“Bogosipo Tao Oppa.” Ucap Orion membuat Kai membeku dan Suho, Lay, Sehun dan Chen tertawa terbakah-bahak.
Kai menatap Orion tidak percaya. Ia pikir Orion akan mengingatnya dengan baik setelah menemani anak itu bermain tapi baru saja sehari ia meninggalkan anak itu seharian, anak itu sudah melupakannya dan menyebut nama Tao. Ia benar-benar merasa terkhianati.
“Rion-ah, Oppa anira, Hyung… Kai Hyung.” Lay mencoba mengajari Orion untuk mengunakan kata yang yang benar dengan baik tapi anak itu malah menggeleng.
“Tao Oppa.” Rengek Orion meminta gendong Kai, “Tao Oppa bogoshipo.” Orion menatap Kai dengan mata sendunya. Wajahnya masih kusut, terlihat jelas bahwa anak itu belum bangun sepenuhnya dari tidurnya.
Sehun menatap Orion dalam gendongan Kai. Ia merasa ada yang janggal dengan Orion. Orion bukan Tipe anak yang mudah dekat dengan orang lain. Peristiwa Kai mengasuh Orion kemarin bukan hal yang akan di ingat Orion, bahkan bisa jadi mimpi terburuk bagi Kai.
“Ah… Kau ingin bertemu dengan Tao Hyung?” Suho berhasil membaca pikiran Orion. Orion langsung menatap Suhu dan menggangguk. “Arraseo.”
Kai tertunduk lesu saat Suho menyuruhnya untuk membawa Orion ke pada Tao. Ia merasa… kenapa ia menjadi korban kebrutalan Orion dan ketika Orion menjadi anak yang manis, anak itu malah menginginkan orang lain. Rasanya sama seperti bertemu dengan gadis yang jelek dan berkencan dengannya tapi setelah gadis berubah menjadi bidadari gadis itu malah pergi bersama pria lain. Menyakitkan. Saat itu juga Kai ingin berubah menjadi manusia srigala dan menerkam Orion.
Awalnya Tao tidak mau bermain dengan Orion tapi setelah mendapatkan pelukan hangat dari Orion Tao berubah pikiran. Orion duduk di pangkuan Tao dan bertanya apa yang sedang Tao lakukan. Saat itu Tao yang sedang merasa sedih hanya menggeleng dan berkata tidak sedang melakukan apa-apa.
“Wae? Ulyo?” Entah dari mana Orion bahwa Tao sedang menangis. Membuat Kai dan Tao sendiri kaget. Orion mengelus pipi Tao dan tersenyum. “Oppa ada disampingku jadi tidak usah menangis.”
“Lion-ah.” Tao tersentuh dengan sikap manis Orion. Ia lalu memeluk Orion dengan erat. “Ayo kita bermain.”
Melihat Tao bersemangat bermain dengan Orion dan melihat senyum Orion mengembang, Kai memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua. Ini rasanya seperti melihat Noona-nya menikah dengan maehyung-nya dulu, seseorang yang sudah seperti saudaranya kini dengan orang lain.
Kai mencoba untuk berpikiran positif. Tao juga seorang baby makanya ia bisa bermain dengan Orion dengan mudah. Ia lalu kembali ke luar tengah dan melihat Danica menatap semua orang dari depan pintu kamarnya. Tidak ada yang menyadari Danica hingga ia mendekati gadis itu dan mengendongnya.
“Dia bangun lagi?” tanya Suho tidak percaya menatap Danica. Ia mengelap wajah Danica yang masih mengantuk.
“Dani benar-benar sensitif saat tidur.” Ucap Chen mulai menyadari sesuatu. Sesuatu yang mungkin akan jadi bencana di kemudian hari.
