Kesebelas member EXO duduk dengan wajah lesu setelah semalam mereka bergadang mati-matian untuk membuat Orion tertidur. Anak itu akhirnya tertidur pulas setelah Chen memberinya susu coklat hangat. 4 jam kemudian saat matahari terbit, Orion kembali bangun dan segera membuat keributan yang besar di dorm EXO. Entah dari mana anak berumur 3 tahun itu tahu cara membangunkan orang dewasa dengan mengunakan air. Ia tidak lagi menggunakan mainan larva milik Sehun atau Lay tapi menggunakan gelas dan sedotan. Ia menyedot air dari gelas kemudian menyemburkannya ke siapapun yang terlihat sedang tidur. Hal ini membuat anak EXO terpaksa bangun pagi-pagi.
“Hyung apa kau tidak dapat bertanya kepada Kris?” tanya Suho kepada managernya.
Sang manager pun hanya menggelengkan kepalanya, tiba-tiba saja anak-anak asuhnya sudah memiliki 3 anak yang sangat aktraktif. Ia memikirkan seribu cara untuk mengembalikan anak-anak itu kepada orangtuanya tapi—
“Baekhyun-ah, ingat hari ini kau ada latihan drama musical.” Ucap sang manager yang kepalanya sudah penuh dengan jadwal-jadwal anak-anak asuhnya. Mengasuh anak EXO adalah hal yang utama baginya. Sementara bayi-bayi itu bukan suatu masalah selama tidak tercium oleh media dan fans. “Kalian yang tidak mempunyai kegiatan asuh saja anak-anak ini untuk sementara waktu. Sementara aku akan memikirkannya nanti.”
“Hyung.” Panggil kesebelas member EXO. Tatapan mereka penuh dengan pengharapan. Berharap bahwa anak-anak itu bisa segera menghilang atau orang tua mereka datang menjemput atau ada seseorang yang rela mengadopsi mereka.
“Kasus Kris belum mengering, kita tidak bisa bertindak ceroboh lagi.”
Kesebelas anak EXO menghirup nafas panjang. Pagi itu mereka melanjutkan kegiatannya. Baekhyun yang pergi latihan drama musical. Dio yang pergi untuk syuting dramanya. Chanyeol, Luhan dan Xiumin harus pergi syuting reality show. Kai harus latihan dance, sebenarnya tidak terlalu penting juga tapi Suho mengijinkannya karena melihat wajah Kai yang benar-benar histeris setelah menjaga Orion selama 3 jam kemarin.
Suho, Lay, Chen, Tao dan Sehun langsung bertukar pandang. Tao sebenarnya ingin mengikuti jejak Kai tapi Suho menariknya bahwa mereka butuh 3 orang untuk bermain dengan Orion. Lebih tepatnya satu orang untuk dipukul, satu orang untuk di lempar dan satu orang lagi untuk di jambak oleh Orion. Dengan berat hati Tao mengikuti perintah Suho dengan satu syarat bahwa Suho harus mengabulkan satu permohonannya.
Call. Suho menyutuinya tanpa syarat.
Dengan berat hati, tapi sebagai leader ia tidak berbuat apa-apa lagi. Jika saja Kris masih bersama mereka mungkin ia bisa membagi beban itu dengan Kris tapi, ia tidak bisa menyalahkan Kris terus menerus. Kris mempunyai alasan, ia akan tahu suatu saat nanti.
>>deson<<
“Aku akan mandi besama Olion.” Tao langsung berdiri dan mengacungkan tangan ke atas saat kelima pria itu mulai berpikir tentang aktifitas di pagi hari yaitu mandi. Mandi bersama bukan masalah besar baginya, dan Orion yang merupakan satu-satunya anak laki-laki akan lebih mudah di mandikan dari pada Danica dan Estella. Tanpa banyak bicara, Tao langsung menggendong Orion ke kamar mandi dan mencopot semua bajunya. Orion tampak kegirangan dan berteriak-teriak dikamar mandi.
