Kebiasaan Nara masih berlanjut. Mengirim surat. Dengan cepat kakinya melangkah ke loker V, memasukkan surat menutupnya cepat.
“kau sedang apa disini?”
“omo! Aku..aku...” ‘mampus kau Nara!’
V memiringkan kepalanya menunggu jawaban Nara
“aku..mengembalikan barangmu yang jatuh, karena lokermu terbuka”
“setau ku, aku baru saja sampai, mana ada barang”
SKAK MATT!!
“biar ku lihat” V mendekati lokernya dan menemukan sebuah surat yang tertempel di sana. “ini? Siapa yang mengirimnya?”
“entahlah? Maka itu..aku..mengembalikanya. aku masuk ke kelas duluan ya? bye” Nara melangkah ke kelas dengan terburu-buru dan tidak sengaja menabrak bahu seseorang. V hanya menggeleng dan tersenyum.
“oh, Nara! Kau kembali!” ucap Junghwa memeluk Nara erar
“ugh..aku sulit berafa..bodoh!”
“haha, kau tau, tidak ada kau, terasa sepi”
“oh ya, kenapa guru tidak ada yang curiga padaku waktu itu?” Nara duduk di kursinya dan menghadap Junghwa
“waktu itu, Jimin mempunyai alasan. Ia bilang kalau V ada urusan...”
“sedangkan aku?”
“uhmm..aku yang mengatakannya. Aku bilang kalau ibumu sedang sakit dan kau kembali pulang..hey..lepaskan!”
Nara tidak mengindahkan perkataan Junghwa “hyaaa!! Kenapa alasan itu !? kalau ibuku benar-benar sakit bagaimanaaa?!” teriaknya memegang bahu Junghwa
“hwaa..hahaha..lepaskan!.haha! aku tidak tau harus bilang apa. Haha”
“menyebalkan! Kau...”
KRIINGG..
“bell penyelamat. Sebelumnya aku tidak pernah merasa bahagia mendengar bell ini” ucap Junghwa penuh haru
“kau beruntung, liat saja, pembalasanku belum selesai” Junghwa hany atersenyum dan membuat ‘v’ sign.
***
Di ruangan kosong, yang berisi kaca besar, bisa dibilang untuk latihan dance, terlihat Jimin dan V bersandar pada dinding sambil mengibaskan baju mereka karena kepanasan
“hah...bagaimana kau bisa keluar? ucap Jimin sambil meminum air
“mudah..mencari rumah saja”
“kalau mudah, kenapa kau bisa tersesat selama itu? Bodoh” sindir Jimin dan menatap V lama. Ada muka merah yang terpampang disana “hey..selama kau di hutan..kau..”
“apa? Jangan berpikir yang aneh-aneh!”
“hahaha! siapa yang aneh-aneh? Memang kau tau apa yang mau aku tanyakan?”
V hanya menggeleng polos. Jimin hanya tertawa keras.
“hah..lebih baik kita pulang”
“ayo”
***
DUK!
“apa? Kelas tambahan?!”
“yyak! Kau tenang sedikit! Kau ini kenapa?”
“aku bahkan belum istirahat penuh. Kau pikir tidak lelah selama ter..mpph!”
“sst..diam, nanti yang lain tau” Nara mengangguk.
“hey Junghwa. Berapa lama kelas tambahannya?”
“mana ku tau? Kau kira aku guru? Jika aku guru, akan ku buat kelas tambahannya lebih dari ini. Hahaaha” tawa Junghwa evil
“cita-cita yang kejam” gumam Nara. Ia melihat ke arah jendela. Yap! V dan Jimin peulang. Mata mereka tidak sengaja bertemu. Nara buru-buru mengalihkan pandangannya karena pipinya yang panas
“baiklah. Kelas tambahan akan dimulai” ucap Gong sonsaengnim
***
Siang hari, Nara dan Wooyoung duduk bersandar di bawah pohon. Mereka sedang mengambil gambar.
“bagaimana hasil foto mu?”
“jelek”
“benarkah? biar oppa lihat” Nara menyodorkan kamera ke Wooyoung. Seketika muka Wooyoung menjadi datar dan menghelas nafasnya pelan
“yyak! Aku menyuruhmu membantuku untuk mengambil gambar pemandangan, bukan wajahku!”
“terserahku! Kan aku yang memegang kamera, bwee. Kalau mau, foto saja sendiri” kesal Nara
“tapi..gambar itu..wajahku tampan juga”
“jangan terlalu bangga. Sedangkan aku yang mempunyai wajah cantik saja biasa”
“siapa yang bilang kau cantik?”
“eomma, appa, junghwa”
“hahaha..hanya mereka saja?”
Drrtt..Drrtt..
“halo?”
“Wooyoung-ah, bisa temani aku sebentar? Aku minta tolong antarkan aku ke rumah Minah. Kendaraanku dipinjam oleh appa”
“baiklah. Tunggu sebenatr chagi~”
Tuut..
“dari siapa?”
“Ji Young. Kameranya mana? Aku mau bawa”
“hh..yasudah. ini. Oppa jangan macam-macam dengan Ji Young eonni. Aku sangat menyayanginya”
“iya iya..oppa janji. Bye. Oppa pergi dulu” Wooyoung melambaikan tangannya dan dibalas oleh Nara.
Nara memasang headset ke telinganya. Baru sebenatr saja, sudah ada pengganggu
“yang tadi itu oppa mu ya?”
