencari sesuatu di tasnya
“kau mencari apa?”
“aku haus. Yah..minum ku habis”
“aku ada. ini..tangkap”
“terimakasih”
Nara meminumnya. Lalu ia segera menggosokan kedua telapak tangannya lagi
“kau masih kedinginan?” Nara hanya mengangguk.
“kemarilah”
“memang kenapa?”
“bukan apa-apa, kemarikan wajahmu”
V menggosokkan kedua telapak tangannya dan memegang pipi Nara ‘hangat’ itu yang Nara rasakan. ‘ah..tidak! aku tidak boleh terbuai. Ini hanya persahabatan!’ batin Nara keras.
“sudah mendingan?”
“kurasa cukup” Nara kembali meminum minumannya.
‘aku rasa belum. Aku ingin menyentuh wajahmu lebih lama’ gumam V dalam hati. Ia mengedarkan seluruh pandangannya. “hey..apa itu cahaya?” tunjuk V
“oh! Iya! Itu..rumah! aku ingat, kan kita berasa di dekat desa! Ayo kesana!”
Mereka membereskan barang-barang dan bergegas pergi dari tempat tersebut. V mengetik pesan untuk Jimin. Tidak lupa juga pesan untuk seseorang yang spesial baginya.
***
Paginya, terlihat Jimin menggandeng tangan Junghwa erat. Jimin tersenyum senang sambil menuju bus karena mereka akan pulang.
“Jujungie~”
“kenapa? jangan panggil aku seperti itu, aku malu”
“kau malu? Untuk apa?”
“entah. Lebih baik kau memanggilku disaat lain. Kenapa kau memanggil ku?”
“V mengirimi pesan. Ia bilang ia baik-baik saja. Mereka menemukan desa malam. Sekarang mereka akan pulang”
Junghwa menatap Jimin gembira sambil memeluk lengan Jimin. “benarkah? Nara selamat? Huwaaaa!!” Junghwa memeluk Jimin
“kau kenapa?”
“aku rindu pada Nara..!”
“kau tidak merindukanku?”
“aish..tiap hari kita bertemu. Kau ini cemburu sekali huh?”
“baiklah. Aku duluan” Jimin berjalan mendahului Junghwa. Ia tersenyum
“hah Jimin! Tunggu aku dasar pencemburu. Huft!” Junghwa menendang kerikil yang ada di dekatnya. Junghwa berjalan menunduk, dan tanpa sengaja ia menabrak seseorang di depannya.
“aku..minta maaf” ucap Junghwa
“kau mau berjalan bersamaku tidak?”
Junghwa mendongak, ia kesal pada orang tersebut
“hyaa! Park Jimiiiinn!1 akan ku buat kau..mmphh!”
“sstt.. Jangan berisik, semua orang melihat kita” ucap Jimin berbisik.
“hey...pacarmu ribut sekali” ucap D.o berada di samping mereka tiba-tiba.
“ehehe..mianhae D.o-ah. Dia memag seperti itu”
“yasudah, ayo cepat, nanti kita telat” D.o menepuk pelan bahu Jimin dan berjalan memasuki bus.
“baiklah, akan aku lepaskan. Jangan teriak. Satu..dua..tiga..” Jimin berlari ke dalam bus
“Park Jiimiiiiinn!!”
***
Nara kaluar rumah memakai t-shirt dan celana selutut. Wooyoung melihatnya heran.
“mau kemana?”
“aku mau pergi sebentar. Jangan tanya mau apa kesana”
“aku tidak menanyakannya”
“mana mungkin. Biasanya Oppa menanyakannya setiap hari”
“kali ini tidak, aku bosan bertanya padamu. Kau jutek”
“terserah Oppa. Bwee! Aku mau keluar dulu. Bye~”
Nara menutup pintu. Saat ia membuka pagar, ia bertemu dengan Han Ji Young.
“hai Nara”
“oh! Eonni! Kau kemari!” Nara memeluk Ji Young.