Chen menatap Estella dan Danica sesaat. Bagaimana ia bisa memandikan dua anak itu. Meskipun keduanya masih anak-anak tapi ia sudah cukup dewasa untuk itu. Ia merasa sangat malu. Bahkan untuk menemani adiknya buang air kecil saja, ia hanya akan berdiri di depan pintu toilet.
“Della-ya, apa kau membawa baju ganti?” tanya Lay membuat ketiga orang dewasa disana langsung mengerutkan keningnya. Mereka tidak membawa apapun kecuali baju yang mereka pakai dan selembar kertas tentang nama, umur dan sedikiiit informasi tentang mereka.
Estella menggeleng.
“Apa kau ingat dimana rumahmu?” tanya Suho dengan penuh antusias.
Estella kembali menggeleng.
“Apa kau ingat nomor telepon orangtuamu?” tanya Suho lebih antusias dari sebelumnya.
Estella menghirup nafas panjang kemudian mengeleng. Ia menatap Suho dengan tatapan merendakan seakan Suho adalah orang paling malang sedunia yang patut di kasihani. “Ah, jebal.”
Sehun, Lay dan Chen yang melihat ekspresi Estella langsung tertawa terbahak-bahak. Ia tidak tahu bahwa anak itu pintar sekali bermain eskpresi. Tatapannya benar-benar cool dan menjatuh Suho sebagai leader. Sebagai leader yang selalu di turuti oleh member-membernya, Suho benar-benar merasa terhina dengan tatapan itu, jika saja bukan Estella yang mengatakannya, ia mungkin sudah menendang orang itu ke galaxy.
Lay kembali menatap Estella dan Danica bergantian, “Della-ya, Dani-ya, hmmm… kalian tahu, manusia perlu untuk mandi dan—” Danica menyentuh pipi Lay dengan tangan kecilnya kemudian tertawa renyah membuat Lay ikut tertawa dan melupakan kata-katanya sendiri. Gadis kecil itu bisa menghipnotis Lay dengan satu sentuhan dan senyum manis miliknya.
Sentuhan kecil Danica membuat Lay melayang, mengingatkannya pada cinta pertamanya yang indah dan selembut permen kapas. Dadanya berdegup dengan kencang, mata Danica bercahaya seperti lautan bintang di angkasa dan senyumannya seperti pelangi di atas oase. Cinta pertama yang sudah lama ia lupakan kini berdiri dihadapannya seperti sebuag cermin.
Estella menggelengkan kepalanya dengan cepat ia mengatakan, “Nan Baby aniya—” Ucapnya diikuti dengan sorakan Suho, Chen, Sehun dan Lay.
“Yoksi, Uri Della bukan seorang bayi, tapi seorang gadis.” Ucap Chen bangga dengan anak perempuannya itu. Jika menikah nanti ia ingin mempunyai anak seperti Estella yang dewasa dan cantik.
“Heum… Orang dewasa tidak mandi.” Ucap Estella dengan cueknya membuat ke empat pria itu mematung diiringi dengan kekehan nakal dari Danica. Entah dari mana Estella mendapatkan kata-kata itu meskipun benar tapi sekarang sudah masuk musim panas dan semua orang harus mandi agar menjaga tubuhnya tetap dingin.
“Della-ya.” Suho mengikuti gaya Lay ketika berbicara dengan Estella. Ia mendekatkan wajanya ke hadapan Estella dan menatap kedua matanya. “Oppadeul, sudah mandi. Apa kau bisa mandi sendiri?”
Estella menggangguk membuat Suho lonjak kegirangan. Tentu saja, Estella adalah adalah bayi yang bisa di andalkan, “tapi—“ Suho kembali terdiam, menatap anak gadisnya dengan tatapan was-was. “Aku tidak membawa baju.”