Kai mencoba untuk bermain dengannya tapi Danica menggeleng dan memilih untuk ke kamar Kris dan bermain sendiri. Ditemani oleh boneka-boneka dan mainan dari Fans Danica mulai sibuk dengan dunianya sendiri. Anak itu banyak bicara membuat Kai yang dari tadi memperhatikannya tidak percaya. Danica yang sejak pertemuan pertama mereka hanya bisa menggeleng dan menggangguk saja itu sekarang bisa berbicara panjang lebar.
“Cha Choa? Biskuit Choa? Coffee choa? Colla choa?” Danica mencoba menawarkan semua hal pada bonekanya. Ekspresi Danica yang seperti bertanya pada teman sebayanya yang sedang datang berkunjung ke rumah sangat bagus, hal itu membuat Kai tertawa terpingkal-pingkal.
“Nan neoneun Choa?” aku menyukaimu. Kai lalu ikut dalam pesta Teh Danica. Awalnya Danica mengacuhkan Kai tapi karena Kai selalu tertawa saat Danica memainkan perannya, Danica pun akhirnya membiarkan Kai ikut bermain dengannya.
Danica menghela nafas panjang kemudian memberikan sebuah piring dan gelas invisible, “Oppa jal mollaseo keureoneun geo gateunde naega jom arryeo julke.” Danica mulai dengan memberikan pelatihan khusus bermain dengan anak kecil versi Danica.
Kai tertawa melihat ekspresi Danica, Danica yang awalnya marah tapi malah ikut tertawa karena eskpresi Kai yang tertawa seperti orang bodoh.
“Kenapa kau tidak banyak bicara seperti yang lain tapi saat sendiri kau banyak sekali bicara.” Kai mulai penasaran dengan sisi lain dari Danica. Gadis itu bahkan menatap Kai saat bicara, seakan anak itu adalah gadis berusia 17 tahun yang manis dan cantik.
“Aku ibunya dan Oppa anaknya.” Danica memberikan peran untuk Kai. Ia lalu membelakangi Kai, mengambil beberapa mainan dan terlihat sangat sibuk.
“Mwohae?”
“Membuat bekal, Oppa harus sekolah dan aku akan memasakan bekal untuk makan siang.”
Kai mengangguk mengerti. Ia lalu menunggu hal apa yang disiapkan oleh Danica untuk makan siangnya.
Danica lalu membalikan badannya dan melihat Toybath larva milik sehun tergeletak di atas buku. “Jjajjan… ini adalah bekal makan siang Oppa.”
Kai terlihat senang dan shok. Ia tidak menyangka bahwa Danica akan sehangat ini, dan ia tidak bisa membayangkan jika ibunya memberikan larva untuk makan siang. Apa yang harus dia lakukan. Kai lalu menarik ujung bibirnya lalu tersenyum, “Gomawoyo Eomma.”
Kai lalu memeluk Danica dengan erat. Ia memang tidak bisa dekat dengan Orion, tapi baginya Danica adalah yang paling spesial.
>>deson<<
“Apa yang harus kita lakukan?” Pertanyaan itu kembali terlontar dari bibir Lay.
Untuk kesekian kalinya juga Suho tidak tahu jawabannya.
“Ayo kita buat makan malam untuk anak-anak.” Chen mencoba bangun dari rasa frustasinya. Ia merindukan keheningan Dorm meskipun dorm itu tidak pernah benar-benar sepi. Ia ingin ketenangan dan istirahat yang cukup.
Suho mencuci sayuran satu-persatu dengan teliti. Ia juga menyiapkan susu panas khusus untuk Danica, suplemen makanan untuk Estella dan obat anti demam untuk Orion. Ia tidak tahu apakah yang dilakukannya benar atau tidak tapi ia mencoba untuk tidak menambah masalah yang ada. Ia mengganggap ketiga anak itu adalah member EXO Kids-nya.
“Aku melihat Dani mengajari Kai bermain boneka.” Ucap Chen yang baru melihat sebuah keajaiban.
“Jinjja?” Lay yang tidak percaya meninggalkan tofu yang sedang ia potong dan berlari ke kamar Kris.
