Lu Han berdiri didekat mesin kopi sambil terus memandangi para pengunjung yang datang. Sesekali matanya melihat keluar dan berharap sosok itu akan datang. Ia hanya berpura-pura menggoda Jin Ri. tapi entah kenapa,ia begitu kecewa hari ini karena gadis itu belum juga menunjukan batang hidungnya. Secara logika, jika Choi Joon adalah ayah biologis Lu Han ,maka ia , Myung Soo dan juga Jin Ri merupakan kakak-beradik. Ide Lu Han mungkin sedikit gila. Ya , menggoda seorang gadis yang ia asumsikan sebagai adiknya. Bukan tanpa alasan Lu Han melakukan ini , jika ia berhasil proses akuisi besar-besaran antara LOU Hotel dan World Hotel akan batal. Hal itu memang tak akan membuat Choi Joon hancur sekaligus. Tapi setidaknya image Choi Joon dimata realsinya akan menjadi buruk. Setidaknya ,untuk hal yang satu ini ia ingin melakukanya dengan tanganya sendiri. Bukan Jia.
Strategi ini memang tidaklah mudah. Lu Han harus benar-bnarmenjaga perasaanya agar tidak benar-benar jatuh kedalam sana. semuanya sudah pasti akan menjadi sangat rumit jika ia sampai benar-benar jatuh pada Choi Jin Ri.
Tak lama kemudian dua buah mobil nampak parkir didepan CJ Coffee. Ia yakin salah satunya milik Se Hun dan yang satunya ia tak begitu yakin,tapi sepertinya ada Jin Ri didalam sana. Lu Han tersenyum simpul. Penantianya tak sia-sia.
Dan benar saja,Jin Ri keluar dari mobil bersama seseorang yang Lu Han lihat dipesta waktu itu. sepertinya itu Byun Baek Hyun,calon tunangan Choi Jin Ri. kemudian , Se Hun dan Ha Young terlihat keluar dari mobil lainya.
“kalian datang” sapa Lu Han begitu ke-empat tamunya memasuki coffeeshop.
“wah ,aku harus memanggil mu Manager Kim mulai sekarang” Se Hun tertawa kecil dan menjabat tangan Lu Han.
“chukkae Lu Han-ssi” Jin Ri pun menyodorkan tanganya.
“chukkae oppa” lanjut Ha Young.
“sebaiknya kau memanggil ku oppa saja” uajr Lu Han sambil menatap ke arah Jin Ri. gadis itu hanya menahan tawa tanpa berkomentar.
“sepertinya aku satu-satunya orang yang belum mengenal mu. Haruskah kita berkenalan?” Lu Han menyodorkan tanganya ke arah Baek Hyun. Namja itu mengeluarkan tangan kananya yangs ejak tadi berada didalam saku celana dan menerima tangan Lu Han.
“Byun Baek Hyun imnida. Aku banyak mendengar tentang mu dari mereka. Haruskah aku memanggil mu Hyung?”
“keurom. Itu terdengar lebih akrab” keduanya pun menyelesaikan kegiatan perkenalan mereka dan Lu Han menggiring mereka ke tempat pemesanan. Ia juga menjelaskan menu-menu andalan disini dan beberapa menu baru. Ya meskipun untuk menu andalan ke-empat pelajar ini pasti sudah tahu. Mereka pasti sudah puluhan kali datang ke CJ Coffee. Ke empat pelajar itu pun memilih duduk didekat di jendela. Sementara itu Lu Han kembali bekerja.
“kau begitu menyukainya?” Ha Young memperhatiakn Jin Ri yang sejak tadi masih mengunci iris matanya pada namja dengan kemeja beige itu. Se Hun dan Baek Hyun yang sedang asyik dengan frappe mocha mereka tiba-tiba saja ikut memperhatikan Jin Ri.
Berbeda dengan Se Hun dan Hayoung , Baek Hyun memperlihatkan tatapan yang lebih serius.
“lihatlah betapa kerenya dia” ujar Jin Ri setelah akhirnya melepaskan pandanganya dari Lu Han.
“calon tunangan mu ada disini dan kau masih berani melakukan itu?” Baek Hyun sedikit menyipitkan matanya. Membuat Se Hun dan Ha Young saling pandang. Masih tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Baek Hyun. Sementara itu Jin Ri tak ingin merespon lebih jauh perkataan Baek Hyun.
“apa kau baru saja .. cemburu?” Se Hun memegangi dahi Baek Hyun. Memastikan suhu tubuh sahabatnya itu dalam keadaan normal.