Suho, Lay, Chen dan Sehun kembali terdiam. Orion mungkin bisa memakai baju mereka yang kecil mungkin juga bisa memakai pakaian dalam mereka tapi Danica dan Estella tidak bisa. Mereka juga tidak bisa pergi keluar dan membeli beberapa baju untuk keduanya. Membeli secara online akan memakan waktu untuk pengiriman dan mungkin akan datang besok.
“Codi noona.” Seru Sehun memecah kebuntuan mereka. “Kita minta tolong saja padanya. Kurasa dia tidak keberatan.”
Semua akhirnya menyetujui saran Sehun. Mereka menelepon sang Codi dan meminta membelikan beberapa potong baju yang lucu untuk para baby. Meskipun sang Codi bertanya dengan heran tapi ia berjanji akan datang sebelum makan siang.
“Yeyy!!!” Suho bertepuk tangan karena senang. Satu masalah telah teratasi tapi masih ada masalah lain yang belum teratasi dengan baik.
“Hyung!!!!” Tao berteriak dengan kencang sementara. Ia membopong Orion dengan posisi tengkurep tanpa sehelai handuk pun. Air berjatuhan dari badan Orion dan baju Tao yang semuanya basah.
“Ya!” Suho langsung naik pitam saat melihat air yang berceceran dari badan Tao.
Lay langsung mengambil handuknya dan membungkus Orion agar tidak kedinginan. Ia langsung memberikan baju terkecil yang bisa didapatkannya dan memakaikannya pada Orion.
“Hyung, aku hampil mati di kamal mandi.” Tao yang sudah mengganti baju dan mengeringkan rambutnya kembali melapor pada Suho. “Olion menalik lambutku dan menyilamkan ail ke badanku. Aisshhh… jinja. Aku ingin pulang ke lumah.”
Orion berlari ke ruang tengah dengan kaos hitam yang menjulur sampai ke lantai. Bagian tangan yang panjang di gulung sampai atas. Karena tidak menemukan celana yang kecil, Lay berinisiatif untuk mengingat celana Orion dengan tali rapia.
“Waahh… uri Orion sangat tampan.” Lay memuji hasil karyanya sendiri.
>>deson<<
“Noona…” Sehun langsung berlari begitu mendengar suara bel. Ia sudah menyerah ketika Orion mulai membuat keributan diikuti dengan Estella yang ikut mengcopy ulah Orion. Ia mencoba menasihati Orion untuk tidak melemparkan benda-benada atau menendang tapi anak itu malah mengeluarkan senjata andalannya yaitu menangis akibatnya Suho memberinya sebuah peringatan.
Tao sendiri berusaha keras untuk tidak mengunakan material art-nya. Ia terus mengirimkan pesan kepada Chanyeol untuk segera pulang atau dia yang akan pulang ke Tiongkok (nb: Penyebutan kata CINA sekarang di ganti menjadi TIONGKOK namun dalam bahasa Inggris tetap CHINA, jadi untuk teman-teman yang masih mengunakan kata ‘CINA’ harap di ubah menjadi TIONGKOK tapi kalau mau tetep maka gunakan dalam bahasa Inggris yaitu CHINA).
“Noona kau adalah malaikatku.” Sehun mengeluarkan sayap putih malaikatnya untuk menolong Codi Noona membawakan barang bawaannya. Ia juga menyuruh Codi Noona untuk duduk di sofa dan membawakan air putih untuknya.
“Ini bayi siapa?” Tanya Codi Noona yang mulai merasa aneh saat melihat Sehun tersenyum seperti malaikat ternyata ada tiga bocah yang membuatnya terpaksa menjadi malaikat. “Aku pikir aku salah masuk rumah.”
Suho langsung menjelaskan apa yang terjadi pada Codi Noona. Codi Noona mengganguk mengerti, “tapi Suho-ya…” Codi Noona menatap 3 bayi itu dengan tampang kasihan. “Aku pikir saat Chen menghubungiku, ia ingin membelikan baju untuk keponakannya jadi aku…”
Orion, Danica dan Estella yang ikut penasaran ikut bergabung dengan Codi Noona dan melihatnya mengeluarkan benda-benda yang lucu. “Aku pikir untuk hadiah ulangtahun jadi aku membelikan ini.”
