Baek Hyun bersandar pada mobilnya dan kembali melihat jam tanganya. Beberapa hoobae nya yang lewat sedikit menunduk memberi salam pada Baek Hyun. Namja itu mantan ketua osis , makanya dia sangat populer. Kakinya menghentak lantai parkiran pelan. Ia menghela napasnya dan lalu mengambil ponsel disakunya. Baru saja ia akan menekan sebuah nomor , seseorang yang ia tunggu akhirnya datang. Yoon Bo Mi. Gadis itu berlari kecil dan menghampiri Baek Hyun dengan sebuah senyuman. Ia pasti tak bisa menahan rasa rindunya pada namja ini.
Baek Hyun memasukan kembali ponselnya dan menyambut gadisnya. Meskipun telah berpisah , fakta bahwa keduanya masih saling menyukai adalah benar. Bagaimanapun , salah satu dari mereka tak menginginkan perpisahan ini meskipun harus. Ironis.
Baek Hyun sangat mematuhi ayahnya ,sementara Bo Mi tak ingin menjadi gadis egois hingga akhirnya ia mau melepas Byun Baek Hyun. Perpisahan mungkin tidak selamanya menyedihkan. Misalnya sekarang, mereka masih bisa bertemu meskipun orang-orang memandang mereka dengan tatapan heran. mereka bahagia , tidak peduli bagaimana orang-orang disekitar mereka mengatakan apa. Ini hidup mereka.
Meskipun mereka tidak bisa mempertahankan hubungan ini , setidaknya mereka masih punya sebuah harapan kecil untuk bisa kembali bersama. Cinta masa SMA memang terkadang terdengar berlebihan. Tapi sesungguhnya itu sangat indah bagi mereka yang merasakan.
“menunggu lama?” tanya Bo Mi.
“tidak juga” Baek Hyun tersenyum simpul. Matanya menangkap pancaran kerinduan dari mata Bo Mi. Ingin seklai rasanya ia memeluk gadis itu dan membiarkanya menangis. tapi tidak sekarang. ini bukan tempat yang tepat.
“kajja” Baek Hyun membukakan pintu mobilnya dna mempersilahkan gadis itu masuk. Mereka sepertinya akan menuju suatu tempat. Tempat dimana mereka berdua bisa bersama.
***
“katakan pelan-pelan sekretaris Park. Kau membuat ku bingung” Choi Joon menghela napasnya dan menunggu penjelasan ulang sekretarisnya. Orang yang sudah 15 tahun menjadi tangan kananya itu nampak gelisah. Ia mengucapkan hal-hal aneh yang mebuat Choi Joon agak bingung. Tidak biasanya ia seperti ini.
“Shin Na Yoon , anda masih mengingatnya?” tanya sekretaris Park. Ia mulai bisa menstabilkan nada bicaranya. Tidak seperti sebelumnya.
“Na Yoon ? Shin Na Yoon ? ada apa denganya ? sesuatu terjadi?” Choi Joon tak akan bisa melupakan wanita itu. wanita yang pernah dicintainya dan mungkin ia masih menyimpan sedikit rasa itu . Jika saja pada saat itu Choi Joon tidak dijodohkan dengan Se Yeon , ia pasti sudah menikahi Na Yoon. Tapi sepertinya takdir berkata lain. Mungkin memang Se Yeon lah jodohnya. Bukan Na Yoon.
“ku dengar dia meninggal”
Seperti disambar petir di siang bolong , Choi Joon masih tercengang beberapa saat. Mencoba mencerna perkataan sekretaris Park. Dan ia berharap ia salah dengar.
“kau bercanda” Choi Joon tersenyum sinis.
“Shin Na Yoon-ssi meninggal 3 tahun lalu karena kanker otak” lanjut sekretaris Park. Ia tahu Choi Joon pasti akan menganggap ini semua omong kosong.
“minggu lalu aku mengunjungi makam istri ku. dan tanpa sengaja aku melihat sebuah nama yang sangat ku kenali disebuah batu nisan. Dibatu nisan itu tertulis ‘Shin Na Yoon’ .Sepertinya aku baru memperhatikanya. karena penasaran aku menyelidikinya baru-baru ini. dan ternyata benar itu Shin Na Yoon yang aku kenal”
Choi Joon memegangi kepalanya yang mendadak sakit kaena penjelasan sekretaris Park. Ia ingin tidak mempercayai itu. tapi , apa mungkin seorang yang telah ia percaya selama 15 tahun membohonginya? Lagipula apa untungnya ?