“cemburu? Aku hanya mengingatkanya” Baek Hyun melepaskan tangan Se Hun dari dahinya.
“aneh sekali” gumam Se Hun. Namun Baek Hyun dapat mendengarnya.
“akhir-akhir ini dia memang aneh” Jin Ri memberikan tatapan seolah mengejek ke arah Baek Hyun dan lalu kembali ke hadapan frappe caramel nya.
“jika kalian sering bersama, kalian bisa saja saling menyukai bukan?” Ha Young menatap Jin Ri dan Baek Hyun yang ada dihadapanya. Sementara kedua orang dihadapan Ha Young nampak mencerna perkataan Ha Young.
“benar juga” ujar Baek Hyun. Dengan refleks , Jin Ri langsung memukul tangan namja disampingnya. Baek Hyun pun merintih kesakitan.
“ingat , Bo Mi sedang menunggu mu” Jin Ri angkat bicara.
Apa yang baru saja dikatakan Ha Young memang mungkin saja terjadi. Tapi Jin Ri berharap hal itu tidak pernah terjadi. Ia dan Baek Hyun memang bisa dibilang snagat dekat. Ya meskipun sebagai teman sejak kecil , sekarang keduanya memang sedang menjalin sebuah hubungan yang orang sebut sebagai sepasang kekasih secara tidak langsung.tentu saja , karena ini bukan keinginan mereka. Perjodohan kedua keluarga ini memang sudah bukan rahasia lagi. Jin Ri selalu berharap Baek Hyun akan melakukan segala hal untuk membatalkan ini semua terlebih lagi karena Baek Hyun sendiri sudah memiliki Bo Mi. Dan Jin Ri... tidak dia tidak memiliki siapapun. Kim Jong In hanyalah sebuah masa lalu baginya. Baginya , Jong In hanyalah namja brengsek yang meninggalkanya disaat ia sedang benar-benar mencintainya,ironis. Jin Ri cukup terpukul kala itu. tapi sekarang , ia memang sedang mencoba membuka hatinya. Bukan untuk Byun Baek Hyun. Tapi untuk namja yang sedang berdiri menyapa para pengunjung yang datang,Kim Lu Han.
Tapi sayangnya , Baek Hyun adalah tipe anak penurut. Sehingga sulit untuk Jin Ri lepas dari semua ini. seringnya frekuensi pertemuan Baek Hyun dan Jin Ri memang sedikit mengkhawatirkan. Ya meskipun pada dasarnya ,tidak ada salahnya jika keduanya pada akhirnya saling menyukai. Tapi .. bagaimana dengan seseorang disana yang sedang menunggu Baek Hyun? Bukankah ia akan terluka?.
“kajja ,aku antar kau pulang. Aku harus ke Hotel ” Baek Hyun bangun dari duduknya. Ha Young dan Se Hun telah meninggalkan tempat ini sekitar 5 menit yang lalu.
“gwenchana,aku akan minta seseorang menjemput ku. kau bisa pergi sekarang”
“keurom , kalau kau ingin begitu” Baek Hyun mengambil backpacknya dan kunci mobilnya diatas meja.
“pastikan kau tiba dirumah tepat waktu” Baek Hyun mengacak rambut Jin Ri sebelum pergi. Gadis itu tercengang. Ia yakin tak ada mata-mata Byun Tae Hyung disini ,tapi... tapi kenapa Baek Hyun bersikap seperti kekasihnya?.
“keu..keurom” jawab Jin Ri sedikit gugup. Dan Baek Hyun pun akhirnya meninggalkan CJ Coffee. Dari dalam ,Jin Ri dapat melihat Baek Hyun yang memasuki mobilnya dan lalu melaju meninggalkan Hongdae.
“aish , ada apa denganya? Aku jadi merinding” Jin Ri bergidik dan lalu mengambil ponselnya. Mencoba menemukan orang yang bisa mengantarnya pulang. Ia sepertinya mulai ingin sedikit menjaga jarak degan Baek Hyun. Setidaknya ini bisa meminimalisir sesuatu yang ia khawatirkan.
“kau tidak pulang?” seorang namja tiba-tiba saja duduk dihadapanya. Namja yang sejak tadi ia perhatikan.
“belum,aku akan meminta supir ku menjemput ku” Jin Ri mencoba menjawab se wajar mungkin. Meskipun pada kenytaanya jantunganya ingin keluar begitu Lu Han duduk dihadapanya.
“kau sudah makan siang? Bagaimana kalau kita makan siang bersama?”
***
“ada apa sekretaris Park?” tanya Myung Soo.