Satu stel baju Cinderella, putri salju dan sebuah tuxedo serta tiga buah baju tidur berbentuk kelinci, beruang dan sapi.
“Keopta.” Seru Lay diikuti dengan tatapan binar Danica dan Estella.
Danica berbisik kepada Lay untuk mandi dan memakai baju itu. Lay kemudian meminta Codi Noona untuk memandikan Danica dan Estella dan mendandani mereka seperti seorang putri sementara ia akan mengganti baju Orion. Meskipun ia tidak yakin bahwa ia akan selamat dari cakaran Orion.
Lay, Suho, Chen, Sehun dan Tao akhirnya bertugas mengganti baju Orion.
“Rion-ah, ayo ganti bajumu dulu.” Lay mengibarkan tuxedo Orion tapi Orion menggeleng. Ia menunjuk baju tidur kelinci dan ingin memakainya.
“Rion-ah, itu baju tidur kau akan kegerahan jika memakainya sekarang.” Seru Suho namun Orion tetap menggeleng. Dengan terpaksa mereka berlima memakaikan baju kelinci itu pada Orion. Anak itu tampak senang dan mengacungkan jempolnya ke arah Tao.
“Aku membelitahunya kalau dia suka di halus mengacungkan jepolnya.” Ucap Tao bangga. Ia tidak yakin bahwa Orion akan mengikuti ajarannya. Untuk pertama kalinya ia merasa pantas untuk mengajari Orion dan berniat bawa suatu hari nanti saat Orion besar ia akan mengajari Orion ilmu beladiri.
“Rion-ah popo…” Chen lalu menyodorkan pipinya. Chu… dengan manis Orion mendaratkan ciumnannya membuat Chen tersenyum. “Kyaaaa~”
Lay tampak cemburu dengan Chen lalu meminta Orion untuk menciumnya juga. Orion lalu mencium hyung-nya satu-persatu. Saat Orion mencium Sehun, tiba-tiba saja Sehun membalikan wajahnya dan mencium bibir Orion. Orion yang ciuman pertamanya di ambil oleh Sehun hanya tertawa malu-malu dan menutup wajahnya.
“Oppa…” Estella keluar dengan memakai dress. Rambutnya diikat dengan rapih dengan mahkota kecil di pucuk kepalanya. Ia benar-benar seperti seorang putri. Ia tersenyum lalu berlari ke pangkuan Chen.
Setelah Estella, Danica keluar dengan Codi Noona. Ia menggunakan baju berwarna kuning biru dengan bado berwarna merah. Dengan rambut pendek dan pipi semerah buah apple ia tampak seperti putri salju yang memukau.
“Dani-ya.” Suho, Tao, Lay dan Sehun merentangkan tangannya meminta Danica untuk memilih salah satu dari keempat pria itu. Danica menggeleng, ia malah bersembunyi di belakang Codi Noona. Codi Noona akhirnya meminta Danica untuk memilih Oppa mana yang paling dia sukai.
Danica menggangguk kemudian berjalan dengan pelan kearah menatap para oppa yang penasaran padanya. Ia berhenti lalu berlari ke arah Lay, “Oppa.”
“Oppa.” Orion ikut berlari ke arah Tao lalu memeluknya dengan erat.
Suho yang syok karena Danica memilih Lay dan Orion memilih Tao, lalu memeluk Sehun sambil berteriak, “oppa.”
Dengan kekuatan kecewa karena tidak ada yang memilihnya, ia lalu menendang Suho dengan keras lalu mengusap tangan serta lehernya yang sempat bergidik ngeri karena di peluk Suho. Ia merasa bahwa Suho mulai tidak normal setelah kehadiran bayi-bayi ini.
