Saat bus sudah sampai di pantai, Nara masih tertidur di bahu V sampai ia bangun sendiri.
“uhmm..aku dimana?” ucap Nara setengah sadar.
“masih di bus” ucap V
Nara membuka matanya dan melihat kesampingnya. “omo! Mianhae..aku ketiduran. Mianhae” Nara menunduk malu.
“tidak apa. Rasanya nyaman juga”
“aish..kau ini”
Nara melihat ke se-isi bus. “mana semua orang?” ia mengucek matanya
“sudah turun dari tadi”
“ah..aku minta maaf”
“aish..lupakan. ayo turun”
Mereka pun turun dan menuju ke anggota kelas masing-masing.
“uhmm..karena jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, yang laki-laki ambil ranting untuk api unggun dan yang perempuan memasak. Cepat!” perintah Minhyuk saem.
Semua murid pergi mencari dengan cepat. Kenapa? karena mereka ingin cepat selesai dan bisa bermain, atau tidur.
“aiissh..apa-apaan dia menyuruh kita? Seenaknya saja memerintah! Dia kira aku tidak bisa memerintah juga apa?” rutuk Jung Hwa
“bisa? Bagaimana caranya?” tantang Nara
“mudah..Nara-ah! Cepat ambil bahan makanan yang kau bawa! Cepat masak!” Jung Hwa mendorong Nara
PLETAK!
“seenaknya saja kau menyuruhku tuan Kim!”
“hey! Nyonya! Bukan tuan! NYONYA!” Jung Hwa mengusap-usap kepalanya
“terserahku mau bilang apa. Kelakuan mu itu membuat ku geram. Kau mau lagi hah?” Nara menggepalkan tangannya dan menunjukkan ke arah Jung Hwa
“hehehe..tidak. aku hanya bercanda. Hhh..” Jung Hwa memutarkan bola matanya.
“ayo cepat masak. Atau tidak kita akan dimarahi sama pembina galak itu”
“baiklah..baiklah..”
“uhmm..Nara-ssi”
Nara membalikkan badannya saat ia dipanggil seseorang
“ne?”
“uhm..aku tidak bisa memasak. Yang lain tidak mau mengajariku karena aku lamban. Maukah kau membantuku?” tanyanya
“tentu saja Ruka-ssi”
“ah..terimakasih” ucap Ruka sambil tersenyum. Jung Hwa mendekati Ruka dan merangkul pundak Ruka.
“tenang..Nara itu pandai memasak, layaknya ahjumma-ahjumma di kedai tteokboki di depan sekolah kita” ucap Jung Hwa
PLETAK!
“yyak! Ini sakit! Kenapa kau memukul kepalaku? Apa kau manusia? Ataukah setan? Suka sekali memukul kepala orang?”
“benarkah? Bukannya kau yang suka memukul kepala orang?” ucap Nara sambil melihat keatas
“hey, aku disini, bukan di atas sana!”
“oh yaya...ehhehe. kau hidup di darat, aku lupa”
“aishh..lupakan! kembali ke persoalan tadi. Kenapa kau memukulku?”
“karena kau menyebutku seperti ahjumma yang jual tteokbokki di sekolah. Dia kan gemuk, sedangkan aku langsing”
“bisa kita tidak membahasnya lagi? Minhyuk saem memperhatikan kita terus dari tadi” sambung Ruka
Jung Hwa dan Nara melihat ke arah Minhyuk saem. Minhyuk saem menatap mereka tajam. Ia menunjuk matanya sendiri lalu menunjuk mereka. Seperti aku-mengawasi-kalian-berdua.
“baiklah..baiklah..ayo kita memasak” ucap Nara
***
Semua murid sudah berkumpul. Api unggun sudah dinyalakan dan makanan sudah disiapkan. Mereka mengelilingi api unggun.
“Minhyuk saem kemana?” tanya Jimin
“katanya ia pergi membeli minuman untuk kita. Agak lama” jawab V
“ooh..” Jimin memegan gitar dan bermain gitar tanpa bernyanyi.
“uhm..hey Jimin, pinjami aku sebentar”
“mau apa?”
“mau aku hancurkan. Ya aku mau bermain gitar bodoh!”
“ehehe, aku kan hanya bertanya. Hh..salah semua dimatamu” dengus Jimin
“bukan salah semua dimataku, pertanyaan kau itu yang aneh”
“kau yang aneh”
“apa?”