Sekretarisnya baru saja memberitahunya jika sekretaris Park ingin bertemu denganya. Myung Soo sempat bingung beberapa saat. Karena sekretaris Park adalah tangan kanan ayahnya. Sehingga ia tidak memiliki urusan pekerjaan dengan sekretaris Park. Namun , sepertinya sekretaris Park punya sesuatu yang harus ia beritahukan.
“sebenarnya ,aku tidak ingin meberitahukan hal ini pada mu. Tapi , direktur adalah putra sulung presdir. Jadi ku pikir kau harus tahu”
“tentang apa?” Myung Soo mengerutkan dahinya.
“seseorang sepertinya sedang mencoba menjatuhkan presdir secara perlahan” sekretaris Park mulai meneguk secangkir kopi yang ada dihadapanya.
“siapa?” Myung Soo tiba-tiba teringat akan pembicaraan sekretaris Park waktu itu di telpon dengan seseorang. Ia jadi penasaran.
“aku tak yakin pada awalnya,tapi semakin ku perhatikan semakin jelas saja” ujar sekretaris Park. Myung Soo masih diam. Menunggu kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut sekretaris Park.
“Jia-ssi ,aku mencurigai Jia-ssi” lanjut sekretaris Park.
“mwo?” didetik berikutnya Myung Soo langsung tercengang. Tak percaya dengan nama yang baru saja ia dengar.
“atas dasar apa anda berkata seperti itu?” Myung Soo terdengar takterima.
“sebenarnya aku sudah curiga sejak awal. Jia-ssi belum lama berteman dengan presdir dan tiba-tiba saja sudah membeli 25% saham CJ Coffee. Bukankah sedikit janggal?”
“janggal apanya? Dia adalah salah satu investor ternama di Seoul. Kenapa hanya dengan 25% saham saja anda sudah menuduh sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Menjatuhkan appa? Menjatuhkan appa hanya dengan membeli 25% saham CJ Coffee? . jika ingin bicara yang lebih heboh , presdir Byun bahkan blak-blakan melakukan perjodohan untuk akuisisi hotel. Anda sendiri tahu bukan seperti apa Presdir Byun?” Myung Soo naik pitam. Ia marah. Ia marah karena orang itu Jia. Kenapa Jia? . Ia menghela napas kasar dan mulai membuatnya stabil.
“direktur , dengar dulu penjelasan ku. Bukankah sudah ku bilang? ,ia melakukanya secara hati-hati dan perlahan-lahan. Ia tiba-tiba saja merekomendasikan orang untuk mengelola CJ Coffee di Hongdae. Dan sekarang ia akan berinvestasi lagi di proyek baru presdir. Tidak kah itu sedikit mencolok? Jujur saja ,aku sudah menyelidiki Jia-ssi beberapa waktu lalu”
“lalu?” tanya Myung Soo. Ia mulai sedikit tenang. Meskipun sedikit terkejut soal proyek baru tadi karena ia baru mendengarnya. Jia tak pernah mengatakan soal ini.
“dia seorang yatim piatu dari keluarga sederhana. Selain itu sebelumnya ia belum pernah menginvestasikan uangnya sebesar ini”
Apa mungkin Jia orang yang seperti itu?. Batin Myung Soo.
***
Sementara itu Lu Han dan Jin Ri terlihat menghabiskan makan siang mereka disebuah restoran steak di sekitar Apgeujong. Salah satu restoran steak favorit Jin Ri. Jin Ri sendiri sempat bingung saat Lu Han mengajaknya ke tempat itu. bagaimana mungkin ia tahu tempat favorit Jin Ri.
Bisa saja semuanya kebetulan bukana?. Pikir Jin Ri.
“kau sering datang kesini?” tanya Jin Ri.
“begitulah , tempat ini memang cukup terkenal kan?”
Jin Ri menganggukan kepalanya merespon jawaban Lu Han. sesekali gadis itu mencuri-curi pandang dari namja dihadapanya ini. dan beruntung sekali ia tidak ketahuan.
“ceritakan sesuatu tentang dirimu” ujar Lu Han.
“ne?” Jin Ri menghentikan kegiatan makanya.
“misalnya apa yang kau sukai dan apa yang tidak kau sukai”
“wae? Kenapa aku harus memberitahunya pada mu?”
“karena aku tertarik pada mu” jawab Lu Han santai.
Serasa disambar petir. Jin Ri terpaku untuk beberapa saat. Ia berharap wajahnya tidak memerah tapi sepertinya harapanya tidak terwujud. kedua pipinya sudah terlanjur berubah warna. Lu Han yang melihatnya hanya bisa menahan tawa.