>>deson<<
Danica, Estella dan Orion tertidur dengan nyenyak di kamarnya setelah selesai menyantap makan siang mereka. ketika sedang tidur seperti itu mereka tampak seperti seorang malaikat tanpa dosa. Sehun lalu mengambil ponselnya dan memfoto beberapa pose lucu ketiganya dan mengirimkannya ke grup Chat EXO.
“Mereka seperti putri dan seekor kelinci.” Ucap Sehun mengamati foto bayi-bayinya.
“Dua putri dan pangeran tampan.” Tao memamerkan fotonya yang sedang dicium oleh Danica dipipi kanan dan Estella dipipi kiri. Entah bagaimana cara Tao membujuk Danica untuk menciumnya padahal awalnya Danica sangat takut pada Tao dan Estella yang paling pelit memberikan ciumannya. Termasuk pada Chen.
“Ingat jangan di posting di media sosial. Arra.” Ancam Suho untuk kesekian kalinya.
Untuk kesekian kalinya juga Tao berpikir bahwa Suho benar dan dengan penuh kekesalan Tao akhinya memasang fotonya dengan Danica di wallpaper ponselnya padahal ia ingin mengatakan kepada orang-orang bahwa ia mendapatkan dua gadis cantik.
Sehun terkekeh sambil melihat ponselnya membuat Suho menatapnya dengan marah. Sehun yang menyadari tatapan Suho langsung memberikan klarifikasi. “Aku mengirimkannya ke grup chat untuk membuat member lain iri.”
Lay dam Chen ikut membuka ponselnya dan melihat kegaduhan di grup chat mereka. Xiumin berteriak histeris karena melihat anaknya menjadi sangat cantik. Kai tidak menyangka bahwa Orion bisa menjadi sangat manis. Luhan mengatakan bahwa ia ingin menikah dengan Estella saat anak itu besar nanti. Chanyeol bersyukur bahwa anak itu bisa bersikap normal seperti anak lainnya. Baekhyun berkata bahwa mereka adalah anak-anaknya.
Ketika melihat komentar positif dari membernya, Tao melihat sebuah ide di hadapannya. Ia lalu mengirimkan fotonya yang sedang di cium oleh Danica dan Estella ke grup chatnya. Ia ingin menyombongkan diri bahwa dia adalah raja anak-anak, sang maknae penakluk hati anak-anak dan sebagainya.
Bipp.. bipp…
Dio: Berapa lama kau mengedit itu?
Baekhyun: Aku banyak melihat foto seperti itu.
Chanyeol: Pergilah tidur dengan anak lain. Jangan menjadi anak nakal.
Sehun tertawa sangat puas melihat jawaban member lain yang meragukan ke aslian foto Tao, membuat harga diri Tao semakin jatuh. Usahanya untuk dekat dengan anak-anak terasa sia-sia bahkan ia tidak bisa menyombongkan diri bahwa dia sudah berhasil memandikan dan mengajari Orion sesuatu yang berguna. Sambil menahan air matanya Tao berlari ke kamarnya dan menguncinya dengan rapat.
“Tao-ya… uljima.” Jangan menangis, Seru Suho melihat sekilas mata Tao sudah berkaca-kaca.
>>deson<<
“Aku melihat mereka tidak seperti umur tiga tahun.” Ucap Codi noona ketika melihat kejanggalan pada bayi-bayi itu.
“Mungkin 4 tahun. Mungkin saja mereka menulis umur internasional mereka.” ucap Lay mencoba untuk berpikir positif. Mereka terlihat sangat muda meskipun terkadang prilaku mereka tidak seperti bayi di usianya.
“Mereka akan tertidur dan bangun kembali.” Codi Noona memberikan beberapa tips tentang bayi sebelum pergi. Ia juga membuat rangkuman kecil tentang makan yang boleh dimakan dan tidak boleh di berikan pada bayi dan hal-hal kecil lainnya. “Keponakannku yang berusia 4 tahun juga seperti itu, mereka sangat aktif untuk mencari perhatian. Mereka tidak bisa mengatakan apa yang mereka rasakan maka kalian harus bisa berbaur dengan mereka dan mencari tahu apa yang mereka inginkan. Ajarkan mereka dengan baik.”