“kau kenapa? apa kau sakit sayang?” tanya Ji Young. Nara hanya menggeleng. “Oppa jahat kepadaku”
“hey..ada apa? Kenapa kau masih disini?” tanya Wooyoung, matanya membulat melihat keberadaan Ji Young “ah..Youngie, kau sudah datang. Aku tadi mendengar suara ribut di depan rumah. Hehe”
Ji Young hanya tersenyum “kan, Oppa mengusirku! Dia Oppa yang sangat buruk sekali” ejek Nara
“apa? Kau bicara apa? Itu tidak benar! Ini, aku ada coklat, segeralah kau pergi” bujuk Wooyoung menyodorkan sebatang coklat
“dasar ahjussi tua. Menyogok anak kecil. Seperti penculik. Bwee!” Nara mengejek dan mengambil coklat di tangan Wooyoung sebelum ia pergi dari rumah. “hati-hati Ji Young eonni! Jangan sampai dia memakanmu!”
“haha..baiklah!” teriak Ji Young.
“uhmm..ayo masuk. Aku merindukanmu” Wooyoung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal tersebut. Sedangkan Ji Young hanya tersenyum malu.
***
Nara berjalan menuju rumah V. Ia memakan coklat tersebut sambil memandang sekitar. “uhm..ponselku bergetar” Nara segera melihat ponselnya
“Nara-ah! Dimana kunci motor oppa?!”
“ah..jangan teriak-teriak! Kuncinya ada di lemari dekat tv”
“iya? Bagaimana kau tau?”
“aku tadi mengambil ponselku di dekat sana. Tidak sengaja ku lihat”
“kalau begitu terimakasih”
“iya! Dasar pemaraah!” teriak Nara pada Oppanya. Ia menutup telfon. Segera membuka pesan yang tertera disana
From : 08105423XXXX
“aku menyukainya”
To : Nara
“akan aku coba menelfonnya”
Tutt..Tutt...
“tidak aktif. Dasar. Sampai kapan aku akan di hantui terus?!”
Nara menaruh ponselnya kedalam saku dan melanjutkan jalannya ke rumah V.
“kau. Kemana saja sayang?”
“aku heran, kenapa wanita sepertimu bisa dekat denganku”
“hey..kau harus mengakui kalau aku itu pacarmu”
“pacar? Kau hanya sampah”
Yura terdiam menatap V tidak percaya. Kata-kata yang kelaur dari mulut V.
Nara yang sudah sampai di depan rumah V, ia segera bersembunyi dan menguping paembicaraan mereka
“aku tidak mencintaimu Yura. Aku menyukai yang lain”
“hah? Siapa? Kau..kau pengkhianat”
“kau lah pengkhianat yang sebenarnya”
“apa maksudmu?”
“lebih baik kau pergi sekarang” V masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu. Yura menggedor pintu rumah V, tapu V tidak membukanya. Akhirnya Yura pergi.
“hufft..untung lah tidak ketahuan. Uhmm..apa sebaiknya aku tetap menemui V? Akan kucoba”
Nara melangkahkan kakinya ke halaman rumah V dan mengetok pintunya
“halo..ada V?”
Tidak ada jawaban
“aku hanya ingin mengantarkan barangmu yang tertinggal” Nara menunduk karena takut
Pintu terbuka. Terlihat V memandang Nara “oh..Nara?!”
“uhmm..ini, aku hanya ingin mengembalikan barangmu yang tertinggal saat kita pulang kerumah. Novel mu” Nara menyodorkan bukunya
“ah! Terimakasih. Kau sahabat yang paling baik”
‘aku harap kau mengatakan kalau aku adalah orang yang paling kau sayangi. Hh..itu mustahil’ batin Nara
“oh ya, terimakasih sudah membantuku selama kita tersesat di hutan. Aku membawaka sesuatu” Nara mengeluarkan lollipop dan memberikannya ke V
‘ini seperti lollipop yang ada di lokerku waktu itu’ pikir V. Ia memandang Nara yang asik makan coklat. ‘ku harap kau lah gadis surat itu’
“hey...itu coklat dari mana?”
“Oppa ku memberikannya padaku. Kau mau?”
V menangguk. Ia menggigit coklat tersebut. Mukanya memerah karena itu adalah ciuman secara tidak langsung
“manis”
“tentu saja”
“hahaaha...kau imut sekali saat makan coklat” V mencubit pipi Nara
Please gimme your love and comment^^