Lu Han mengerjapkan matanya beberapa kali dan mecoba membuka matanya yang masih ingin terlelap. Entahlah , ia merasa sangat lelah karena pengunjung membludak semalam. Ia bangun dari tempat tidurnya dan mencoba berjalan menuju dapur untuk mendapatkan segelas air. Namun tiba-tiba saja matanya menangkap sosok yang ia temui dua hari yang lalu.
“Jin Ri?” ujar Lu Han pelan. Suaranya agak parau. Mungkin karena ia baru bangun tidur.
“aish , Jin Ri apanya hyung?” suara Jong In tiba-tiba saja membuat Lu Han mengucek matanya dengan kedua tanganya. Dan ternyata benar. Itu bukan Jin Ri. seorang gadis yang sedang berdiri didepan kompor dengan celemek adalah Jia. Jong In tertawa terbahak-bahak begitu Lu Han menyadari hal itu sementara Jia melipat kedua tanganya dan sambil menggelengkan kepalanya.
“ah,noona disini” Lu Han menggaruk kepalanya sambil menahan malu dan kembali ketujuan awalnya untuk mendapatkan segelas air dari dalam lemari es nya.
“aku hanya khawatir Jong In tidak mendapatkan sarapanya. Dan ternyata benar” ujar Jia.
“hah,jadi kau hanya mengkhawatirkanya? Yang benar saja” Lu Han mencelos tak percaya.
“kau ini percaya sekali pada perkataanya” Jong In menggelengkan kepalanya dan kembali pada semangkuk bubur dihadapanya.
“makanlah” Jia bergabung dengan kedua namja itu dimeja makan sambil membawa dua mangkuk bubur untuk Lu Han dan juga dirinya.
“kau sepertinya benar-benar menyukai Jin Ri” ujar Jia tiba-tiba. Membuat Lu Han sedikit tersedak.
“terlibatnya Jong In juga membuat ku sedikit khawatir” lanjut Jia. Kedua namja dihadapanya belum ada yang menjawab sementara itu Jong In mengerutkan dahinya mendengar kalimat yang dilontarkan Jia.
“maksud noona?” tanya Jong In.
“hati orang tak bisa ditebak. Jika kau masih menyukai gadis itu, semuanya akan semakin sulit” ujar Jia blak-blakan.
“aish,noona ini bicara apa. Choi Jin Ri hanya masa lalu ku. lagipula aku tidak akan bertemu denganya lagi. jadi tenang saja” Jelas Jong In.
“jangan gegabah dan melakukan hal-hal diluar kendali ku. apalagi sampai melakukan tindakan kriminal. Kau hanya perlu menjatuhkan Choi Joon dan selesai” ujar Jia sambil menatap Lu Han dan kembali pada mangkuk buburnya.
“kau terlihat begitu khawatir” Lu Han menyinggung nada biacara Jia.
“aku hanya memperingatkan mu. Kita belum tau pasti jika Choi Joon itu benar-benar ayah mu atau bukan” Jia sedikit geram. Hal ini sepertinya berhubungan dengan ketertarikanya pada Myung Soo. Saat ini, Jia sudah memegang setengah dari saham CJ Coffee ditambah lagi,ia juga akan bekerja sama diproyek baru CJ Group.
“setengah saham CJ Coffee adalah milik ku. Kau bisa membelinya nanti jika semua telah berakhir. Tentu saja aku tidak akan menjual semuanya. Bisnis ini sangat bagus. Dan aku akan membiarkan mu membeli 40% dari milik ku. 10% sudah lebih dari cukup untuk ku karena investasi ku diluar sana masih banyak” jelas Jia. Mencoba membuat hal ini tidak terlalu mencolok.
“bersabarlah sedikit. Aku akan bekerja lebih keras agar bisa membeli saham itu” jawab Lu Han dan lalu pergi meninggalkan Jia dan Jong In menuju kamar mandi.
“aku harus ke kantor. Kau lanjutkan sarapan mu dan langsung ke restoran” Jia tersenyum simpul dan menepuk pundak Jong In.
“siap boss !” Jong In tertawa kecil dan memberi hormat kepada Jia.
***
Suasana Kangnam Senior High School tampak lengang. Mereka semua sedang mengikuti pelajaran di kelas mereka masing-masing. Sementara itu Byun Baek Hyun baru saja tiba di parkiran sekolahnya. Ia tidak terlambat. Ia sepertinya sengaja datang terlambat. Entahlah , namja itu sekarang sering bertingkah seenaknya. Ia sepertinya tidak akan menjadi Baek Hyun si penurut lagi.
Ia melihat jam tanganya dan ternyata ia tidak benar-benar terlambat. Ia hanya tertinggal 15 menit. Ia menertawai dirinya sendiri karena dirasa tak cocok menjadi anak nakal.