“Noona kau berkata seperti anak-anak itu adalah anak kami.” Seru Chen dengan nada sedih. Setelah seharian merawat anak-anak itu, Chen mulai menyukai ke tiganya tapi mendengar kata-kata Codi Noona ia merasa sedih. Ia tidak bisa selamanya bermain dengan anak-anak itu. Mereka mempunyai setumpuk pekerjaan yang harus di kerjakan termasuk latihan-latihan dan tour dunia.
“Aku akan mencari tahu apakah ada orangtua yang kehilangan anaknya atau tidak.” Codi Noona akhirnya pergi meninggalkan kebuntuan di antara anak-anak EXO itu.
Suho meluruskan kakinya sambil memandang langit-langit dormnya, “Bagaimana jika anak-anak itu harus kita asuh sampai besar.”
“Orion sangat tidak suka mendengar kata panti asuhan. Ia menjambak Chanyeol saat mengatakan panti asuhan.” Lanjut Lay, masih ingat malam pertamanya dengan Orion. Orion benar-benar marah saat Chanyeol mengatakan akan mengirimnya ke panti asuhan.
“Tapi jika mereka bersama kita bagaimana kita menyembunyikan mereka terus. Mereka perlu pergi keluar rumah, perlu ke sekolah, perlu pergi dengan teman-temannya.” Lanjut Chen mulai khawatir dengan nasib bayi bayi mereka.
“Hyung kau kan kaya. Apa kau tidak bisa menyewa 5 orang pembantu untuk merawat mereka, jadi kita tidak perlu khawatir dan bisa terus melanjutkan kegiatan kita.” Sehun mengatakannya dengan sangat mudah membuat Chen dan Lay mendecak kesal.
“Sehun-ah, apa kau akan mentitipkan barang berhargamu kepada orang lain?” tanya Suho membuat Sehun mengerutkan alisnya. Sehun kemudian menggeleng. “Jika kau tidak menitipkan barang berhargamu pada orang lain, kenapa kau menitipkan anak-anak yang lebih berharga itu kepada orang lain lain?”
Suho benar. Mereka tidak bisa membuang anak-anak itu. Anak-anak itu juga manusia yang harus di rawat dan di besarkan dengan kasih sayang.
“Oppa” Danica keluar dari kamar Kris dengan wajah masih mengantuk.
“Jam istirahat sudah selesai.” Suho kemudian beranjak untuk membawa anak yang sedang menangis.
>>deson<<
Danica bangun pertama, bukan karena terjatuh tetapi karena tendangan maut dari Orion. Satu kasur Kris tidak bisa menampung 3 bayi sekaligus. Bayi-bayi itu sudah terlalu besar untuk di taruh di single bed milik Kris. Setelah memikirkan hal itu masak-masak akhirnya Suho memutuskan membawa Danica ke kamarnya dan menidurkannya disana.
Setelah pindah ke kamar Suho, Danica kembali tertidur. Suho meninggalkan Danica sendirian di kamar itu dan bersiap untuk membuat makanan untuk para bayi. Ketika keheningan kembali hadir di dorm mereka, Kai masuk dan membuat kegaduhan yang membuat Suho, Lay, Chen dan Sehun ingin melemparkan satu galon aqua ke wajah Kai
“Hyung, apa jangan-jangan mereka itu adalah mata-mata. Spy Kids yang sedang menyamar. Mereka adalah fans kita yang tidak ingin jauh-jauh dari kita. Mereka membuat misi-misi dan mengamati kita perlahan lalu menyandra kita demi mendapatkan tiket konser atau menyadra kita dan meminta kita untuk menikahi mereka.”
Lay menggeleng, “Sepertinya saraf lehermu terjepit saat latihan dance.”
“Mereka mungkin meminum pil untuk menyusutkan badan mereka dan berubah menjadi bayi.” Lanjut Kai dengan penuh antusias.
