Kali ini, atas kesepakatan ia dan Oppanya. Ryeowook akan mengantarkan adik perempuannya itu sampai duduk dengan selamat di kursinya. Cukup berat untuk Ae menyetujuinya, namun dia tak ada pilihan atau dia akan mati bosan di rumah.
“Belajarlah dengan baik” Ryeowook meletakkan tas Ae yg memang ia bawa sepanjang perjalanan dr mobil menuju kelas
“Oppa pergi” Ryeowook berjalan meninggalkan Ae di kelas
Suasana di kelas pagi itu benar-benar sangat canggung, semua temannya tak ada yg berani bersuara bahkan bergerak mengetahui Ae sudah masuk hari ini. Terlebih terlihat beberapa bagian tubuh yeoja itu ditempeli perban.
“Vanya” sapa seorang yeoja memberanikan diri memulai percakapan
“Oh, Wae ?” tanya Ae dgn nada ramah karena diapun tak suka dgn suasana seperti ini
“Are you oke ?” lanjut yeoja itu
“Hmm, oke” Ae menganggukkan kepalanya tersenyum simpul
“Kau, kenal dia ?” tanya namja lain menanyakan Ryeowook
“Oh, Ye” jawab Ae singkat
“Siapamu ? Teman ? Saudara ? atau tetangga ?” lanjut namja itu penasaran
“Ani, Dia Bosku !” jawab Ae berbohong
“Bos ?” ucap beberapa murid lain serentak
“Aku bekerja part time sepulang sekolah di Caffenya” jawab Ae membuat temannya mengangguk
“Kau di sini karena kepedulian social ?” lanjut yeoja lain yg mengentakkan ketenangan yg berusaha Ae jaga
“Oh” jawabnya singkat mencoba memutus pembicaraan
* * *
Ketika bell istirahat berbunyi, Ae bergegas keluar dari kelasnya dan langsung mencari tempat sepi di belakang sekolahnya.
Ada sebuah taman tak terurus sehingga pohon tumbuh sangat rindang dan rumput-rumput berjejer tinggi
Ae duduk bersandar disebuah pohon besar.
“Mwo ? Kelas social ?” tanyanya dgn nada tinggi
“Hya, ini sekolah atau apa ?” marahna Ae mengingat ucapan teman di kelasnya tadi
“Tak bisakah hanya belajar saja tanpa peduli seberapa banyak harta ?”
“Apa jika aku kelas social maka harus diasingkan dan diperlakukan tidak adil”
Ae terus menggerutu kesal, berteriak sendiri melampiaskan kemarahannya sambil mengacak-acak rambutnya dan menghentak-hentakkan kakinya.
“Hya !! Apa kau harus berteriak di sini ?” ucap seorang namja yg ternyata sedari tadi di situ
Ae melihat sekelilingnya, namun tak menemukan siapapun di sekitarnya.
“Aku di atas” ucap namja itu membuat Ae langsung mendongak ke atas pohon tempatnya bersandar
“Kau sudah daritadi di situ ?” tanya Ae gugup
“Ya !! Dan teriakanmu yg seperti orang gila itu mengganggu jam tidurku” jawab namja itu dingin
“Oh, miyan” Ae nyengir sungkan
Namja itu loncat, turun dari pohon yg memang tak terlalu tinggi. Ae yg masih duduk pun bergegas bangun memasang sikap waspada, kalau-kalau ia akan di kerjai lagi seperti kemarin
“Gwencana ?” tanya namja itu memperhatikan Ae dari ujung kaki sampai ujung kepala membuat Ae bingung dan melupakan kewaspadaannya
“Wae ? Kau melihat kejadian itu ?" tanya Ae membelokkan matanya
“Oh” jawab namja itu datar dan langsung duduk bersandar di pohon seperti yg dilakukan Ae
“Hoouuhhhh .. Jinja !! Aku akan jadi murid paling menyedihkan di sekolah ini” Ae terduduk lesu di samping namja itu membuat namja itu memandang Ae kaget
“Kau lihat siapa yg menolongku ?” tanya Ae tiba-tiba bersemangat
“Ani” jawab namja itu menggelengkan kepalanya
“Kau melihat kejadian itu, tapi tak melihat siapa yg menolongku ?” tanya Ae tak percaya
“Oh” jawab namja itu masih dgn nada datar membuat Ae bertambah kesal
“Kenapa harus bicara denganmu kalau tak memberiku informasi apapun” Ae bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan namja itu
“Wait” dia menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah namja itu
“Kim Vanyiake, call me Vanya” ucap Ae cool dgn wajah datar memperkenalkan dirinya
“Oh, Hai Vanya” respon namja itu dingin tanpa menoleh ke arah Ae.
“Kau ?” tanya Ae
“Zhang Yixing” jawab namja itu masih dgn wajah datar
“Oh, Chinnes” gumam Ae pelan menganggukkan kepalanya
“Ok, see you next time Xing-xing” Ae melambaikan tangannya kepada namja itu dan berjalan meninggalkannya
“Xing-xing ?” ucap namja itu tersenyum aneh memandang seorang yeoja yg berjalan semakin jauh meninggalkannya
“Dia benar-benar tidak tahu ? Atau pura-pura tak tahu ?” Lay mengerutkan keningnya
Ae dgn tenang mengajaknya bicara, duduk di sampingnya tanpa canggung, meninggalkannya dgn langkah ringan. Bagaimana tidak, Ae tak mengenal atau mengetahui sama sekali itu adalah Lay EXO dan malah memanggilnya Xing-xing.
Bagi Ae bertemu Lay sama seperti bertemu dgn orang biasa, layaknya bertemu dgn teman baru.
Namun bagi Lay, ini memberikan kesan aneh yg tertinggal untuknya. Namja yg terkenal sebagai orang yg pendiam dan tak banyak dekat dgn orang lain atau bahkan peduli dgn yeoja. Namun sikap yeoja seperti Ae yg tak biasa itu membuatnya berpikir dan bertanya-tanya, siapa sebenarnya seorang Kim Vanyiake itu.