“hah sudahlah Byun Baek Hyun. Sebaiknya kau masuk sekarang daripada nilai mu hancur” ia keluar dari mobilnya dan lalu berlari kecil menuju sebuah lift. Ia memarkirkan mobilnya dilantai dua dan akan menuju kelasnya dilantai empat.
Tak perlu menunggu lama,lift pun terbuka. Namun , sebuah pemandangan yang agak asing terpampang dihadapanya sekarang. Choi Jin Ri dan Yoon Bo Mi berada di lift yang sama. Pasalnya , Baek Hyun tahu betul bahwa keduanya tidaklah dekat. Mereka hanya saling kenal saja. Kedua gadis itu pun nampak terkejut melihat Baek Hyun yang sekarang berada didepan lift.
“kau mau masuk atau tidak?” Jin Ri akhirnya membuka mulut. Baek Hyun yang sejak tadi terpaku akhirnya melangkahkan kakinya memasuki lift.
Tak ada yang biacara lagi setelah pintu lift tertutup. Bibir Baek Hyun terasa kaku bahkan untuk sekedar menyapa Bo Mi. Seharusnya tidak begini. Seharusnya tidak seperti ini. kenapa Baek Hyun harus gugup? Bukankah sebelumnya ia tak pernah seperti ini meskipun banyak orang memperhatikan mereka? . Lalu kenapa seorang Choi Jin Ri mampu membuat Baek Hyun seperti ini? aneh sekali.
Lift pun terbuka dilantai empat dan ketiga orang itu keluar bersamaan. Bo Mi melanjutkan langkahnya ke arah kiri sementara Jin Ri kearah kanan. Baek Hyun sendiri masih mematung dan memperhatikan kedua gadis itu. kedua kakinya terasa lemas dan tak tau harus ke arah mana. Ia menghela napasnya sesaat dan lalu berjalan ke arah yang sama dengan Bo Mi. Gadis itu sepertinya ke perpustakaan.
Baek Hyun melihat ke sekitar koridor dan sepertinya tak ada orang. Ia pun melangkah mantap kedalam perpustakaan. Sangat sepi. Hanya ada petugas yang sedang berjaga.
Ia mulai menyusuri setiap lorong-lorong buku yang menjulang tinggi. Ia melihat sekitar lima orang murid yang berada di perpustakaan. Biasanya,anak-anak yang berada di perpustakaan sedang dihukum karena tidak mengerjakan tugas dan harus mengerjakan sampai selesai diperpustakaan. Baek Hyun kembali memutar otaknya. Bo Mi bukanlah gadis yang seperti itu. meskipun ia melakukan kerja paruh waktu , ia tak pernah lupa mengerjakan tugas sekolah.
Langkah kakinya terhenti setelah akhirnya ia melihat sosok itu. Yoon Bo Mi. Gadis itu tengah mengambil beberapa kamus bahasa inggris. Sepertinya ia dan beberapa temanya tak membawa kamus. Gadis itu terkejut setelah menyadari keberadaan Baek Hyun.
“apa yang kau lakukan?” tanyanya ketus. Bahkan tanpa menatap Baek Hyun.
“mencari mu” jawab Baek Hyun. Matanya mencoba menerawang jauh iris mata Bo Mi. Ia tak bisa berbohong. Ia cukup meridukan gadis itu. Tapi ,ada suatu perasaan aneh yang mengganggunya akhir-akhir ini meskipun ia belum yakin apa itu.
“kenapa kau mencari ku?” Tanya Bo Mi lagi. Matanya masih belum menatap Byun Baek Hyun.
“aku merindukan mu. Aku .. hanya ingin melihat mu” Baek Hyun tersenyum simpul sebelum akhirnya meninggalkan perpustakaan.
***
“Presdir ,aku menemukan apa yang anda minta” Skeretaris Park berlari kecil memasuki ruangan Choi Joon.
“apa soal putra Na Yoon?” Choi Joon bangun dari kursinya dan mengajak sekretaris Park duduk di sofa.
“benar. Aku menemukanya” sekretaris Park mulai membuka amplop yang ia bawa.
“dari mana kau mendapat informasi ini?” tanya Choi Joon sebelum sekretaris Park benar-benar mengeluarkan berkas-berkas dari dalam amplopnya.
“aku masih belum bisa menemukan informasi tentang masa kecilnya. Tapi ,aku menemukan informasi dari beberapa tempat ia bekerja selama pertengahan sampai akhir 2012. Kau pasti terkejut” sekretaris Park akhirnya memberikan dokumen-dokumen itu pada Choi Joon. Pria paruh baya itu nampak membaca setiap kalimat yang tertera dengan seksama. Iris matanya terlihat terkejut setiap ia membuka lembaran lainya. Choi Joon menghela napasnya sesaat dan lalu meletakan dokumen itu dimeja.
