"Hyung .." Suho memanggil Ryeowook yg sedaritadi tak henti-hentinya memarahi namja yg menarik adiknya
Karna suara bentakan-bentakan itu, membuat Ae yg terbaring lemah di ruang uks sekolah tersadar.
"Ae-ya" Ryeowook menggenggam tangan adik perempuannya itu dgn wajah cemas
"Oppa .." satu kata yg keluar dr mulut Ae trdengar serak
"Gwencana ? Apa yg sakit ?" lanjut Suho juga dgn wajah cemas
"Oppa" Ae memanggil kedua kakaknya lemas
"Wae ? Apa yg sakit ? Katakan ? Kaki ? Tangan ? Kau pusing ?" tanya Suho yg kini terlihat bingung
"Gumawo" ucap Ae pelan dengan senyum membuat kedua Oppanya saling tatap tak mengerti
Ae seperti terhipnotis oleh raut wajah cemas ke dua Oppanya itu, bagai obat bius yg menghilangkan rasa sakit dan merubahnya menjadi rasa bahagia dan haru melihat Oppanya mencemaskan dirinya.
Ae melihat sekelilingnya, pandangannya terkadang masih sedikit kabur dan kepalanya masih terasa pusing
Dilihat namja sekelasnya tertunduk lesu ditemani Omoninya berada di sudut ruangan, dan ..
Seperti ada orang lain yg berada di ranjang sebelahnya namun ia tak bisa melihat dengan jelas siapa karena tertutup korden putih.
Terlihat sedikit melalui celah-celah korden yg bergerak tertiup angin, seseorang berambut pendek berbaring membelakanginya
"Namja ? Apa dia yg menolongku ?" batin Ae melihat tubuh namja itu juga kotor
"Ae-ya, ambulance sudah datang" ucap Ryeowook yg bergegas membuka pintu dan masuklah petugas membantu memindahkan Ae ke dalam Ambulance, mobil melaju kencang menuju rumah sakit.
Ae merasa tak perlu rumah sakit, dokter atau obat. Melihat Oppanya ada di ambulance bersamanya serasa ia ingin langsut loncat dan berteriak girang memeluk mereka berdua
* * *
Karena bersikeras tak ingin dirawat di rumah sakit, Ae hanya beristirahat di rumah. Sudah 3 hari dia tidak masuk sekolah berkat larangan Oppanya.
"Huuuhhhh" Ae meniup poninya karena merasa bosan
Ia turun dari kamarnya, berjalan mengelilingi rumahnya.
"Bosaannnn" teriaknya sambil menuruni anak tangga menuju taman belakang rumahnya
Ia duduk di kursi taman tepat di depan air mancur, memasang headshetnya dan memutar lagu One Direction.
Tepat !! Dia bukan K-pop lovers atau K-drama lovers, dia Directioners.
Bukan tanpa alasan dia menyukai mereka, dia pernah dipaksa Becky (masih ingat Becky ? sahabat Ae di Inggris) untuk menemaninya nonton konser 1D, disitulah dia menjadi tergila-gila dgn ke lima laki-laki ini. Terutama Zayn, karena ntah itu kebetulan atau bagaimana Zayn pernah menatap mata yeoja ini sangat dalam sewaktu di konser. Membuatnya tergila-gila.
Jangan tanyakan penyanyi Korea manapun karena dia tak akan tahu, kecuali Super Junior dgn member Ryeowook Oppanya dan EXO dgn member Suho Oppanya, selebihnya sama sekali tak tahu.
Dia duduk bersandar di bangku taman, meluruskan kakinya dan sedikit merebahkan badannya yg ditopang kursi besi itu.
"Ah, really miss Becky" ucapnya menghela nafas merindukan sahabat yg sama-sama menyukai boyband Inggris itu
"Wait, yg kemarin menyelamatkanku ?" Ae menegakkan duduknya, melepas headshet mencoba menelfon Ryeowook atau Suho namun nihil, tak ada yg mengangkat membuatnya menjadi kesal
“Nugu ya ? Dia lebih tinggi, sekitar segini ..” Ae mengukur tinggi orang itu menggunakan tangannya sambil terus mengingatnya
“Namja ? Yeoja ?” ucapnya coba mengingat kejadian kemarin
“Namja” ucap Ae menemukan jawabannya karena mengingat yg menolongnya menggunakan celana panjang
“Im really sure !! Whos that ?” Ae mengingat orang-orang yg mungkin menolongnya
"Right, Namja yg di uks waktu itu" ucap Ae yakin bahwa namja itulah yg menolongnya