Kim Ahjumma menyambutku dan menyiapkan makananku. Sambil makan, aku mencoba menelpon appaku. Terangkat.
" Annyeonghaseo. "
" Anyeonghaseo appa. Aku merindukanmu. Apakah kau terlalu sibuk hingga melupakan anakmu ini?"
" Mianhae Jieun-ah. Aku memang sibuk beberapa hari ini. Kau mau mendengar berita baik? Besok appa akan pulang. "
" Mwo? Jinjja? Yey.. Apa oleh-oleh ku ? Hahaha"
" Kau mau apa? "
" Aku mau appa pulang selamat. "
" Hahahaha... Oke, tunggu appa besok. Appa berangkat pukul 13.00 dari sini. "
" Oke apaa. Anyeong "
" Anyeong. "
Tiba-tiba ada sms masuk ke nomorku. Nomor asing.
- Anyeong Jieun'ah. Kau ingat janjimu? Sore ini di daerah gangnam. Kutunggu di Boutique dekat sana.
* Orang yang kau janjikan *
Aku langsung memilih baju untuk kesana walaupun belum sore. Ntah mengapa aku ingin buru-buru. Hari ini aku memakai dress bunga-bunga dengan campuran polkadot. Sore pun tiba. Aku langsung mandi dan memakai dress yang kupilih tadi. Tak lupa dengan kacamata hitam. Jika aku lupa bisa-bisa aku diteriaki adik Seungho Oppa. Jadi adik artis itu tidak menyenangkan. Mungkin menurut kalian menyenangkan. Tapi aku tidak suka.
Aku diantar menggunakan limousin kesana. Tepat di boutique terdekat, nampak namja yang sedang berdiri. Right, that is Ahn Jae Hyun. Aku langsung menghampirinya.
" Apakah aku telat? " Jawabku terengah-engah
" Anio, aku baru berdiri disini 60 menit. "
" Jinjja?!! "
" Anio, aku baru sampai disini haha.. Kajja, kita masuk ke cafeku. "
Cafe itu berbeda dengan yang lain. Bisa dikatakan cafe terbesar yang pernah aku masuki. Cafe itu terdapat 2 lantai. Lantai pertama untuk daerah no smooking sedangkan yang diatas untuk daerah smooking. Aku mengambil duduk di lantai pertama daerah sudut. Seorang pelayan menghampiri kami sambil menyodongkan menu. Aku memesan Caramel Latte, favoriteku. Jae Hyun memesan Americano. Pelayan tersebut langsung membuatkan pesenan kami.
Suasana waktu itu sangat canggung. Hanya suara mesin kopi yang berbunyi.
" Ini Cafemu? " Aku bertanya agar suasana tidak canggung
" Anio, ini punya orangtuaku. "
" Bolehkah kapan-kapan aku bertemu dengan orangtuamu?"
" Boleh saja. Kajja. Kau mau bertemu bukan?"
Tanganku langsung ditarik oleh Jae Hyun. Kami menuju ke sebuah mobil. Mobil miliknya. Pengawal Park yang tadinya mengejarku kusuruh pulang. Aku bukan anak kecil yang harus didampingi kemana-mana. Aku 16 tahun. Bukan 6 tahun. Perjalanan yang jauh kami tempuh. Lalu sampailah kita disebuah danau yang sepi. Jae Hyun membungkukkan punggunya 90 derajat. Sedangkan aku masih bingung.
" Sapalah orang tuaku ."
" Danau ini?"
" Ani, Ini tempat pembuangan abu orangtuaku. "
Aku hanya terdiam mendengarkah Jae hyun. Aku juga berpikir kata-kataku kemarin yang kulontarkan dikantin. 'orangtuamu'
" Appaku kecelakaan ketika mau menjemput ommaku. Ommaku terserang kanker. "
" Ommaku juga terserang kanker. "
Jae Hyun hanya tersenyum. Kami terdiam satu sama lain. Lalu, Chu~
Ciuman Jae Hyun mendarat di bibirku. Aku hanya terdiam kaku. Kau tahu? First Kiss. Durasi kami berciuman sangat lama. Maksudku, durasi Jae Hyun menciumku sangat lama. Tapi, dia mulai mendorongku hingga aku terbaring ditanah. Aku berteriak meminta tolong sambil menangis. Namun danau itu sangat sepi sehingga kemungkinan ada orang yang lewat itu kecil. Jae Hyun masih melanjutkan tindakannya
Namun, ada bayang-bayang hitam di sana. Bayang-bayang itu menghampiri kami dengan cepat. BRUK. Sebuah tangan melayang dimuka Jae Hyun. Aku belum tahu siapa namja itu. Yang aku tahu aku sudah berada di suatu rumah. Rumah yang mewah. Aku pikir aku dirumahku sendiri. Namun namja yang tadi menolongku masuk ke kamar yang aku tempati.
" Apakah kau sudah sadar? Aku bawakan bubur untukmu." Ucap Namja itu lembut
" Ah,, aku lupa mengenalkan diriku. Je iremieun Yoon Gi imnida. Min Yoon Gi. Kau bisa memanggilku Suga. " Lanjutnya
" Kau mau aku suapin? " Lanjutnya lagi.
Namja yang bernama Suga ini menyuapi ku pelan-pelan.
" Je iremieun Jieun imnida. Kamsahamida sudah menolongku. "
" Anio, aku kebetulan lewat. Siapa namja brengsek itu?"
" Dia chingu. Aku tak tahu kenapa perlakuannya begitu. "
" Ohh.. Cepat ganti bajumu. Aku hanya memiliki ini. Baju paling kecil punyaku."
" Ne.. Kamsahamida."
Suga keluar dari kamarku. Setelah aku mengganti pakaianku, dia mengantarkanku pulang. Dirumah ada Pengawal Park yang mondar-mandir, Kim Ahjumma yang duduk cemas dan Seungho oppa yang sepertinya sedang menelepon. Apa yang harus kukatakan kepada oppa?
" Bisa kah kau berjanji tidak menceritakan kejadian tadi? Katakan saja aku pingsan tiba-tiba."
Suga hanya mengangguk pelan. Aku dan Suga keluar dari mobil.
" Jieun-ah, kau dari mana saja? Kenapa kau pulang sangat larut?" Seungho Oppa melihat pakaianku
" Ani oppa, namja ini yang menolongku. Aku tadi pingsan. Namanya Suga."
" Annyeonghaseo. Je iremeun Yoon Gi. Min Yoon Gi. Biasa dipanggil Suga. Senang bertemu denganmu sunbae. "
" Ohh,, Kau... Kau Suga BTS bukan? "
" Nee sunbae.. Kalau begitu aku pamit dulu. Anyeonghaseo."
" Ne, anyeonghaseo."
Aku bingung bagaimana mereka bisa kenal. BTS? Apa itu.
" Oppa, bagaimana oppa bisa kenal Suga? BTS itu apa?" Tanyaku dengan senyum bego.
" Kau harus panggil dia Oppa. Dia lebih tua darimu. BTS itu boyband Jieun-ah. Kau tidak tahu? Yang nyanyi N.O"
Aku hanya menggeleng pelan karena aku benar-benar tidak tahu.
" Yasudah, aku harus kembali ke dormku. Sleep tight baby. " Chu~ Seungho menyium keningku.
" Anyeonghaseo Oppa. Sleep tight too."
----
DOn't forget to leave a comment because they're important to me. Klik the Love button too. Gomawo ^^