“lalu.. bagaimana dengan .. bagaimana dengan putranya?” suara Choi Joon sedikit bergetar.
“ia menghilang. Tak ada yang mengetahui keberadaanya. Anak itu dan Na Yoon tidak pernah menetap disuatu tempat. Ku dengar mereka sering pindah kesana kemari karena dililit hutang”
Choi Joon kembali memijat kepalanya. Perkataan sekretaris Park rasanya seperti hantaman yang cukup keras dikepalanya. Ia kembali menarik napas panjangnya.
“kalau begitu,cari tahu lagi keberadaan anak itu”
***
“Ha Young-a !” Jin Ri berseru gembira begitu mendapati Ha Young didepan pintu kamarnya. Gadis itu membawa cheese cake kesukaan Jin Ri. gadis itu tersenyum dan lalu mempersilahkan Ha Young masuk ke kamarnya. Tak lama kemudian seorang pelayan datang membawa sebuah piring , dua buah garpu dan juga dua gelas susu hangat untuk menemani perbincangan dua gadis ini.
“baguslah kau tak mengajak Se Hun” Jin Ri menyunggingkan senyumnya dan mulai melahap cheese cake yang dibawa Ha Young.
“dia pergi fitness,tenang saja. Tak akan ada yang mengganggu pembicaraan kita kali ini”
Jin Ri mengangguk-anggukan kepalanya merespon jawaban Ha Young.
“jadi, apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Ha Young.
“kau tau , DJ Radio itu... dia cukup menarik menurut ku” ujar Jin Ri memulai pembicaraanya.
“hari ini aku ke Hongdae bersama ayah dan dia mengantar ku pulang. Dia bilang dia ingin bertemu lagi dengan ku” Jin Ri menahan tawanya geli. Otaknya memutar kejadian beberapa jam lalu saat Lu Han mengantarnya pulang. Choi Jin Ri sepertinya mulai terpikat.
“kau bercanda?” Ha Young melotot tak percaya.
“jinjja daebak ! gadis manapun yang bisa diantar pulang olehnya menurut ku sangat beruntung. Kau tahu kan dia itu sangat keren? Ah .. aku sangat suka style-nya. dia dan oppa mu bisa saja membuat ku melepaskan Se Hun. Hahah” Ha Young terbahak. Ia memasuki dunia fantasy nya sendiri.
“aish , kau ini.” Jin Ri menjitak kepala temanya dengan garpu. Ha Young merintih dan mengusap kepalanya. Ia berdecak kesal.
“oppa ku sedang menyukai seseorang. Lalu , Lu Han... sepertinya aku akan mulai menyukainya. Dengan bergabungnya dia diperusahaan kami, sepertinya aku akan sering bertemu denganya. Bagaimana menurut mu?”
“ah benar. Dia sepertinya menyukai gadis bernama Jia itu kan?”tanya Ha Young. Jin Ri langsung mengangguk.
“tapi , apa tidak terlalu cepat? Kau baru bertemu denganya dia kali dan kau sudah tertarik?” lanjut Ha Young.
“dia memang keren. Tapi , aku tidak mengenalnya dengan baik. Sebaiknya kau sering-sering bertanya tentangnya pada Se Hun. Pacar ku sangat dekat denganya” jelas Ha Young panjang lebar. Sepertinya ia mengkhawatirkan Jin Ri. gadis itu memang belum berpacaran lagi sejak putus dengan Kim Jong In setahun lalu. Ha Young sepertinya takut karena tidak biasanya langsung tertarik pada seorang namja. Meskipun banyak yang menyatakan cinta pada Jin Ri , ia tak gampang terbuai oleh rayuan-rayuan para namja di Kangnam Senior High School. Mungkin karena ia terlalu menyukai Kim Jong In. Tapi itu dulu. Sepertinya gadis itu benar-benar telah melupakan Kim Jong In dan menyukai DJ favoritnya itu.
***
Lu Han menghentikan mobilnya didepan sebuah gedung bertuliskan ‘BODY WAR’ . itu adalah tempat fitness yang sering ia kunjungi bersama Se Hun. Jujur saja , Lu Han memang tak memiliki teman dekat selain Se Hun. Teman biasa tentu saja banyak. Tapi Se Hun sudah seperti adik baginya.