“Aku tidak pernah melihat Dani berbicara sebanyak itu.”
“Baby take care baby.” Senyum Suho mengembang. Senyum yang mirip dengan senyum seorang ibu yang sedang melihat anaknya meraih juara satu.
“Sehun-ah, kau tidak bermain dengan Della?” Chen mencoba menggoda Sehun yang sedang sibuk memanggang daging.
Dari semua member yang dilihatnya, Sehun adalah member yang paling jarang bersentuhan dengan para bayi. Sehun hanya tertawa saat melihat tingkah manis para bayi dan jika bayi-bayi itu melakukan hal yang aneh ia langsung kabur ke belakang Suho atau Chanyeol.
“Mereka cangat kecil.”
“Aku menyuruhmu untuk bermain dengan mereka bukan untuk memakan mereka.” ucap Chen dengan gemas pada Sehun.
“Suho-ya mereka sangat mengemaskan.” Lay berjingkrak kegirangan sambil mengepalkan kedua tangannya tidak menyadari bahwa ia menggengap pisau dapur yang besar.
“Hyung, muceowo.” Seru Sehun yang tiba-tiba berlindung di belakang Suho sambil menunjuk pisau dalam genggaman Lay.
“Ah mian… aku sangat terkejut melihat Dani dan Kai.” Lay kemudian kembali ke pekerjaannya memotong tofu.
Suho, Lay, Sehun, Chen kembali fokus kepada pekerjaannya masing-masing. Biasanya mereka memakan ramyeon atau memesan makanan cepat saji lainnya tapi mereka tidak bisa membuat bayi-bayi itu memakan hal yang sama. Mereka akan cepat sakit jika di beri makanan seperti itu. Masih jelas dalam ingatan mereka dimana Chanyeol memberikan Orion Jjajangmyeon dan setelah itu anak itu muntah-muntah.
Menjaga bayi-bayi itu saja sudah susah apalagi jika mereka sampai sakit.
“Apakah ini secret camera untuk Variety Show Hello Baby?” tiba-tiba sehun teringat dengan variety show yang pernah di ikuti oleh SNSD dan SHINEE juga Leeteuk SJ itu.
“Eyyy, tidak mungkin.”
“Lalu dari mana datangnya bayi-bayi itu?”
“Ibuku bilang anak adalah rezeki.” Ucap Lay meskipun kali ini ia tidak menyutujuinya. “Kita harus mengadakan tour dunia, Chanyeol akan sibuk dengan varety show-nya, Luhan akan syuting film di Tiongkok, Dio akan sibuk dengan drama terbarunya dan Baekhyun akan sibuk dengan drama musicalnya.”
“Kita akan tinggal di Tiongkok selama seminggu.” Sehun menambah rangkaian penambah sakit kepala mereka.
“Suho-ya, apa tidak ada kabar dari manager hyung?”
Suho menggeleng.
“Ah sepinya.” Chen menegakkan kepalanya menahan air matanya. Bawang yang sedang di kupasnya benar-benar membuat keduanya terasa sakit.
“LIOOOOON-ah….”
Orion melesat di membelah keheningan didapur diikuti oleh teriakan Tao. Orion berbelok menuju sumber suara dan meninggalkan suara kekehan.
“Mwoya?” Sehun berbalik melihat kilasan Orion yang meninggalkan dapur seperti seorang hantu.
“Kupikir setelah setiap member mempunyai kegiatan individu dorm ini akan terasa sepi.” Ucap Chen lagi tapi sepertinya yang lain juga memiliki pemikiran yang sama, dorm mereka tidak pernah akan sepi.
“Oppa jugoseo”
“Jebal, liooon ah…”
“Ahahaaa…”
>>deson<<
Estella duduk di sebelah Chen dengan keinginannya sendiri. Gadis itu mengambil sumpit dan sendok lalu meletakannya di atas tisu. Chen tertawa melihat anak gadisnya tumbuh dengan cantik dan angun.
