“Girls kamar mandi sudah kosong.” Teriak Baekhyun saat melihat Kyungsoo membopong Orion keluar dari kamar mandi dengan air yang masih bercucuran. Baekhyun memberikan satu stell baju kepada Danica dan Estella, mengantar keduanya ke kamar mandi lalu menutup pintunya, lalu berjongkok di depan pintu sampai keduanya keluar dari kamar mandi.
Danica dan Estella tidak bisa mengunci pintu kamar mandi sendiri, mereka juga tidak bisa membuka pintu yang terkunci. Mereka akan meminta seseorang menjaga pintu dari luar dan kadang-kadang mengecek apakah orang tersebut tidak kabur, jika kabur Danica dan Estella akan mengamuk.
Setelah menunggu lama akhirnya kedua gadis itu keluar. Baekhyun lalu membimbing mereka ke kamar bayi. Bau kamar itu tidak lagi seperti kamar seorang pria tapi bau khas bayi. Ditambah dengan adanya peralatan bayi yang di bawa oleh Codi Noona pagi tadi kamar itu benar-benar sudah berubah.
Kyungsoo masih sibuk membujuk Orion untuk memakai baju. Tangannya sudah mengepal kesal, matanya menotot geram dan mengeram seolah ingin mengeluarkan kedua taringnya untuk mengigit Orion.
“Kenapa kau melihatnya seperti itu?” ejek Baekhyun saat melihat epsresi Kyungsoo antara frustasi dan kesal. “Kau biasanya melakukan ini padaku.” Ia lalu mencekek lehernya sendiri memperlihatkan apa yang biasanya Kyungsoo lakukan padanya.
“Shiro…” Orion menepis baju yang di berikan Kyungsoo.
“Shiro.” Baekhyun mengcopy ucapan Orion.
“Aku tidak mau memakai baju itu.”
“Aku tidak mau memakai baju itu.” Copy Baekhyun sekali lagi. Orion menatap Baekhyun yang terus mengopinya, anak itu mengganggap bahwa Baekhyun sangat lucu. “Kau tidak mau memakai baju, ya sudah. Tidak usah pakai.”
Orion menghentikan tawanya kembali sibuk memainkan larvanya. Kyungsoo mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia masih bisa bersabar. Orion adalah Tao versi kecil. Ia hanya perlu membiarkan Orion bermain dan anak itu akan tenang. Tapi masalahnya bagaimana bisa anak itu bermain tanpa baju.
Kyungsoo memberikan tatapan SOS pada Baekhyun yang langsung membuat Baekhyun menyilangkan kedua tangannya. “Ani… kita punya pekerjaan masing-masing.”
Kyungsoo menghembuskan nafas panjang. Sebelumnya mereka sepakat bahwa mereka akan melakukan kompetensi dan orang yang di pilih oleh anak-anak akan menjaga anak tersebut sampai member lain pulang.
Saat bangun di pagi hari, mereka menaruh Danica, Estella dan Orion dan menyuruh mereka memilih antara Baekhyun dan Kyungsoo. Danica dan Estella langsung berlari ke arah Baekhyun sedangkan Orion yang kasian pada Kyungsoo berlari ke arah Kyungsoo.
Sekarang Kyungsoo benar-benar membenci ide bodohnya.
“Girls… ayo kita makan.”
Setelah mendandani Danica dan Estella, Baekhyun membawa keduanya ke dapur. Kyungsoo menatap Orion dengan penuh kekesalan. Ia benar-benar menyerah menghadapi anak itu.
>>deson<<
“Arghhhh… Shiroo… Shiroo…” Orion berteriak-teriak dari dalam kamar yang di tutup oleh Kyungsoo. Danica dan Estella yang melihat Kyungsoo mengunci pintu dan tidak membiarkan Orion keluar mendekat ke arah Baekhyun ketakutan.
“Museowo.” Ucap Estella berpindah ke panguan Baekhyun.