“kau .. kau bercanda” Jin Ri mencoba mengembalikan percaya dirinya. Meskipun semuanya sangat terlihat jelas jika ia masih gugup.
“apa perkataan ku tadi terlihat main-main?” tanya Lu Han. Jin Ri menggelengkan kepalanya dengan sedikit ragu.
“aku juga bingung. Kenapa aku harus tertarik pada orang yang akan bertunangan?” Lu Han tertawa kecil dan melanjutkan makan siangnya. Sementara itu Choi Jin Ri masih melayang didalam ruang imajinasinya. Bagaimana mungkin ia tidak senang? Namja yang ia kagumi ternyata tertarik padanya. Tentu saja ia senang bukan main. Tapi .. pertunangan itu sedikit menganggu imajinasinya.
Jika saja Baek Hyun mau membantu ku dari awal, semuanya tidak akan seperti ini. keluh Jin Ri.
“kau pasti sangat senang kan?” tanya Lu Han. Membuat gelembung imajinasi diatas kepala Jin Ri langsung pecah.
“aku tau kau penggemar ku. ya ,setidaknya kau mengangumi ku”
“tingkat percaya dirimu cukup tinggi rupanya” elak Jin Ri.
“aku ingin mengenal mu lebih dekat” suara Lu Han berubah serius. Ia menatap Jin Ri lekat-lekat. Mmebuat gadis itu tercengang. Ia tidak tahu harus menajwab ‘ya’ tau ‘tidak’. semuanya terlalu cepat. Semuanya begitu tiba-tiba.
Apa aku bermimpi? Jika ini mimpi , biarkan aku tidur lebih lama.
***
Lu Han menatap dirinya didepan cermin. Ini hal yang selalu ia lakukan jika sedang merasa tidak baik. Entah kenapa hari ini ia merasa telah melakukan sesuatu yang salah. Semuanya yang ia katakan hari ini tidak pernah ia rencanakan. Semuanya terjadi begitu saja. Ia sendiri tidak tahu kenapa ia begitu bodoh. Ia tidak tahu kenapa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Ada apa denganya ? ia sendiri masih belum mengerti.
“ini sudah lebih dari sepuluh menit kau menatap dirimu dicermin hyung” seorang namja dengan tshirt sleeveless nya menghampiri Lu Han. Ia bersandar dipintu lemari. Menatap Lu Han dengan tatapan heran.
“apa mungkin aku benar-benar tertarik padanya,Jong In-a?” Lu Han menatap namja dihadapanya.
“mungkin saja,sudah ku bilang dia itu cantik. Dia kan primadona disekolah” namja bernama Jong In itu tertawa kecil. Mungkin ia teringat akan masa lalunya bersama Choi Jin Ri.
Kim Jong In ,mantan kekasih Jin Ri yang ternyata merupakan teman lama Lu Han. Namja itu setahun lebih tua dari pada Jin Ri. dia memang seonbae Jin Ri saat sekolah. Setahun lalu Jong In dan keluarganya pindah ke London. Namun , takdir sepertinya tidak berpihak pada Jong In. Ayah yang sangat ia cintai meninggal sebulan setelah mereka pindah. Seluruh warisan atas namanya dikuasai oleh ibu tirinya dan juga saudara tirinya. Tak ada yang Jong In miliki selain pakaian,ponsel,dan juga tabungan pribadinya senilai 10.000.000 KRW. Tabungan yang diberikan ayahnya bahkan telah diblokir oleh ibu tirinya,ironis. Jong In bahkan tak punya siapa-siapa lagi karena ayahnya yatim piatu. Bagus sekali.
Untungnya Jong In bukan orang yang bertahan untuk kekayaan. Baginya , semua ini mungkin sudah jalan dari tuhan. Dengan tekad yang kuat ia kembali ke Seoul dan mencari Lu Han. beruntunglah ia menemukanya. Dan akhirnya Lu Han memperkerjakan Jong In di restoran milik Jia.
Jong In sendiri sudah tahu tentang apa yang sedang direncanakan Lu Han. ia sudah 3 tahun mengenal Lu Han. untuk itulah ,sebagai rasa terimakasihnya karena telah mau menampungnya waktu itu,Jong In akan membantu Lu Han memberikan informasi soal keluarga Choi Joon. Berpacaran lebih dari setahun membuat Jong In paham betul akan keluarga Choi Joon. Tentu saja ,dengan hal ini Lu Han semakin mudah mendapatkan informasi.
“kau masih menyukainya?” tanya Lu Han.