“Della-ya, jika kamu dewasa nanti jangan bertemu dengan Oppa Chingu. Arrachi?”
“Wae?” tanya Estella penasaran.
“Kamu harus bertemu lelaki yang baik, mempunyai keluarga yang baik dan hidup dengan baik.”
“Tch…” Estella membuang wajahnya tidak peduli.
“Della-ya, jika kau sudah besar, akan menikah dengan Oppa-kan?” Suho menatap Estella dengan tatapan penuh harap.
Estella menggeleng.
“Hyung, Della akan bertemu dengan orang yang lebih baik darimu. Cetidaknya yang lebih tinggi darimu hahaaaa…” ucap Sehun membuat wajah Suho semakin memerah.
Danica makan dengan disuapi oleh Kai. Gadis itu tidak banyak protes dan memakan apapun yang Kai berikan padanya. Kai tampak senang seperti mempunyai mainan baru.
“Kai-ah, berikan juga sayuran pada Dani. Jika dia tidak makan sayuran dia akan susah buang air besar.” Suho memberikan sayuran ke hadapan Kai.
“Danica yang paling cool dari semuanya.” Lay ikut memuji Danica lalu mengacak-acak rambutnya gemas.
“Nega?” Orion yang mendengar pujian Lay ikut meminta pengakuan.
Lay berpaling pada Orion yang memandangnya dengan tatapan penasaran. Orion sibuk dengan mainannya dan mencapakan nasi yang sudah di buat penuh cinta oleh Chen. Sedangkan Tao yang sudah kehabisan energi setelah bermain dengan Orion sibuk melahap makanannya.
“Lion, terlihat tampan jika memakan makananmu.” Ucap Lay penuh modus.
“Shiroo…” Orion kembali fokus pada mainannya.
“Rion-ah, kau bisa sakit jika tidak makan.” Bujuk Chen.
“Aku ingin makan Jjangmyeon.” Ucap Orion membuat Kai, Sehun, Lay, Chen terutama Suho membatu.
“Rion-ah apa kau tidak ingat kau muntah setelah makan jjangmyeon kemarin.”
Orion memajukan bibirnya tidak peduli.
Suho sibuk mencari cara untuk membuat Orion memakan makanannya. Mulai dari membujuk, mengancam hingga mendapat bonus lemparan sendok dari Orion sampai berpura-pura menangis.
Melihat Suho menangis Danica mengeluarkan tawa riangnya. Gadis itu tampak bahagia melihat Suho menderita sedangkan Estella lalu mendekati Orion dan menyuruhnya untuk makan.
“Rion-ah.” Estella membuat Orion menatapnya. “Makanlah, jika tidak kau akan kelaparan.”
Orion tidak peduli.
Danica kemudian mendekati Orion. “Jika kau tidak makan, Monster akan memakanmu. Kau tidak bisa melawan karena lemas.”
Orion membulatkan matanya.
“Min Oppa, mengatakannya kepadaku kemarin.” Danica menatap Orion dengan tatapan percaya padaku atau kau tidur di dalam perut moster malam ini. “Min Oppa juga mengatakan jika kau makan kau akan dapat mainan yang banyak dari Santa Harabeoji.”
Mendengar kata mainan Orion langsung berbinar tapi kemudian ia terlihat tidak semangat, “Santa Harabeoji hanya datang di hari natal.”
“Jika Orion memakan nacinya campai habis, Cuho hyung akan membelikan mainan robot-robotan.” Ucap Sehun diikuti oleh tatapan Kenapa kau mengatakan hal itu pada anak itu? Suho.
Tidak mau kalah, Sehun membalas, Kenapa protes? Aku saja tidak protes saat mereka membawa semua mainanku.
“Jinjja?” Orion menatap Suho dengan penuh harapan.
“Tentu saja.” Ucap Kai, Lay dan Chen bersamaan.
Dengan diiringi derai air mata Suho, Orion akhirnya menyantap makannannya.