“Gwenchana, kalian anak baik. Aku tidak akan melakukannya pada kalian.” Baekhyun mendudukan Estella di sampingnya menyuruhnya untuk kembali makan. “Habiskan makannya.”
“Baekhyun appa, kau tidak akan meninggalkan kami, uh?” tanya Estella sekali lagi, mata kecilnya berbinar menatap Baekhyun membuat Baekhyun tidak tega mengatakan bahwa mereka harus pergi besok lusa.
“Untuk apa? Kami akan menjaga kalian sampai menemukan orang tua kalian.”
“Shiroo.” Untuk pertama kalinya Danica membuka mulutnya.
“Wae? Kenapa kalian tidak mau? Apa kalian tidak merindukan kedua orangtua, oppa, dongsaeng kalian, oh?” Baekhyun menatap Danica tidak mengerti. Anak itu terlihat kesal. Entah kesal karena melihat Kyungsoo yang membuat nangis Orion atau karena dirinya yang membicarakan tentang kedua orang tua mereka. Danica benar-benar tidak bisa di baca.
“Dani-ya.” Panggil Baekhyun dengan lembut.
Danica tidak menjawab. Ia pergi arah lemari, duduk di bawah jaket yang di gantung berdetet sambil memeluk boneka pigletnya.
“Appaneun uri appa.”—Ayah adalah ayahku, ucap Estella dengan manisnya. “Jadi kenapa kami harus pergi ketempat lain.”
Baekhyun membuka mulutnya kemudian menutupnya kembali. Ia seorang yang pandai bicara tapi entah kenapa ia tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk kedua anak itu. Anak itu masih sangat kecil, ia takut untuk melukai keduanya. Bagimana jika keduanya membencinya hingga dewasa nanti.
>>deson<<
Kyungsoo membuka pintu dan menatap Orion yang terduduk sambil segukan. Air matanya sudah habis dan sudah mengering, bibirnya bergetar dengan hebat. Kyungsoo lalu memakaikan kaos kepada Orion dan disambut dingin oleh anak itu.
“Kau tidak lapar?” tanya Kyungsoo di ikuti oleh anggukan Orion.
Orion tidak melokak saat Kyungsoo menggendongnya ke meja makan. Ia ketakutan tapi mata Kyungsoo yang tajam langsung menatapnya ketika ia melakukan sedikit gerakan. Ia duduk di meja makan yang penuh dengan sayuran, hal yang tidak pernah ia makan sebelumnya.
“Chikin?” tanya Orion dengan suara bergetar. Biasanya ia makan ayam dengan Kai dan Tao. Ia bisa menghabiskan satu ekor ayam di bantu Kai tentu saja.
“Arraseo, akan kuberikan ayam asal kau makan sayuran.” Ucap Kyungsoo diikuti dengan anggukan Orion.
Orion mengambil sumpitnya dan mulai memakan sayurannya. “Tidak ada rasanya.”
“Agar rasanya enak, pakai ayam.” Kyungsoo menaruh sepotong ayam di piring Orion yang langsung disantap dengan lahap oleh Orion. Merasakan nikmatnya ayam yang dipotong oleh Kyungsoo, Orion menatap Kyungsoo dan tersenyum dengan aegyo.
“Della-ya… makan sayurannya yah.” Kyungsoo memberikan sepotong wortel ke piring Estella.
“Ttuk… ttuk… nan ttukkieyo…” —Aku adalah kelici ucap Estella sambil menyumpit wortelnya lalu memasukkannya ke mulutnya.
“Kelinci.” Orion mengambil wortel dengan tangannya sendiri lalu memakannya dengan lahap. Estella yang melihat wortelnya di curi langsung mengambil wortel yang masih tersisa. “Aahh~ dangeun.” —wortel.
“Uljima… wortelnya masih banyak. Selain wortel juga masih ada sayuran yang lain.” Kyungsoo dengan santai memberikan Orion paprika, jagung dan labu.
Baekhyun yang menyaksikan Orion makan sayur dengan sukarela merasa terkejut. Suho saja yang mementingkan kesehatan dan selalu menyediakan sayuran untuk membernya selalu gagal memberi Orion sayuran. Terlebih Orion melakukan Aegyo.