“oh V? Iya, yang tadi oppaku. Sejak kapan kau kesini?”
“baru saja. Aku kabur”
“kabur? Kabur maksudmu?” kaget Nara melepas headsetnya
“kabur dari orang yang ku benci. Hah..seharusnya aku tidak mengatakan itu”
“ya sudah” Nara beralih pada ponselnya lagi, tetapi ia memainkan games, dan terciptalah keheningan.
V melihat kesibukkan Nara. Ia mendengus kesal
“apa games lebih berarti bagimu?”
“tentu saja. Karena games bisa membuat kita berkembang”
“berkembang apanya haah?” V mencubit pipi Nara
“aww..yaya..ampun. lepaskan. Huh..menyebalkan” kesalnya mengelus pipi.
“eh..di rambutmu..”
“apa?”
HAP!
“yyak! Jepit rambutku! Kembalikaaan, dasar aneeh!”
“tangkap saja”
Mereka berlari dan saling mengejar seperti anak kecil. Hanya tawaan yang mengisi di siang itu
BRUK!
“aissh..sakit sekali” ringis Nara memegang kakinya, lantas membuat V datang menghampirinya.
“kau tidak apa-apa”
HAP!
“dapat! Aku sangat baik! Hahaha. Kau tertipu tuan Kim! Jangan kira aku lemah”
“baiklah-baiklah. Aku haus. Kita ke kedai es krim disana, kau mau?”
“boleh”
Drrtt...Drrtt..
V mengabaikannya, ia melihat ke sekitar dan melihat sesuatu. Ada ide yang terbesit di pikirannya. Nara merasa heran kenapa V tidak mau mengangkatnya.
“kenapa tidak diangkat?”
“kenapa? Lebih baik kita langsung pergi” V menggenggam tangan Nara dan mengacak rambutnya pelan. Nara hanya diam saja dan menunduk, takut kalau muka merahnya dilihat V.
“sialan! Ternyata gadis itu yang merebut V? Awas saja”
Ia mengirimi pesan ke temannya. “mulai besok, kau akan mendapatkan kejutan yang sangat menyakitkan” ucapnya tersenyum evil.
“cha~ ini es krimnya” ucap V memegang dua mangkuk es krim dan meletakkannya diatas meja
“whoa..pasti enak. Jika ada Junghwa disini, pasti ia meminta punyaku kalau punyanya habis. Dasar peminta” kesalnya
“kenapa tiba-tiba jadi Junghwa. Lebih baik kau makan es nya daripada meleleh”
“oh! Kau benar juga!” Nara melahap es nya dengan semangat. V hany atertawa melihat tingkahnya yang menggemaskan.
“hey..pelan-pelan. Lihat ada es di dekat bibirmu” tunjuk V ke bibirnya sendiri. Nara menguspanya “sudah?”
“belum. Di sebelah sini” tunjuk V geram
“oh? Sudah apa belum?”
“aish..sini”
V mengusap lembut bibir Nara dengan ibu jarinya. Sengatan listrik menjalar ke tubuh Nara saat jari V menyentuh bibirnya. Hangat dan ada perasaan yang lainnya.
“go..gomawo V-ah”
“ya. lain kali kalau makan, jangan buru-buru. Dasar anak kecil”
Mereka tertawa bersama.
“hai V!”
Yang dipanggil mendongakkan kepalanya sebelum suapannya masuk kemulutnya. Nara pun ikut mendongak
“wah..kalian sedang makan es? Apa aku mengganggu?”
Nara hanya menggeleng polos. Sedangkan V memandang Nara kosong dan beralih memandang Yura
“ada apa kau kesini?”
“temani aku berbelanja ya chagi~”
“aku sedang sibuk” V memasukkan sesendok es ke mulutnya ‘apa-apaan dia? Aku sedang ingin bersama Nara sekarang’
“uhm..kau? siapa nya V?”
“aku?” tunjuk Nara ke dirinya sendiri “aku..aku hanya sahabat V”
“kelihatannya es krimmu sudah habis. Bisa tinggalkan kami berdua? Aku tidak mau ada pengganggu disini. Bisa saja kan kau jatuh cinta pada pacarku” ucapnya meremhekan
“pengganggu? Jatuh cinta? Ya! kau kira aku apa hah? Aku hanya makan es krim disini. Itu pun yang mengajak V. Jadi jaga ucapan mu!”
V tampak kaget dengan reaksi Nara. Ia pun memutuskan untuk mengakhirinya
“sudahlah. Lebih baik kita pergi. Ayo Nara” V menarik tangan Nara
“tidak! lepaskan! Aku belum selesai dengan perempuan ini!”
“apa? Hah? Makan dengan pacar orang? Perempuan tidak tau diri”
PLAK!
“jaga ucapanmu, dasar perempuan gila. Kau cantik tapi mulutmu pedas. Aku kasihan pada V. Punya pacar sepertimu”
Yura melesatkan tamparan ke pipi Nara, tapi Nara lebih dulu menahan tangan Yura
“kalau begitu, aku pulang. V, lebih baik temani pacarmu”
Nara melangkah pergi. “aargh! Kau membuat semuanya hancur!” teriak V ke Yura
“apa salahku? Kenyataannya seperti itu!”
“sudahlah!” V pun pergi meninggalkan Yura sendirian. “aww..sakit” elusnya di pipi
Please gimme your love and comment