“ia memberikan identitas yang berbeda disetiap tempat kerja” ujar Choi Joon. Ia nampak memijat dahinya. Mencoba mencerna kembali dokumen tadi.
“benar presdir. Pada bulan Juli – September 2012 ia bekerja paruh waktu di sebuah restoran ayam sebagai Park Hyun Sik. Pada bulan Oktober 2012 ia bekerja paruh waktu di minimarket sebagai Jung Jae Jin. Dan pada November – Desember 2012 ia bekerja paruh waktu di club sebagai Kang Ji Gook. Selain itu data-data kelahiranya juga berbeda” sekretaris Park menjelaskan kembali dokumen yang ia bawa.
“semua pekerjaan yang ia lakukan adalah paruh waktu”
“benar presdir. Ku rasa dia seorang pelajar”
“ku rasa juga begitu. Tapi apa motif utama nya melakukan semua ini?”
“aku masih belum bisa memperkirakanya presdir. Karena informasi ini belum cukup kuat. Tapi presdir ,tidak kah kau merasa kita pernah meihat orang ini?” sekretaris Park menunjuk foto yang tertera di dokumen tersebut.
“benar,ku kira hanya aku saja yang merasa begitu. Sepertinya dia melakukan plastic surgery”
Apa yang sebenarnya anak ini lakukan setelah Na Yoon meninggal?. Batin Choi Joon.
“apa kau sudah mencoba mendatangi alamat tempat tinggalnya?” tanya Choi Joon lagi.
“sudah presdir. Pemilik rumah sewa itu mengenalnya sebagai Jung Jae Jin. Ia sudah pindah sejak dua tahun lalu. Selain itu ,ia juga jarang terlihat dirumah. Pemilik rumah tidak begitu memperhatikanya karena ia sangat tertutup” jelas sekretaris Park.
“tapi.. beberapa bulan lalu seorang pemuda tinggal disana dan putra Na Yoon pernah menjemputnya beberapa kali. Pemilik rumah sewa itu tidak begitu yakin, tapi postur tubuhnya sangat mirip dengan orang yang pindah dari rumah itu dua tahun lalu. Ditambah lagi ... ia datang dengan mobil mewah” lanjut sekretaris Park.
“sangat sulit untuk menyatukan informasi ini. aku sungguh penasaran apa yang dia lakukan. Tapi ngomong-ngomong ,siapa nama pemuda yang tinggal disana?” wajah Choi Joon tampak frustasi.
“Kai. Namanya Kai. Ku rasa itu nama samaran”
“Kai? Kai.. Kai ..ku rasa aku pernah mendengar nama ini sebelumnya” Choi Joon mengerutkan dahinya.
“cari tau lagi tentang putra Na Yoon dan juga Kai. Dan beri tahu aku secepatnya” lanjut Choi Joon.
“baik presdir”
***
Jin Ri dan Ha Young terlihat keluar dari sebuah mobil. Ini pukul 08:00 malam. Keduanya baru saja kembali dari nails salon untuk mempercantik kuku-kuku mereka. Karena lapar , mereka memutuskan untuk mampir mengisi perut mereka di salah satu restoran di kawasan myeongdong.
“jadi menurut mu Lu Han menyukai ku?” Jin Ri menyipitkan matanya. Masih tak percaya dengan apa saja yang baru Ha Young katakan.
“Lu Han oppa. Bukan Lu Han. Kau ini” Ha Young mendengus sebal.
“berdasarkan ceritamu , menurut ku dia menyukai mu. Lalu apa alasanya dia ingin mengenal mu lebih dekat jika bukan karena menyukai mu?” ujar Ha Young melanjutkan analisisnya.
“lalu aku harus bagaimana?” tanya Jin Ri.
“tentu saja meng..”
“Ka..Ka..Kai-a..” belum sempat Ha Young menyelesaikan perkataanya. Tiba-tiba saja Jin Ri bangun dari duduknya dan menyebut nama Kai dengan gugup. Matanya memandang ke arah seorang namja dengan hoodie navy yang baru saja keluar melewati pintu.
“Kim Jong In?!” Ha Young melotot didetik berikutnya. Ia tak melihat namja itu. ia melihat ekspresi Jin Ri yang nampak sangat terkejut.
“kau melihat Jong In?” tanya Ha Young lagi. Ia menarik pergelangan tangan Jin Ri dan memintanya duduk.
“Ha Young-a , aku pasti salah lihat kan? Tidak mungkin aku melihat Kai kan?”
TO BE CONTINUE...