“Dani-neun?” Kyungsoo mengedarkan pandangannya dan mendapati Danica yang sedang tiduran di bawah gantungan jaket. Ia kemudian menarik Danica dan menaruhnya di bersama Orion dan Estella. “makan.”
Danica menggeleng. Ia mengambil bonekanya hendak kabur dari meja makannya tapi Kyungsoo mencegahnya. Kyungsoo lalu mendudukan Danica di pangkuannya dan menjepitnya dengan kedua kakinya
“Kenapa kau tidak makan?” tanya Orion pada Danica.
“Tidak lapar.” Jawab Danica yang masih tidak mau menyentuh nasinya.
“Kenapa tidak lapar?” tanya Orion skeptis. “Aku menangis dan kemudian aku lapar.”
Danica tidak menjawab.
Baekhyun yang merasa perubahan sikap Danica adalah salahnya. Ia mencari cara untuk mengembalikan mood Danica tapi sekalin ia berpikir ia semakin kehilangan nafsu makannya. Mungkin itu yang juga di alami oleh Danica.
Merasa kasihan pada Danica, Kyungsoo berdiri kemudian mengendong Danica dengan erat. Ia merasakan detak jantung Danica yang berdetak kencang, juga detak jantungnya sendiri. Ia mengelus-elus punggung Danica hingga jantungnya berdetak dengan normal.
Setelah merasa tenang, Kyungsoo menatap Danica dengan lembut. “Kenapa? Kau bisa mengatakannya. Apa yang kau inginkan?”
“Xiumin appa bogosipo.”
“Kau mau aku meneleponnya?” tanya Kyungsoo lagi diikuti anggukan Danica. “baiklah, kita akan meneleponnya setelah kau makan, arrachi?” Danica kembali menggangguk.
Baekhyun terkejut melihat cara Kyungsoo mengambil hati Danica. “Bagaimana kau bisa melakukan hal itu?”
Kyungsoo menatap Baekhyun dengan tajam kemudian memamerkan senyumannya. “rahasia.”
>>deson<<
“Kita harus memberitahu mereka.” Baekhyun mempertahankan opininya. Ia ingat bagaimana Orion mengamuk saat Chanyeol menyebutkan kata panti asuhan, bagaimana histerisnya Orion ketika dikurung dikamar oleh Kyungsoo. Belum lagi Danica yang sangat sensitif ketika ditanya soal Orangtua dan Estalla meskipun ia yang paling easy going tapi kata-katanya seolah EXO adalah keluarganya.
Tao memaksa agar mereka dapat dibawa ke Hongkong. Tao bahkan mengunakan kartu permohonannya pada Suhu tetapi Suho tidak bisa mengabulkannya. “Meskipun aku mengatakan kau boleh membawanya, kau tetap tidak bisa membawanya.”
“Tidak ada berita dari manager Hyung.” Ucap Lay semakin menambah kebuntuan.
“Kita tidak bisa meninggalkan mereka sendirian disini. Mereka baru 3 tahun.” Chanyeol mulai khawatir dengan anak-anaknya. Mereka bahkan belum bisa menyumpit makannya dengan benar, bagaimana meningalkan mereka sendiri.
“Aku kan bertanya pada ibuku.” Ucap Chen kemudian pergi ke kamarnya.
“Mereka anak yang baik.” Ucap Kyungsoo, “Kita hanya perlu berbicara dengan mereka.”
“Apanya yang bicara, kau tadi sudah menguras airmata Orion.” Cela Baekhyun kemudian diikuti oleh tatapan mata Kyungsoo. “Kau sendiri membuat Danica hilang nafsu makan dan membuatnya menangis tanpa air mata di bawah gantungan jaket.”
“Estella anak yang paling dewasa sehingga mudah untuk di dekati tetapi ia juga masih anak kecil dan tidak menyukai apa yang di benci.” Ucap Lay dengan ragu, Sedewasa-dewasanya Estella, ia tetap seorang anak kecil.