“tidak” Jimin menutup mulutnya langsung
V memetik senar gitar dan memainkannya. Ia tersenyum sendiri
“hey..memang kau tau caranya bermain gitar?”
“tentu saja. Apa perlu aku bermain sambil bernyanyi?”
“kalau begitu maumu, yasudah. Nyanyi saja”
“ehem...semuanya. aku akan menyanyikan sebuah lagu” ucap V agak keras. Semula murid yang tadi diam, mendengar musik dengan headset dan membaca novel atau curhat, memperhatikan V
V mulai bernyanyi dengan tenang. Suaranya sangat merdu. Semua orang yang mendengarnya merasa terhanyut.
>>
sarangeul mola neon neobakke jal molla
eorinae gateun tujeongeun geuman haejullae
neon yeojeonhi sarangeul molla neon neobakke jal molla
kkok malhaejwoya nae mameul algenni
geuge aninde chonseureopge naege waeirae
nae mareun geureon tteusi aninde
nado moreuge neoreul ulgemandeureo nado jal aneundae
chonsureopge jakku waeirae saenggakboda mari
deo ppareuge nawa eotteokhae han beonman nungamajwo
<<
V mengakhiri lagunya dengan senyuman yang indah. Lantas membuat murid wanita heboh. Tentu saja, kan V populer di sekolahnya.
V melihat ke arah Nara. Pandangan mereka bertemu dan Nara memutuskan kontak matanya. V hanya tersenyum.
“woaah..ternyata kau bisa nyanyi sebagus itu” seru Jimin menepuk pundak V
V melihat pundaknya ditepuk dan beralih memandang Jimin. “itu pujian, atau sindiran?”
“hey..aku serius. Aku memujimu”
“kalau begitu..terimakasih”
“ok. Sama-sama”
***
Hari menunjukkan pukul 11 malam. Sebagian murid ada yang tertidur, ada yang bermain. Bahkan ada yang sempat-sempatnya berpacaran.
“Jung Hwa-ah..menurutmu V dan Nara serasi?” tanya Jimin duduk disamping Jung Hwa
“serasi. Sama-sama aneh, keras kepala, jail”
“hahaha...”
Jung Hwa hya tersenyum. Jimin menarik Jung Hwa kepelukkannya.
“kuharap kau dan aku selalu bersama. Jangan pernah tinggalkan aku Jung Hwa-ah” Jimin mempererat pelukkannya. Jung Hwa terseenyum dan mengangguk.
“kau janji?”
“janji”
Jimin menautkan jari kelingkingnya ke kelingking Jung Hwa. Jimin mencium pipinya
***
Tepat malam itu, Nara sedang berjalan-jalan di tepi pantai sendirian. Ia hanya melihat deburan ombak.
“hey..sendirian?”
“iya..kenapa?”
“tidak. aku hanya melihatmu dari tadi berjalan sendirian. Apa kau perlu teman?” tanya V
“uhm..boleh saja”
Mereka pun berjalan berdua. Nara berusaha untuk menenangkan detak jantungnya. “hey jantung, apa kau mau aku copot huh? Tenanglah sedikit” batin Nara
“ah lihat! Ada kepiting kecil!” seru V. Ia menggenggam tangan Nara dan mengajak Nara berlai mengejar kepiting kecil itu
“yaah..dia kabur ke dalam sarangnya”
“haha..”
V melihat ke sekelilingnya. Ia mengambil ranting kecil dan mencolokkan ke dalam sarang kepiting tersebut
“apa yang kau lakukan?” tanya Nara
“ya memancing kepiting itu keluar. mau coba?”
“sini ku coba”
Nara mencoba meamancingnya keluar
Drrtt..Drrtt..
Ponsel V bergetar. V agak pergi menjauh dari Nara
“halo”
“malam sayang”
“siapa sayangmu?” jutek V
“yyak! Aku ini pacarmu. Kau tidak ingat?”
“maaf, kau siapa ya?”
“aku Park Yura, dasar. Kau lagi apa? Lagi dimana?”
“Yura mana? Mungkin kau salah sambung”
“V-ah! Kau liat saja! Kau akan menyesal nanti. Apa kau punya pacar baru huh?”
V melirik Nara sekilas
“aku sibuk”
Biip...
V mematikan telfon itu. Ia pusing dengan Yura. Tiba-tiba V mengingat sesuatu
“ah iya...kenapa bisa lupa”
KLIK! Terkirim
Please gimme your love and comment ^^