“Pagi ..” Ae berlari ringan menuruni tangga
Sudah berseragam lengkap dengan tas punggungnya, menyapa setiap orang yg di jumpainya.
“Oh” langkah cerianya terhenti saat melihat pemandangan seperti biasa di meja makannya yg besar.
Banyak menu yg tersedia, namun tak ada yg bersedia menemaninya makan.
“Ajhumma ..” panggil Ae
“Duduklah” Ae membuka kursi di sampingnya meminta Jung Ajhumma duduk
“Tidak perlu Nona” tolak Jung Ajhumma sungkan namun mau tak mau mengikuti Ae yg mendorongnya duduk di kursi
“Pengawal Park” Ae memanggil pengawal sekaligus supir pribadinya itu
“Duduk di sini” Ae membukakan kursi untuk pengawal Park
“Karena .. semalam aku sudah bermimpi indah, hari ini anggap saja kita adalah keluarga” Ae memulai sarapannya dgn ceria
“Oppa .. Ntah itu mimpi atau khayalanku, yg pasti aku bahagia” batin Ae
Jung Ajhumma dan Pengawal Park yg mengerti maksud dari sikap majikannya itu, memilih diam dan tak menjelaskan apapun soal kejadian semalam yg bukan sebuah mimpi. Setidaknya .. jika semuanya berubah, Ae tak akan terus berharap dan terluka.
* * *
“Nona .. Fighting !!” ucap Pengawal Park memberi semangat sambil mengepalkan tangannya
“Haha .. Fighting !!” balas Ae percaya diri setelah di semangati
Hari ini adalah ujain kelulusan Sekolah Menengah Pertama Ae. Seharusnya ia mengikuti ujian itu di Inggris, namun karena kejadian itu mau tidak mau dia harus berjuang lebih keras untuk lulus dan menjadi siswi SMU.
*Flashback*
Hari pertama sekolah.
“Oppa memberimu kepercayaan kali ini”
“Lakukan yg terbaik dan jangan melanggar aturan apapun, ingat ini Korea bukan Inggris”
“Ini kesempatan terakhir untukmu, berubahlah”
*Flashback End*
Ae selalu memegang teguh janjinya pada Ryeowook. Anggap saja itu salah satu usaha untuk menebus kesalahannya telah terlahir di dunia ini. Hal yg bisa dan sangat ingin dia lakukan adalah membanggakan Ayah dan Oppanya.
Jika dia masuk peringkat 3 besar, maka dia akan mendapatkan beasiswa full untuk SMUnya. Namun jika dia mendapatkan peringkat 1, tak hanya beasiswa kemungkinan salah satu dari Oppa atau Ayahnya akan luluh terhadapnya. Itulah tujuan ia belajar giat akhir-akhir ini. Paling tidak, dia akan membuat Ayahnya pulang ..
“Kerjakan dengan benar dan teliti” Seongsangnim cantiknya itu membagikan lembaran ujian
Baru beberapa hari ini Ae tahu, seongsangnim cantik itu bernama Jung Rachel. Guru favorite di sekolahnya dan beruntung sekali dia menjadi guru pembimbing bagi Ae, karena selain cantik guru ini juga berprestasi.
Lain halnya dgn wajah Jung Seongsangnim yg lembut dan menenangkan itu, ujian kali ini begitu berat untuk Ae. Karena ada beberapa pelajaran yg menggunakan tulisan Hangul, padahal Ae tak begitu mengerti membaca atau menulisnya.
Suasana ujian selalu terasa tegang dan mengerikan untuk Ae. Nasipnya bergantung pada seminggu ujian ini. Terlebih lagi terus berputar bak kaset rekaman ucapan Ryeowook di telinganya yg terkadang seperti penyemangat namun terkadang terdengar sebagai ancaman.
Setiap hari Ae belajar hingga larut malam, tak membuka media sosialnya, tak menyentuh handphonennya, tak mendengarkan lagu-lagu kesukaannya. Selalu bersama buku-buku kemanapun Ia pergi.
"Semua ini demi Oppa" tekatnya dalam hati
* * *
“Kau masih datang ke sini ?” Lay menghampiri Ae yg terduduk lesu di tempat kemarin
“Miyan. Aku belum punya tempat lain, sementara ini .. pinjamkan aku dulu tempatmu” jawab Ae datar dgn wajah tak semangat
“Wae ? Kau gagal ujian ?” tanya Lay penasaran melihat Ae lesu
“Jangan bicara apapun !” Ae meninggikan suaranya berusaha menghentikan Lay
“Aku tak mau dengar. Jangan katakan apapun tentang hasil ujian” Ae menegaskan ucapannya
“Sungguh tak ingin lihat ?” Lay membuka lembaran hasil ujian dan menunjukkannya kepada Ae