“ku kira Hyung tidak datang” ujar Se Hun begitu melihat Lu Han telah berada dihadapanya. Se Hun sepertinya juga baru tiba. Dilihat dari penampilanya ,ia sama sekali belum berkeringat.
“memang aku pernah mengingkari janji?” tanya Lu Han dengan nada meledek.
“ani” jawab Se Hun cepat. Memang itulah kenyataanya.
“kalau begitu beri aku jawaban atas pertanyaan ku semalam” lanjut Se Hun. Ia menagih hutang jawaban atas pertanyaanya pada Lu Han semalam.
“aku baru saja bergabung bersama mereka. Aku akan mengelola CJ Coffee dikawasan Hongdae”
“ah , jadi begitu. Kau dan seseorang bernama Jia itu sangat dekat ya?” tanya Se Hun lagi.
“begitulah. Dia sudah seperti noona ku” Lu Han tersenyum simpul.
“kalau begitu ,aku harus memanggil mu manager Choi bukan?” Se Hun tertawa kecil.
“yang benar manager Kim” Lu Han meralat.
“Kim ? KIM ?” Se Hun melotot.
“bukanya marga mu Choi ? nama mu Choi Lu Han kan?” ujar Se Hun keheranan.
“ani , nama ku Kim Lu Han” Lu Han kembali tersenyum. Seolah tidak ada yang terjadi.
“aku pernah melihat ID Card mu dan jelas-jelas aku meliat namamu Choi Lu Han bukan Kim Lu Han. apa mungkin aku salah lihat?” Se Hun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lu Han mengambil backpacknya dan lalu mengeluarkan dompetnya. Dikeluarkanya sebuah kartu ID dengan foto dirinya.
“kau lihat? Disini jelas-jelas tertulis Kim-Lu-Han” Lu Han sampai mengeja namanya sendiri.
Aneh sekali. Aku jelas-jelas melihat ID Card nya waktu itu dan ku rasa namanya Choi Lu Han. kenapa jadi Kim Lu Han? dan juga fotonya ... ku rasa fotonya berbeda. Atau hanya perasaan ku saja?. Batin Se Hun dalam hati.
“sudahlah , apa nama ku begitu penting unuk mu?” Lu Han menyadarkan Se Hun dari lamunanya.
“benar juga” Se Hun tertawa kecil. Namun jauh didalam lubuk hatinya ,ia tetap merasa ada yang janggal pada Lu Han. meskipun ia belum bisa memastikan apa itu.
“ada yang ingin ku tanyakan” lanjut Lu Han. ia mulai serius.
“tentang apa?”
“Choi Jin Ri” jawab Lu Han cepat. Jawaban Lu Han membuat Se Hun 100 kali lebih terkejut darpada soal kartu identitas itu.
“kau tertarik padanya ya?” ujar Se Hun to the point. Jika bukan karena tertarik ,lalu apa lagi alasanya menanyakan Choi Jin Ri? pikir Se Hun.
“sedikit”
“tetap saja kau tertarik”
“memang apa salahnya?” Lu Han menautkan kedua alisnya. Ia harus membuat Se Hun mempercayainya dan meberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang Jin Ri padanya. Bukankah hal ini akan mempermudah proses balas dendamnya?
“dia akan segera bert..”
“aku tahu” Lu Han memotong perkataan Se Hun.
“tapi tidak ada salahnya bukan? Mereka kan belum bertunangan. Lagi pula aku hanya tertarik padanya. Mungkin saja aku tidak menyukainya jika sudah mengenalnya lebih jauh. Siapa yang tahu?”
Se Hun terlihat berpikir sejenak. Ia juga tidak mau nantinya akan menjadi sumber malapetaka bagi keluarga Byun dan keluarga Choi. Jika Jin Ri dan Lu Han sampai memiliki hubungan special , Se Hun akan menjadi orang pertama yang merasa bersalah. Secara pribadi ia memang tidak ingin Jin Ri dan Baek Hyun bertunangan. Terlebih jika Se Hun ingat akan Bo Mi. Rasanya jahat sekali meisahkan dua orang yang slaing mencintai. Tapi ini bukan hanya perjodohan biasa. Akuisisi LOU Hotel dan World Hotel bisa saja terancam batal bukan?
“akan aku pikirkan saat kita pulang”
TO BE CONTINUE....