“entahlah , ku harap tidak”Lu Han berdiri didekat mesin kopi sambil terus memandangi para pengunjung yang datang. Sesekali matanya melihat keluar dan berharap sosok itu akan datang. Ia hanya berpura-pura menggoda Jin Ri. tapi entah kenapa,ia begitu kecewa hari ini karena gadis itu belum juga menunjukan batang hidungnya. Secara logika, jika Choi Joon adalah ayah biologis Lu Han ,maka ia , Myung Soo dan juga Jin Ri merupakan kakak-beradik. Ide Lu Han mungkin sedikit gila. Ya , menggoda seorang gadis yang ia asumsikan sebagai adiknya. Bukan tanpa alasan Lu Han melakukan ini , jika ia berhasil proses akuisi besar-besaran antara LOU Hotel dan World Hotel akan batal. Hal itu memang tak akan membuat Choi Joon hancur sekaligus. Tapi setidaknya image Choi Joon dimata realsinya akan menjadi buruk. Setidaknya ,untuk hal yang satu ini ia ingin melakukanya dengan tanganya sendiri. Bukan Jia.
Strategi ini memang tidaklah mudah. Lu Han harus benar-bnarmenjaga perasaanya agar tidak benar-benar jatuh kedalam sana. semuanya sudah pasti akan menjadi sangat rumit jika ia sampai benar-benar jatuh pada Choi Jin Ri.
Tak lama kemudian dua buah mobil nampak parkir didepan CJ Coffee. Ia yakin salah satunya milik Se Hun dan yang satunya ia tak begitu yakin,tapi sepertinya ada Jin Ri didalam sana. Lu Han tersenyum simpul. Penantianya tak sia-sia.
Dan benar saja,Jin Ri keluar dari mobil bersama seseorang yang Lu Han lihat dipesta waktu itu. sepertinya itu Byun Baek Hyun,calon tunangan Choi Jin Ri. kemudian , Se Hun dan Ha Young terlihat keluar dari mobil lainya.
“kalian datang” sapa Lu Han begitu ke-empat tamunya memasuki coffeeshop.
“wah ,aku harus memanggil mu Manager Kim mulai sekarang” Se Hun tertawa kecil dan menjabat tangan Lu Han.
“chukkae Lu Han-ssi” Jin Ri pun menyodorkan tanganya.
“chukkae oppa” lanjut Ha Young.
“sebaiknya kau memanggil ku oppa saja” uajr Lu Han sambil menatap ke arah Jin Ri. gadis itu hanya menahan tawa tanpa berkomentar.
“sepertinya aku satu-satunya orang yang belum mengenal mu. Haruskah kita berkenalan?” Lu Han menyodorkan tanganya ke arah Baek Hyun. Namja itu mengeluarkan tangan kananya yangs ejak tadi berada didalam saku celana dan menerima tangan Lu Han.
“Byun Baek Hyun imnida. Aku banyak mendengar tentang mu dari mereka. Haruskah aku memanggil mu Hyung?”
“keurom. Itu terdengar lebih akrab” keduanya pun menyelesaikan kegiatan perkenalan mereka dan Lu Han menggiring mereka ke tempat pemesanan. Ia juga menjelaskan menu-menu andalan disini dan beberapa menu baru. Ya meskipun untuk menu andalan ke-empat pelajar ini pasti sudah tahu. Mereka pasti sudah puluhan kali datang ke CJ Coffee. Ke empat pelajar itu pun memilih duduk didekat di jendela. Sementara itu Lu Han kembali bekerja.
“kau begitu menyukainya?” Ha Young memperhatiakn Jin Ri yang sejak tadi masih mengunci iris matanya pada namja dengan kemeja beige itu. Se Hun dan Baek Hyun yang sedang asyik dengan frappe mocha mereka tiba-tiba saja ikut memperhatikan Jin Ri.
Berbeda dengan Se Hun dan Hayoung , Baek Hyun memperlihatkan tatapan yang lebih serius.
“lihatlah betapa kerenya dia” ujar Jin Ri setelah akhirnya melepaskan pandanganya dari Lu Han.
“calon tunangan mu ada disini dan kau masih berani melakukan itu?” Baek Hyun sedikit menyipitkan matanya. Membuat Se Hun dan Ha Young saling pandang. Masih tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Baek Hyun. Sementara itu Jin Ri tak ingin merespon lebih jauh perkataan Baek Hyun.
“apa kau baru saja .. cemburu?” Se Hun memegangi dahi Baek Hyun. Memastikan suhu tubuh sahabatnya itu dalam keadaan normal.