>>deson<<
“Oriooooon… tidurlah, ini sudah jam 9 malam.” Suho memperingatkan Orion agar meninggalkan mainannya.
Kasur Kris yang kecil tidak bisa menampung ketiga anak itu sehingga Suho memutuskan bahwa Orion akan tidur bersama member lain dan yang Orion pilih adalah Tao. Entah harus senang atau sedih, yang jelas Tao dalam masalah besar.
Orion menunggu Tao dengan sabar, sedangkan Tao sibuk dengan ponselnya mencari cara yang tepat untuk menidurkan bayi.
“Eottheokhae???” Tao menatap Orion dengan tatapan bingung.
Orion membalasnya dengan tatapan tidak mengerti.
“Lion-ah, pejamkan matamu dan tidur.” Ucap Tao pada akhirnya.
Orion menggeleng.
Tao menepuk keningnya yang terasa berdenyut.
“Jjangmyeon.” Orion bergelayut manja di tangan Tao.
“Suho Hyung akan memarahi kita jika ketahuan.” Bisik Tao
“Eunggg~~” Orion menggelengkan kepalanya dan mengeluarkan aegyo-nya.
“Kalo Ramyeon?” Tao akhirnya kalah dari Orion. “Kita bisa membuatnya di dapur.”
Orion menggangguk.
Ruang tengah dan ruangan lain yang tidak digunakan dimatikan lampunya. Suho memerintahkan semua bayi harus tidur dan oleh karena itu member yang tidak bertugas menidurkan bayi pergi ke kamar Suho dan ikut rapat penting.
Tao dan Orion mengendap-ngendap menuju dapur.
“Oh Kamjagiah…” Tao terkejut saat melihat Sehun, Kai, Danica dan Estella sedang sibuk di dapur.
“Ssstt…” Kai menyuruh Tao untuk diam. “Kita tidak bisa membuat Hyung marah.”
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Tao penasaran.
“Mereka tidak bisa tidur, jadi aku membuatkan susu untuk mereka.”
Tao menggagguk. Alasan yang sangat bertolak belakang dengan kehadirannya disini.
“Hyung?” tanya Sehun yang penasaran dengan tingkah Tao
“Olion ingin makan Ramyeon.” Jawab Tao jujur
“Micheosseo?” Kai membelakan matanya tidak percaya tapi Tao tidak mempunyai cara lain untuk membuat Orion tidur. Ini pertama kalinya ia mengasuh bayi.
“Oppa aku juga ingin makan ramyeon.” Ucap Estella membuat Kai membatu.
“Oppa… nado.” Tambah Danica.
Kai menatap Tao dengan gemas, kenapa kau datang di saat yang tidak tepat.
>>deson<<
“Enak?” tanya Tao melihat ketiga bayi makan dengan lahap.
Orion menggangguk dengan senang. “Oppa aku ingin lagi.”
“Hyung.” Koreksi Kai cepat.
Orion menatap Kai dengan tatapan penuh tanda tanya, “Eum?”
“Kau harus memanggil Tao dengan kata Hyung.” Kai memperjelas ucapanya agar Orion lebih mengerti.
“Wae?” Orion menggigit sendoknya. Mata menatap Kai dengan tatapan menggoda seperti ada sesuatu yang sedang ia rencanakan
“Karena kau itu laki-laki.” Kai berusaha untuk tenang dan bergaya cool.
“Wae?” tanya Orion lagi membuat semua darah Kai berhenti di kepalanya.
“Pokoknya kau harus menyebutnya Tao Hyung.” Image Cool yang berusaha di bangun Kai hancur seketika. Ia memang tidak bisa bergaya kalem di hadapan anak itu.
“Shiro.” Jawab Orion dengan Cool.
Satu kosong untuk Orion. Kai tahu bahwa ia tidak akan pernah menang melawan Orion.
“Hyung.” Ucap Estella tanpa disuruh membuat Kai semakin bingung.
