home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Eomma... Saranghae!!!

Eomma... Saranghae!!!

Share:
Author : tiamissa
Published : 13 May 2014, Updated : 25 Oct 2015
Cast : Kim Myungsoo , Bae Suzy , Cristina Fernandez Lee , Daniel Hyuno Lachapelle
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |323229 Views |7 Loves
Eomma... saranghae!!!
CHAPTER 5 : Chapter 05

***

Myungsoo melajukan mobilnya, saat kendaraan-kendaraan dibelakangnya membunyikan klakson. Jantungnya masih berpacu sangat cepat 'aku yakin itu So Eun noona dan lagi kenapa Suzy bisa bersama anak-anak disana? Untuk apa mereka ke taman kota?' Myungsoo sedikit melirik kearah ibunya, yang sepertinya terlihat sangat kesal namun entahlah Myungsoo tidak bisa menebak apa yang ada dalam pikiran ibunya saat ini 'sudah 15 tahun lamanya aku tidak pernah melihat So Eun noona. Aniyo... Myungsoo! Bukankah aku membencinya? Ya, karena dia tidak menepati janjinya padaku'.

Myungsoo memarkirkan mobilnya tepat pada park area perusahaan miliknya, beralih pada ibunya, dilihatnya Ny. Kim yang segera keluar dari mobil sport berwarna hitam milik Myungsoo. Seperti biasa, ibunya pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun pada putranya tersebut. Myungsoo menghela nafasnya panjang, sebelum akhirnya ia kembali teringat pada Suzy "aku harus menghubunginya" gumam Myungsoo merogoh saku celananya.

'Pik'Pik'Pik' terdengar nada sambung "Tut...tut... maaf nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi"

"Mwoya? Kenapa tidak diangkat?" keluh Myungsoo yang kembali menekan nomor Suzy.

"Tut... tut..." "yoboseyeo?" terdengar suara yeoja dari seberang telepon.

Myungsoo mengernyitkan dahinya 'kenapa berisik sekali? Dimana dia? Apa masih ditaman kota?' "Suzy-ya... neo eoddi?"

"Aku sedang di taman kota, oppa. Soo Jung dan Minhyuk oppa mengajak serta aku dan anak-anak kesini. Mereka bilang tidak ingin kencan berdua" ucap Suzy terkekeh.

"Soo Jung dan Minhyuk??? Minhyuk nugu?" Myungsoo mengetuk-ngetukkan jari jemarinya diatas setir mobilnya.

"Eoh, Minhyuk oppa itu tunangan Soo Jung, dia mengantarku saat menjemput Hyulee dan Hyunoo disekolah tadi~~~ Eomma........ apa itu appa? Aku ingin bicara" jelas Suzy dan sepertinya ponselnya direbut oleh Hyulee.

"Appaaa!" pekik Hyulee keras.

"Omo..." membuat kuping kanan Myungsoo pengang "yaa... suaramu keras sekali Hyulee-ya".

Terdengar jelas Hyulee mendengus "ck... appa bilang akan menjemput aku dan Hyunoo. Bo-hoong! Menyebalkan~~~~~~ yaa... Hyulee-ya appamu sedang ada urusan" dan ponselnya kini berhasil diambil alih oleh Suzy kembali.

"Eoh, mian" ucap Myungsoo menyesal.

"Gwenchana... Hyulee memang seperti itu. Tidak usah diambil hati~~~~~~ Eomma... aku masih ingin bicara dengan appa" ucap Suzy lembut dan kembali ponselnya direbut Hyulee.

"Eoh... geunde, ada bagusnya juga appa tidak menjemputku" ucap Hyulee terkekeh.

Myungoo kembali mengernyitkan dahinya "mwo? Yaa... jadi putriku ini lebih senang pergi bersama ahjusi yang bernama Minhyuk itu?".

Hyulee semakin terkekeh geli "geureu, aku senang pergi dengan Minhyuk ahjusi dan Minho ahjusi sebelum appa datang".

"Araseo" ucap Myungsoo lesu.

"Geunde, tentu saja yang paling menyenangkan jika bersama appa. Jeongmal!" ucap Hyulee meyakinkan "ah, appa... lain kali ajak aku ke taman kota ini ne" sambung Hyulee.

Myungsoo menganggukkan kepalanya "tentu saja, kapanpun".

"Ada kue beras yang sangat enak disini, mmm... mashita".

'Kue beras?' batin Myungsoo 'Apa yang dimaksud Hyulee itu, kue beras yang dijajakkan Soo Eun noona tadi?!'

"Appaaaaa..." rengek Hyulee, memecahkan lamunan Myungsoo.

"Eoh, ne... araseo. Berikan ponselmu pada eomma, nee"

Hyulee kembali berdesis dan dengan segera memberikkannya pada Suzy "ne, oppa" ucap Suzy.

"Kue beras? Kalian membeli kue beras?"

"Eoh, ada seorang eonni, eung... namanya siapa tadi ya?" Suzy mencoba mengingat "~~~ So Eun ahjuma, eommaaa" terdengar suara Hyunoo menyerukan nama So Eun "ohh, nee... So Eun eonni, kue berasnya memang sangat enak".

Jantung Myungsoo kembali berpacu dengan cepat 'benar dugaanku! Itu memang So Eun noona! Dan Suzy tidak mengenalnya' "eoh" gumam Myungsoo pelan.

"Akan kubelikan untukmu, ne"

"Eoh" gumam Myungsoo.

"Kasihan dia, ibunya sedang sakit keras..."

Myungsoo terdiam, ia mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Suzy 'ibunya? Nugu? Ibunya itu bukannya eomma? Eomma tidak sedang sakit?' "eoh, aku tutup ne, jalja" ucap Myungsoo segera menutup ponselnya.