“cemburu? Aku hanya mengingatkanya” Baek Hyun melepaskan tangan Se Hun dari dahinya.
“aneh sekali” gumam Se Hun. Namun Baek Hyun dapat mendengarnya.
“akhir-akhir ini dia memang aneh” Jin Ri memberikan tatapan seolah mengejek ke arah Baek Hyun dan lalu kembali ke hadapan frappe caramel nya.
“jika kalian sering bersama, kalian bisa saja saling menyukai bukan?” Ha Young menatap Jin Ri dan Baek Hyun yang ada dihadapanya. Sementara kedua orang dihadapan Ha Young nampak mencerna perkataan Ha Young.
“benar juga” ujar Baek Hyun. Dengan refleks , Jin Ri langsung memukul tangan namja disampingnya. Baek Hyun pun merintih kesakitan.
“ingat , Bo Mi sedang menunggu mu” Jin Ri angkat bicara.
Apa yang baru saja dikatakan Ha Young memang mungkin saja terjadi. Tapi Jin Ri berharap hal itu tidak pernah terjadi. Ia dan Baek Hyun memang bisa dibilang snagat dekat. Ya meskipun sebagai teman sejak kecil , sekarang keduanya memang sedang menjalin sebuah hubungan yang orang sebut sebagai sepasang kekasih secara tidak langsung.tentu saja , karena ini bukan keinginan mereka. Perjodohan kedua keluarga ini memang sudah bukan rahasia lagi. Jin Ri selalu berharap Baek Hyun akan melakukan segala hal untuk membatalkan ini semua terlebih lagi karena Baek Hyun sendiri sudah memiliki Bo Mi. Dan Jin Ri... tidak dia tidak memiliki siapapun. Kim Jong In hanyalah sebuah masa lalu baginya. Baginya , Jong In hanyalah namja brengsek yang meninggalkanya disaat ia sedang benar-benar mencintainya,ironis. Jin Ri cukup terpukul kala itu. tapi sekarang , ia memang sedang mencoba membuka hatinya. Bukan untuk Byun Baek Hyun. Tapi untuk namja yang sedang berdiri menyapa para pengunjung yang datang,Kim Lu Han.
Tapi sayangnya , Baek Hyun adalah tipe anak penurut. Sehingga sulit untuk Jin Ri lepas dari semua ini. seringnya frekuensi pertemuan Baek Hyun dan Jin Ri memang sedikit mengkhawatirkan. Ya meskipun pada dasarnya ,tidak ada salahnya jika keduanya pada akhirnya saling menyukai. Tapi .. bagaimana dengan seseorang disana yang sedang menunggu Baek Hyun? Bukankah ia akan terluka?.
“kajja ,aku antar kau pulang. Aku harus ke Hotel ” Baek Hyun bangun dari duduknya. Ha Young dan Se Hun telah meninggalkan tempat ini sekitar 5 menit yang lalu.
“gwenchana,aku akan minta seseorang menjemput ku. kau bisa pergi sekarang”
“keurom , kalau kau ingin begitu” Baek Hyun mengambil backpacknya dan kunci mobilnya diatas meja.
“pastikan kau tiba dirumah tepat waktu” Baek Hyun mengacak rambut Jin Ri sebelum pergi. Gadis itu tercengang. Ia yakin tak ada mata-mata Byun Tae Hyung disini ,tapi... tapi kenapa Baek Hyun bersikap seperti kekasihnya?.
“keu..keurom” jawab Jin Ri sedikit gugup. Dan Baek Hyun pun akhirnya meninggalkan CJ Coffee. Dari dalam ,Jin Ri dapat melihat Baek Hyun yang memasuki mobilnya dan lalu melaju meninggalkan Hongdae.
“aish , ada apa denganya? Aku jadi merinding” Jin Ri bergidik dan lalu mengambil ponselnya. Mencoba menemukan orang yang bisa mengantarnya pulang. Ia sepertinya mulai ingin sedikit menjaga jarak degan Baek Hyun. Setidaknya ini bisa meminimalisir sesuatu yang ia khawatirkan.
“kau tidak pulang?” seorang namja tiba-tiba saja duduk dihadapanya. Namja yang sejak tadi ia perhatikan.
“belum,aku akan meminta supir ku menjemput ku” Jin Ri mencoba menjawab se wajar mungkin. Meskipun pada kenytaanya jantunganya ingin keluar begitu Lu Han duduk dihadapanya.
“kau sudah makan siang? Bagaimana kalau kita makan siang bersama?”
***
“ada apa sekretaris Park?” tanya Myung Soo.