“Danica adalah yang paling sensitif, sangat susah untuk mengetahui isi hatinya. Tapi itulah yang membuat kita semakin sedih menghadapinya.” Ucap Xiumin tentang anak kesayangannya. Danica tidak pernah dekat dengan siapapun kecuali Xiumin. Didalam hati Danica hanya ada Xiumin dan Kim Min Suk.
“Aku akan mati jika mengatakan hal itu pada Olion.” Keluh Tao. Membayangkan ia mengatakan, lion, appa akan ke hongkong dan tidak akan kembali selama seminggu. Kau tidak bisa ikut dan ribuan mainan melayang ke kepalanya.
Jika kekuatan waktu itu benar-benar ada, ia ingin menghentikan waktu sementara dari serangan Orion.
“Kita harus bisa meyakinkan mereka.” ucap Suho kepada membernya. Meski ia tidak yakin tapi ia berharap bahwa anak-anak itu bisa sedikit lebih dewasa ketika bangun nanti.
>>deson<<
Waktu yang di putuskan telah tiba. Mereka bermain seperti biasa dorm menjadi sangat riuh. Permainan basket mini berubah menjadi permainan menyembunyikan bola. Siapalagi selain Orion yang sangat tergila-gila pada mainan, ia bahkan memainkan permainann itu sendiri. 5 orang lawan satu orang. Dan bukan Orion yang tidak bisa mengalahkan 5 orang dewasa.
Permainan berakhir ketika Estella menangis. Gadis itu terkena sabetan tangan Orion dan terjungkal. Setelah mendapatkan pelukan dari Chen, Estella berhenti menangis.
“Sudah, berhenti main-main.” Suho menginstruksikan pada anak-anak dan anak-anaknya. “Ada yang ingin appa bertikahukan pada kalian.”
“Shiro.” Jawab Orion dingin. Anak itu mengambil bolanya kembali dan ketika Kyungsoo menyebutkan namanya dengan lantang, ia menjatuhkan bolanya dan duduk dengan tenang. Member lain yang menyaksian itu langsung terpana.
Ini pertama kalinya Orion mendengarkan perintah orangtua.
“Orion, Estella, Danica.” Suho mulai berbicara dan menatap anak-anaknya satu-persatu. “appa akan pergi, sangat jauh dan memakai pesawat, untuk berkerja. Appa tidak akan pergi selama 3-4 jam seperti biasa dan kalian tidak bisa ikut.”
“Wae?” tanya Orion sambil menatap Chanyeol khawatir.
“Karena kalian tidak punya paspor.”
“Wae?” tanya Orion lagi.
Danica yang tadi hanya duduk di pangkuan Xiumin dan melihat semuanya bermain membalikan badannya dan memeluk Xiumin dengan erat. Xiumin tahu bahwa Danica tidak mau mendengar pembicaraan ini tapi ia harus mendengarkannya. Xiumin melepaskan tangan Danica dan menyuruh anak itu untuk mendengarkan Suho.
“Kami akan pergi selama seminggu lebih. Kami tidak bisa meninggalkan kalian selama itu. Kalian bisa pergi ketempat latihan kami atau menunggu di rumah tapi kali ini kalian tidak bisa.”
“Kalian harus pulang ke rumah, yedeul-ah.” Tambah Luhan.
“Disini rumah kami.” Jawab Estella.
“Kami benar-benar tidak bisa membawa kalian dan tidak bisa meninggalkan kalian disini sendiiran.” Suho menatap ketiga anak itu bergantian. “Kami janji akan menjemput kalian jika sudah selesai.”
“Shiro… huuuuuuuuuung…” Orion mulai menangis kencang diikuti oleh Estella. Danica memeluk Xiumin dengan erat dan menangis dalam diam.
Tao mengaruk rambutnya yang tidak gatal. Kyungsoo menggengam tangannya gemas melihat ketika bayi-bayi itu, Baekhyun sudah gatal ingin mengopy tingkah mereka yang memurutnya membuat sakit kepala.
