Lima menit kemudian kelas itu mulai terisi penuh, dan Seungri masih menunggu dengan penasaran siapa yang akan menjadi penghuni bangku kosong di sebelahnya. Apa semengerikan yang teman-teman barunya katakan? Untuk sejenak perhatiannya tertuju pada bangku depan yang tadi mereka tawarkan untuknya. Ia melihat seorang gadis berambut cokelat dan diikat di kanan dan kiri duduk di sana. Ia berpikir untung saja ia tidak duduk dengan gadis kekanak-kanakan itu.
Hampir jam tujuh tepat dan bangku di sebelahnya masih saja kosong. Seperti kata mereka tadi, penghuni bangku itu jarang masuk sekolah. Seungri kecewa. Berarti dia tidak akan melihat medusa hari ini.
Ternyata tidak. Kelas itu mendadak sunyi ketika seseorang datang. Seungri pikir guru sudah masuk kelas dan memulai pelajaran, tapi tidak. Orang itu ternyata berjalan menuju bangku pojok, tempatnya berada kini. Seungri melihat jaket hitam itu, sepertinya pernah ia lihat, juga rambut hitam panjang yang hampir menutupi sebagian wajahnya, terlebih ekspresi datar yang ia tunjukkan, dia adalah...
Gadis itu menarik bangku dan duduk dengan tenang, sementara Seungri sudah membatu setelah menyadari siapa gadis itu. Tidak salah lagi, dia gadis yang bertengkar dengannya saat di internet cafe kemarin. Sungguh kebetulan yang aneh. Seungri bahkan sempat ingin melanjutkan pertengkaran kemarin, namun sayang, tubuhnya mendadak kaku. Menoleh pun serasa tidak sanggup. Ternyata benar yang mereka katakan, dia memang medusa!
Bel jam istirahat pertama telah usai. Seungri mendesah lega setelah melewati menit-menit aneh dalam hari pertamanya bersekolah di tempat ini. Gadis itu memang tidak sedetik pun menoleh padanya. Apa ia lupa dengan kejadian kemarin? Ah masa bodoh! Pergi saja dari sini!
Seungri sudah bersama beberapa teman barunya di sekolah ini. Dan tentu saja topik bahasan mereka di kantin adalah mengenai kejadian tadi. Seungri bahkan bercerita dengan blak-blakan kalau ia menyesal telah memilih bangku pojok itu.
“Apa kubilang? Kau sendiri tidak percaya!”
“Mana kutahu kalau yang kau maksud itu manusia?” Seungri tidak mau disalahkan.
“Tumben sekali dia masuk hari ini,”
“Memangnya dia sering bolos ya?” Seungri sengaja tidak bercerita kalau ia sudah bertemu dengannya kemarin.
“Iya, mungkin seminggu ia hanya sekolah tiga kali.”
“Oh ya? Kenapa guru-guru tidak ada yang marah?”
“Dia itu pintar dan jenius. Dia yang mewakili sekolah untuk olimpiade matematika, jadi biarpun tidak pernah sekolah nilai-nilainya selalu bagus!”
“Wah?” Seungri tidak menyangka. Dia malu sudah merendahkan gadis itu. “Untung saja aku tidak jadi batu tadi,” gumamnya.
“Jadi batu masih mending,”
“Maksudnya?”
“Kalau kau berani menatap matanya lebih dari lima detik maka kau akan terkena kutukan!” katanya serius. Beberapa murid lain yang duduk di sana mengangguk setuju.
“Hah? Kalian ini selalu melebih-lebihkan!”
“Silahkan saja kalau tidak percaya. Semua murid di sini tidak ada yang berani bicara dengannya, kecuali yang tidak waras saja,”
Seungri jadi teringat kejadian kemarin. Dia bahkan membentak gadis itu, berarti dia sudah tidak waras?
“Oh ya, selain itu dia selalu tidak masuk kalau ada pelajaran olahraga,” timpal yang lain.
“Kenapa?”
“Karena dia takut matahari, dia pasti terbakar kalau terkena matahari!”
Seungri mendengus. Mereka itu sangat ahli membual memang. “Sudahlah, sekarang aku mau pindah tempat duduk!” kata Seungri mantap.
“Pindah ke mana? Duduk dengan Sandara?”
“Mau bagaimana lagi?”
“Hahahaha! Dia pasti tidak mau duduk denganmu! Dia tidak mau duduk dengan murid laki-laki! Jadi kau bertahanlah dengan medusa itu ya,”
Seungri pun mendadak lemas.
Makasih yang udah komen... satu hari satu chappy aja ya ^^ hehehehe. chapnya banyak sih. mohon sabar