Sekretarisnya baru saja memberitahunya jika sekretaris Park ingin bertemu denganya. Myung Soo sempat bingung beberapa saat. Karena sekretaris Park adalah tangan kanan ayahnya. Sehingga ia tidak memiliki urusan pekerjaan dengan sekretaris Park. Namun , sepertinya sekretaris Park punya sesuatu yang harus ia beritahukan.
“sebenarnya ,aku tidak ingin meberitahukan hal ini pada mu. Tapi , direktur adalah putra sulung presdir. Jadi ku pikir kau harus tahu”
“tentang apa?” Myung Soo mengerutkan dahinya.
“seseorang sepertinya sedang mencoba menjatuhkan presdir secara perlahan” sekretaris Park mulai meneguk secangkir kopi yang ada dihadapanya.
“siapa?” Myung Soo tiba-tiba teringat akan pembicaraan sekretaris Park waktu itu di telpon dengan seseorang. Ia jadi penasaran.
“aku tak yakin pada awalnya,tapi semakin ku perhatikan semakin jelas saja” ujar sekretaris Park. Myung Soo masih diam. Menunggu kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut sekretaris Park.
“Jia-ssi ,aku mencurigai Jia-ssi” lanjut sekretaris Park.
“mwo?” didetik berikutnya Myung Soo langsung tercengang. Tak percaya dengan nama yang baru saja ia dengar.
“atas dasar apa anda berkata seperti itu?” Myung Soo terdengar takterima.
“sebenarnya aku sudah curiga sejak awal. Jia-ssi belum lama berteman dengan presdir dan tiba-tiba saja sudah membeli 25% saham CJ Coffee. Bukankah sedikit janggal?”
“janggal apanya? Dia adalah salah satu investor ternama di Seoul. Kenapa hanya dengan 25% saham saja anda sudah menuduh sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Menjatuhkan appa? Menjatuhkan appa hanya dengan membeli 25% saham CJ Coffee? . jika ingin bicara yang lebih heboh , presdir Byun bahkan blak-blakan melakukan perjodohan untuk akuisisi hotel. Anda sendiri tahu bukan seperti apa Presdir Byun?” Myung Soo naik pitam. Ia marah. Ia marah karena orang itu Jia. Kenapa Jia? . Ia menghela napas kasar dan mulai membuatnya stabil.
“direktur , dengar dulu penjelasan ku. Bukankah sudah ku bilang? ,ia melakukanya secara hati-hati dan perlahan-lahan. Ia tiba-tiba saja merekomendasikan orang untuk mengelola CJ Coffee di Hongdae. Dan sekarang ia akan berinvestasi lagi di proyek baru presdir. Tidak kah itu sedikit mencolok? Jujur saja ,aku sudah menyelidiki Jia-ssi beberapa waktu lalu”
“lalu?” tanya Myung Soo. Ia mulai sedikit tenang. Meskipun sedikit terkejut soal proyek baru tadi karena ia baru mendengarnya. Jia tak pernah mengatakan soal ini.
“dia seorang yatim piatu dari keluarga sederhana. Selain itu sebelumnya ia belum pernah menginvestasikan uangnya sebesar ini”
Apa mungkin Jia orang yang seperti itu?. Batin Myung Soo.
***
Sementara itu Lu Han dan Jin Ri terlihat menghabiskan makan siang mereka disebuah restoran steak di sekitar Apgeujong. Salah satu restoran steak favorit Jin Ri. Jin Ri sendiri sempat bingung saat Lu Han mengajaknya ke tempat itu. bagaimana mungkin ia tahu tempat favorit Jin Ri.
Bisa saja semuanya kebetulan bukana?. Pikir Jin Ri.
“kau sering datang kesini?” tanya Jin Ri.
“begitulah , tempat ini memang cukup terkenal kan?”
Jin Ri menganggukan kepalanya merespon jawaban Lu Han. sesekali gadis itu mencuri-curi pandang dari namja dihadapanya ini. dan beruntung sekali ia tidak ketahuan.
“ceritakan sesuatu tentang dirimu” ujar Lu Han.
“ne?” Jin Ri menghentikan kegiatan makanya.
“misalnya apa yang kau sukai dan apa yang tidak kau sukai”
“wae? Kenapa aku harus memberitahunya pada mu?”
“karena aku tertarik pada mu” jawab Lu Han santai.
Serasa disambar petir. Jin Ri terpaku untuk beberapa saat. Ia berharap wajahnya tidak memerah tapi sepertinya harapanya tidak terwujud. kedua pipinya sudah terlanjur berubah warna. Lu Han yang melihatnya hanya bisa menahan tawa.
