"Kami pulang dulu .." pekerja caffe lainnya melambaikan tangan ucapan selamat tinggal dan berlalu keluar dr caffe
Weekend ini, sesuai jadwal Ae yg kebagian jatah menutup caffe sehingga dia pulang paling akhir.
Setelah menutup caffe, Ae memutuskan untuk berjalan menikmati pemandangan Korea di malam hari.
Ia berjalan kaki seoorang diri di tepi jalan, melihat mobil berlalu lalang semakin lama semakin sedikit.
Langkahnya trhenti ketika melihat sebuah halte dgn papan iklan berlibur ke Inggris di sampingnya. Ia menatap dalam papan iklan itu.
"Houufff" Ae duduk di hatle sambil mengayunkan kakinya melepas lelah
"Andai saja ini Inggris" ucapnya penuh harap
"Bahkaann .. Bintang di Korea saja tak mau menyapaku" Ae menatap langit Korea malam itu yg kosong tanpa bintang
"Ahhh .. Setidaknya angin di sini masih berhembus untukku" Ae menyeka air matanya yg tanpa sadar menetes
"Ini tempat ternyaman di Korea" Ae mereganggkan tangannya dan berbaring di halte
"Tak ada angin menyegarkan seperti ini di rumah" binar sendu matanya seolah telah cukup mewakili perasaannya
Tanpa sadar, ada seseorang dalam mobil hitam yg terparkir di sebrang halte mengamatinya.
"Haahh .." tatap namja itu tak percaya melihat tingkah Ae
"Kau sekesepian itukah ?" matanya berkaca-kaca mengamati Ae
Dia menundukkan kepalanya bersandar di stir mobil. Diam sejenak mengatur nafasnya yg mendadak tak karuan.
Ia membuka kunci pintu mobilnya, ingin bergegas keluar dan menghampiri adiknya yg terlihat menyedihkan itu, namun tubuhnya tertahan.
Ia memutuskan tetap di dalam mobil dan hanya melihat dari jauh.
* * *
Pemandangan tengah malam itu mencengangkan semua orang yg ada di rumah.
Pengawal maupun pembantu yg membikakan gerbang, terpaku melihat kejadian mengharukan itu.
Ryeowook, yg selama ini selalu terlihat dingin, tegas, keras dan tak banyak bicara di rumah menjelma menjadi seorang "Oppa" yg begitu hangat.
Ia menggendong Ae yg tertidur pulas itu dan mengantarnya ke kamar.
Suho yg sengaja menunggu mereka pun mendadak bisu melihat sikap Hyungnya itu dan hanya terpana ketika Ryeowook yg menggendong Ae berlalu di depan matanya.
Ryeowook membaringkan adik perempuannya itu di tempat tidur dan menyelimutinya.
Di usapnya perlahan kepala Ae, tanpa sadar air matanya terjatuh ringan. Ntah perasaan apa yg dirasakan Ryeowook saat itu.
Ketika ingin memasukkan tangan Ae ke dalam selimut, terlihat tangan adik kecilnya itu penuh luka.
"Kau terlalu bekerja keras" ucap Ryeowook lirih
Diambilnya kotak P3K, dan memasang handsaplast menutupi luka Ae.
"Kau terlalu muda untuk terus dilukai dan melukai dirimu sendiri" Ryeowook terisak tak dapat lagi menahan tangisnya
Suho yg sedaritadi mengamati kedua saudaranya dari pintu itupun tak sanggup menahan haru.
Setelah 10 tahun ini terasa seperti membuang adiknya sendiri karena kesalah yg tak pernah ia ingin lakukan, mungkinkah ini saatnya menerima kenyataan ?
"Oppa" Ae manrik tangan Ryeowook ketika Oppanya itu bangkit dr tempat tidurnya
Dipeluknya tangan Ryeowook, telapak tangan Oppanya digenggam erat dan dijadikannya bantal penopang pipi. Tanpa membuka matanya, Ae tersenyum simpul dlm tidurnya. Mimpi paling hebat yg pernah ia alami seumur hidup