PART 17
AUTHOR : Ainayah [@nhayaa_]
[Note : Maaf bila Nama, Tempat dan Alur cerita terdapat kesamaan dari beberapa drama. Cerita ini aku buat dari inspirasi beberapa drama dan khayalan ku sendiri. Maaf jika terdapat TYPO] thanks! <3
Keesokan harinya,
Sunmi terbangun dari tidurnya dan melihat sebuah surat yang ada ditangan Chanyeol.
Sunmi membuka dan membaca perlahan “Tolong jaga anakku. Aku mempercayakan dirimu yang menajdi seorang model. Aku tahu, kau dan dia saling mencintai” ucap surat itu.
“dari Chanyeol Eomma” ucap Sunmi.
Sunmi bangun dari duduknya dan melihat Chanyeol yang keadaannya masih sama dari kemarin. Ia kemudian pergi menuju “Toilet” rumah sakit.
Setelah keluar mencuci muka semua suster dan dokter berlari menuju ruang UGD tepatnya ditempat Chanyeol.
Sunmi pun diikuti dengan kepanikan dan segera mengambil ponselnya. Walau tangannya mulai gemetar “Taeyong-ah. Cepat datang kesini” ucap Sunmi. Tanpa menunggu balasan, Sunmi kemudian menuju tempat Chanyeol.
“Permisi.. Apa yang terjadi?” tanya Sunmi yang mulai ketakutan.
“Dia mengalami kejang-kejang pagi ini” balas perawat.
“Cepat siapkan ruang operasi” teriak seorang dokter.
Mata Sunmi membesar dan melihat Chanyeol dipindahkan keruang operasi. Ia mengikuti arah perawat dan dokter. Sunmi melihat perawat yang memegang airbag untuk pernapasan Chanyeol dan langkah Sunmi berhenti ketika perawat menutup pintu operasi..
Taeyong telah tiba bersama Jiwon mencari Sunmi dan Chanyeol.
“Permisi. Dimana pria dan gadis yang ada disini semalam?” tanya Taeyong.
“Pasien lelaki itu baru saja dilarikan keruang operasi” jawab Perawat itu.
Taeyong menatap Jiwon.
“E-eh.. bagaimana ini?” tanya Jiwon.
Kau duluan saja. Aku akan menyusul.
“Tuan. Ibu dari pasien itu telah pergi dan menitipkan sebuah surat untuk anda” ucap pasien.
Taeyong mengambil surat itu dan membacanya dikursi tunggu.
“Aku tidak tahu Chanyeol punya teman. Aku tidak tahu anak itu punya wanita yang ia sukai. Tapi ini waktunya aku harus pergi meninggalkannya. Karena pesawatku menuju Amerika akan berangkat pagi ini pukul lima. Aku juga tidak tahu, mengapa gadis itu begitu panik dengan keadaan Chanyeol. Beberapa minggu yang lalu dokter menghubungiku mengenai penyakit dan kenakalannya. Paru-parunya juga ikut rusak dan dipenuhi kotoran akibat merokok. Jika dia sembuh, beri dia makan, beri dia semangat, warnailah harinya, agar hidupnya tidak seperti ibunya yang telah menikahi banyak lelaki. Aku mohon tolong jaga dia. Sampaikan pesanku, bahwa aku mencintainya lebih dari orang lain perkirakan. Salam hangat Ibu Chanyeol”
Surat itu ditujukan oleh Taeyong untuk menjaga Chanyeol.
“Kau baik-baik saja?” tanya Taeyong melihat Sunmi berdiri sendiri menutup wajah.
Sunmi mengangguk dan jatuh dalam pelukan Taeyong..
“Hei. Hwang Sunmi. Hei, hei” teriak Taeyong.
Tak ada jawaban dari Sunmi “Baiklah. Menangislah, keluarkan semua kepedihan dalam hatimu. Aku akan ada untukmu”
Jiwon yang menunggu dikursi tunggu dan menutup mata.
Air mata gadis yang penuh tawa itu keluar begitu saja..
Beberapa jam kemudian..