“kau .. kau bercanda” Jin Ri mencoba mengembalikan percaya dirinya. Meskipun semuanya sangat terlihat jelas jika ia masih gugup.
“apa perkataan ku tadi terlihat main-main?” tanya Lu Han. Jin Ri menggelengkan kepalanya dengan sedikit ragu.
“aku juga bingung. Kenapa aku harus tertarik pada orang yang akan bertunangan?” Lu Han tertawa kecil dan melanjutkan makan siangnya. Sementara itu Choi Jin Ri masih melayang didalam ruang imajinasinya. Bagaimana mungkin ia tidak senang? Namja yang ia kagumi ternyata tertarik padanya. Tentu saja ia senang bukan main. Tapi .. pertunangan itu sedikit menganggu imajinasinya.
Jika saja Baek Hyun mau membantu ku dari awal, semuanya tidak akan seperti ini. keluh Jin Ri.
“kau pasti sangat senang kan?” tanya Lu Han. Membuat gelembung imajinasi diatas kepala Jin Ri langsung pecah.
“aku tau kau penggemar ku. ya ,setidaknya kau mengangumi ku”
“tingkat percaya dirimu cukup tinggi rupanya” elak Jin Ri.
“aku ingin mengenal mu lebih dekat” suara Lu Han berubah serius. Ia menatap Jin Ri lekat-lekat. Mmebuat gadis itu tercengang. Ia tidak tahu harus menajwab ‘ya’ tau ‘tidak’. semuanya terlalu cepat. Semuanya begitu tiba-tiba.
Apa aku bermimpi? Jika ini mimpi , biarkan aku tidur lebih lama.
***
Lu Han menatap dirinya didepan cermin. Ini hal yang selalu ia lakukan jika sedang merasa tidak baik. Entah kenapa hari ini ia merasa telah melakukan sesuatu yang salah. Semuanya yang ia katakan hari ini tidak pernah ia rencanakan. Semuanya terjadi begitu saja. Ia sendiri tidak tahu kenapa ia begitu bodoh. Ia tidak tahu kenapa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Ada apa denganya ? ia sendiri masih belum mengerti.
“ini sudah lebih dari sepuluh menit kau menatap dirimu dicermin hyung” seorang namja dengan tshirt sleeveless nya menghampiri Lu Han. Ia bersandar dipintu lemari. Menatap Lu Han dengan tatapan heran.
“apa mungkin aku benar-benar tertarik padanya,Jong In-a?” Lu Han menatap namja dihadapanya.
“mungkin saja,sudah ku bilang dia itu cantik. Dia kan primadona disekolah” namja bernama Jong In itu tertawa kecil. Mungkin ia teringat akan masa lalunya bersama Choi Jin Ri.
Kim Jong In ,mantan kekasih Jin Ri yang ternyata merupakan teman lama Lu Han. Namja itu setahun lebih tua dari pada Jin Ri. dia memang seonbae Jin Ri saat sekolah. Setahun lalu Jong In dan keluarganya pindah ke London. Namun , takdir sepertinya tidak berpihak pada Jong In. Ayah yang sangat ia cintai meninggal sebulan setelah mereka pindah. Seluruh warisan atas namanya dikuasai oleh ibu tirinya dan juga saudara tirinya. Tak ada yang Jong In miliki selain pakaian,ponsel,dan juga tabungan pribadinya senilai 10.000.000 KRW. Tabungan yang diberikan ayahnya bahkan telah diblokir oleh ibu tirinya,ironis. Jong In bahkan tak punya siapa-siapa lagi karena ayahnya yatim piatu. Bagus sekali.
Untungnya Jong In bukan orang yang bertahan untuk kekayaan. Baginya , semua ini mungkin sudah jalan dari tuhan. Dengan tekad yang kuat ia kembali ke Seoul dan mencari Lu Han. beruntunglah ia menemukanya. Dan akhirnya Lu Han memperkerjakan Jong In di restoran milik Jia.
Jong In sendiri sudah tahu tentang apa yang sedang direncanakan Lu Han. ia sudah 3 tahun mengenal Lu Han. untuk itulah ,sebagai rasa terimakasihnya karena telah mau menampungnya waktu itu,Jong In akan membantu Lu Han memberikan informasi soal keluarga Choi Joon. Berpacaran lebih dari setahun membuat Jong In paham betul akan keluarga Choi Joon. Tentu saja ,dengan hal ini Lu Han semakin mudah mendapatkan informasi.
“kau masih menyukainya?” tanya Lu Han.
“entahlah , ku harap tidak”
TO BE CONTINUE....