“Bukannya itu cerita detektif Conan yah?” komenatar Chen.
“Oh?”
“Hal yang seperti itu hanya ada di dalam film, Jong In-ah.” Seru Suho, “yang harus kita pikirkan adalah bagaimana cara menemukan Kris atau mengorek informasi dari bayi-bayi itu.”
“Hyung…” Sehun kemudian menujukan skedul-nya pada Suho. “Lusa kita akan konser di Hongkong. Bagaimana ini?”
Suho memengang kepalanya. Mereka semua akan pergi ke Hongkong artinya mereka akan meninggalkan rumah dalam waktu yang lama. Mereka tidak bisa meninggalkan bayi-bayi itu sendirian, mereka juga tidak bisa membawa bayi-bayi itu bersama mereka. bayi-bayi itu tidak mempunyai paspor atau identitas diri.
“Hyung.”
“Molla…” Setelah sekian lama hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Suho.
“Apa kita harus melaporkannya ke polisi?” Lay yang tenang mulai merasakan kepanikan. Meninggalkan bayi-bayi itu bukan pilihan yang tepat mereka mempunyai satu hari untuk mencari keluarga bayi-bayi itu.
“Manager Hyung sudah melaporkannya ke polisi.” Jawab Suho dengan tenang. Ia percaya bahwa bayi-bayi itu akan pulang sebelum mereka pergi ke Hongkong.
“Hyung, bagaimana jika kita tidak bisa mengembalikan bayi-bayi itu sebelum pergi ke Hongkong.” Tanya Sehun lagi. Feelingnya berkata bahwa ia harus bersama bayi-bayi itu dalam waktu yang lama. Ia tidak menyukai saat ia sangat percaya bahwa feelingnya tidak pernah salah.
“Bukannya Hongkong dekat dengan Guangzhou. Bagaimana jika kita mencari Kris sekalian. Ku dengar dia masuk rumah sakit jantung.”
Suho menggeleng.
“Perasaanku mengatakan bahwa Kris tidak mungkin membawa anak-anak itu sendirian di tambah banyak sekali wartawan yang mencarinya juga para fans. Jika ia yang membawanya akan ketahuan di tambah lagi. Apa kalian siap bertemu dengan Kris, meskipun berkata tidak apa-apa tapi kita tidak bisa bersikap tidak apa-apa. Sama seperti Kris kita butuh waktu untuk melihat semuanya.”
“Tapi bagaimana bayi-bayi itu bisa masuk ke rumah ini harus kita tanyakan kepada Kris.” Ucap Lay dengan bijak. “Jika kau tidak mau. Aku akan bertanya padanya.”
Keheningan kembali menyelimuti mereka. Ruangan yang tidak pernah sepi, mendadak selalu sepi. Mereka semua sibuk dengan pikiran-pikiran mereka masing-masing.
“Oppa…”
Semua mata terarah pada kamar Kris yang terbuka. Orion keluar dengan wajah kusutnya mengejutkan semua orang. Matanya kemudian sibuk mencari sesuatu dan berhenti tepat pada Kai. Ia langsung berlari memeluk Kai lalu memeluknya.“Bogosipo.”
Kai membelakan matanya tidak percaya. Orion mengatakan bahwa anak itu merindukannya. Entah ini sebuah anugrah atau bencana. Ia masih ingat kejadian kemarin sore yang membuat tubuhnya terasa sakit tapi mendengar Orion mengatakan kata rindu membuat Kai sedikit terharu. Tidak pernah terlintas sedikitpun bahwa Orion yang sangat nakal, suka memukul itu mempunyai sisi yang lemah dan manis.
Kai membalas pelukan Orion dan menepuk punggungnya perlahan sambil berbisik, “Nado bogosipo.” Hal yang bahkan tidak pernah ia lakukan pada anak-anaknya, Monggoo, Jjanggoo dan Jjangah.
TBC
=======================================================================
==============================================