Sunmi, Taeyong, dan Jiwon sedang menunggu dokter keluar dari ruang operasi itu.
Dokter dan perawat keluar dari ruang operasi.
Sunmi berdiri dari duduknya, begitu juga dengan yang lain..
“Untunglah. kami sudah membedahnya, walau masih diperlukan kemoterapi kalau dia sadar. Saat ini dia dalam keadaan kritis dan harus dipindahkan keruang ICU. Terima kasih atas doa yang kalian berikan untuk keselamatannya” ucap dokter itu.
Sunmi memeluk Jiwon. Taeyong hanya mengelus punggung Sunmi..
SKIP
“Tit.. Tit.. Tit.. Tit..”
Itulah bunyi mesin itu yang terdengar diruang ICU.
“Sunmi-ya. Sebaiknya kau mandi dulu” ucap Taeyong memberikan sebuah bungkusan yang berisi baju.
“Kau masuk keapartemenku?” tanya Sunmi.
“Jiwon menginap disana. Dia yang membawa itu” ucap Taeyong.
Sunmi tersenyum. “Gomawo” ucap Sunmi.
Jiwon baru saja kembali dari mini market membawa sekantong ramen dan minuman.
“Apa dia baik-baik saja?” tanya Jiwon menutup pintu.
“Hmm. Terima kasih telah membawakanku baju” ucap Sunmi.
“Sama-sama. Ayo kita makan” ucap Jiwon menunjukkan kantong yang berisi ramen dan minuman itu.
Mereka pun keluar dari kamar ICU kecuali Sunmi yang masih tinggal untuk melihat Chanyeol. Tak lama kemudian ia akhirnya keluar dan menuju “Shower Room”
Setelah mandi dan kembali menemui Jiwon dan Taeyong untuk makan. Para remaja itu sedang menyantap ramen.
“Dia merokok dan dia juga mempunyai kanker. Apa dia benar-benar ingin mati?!” tanya Jiwon kesal.
“Hei. Orang-orang mendengarmu” bisik Sunmi.
“Aku tahu..” ucap Jiwon memanyunkan bibirnya.
Beberapa menit kemudian namun tak cukup lima menit, Sunmi berdiri dari duduknya.
“Kau mau kemana?” tanya Jiwon.
“Aku ingin menemani Chanyeol. Aku pergi duluan” ucap Sunmi
“Eoh. Bye” balas Taeyong.
“Hei. Bukannya kau menyukai Sunmi?” tanya Jiwon mendekatkan wajahnya.
“Bukan urusanmu. Kalo iya kenapa?” tanya Taeyong.
“Apa kau menyembunyikan sesuatu?”
“Diamlah” ucap Taeyong mendecakkan lidah.
Sunmi membuka pintu ruang ICU dan berjalan pelan melihat keadaan Chanyeol.
“Dimana aku?” Chanyeol sedang bertanya dalam hati.
Chanyeol membuka mata perlahan, namun semua terlihat buram. Uap yang memenuhi penutup hidungnya membuat ia tengah bernapas.
“Kau sudah sadar?” tanya Sunmi disamping Chanyeol.
“Siapa kau?” tanya Chanyeol
“Ini aku. Si gadis galak yang selalu memarahi ketua kelasnya” jawab Sunmi.
“Ah.. aku tidak mengenal suaramu. Penglihatanku terlihat buram” ucap Chanyeol dengan suara lemah.
Sunmi segera menekan tombol emergency untuk memanggil dokter.
Tak lama dokter datang bersama para suster diikuti dengan Taeyong dan Jiwon.
Tiba-tiba keadaan Chanyeol saat itu semakin parah.
Sunmi melihat pria itu kejang-kejang dan sulit bernapas.
“Maaf, bolehkah kalian keluar sebentar?” ucap Suster menutup pintu ruang ICU.
Tangan Sunmi mulai gemetar, Taeyong memegang tangannya erat. Pria itu merasakan bagaimana perasaan Sunmi..
DON’T BE A SILENT READERS. JANGAN LUPA BERI LOVE DAN KOMENTAR KALIAN TERHADAP FF KU. THANKS! <3