“Uljima…” Lay mencoba untuk membuat Orion berhenti menangis tapi sepertinya sia-sia.
>>deson<<
Kyungsoo menyerah dengan semua kebuntuan ini. Ia bangkit dari duduknya dan menhampiri Xiumin. “Dani-ya, ayo ikut appa.” Danica menggeleng tapi Kyungsoo meminta Xiumin untuk menyerahkan Danica padanya. Danica pun tidak bisa melawan ketika Xiumin menyerahkan dirinya ke gendongan Kyungsoo.
Setelah mengendong Danica di tangan kanan, Kyungsoo mengambil Estella dan menaruhnya di tangan kirinya. Ia lalu berjongkok di hadapan Orion dan meminta Orion untuk kenaik ke pundaknya. Kyungsoo membawa ketika anak itu ke kamar bayi dan menaruh ketiganya di atas kasur.
“Kenapa menangis?” Kyungsoo menghapus air mata di pipi Estella dan Orion. Kyungsoo mengangkat Danica dan menduduknya di pangkuannya.
Estella dan Orion yang duduk di hadapannya saling berpandangan. Mereka sudah berhenti menangis dan menyisakan segukan. Kyungsoo sengaja tidak mengajak mereka mengobrol sebelum tangis mereka menghilang. Sebenarnya ia meresa bersalah membuat Orion menangis seperti itu dua kali.
“Apa pekerjaan appa?” tanya Kyungsoo pada anak-anaknya.
“Gasoo.”—penyanyi, jawab Orion dan Estella.
“Dani-ya, setiap appa pergi, appa selalu ada di TV, benar?” Danica kemudian menggaguk. “tapi kali ini appadeul akan pergi sangat jauh dan tidak disiarkan di TV, sehingga kalian tidak dapat melihatnya.”
“Kalian bisa membawa kami.” Jawab Orion yang masih cengukan.
Kyungsoo mengambil helicopter mainan, “kami akan naik pesawat, tinggi sekaliiiii~~”
“Museowo” Danica meremas tangan Kyungsoo dengan erat.
“Appa tidak membuang kalian. Appadeul sangat menyanyangi kalian tapi appadeul harus berkerja untuk membeli makan, baju, rumah dan mainan untuk kalian. Kalian bisa mengunjungi appadeul kapan saja kalian mau, tapi sangat susah untuk tinggal bersama selamanya.”
“Aku tidak ingat ayah dan ibuku.” Ucap Estella
“Nado.”
“Nado.”
Kyungsoo menghela nafas panjang. Ia benar-benar frustasi.
“Uri adeul, ddal…” Chanyeol yang diam-diam menguping masuk kedalam kamar lalu menaruh Orion dan Esella dalam pangkuannya. “Meskipun appadeul pergi jauh tapi kalian masih bisa melihat appadeul.”
Chanyeol mengeluarkan ponselnya dan meminta Orion untuk menekan tombol sesuai perintahnya. Tiba-tiba saja sebuah nada terdengar di ponsel Chanyeol disusul oleh sebuah suara Chen.
“Chen Appa da~.” Teriak Estella senang
“Dela-ya,” Chen melambai, Danica yang penasaran ikut bergabung dengan Orion dan Estella di pangkuan Chanyeol, “Dani-ya, Rion-ah.”
“Appa kenapa ada disana?” tanya Orion polos.
>>deson<<
Setelah mengobrol di videocall para member EXO masuk kedalam kamar bayi. Mereka berbaris rapih sambil mengacungkan selembar foto.
“Kami tidak akan memasukan kalian ke panti asuhan. Kami berjanji.” Ucap Suho membuat ketika kening bayi-bayi itu mengerut. “Kami akan menitipkan kalian bersama keluarga kami, bagaimana?”
“Rumah nenek Baekhyun appa bagaimana?” usul Lay dengan penuh semangat, “disana ada pegunungan dan kalian bisa makan guguma sebanyak kalian mau. Lingkungannya baik dan tempatnya sangat indah.”