“Ani… Dani dan Della tetap memanggil dengan Oppa sedangkan Rion memanggil dengan sebutan Hyung.” Ralat Kai dengan cepat.
Sehun dan Tao tidak peduli dengan pelajaran seperti itu. Sehun tidak peduli dengan hal yang semacam itu sedangkan Tao sudah lelah mengajari Orion.
“Wae?” kini Giliran Estella yang bertanya.
“Tidak bisa kah kalian menurut saja dan mematuhi perintah yang lebih tua.” Kai menundukan kepalanya merasa gagal.
“Shiro.” Jawab Estella
“Karena Della dan Dani adalah perempuan sedangkan Rion adalah laki-laki makan Dani dan Della harus memanggil Tao dengan sebutan Oppa dan Rion dengan sebutan Hyung.” Ucap Kai belum merasa menyerah.
“Shiro… kami tidak mau di bedakan.”
Kai menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Terserah kalian mau memanggilku apa.” Tao menyuapi Orion sendok terakhir. “Aku tidak peduli.
“Appa.” Ucap Danica yang membuat Tao terkejut. “Kau mirip dengan ayahku hehhee…”
Kai dan Sehun tertawa mendengar ucapan manis dari Danica.
“Tao Appa…” Orion dengan senyum menggembang. Ia tampak menyukai Tao yang sedang mengalami mental breakdown.
“Kai Appa. Kai mirip dengan ayahku. Sama-sama Hitam.” Ucap Estella membuat Kai menghentikan tawanya.
“Sehun-ie appa.” Orion menunjuk Sehun tepat di hidungnya.
Ketika bayi itu tertawa sedangkan maknae EXO-deul terlihat mengalami mental breakdown. Mereka bahkan kehilangan kata-katanya untuk mengajari anak-anak itu, sementara anak-anak itu tertawa puas.
Lampu menyala dan membuat keenam orang itu panik. Tao langsung meraih panci bekas ramyeon dan hendak membuangnya ke tempat cuci ketika sebuah suara menghentikannya.
“Apa yang kalian lakukan?” Dio dengan suara 4 oktafnya menggelengar di seluruh dorm.
Sehun, Kai dan Tao menjadi salah tingkah. Melihat ada yang tidak beres, Dio langsung mengecek dan langsung kaget setelah melihat sisa-sisa ramyeon berserakan di meja.
“Ramyeon? Apa kalian tidak ingat kemarin Orion muntah-muntah setelah makan mie?”
“Kyungsoo appa~” Orion, Danica dan Estella langsung berhamburan ke kaki Dio. “Appa~~~~”
Perhatian Dio teralihkan. Ia lalu menduk dan melihat bayi-bayi itu dengan kikuk. Ia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Apakah dia harus bertanya kenapa mereka memanggilnya ayah atau memeluk mereka satu-satu dan menanyakan kabar atau memarahi Kai, Tao dan Sehun.
Ini sudah terlalu malam untuk anak-anak itu, Dio menarik nafas lalu berkata. “Ayo tidur.”
TBC
================================================================= ============================
Semakin lama semakin aneh yah? hahhaaaa
Next chapter is Baek-D show
Bagaimana Baekhyun dan Kyungsoo mengurus para bayi. Lalu bagaimana mereka meninggalkan para bayi ketika pergi ke Hongkong dan menjalankan schedul selama di Tiongkok?
next chapter sudah tersusun rapih tapi pertanyaan terakhir belum terpikir. Sekarang setelah ada rumor yang berhembus sepertinya harus sedikit mengubah cerita hahaaaa, ini akan semakin menarik
Congrat Baekoong-ie and taeng unni... longlast ya^^
Ada yang mau nebak ending baby galaxy ini? Siapa sebenernya bayi-bayi itu? apa anak-anak itu, anaknya Kris atau Anak yang di bawa Kris atau anak orang lain yang Kris sendiri gak tau?
kkkkkkkkkkk.....
-deson-