Ketiga bayi menggeleng dengan kompak.
“Uri noona jib?” Kai mengacungkan 3 anaknya Monggoo, Jjanggoo dan Jjangah. “Kalian bisa bermain dengan mereka sepuasnya. Mungkin kalian juga bisa membuat Jjanggoo kurus kkekekeke…”
“Rumah ibuku bagaimana?” usul Chen. “Dia sangat senang ketika aku mengatakan akan menitipkan anak yang manis.
Ketiga bayi menggeleng dengan kompak.
“Shinnee sunbaenim?” ucap Suho sambil mengacungkan gambar shinee. “kalian mengenal mereka juga bukan. Mereka juga pernah menjaga bayi. Kalian tidak perlu khawatir mereka bisa menjaga kalian, bagaimana?”
“Dirumah pacarku—“
“Shiroo…” Danica memotong ucapan Baekhyun
“Kkaepssong~” Baekhyun menurunkan fotonya.
“Kami tidak bisa menitipkan kalian sekaligus. Kalian akan tinggal di rumah yang berbeda-beda, jika kalian ingin bermain kalian bisa meminta untuk bertemu, jika kalian merindukan kami kalian bisa menelepon kami, bagaimana?”
“Tidak suka.”
“Kami juga tidak menyukainya.” Balas Baekhyun. “Jika kalian tidak mau, kami akan membawa kalian ke panti asu—arghh…” sebuah benda melayang ke kepala Baekhyun kali ini bukan dari Orion tapi dari Tao.
“Kau tidak boleh berkata seperti itu kepada mereka.”
>>deson<<
“Aku tidak ingin di rumah Baekhyun appa.” Ucap Orion tegas diikuti dengan Estella dan Danica.
“Tidak masalah.” Ucap Baekhyun tenang.
Setelah menetapkan dengan siapa mereka akan tinggal. Chanyeol dan Kyungsoo memberikan mereka sebuah ponsel dan mengajari mereka melakukan sebuah panggilan.
“Jangan lupa, arrachi?” Ucap Lay dengan bangga melihat mereka menerima dengan mudah apa yang di ajarkan.
“Jangan lupa untuk men-charge jika batrainya low. Minta bantuan, hyung atau Noona jika ada masalah, jangan berbuat keributan, jangan nakal.” Dikte Suho pada bayi-bayinya. Ia mulai khawatir seperti single parent yang harus meninggalkan anaknya bersama orangtuanya untuk pertama kali.
“Appa akan membelikan mainan, jika kalian bersikap baik, arrachi?”
Ketiga bayi itu menggangguk dengan bosan.
Danica memandang fotonya bersama Xiumin. Xiumin memberitahu Danica bila anak itu merindukan dirinya maka pandangi foto mereka berdua dan jika masih merindukannya ia boleh melakukan panggilan telepon. Xiumin tidak akan menggangkat telepon jika Danica tidak bicara, Danica harus banyak bicara.
“Aku ingin seperti appa.” Ucap Danica membuat Xiumin dan yang lainnya ikut menoleh. “Appa yang memelukku ketika aku menangis, jika nanti appa menangis, aku yang akan pertama kali memeluk appa.”
Xiumin terpukau mendengar ucapan Danica langsung memeluk Danica dengan erat.
“Aku ingin seperti Chen Appa.” Estella mengungkapkan keinginannnya juga. Chen yang dari tadi sibuk menyiapkan makanan, mendengarkan namanya disebut langsung menghampiri Estella. “Bisa membuat makanan yang enak.”
“Lalu Orion ingin menjadi apa?” tanya Chanyeol membuat Orion kebingungan.
“Keunyang—”Orion mengerutkan keningnya dan berpikir dengan keras, “Aku tidak ingin menjadi seperti Baekhyun Appa…”
Baekhyun yang mendengar jawaban Orion langsung menghela nafas panjang, “Kkaepsong~.”
TBC
===============================================================
=====================================
===============