Flash Back -ON-

"Appa.... appa.... andwe, jangan tinggalkan aku" seorang namja berusia 12 tahun menangis sejadi-jadinya didepan ruang rumah sakit, tubuhnya yang meronta ronta ingin masuk kedalam ruangan, ditahan kuat oleh yeoja yang usianya 3 tahun lebih tua darinya dan seorang yeoja paruh baya.

"Myungsoo-ya, uljima" lirih yeoja tersebut ikut menangis "appa sudah pergi, dia tidak akan kembali lagi" isaknya semakin menahan tubuh adiknya yang meronta-ronta.

"Ne... tuan muda, uljima" ucap yeoja paruh baya tersebut, membenarkan apa yang diucapkan yeoja berusia 15 tahun disampingnya.

Myungsoo akhirnya menyerah, tubuhnya sudah lemas, akibat  menangis dan meronta namun tidak juga berhasil masuk kedalam ruangan berwarna putih itu, perlahan tubuhnya merosot kebawah "So Eun noona, Jang ahjuma... aku ingin appa" lirih Myungsoo terduduk lemas.

"Masih ada aku dan eomma, Myungsoo-ya. Aku, aku janji, aku akan menjagamu seperti appa ne" ucap So Eun menenangkan hati adiknya dan ikut terduduk lemas diatas lantai.

Myungsoo menarik nafasnya panjang "yagsog, kau harus mengajari banyak hal, seperti appa mengajariku ne, noona" ucap Myungsoo mengangkat jari kelingkingnya.

"Araseo" gumam So Eun tersenyum dalam tangisnya dan kemudian memeluk adiknya erat.

Tiba-tiba sepasang kaki berdiri tepat didepan keduanya "chogiyo..." suara yeoja paruh baya tersebut terdengar serak. Myungsoo, So Eun dan Jang ahjuma mendongakkan kepalanya keatas, sesosok yeoja berpakaian elegan ada dihadapan mereka.

Belum sempat Jang ahjuma menanyakan keperluan yeoja paruh baya tersebut, suara derap langkah kaki mulai mendekati pintu keluar ruangan berwarna putih tersebut. Beberapa yeoja dan namja berpakaian putih terlihat mendorong brankar pasien, diikuti dengan Ny. Kim dibelakang, wajahnya sembab, ia melirik kearah kedua anaknya yang terduduk diatas lantai "kajja... bangun So Eun-ya, Myungsoo-ya" lirihnya sambil menyeka air matanya. Myungsoo dan So Eun dipapah bangun oleh Jang ahjuma. Merekapun dengan cepat bergegas mengikuti Dokter dan suster yang mendorong brankar, meninggalkan yeoja paruh baya berpakaian elegan tersebut.

***

So Eun terus berada disamping Myungsoo, menemaninya sepanjang hari, ia menepati janjinya pada Myungsoo. Namun hal itu hanya berlangsung 3 hari setelah kematian ayah mereka.

"Eomma... So Eun noona eoddi?" tanya Myungsoo pada ibunya yang tengah terduduk lemas, matanya menerawang kearah langit, air matanya terus membasahi wajahnya, Myungsoo mengernyitkan dahinya "eomma... So Eun noona eoddi?" tanyanya lagi.

Ny. Kim menoleh kearah Myungsoo, matanya yang memerah menatap tajam kearah putranya, ia tersenyum sinis "So Eun... So Eun... So Eun..." gumamnya.

Myungsoo bergidik ngeri melihat ibunya menatapnya seperti itu "ne... So Eun noona" ucap Myungsoo lagi.

"Dia sudah pergi dari rumah ini" ucap ibunya datar.

"Mwo? Pergi kemana eomma? So Eun noona berjanji akan menjagaku dan mengajarku banyak hal seperti appa mengajariku" lenguh Myungsoo.

Ny. Kim membulatkan matanya, ia mendelikkan matanya kearah Myungsoo "jangan panggil laki-laki itu sebagai appamu!!!" pekiknya, Myungsoo memundurkan langkahnya "So Eun membuat janji seperti itu padamu? Lupakan... dia sudah mengingkari janjinya padamu. Lupakan So Eun... dia sudah hidup dengan orang yang memang pantas menghidupinya" Myungsoo memutar tubuhnya, ia berlari sekencang-kencangnya menaiki anak tangga.

Sudah lebih dari seminggu Myungsoo menunggu So Eun, terkadang ia menunggu dikamar So Eun, didepan rumahnya, dikolam renang dan dimanapun tempat Myungsoo biasa bermain bersama kakak perempuannya "bohong, So Eun noona bohong. Aku benci pembohong" ucap Myungsoo kesal, menendang boneka kesayangan So Eun. Perubahan sikap Ny. Kim pun terlihat jelas, ia bukan lagi wanita hangat yang mudah tersenyum namun menjadi seorang wanita dingin dengan tatapannya yang datar.

"Kita akan pergi ke Jepang" ucap Ny. Kim datar saat diruang makan.

-Flash Back -OFF-

Myungsoo mengepalkan tangannya saat mengingat kepergian kakak perempuannya yang secara tiba-tiba itu, hal ini sama sakitnya seperti saat Suzy dulu meninggalkannya, namun kebenciannya pada Suzy segera sirna, saat ia tau ibunyalah penyebab utama Suzy meninggalkannya. Myungsoo kembali mengingat penampilan So Eun 'meskipun aku membencinya, aahh... molla, aku tetap menyayanginya. So Eun noona?! Apakah dia hidup dengan baik? Kenapa penampilannya benar-benar lusuh'.

***

Kini jam menunjukkan pukul 17.00 KST, Myungsoo membereskan semua berkas-berkas dokumen yang penting. Ia sedikit melonggarkan dasinya, merenggangkan kedua tangannya, agar ototnya yang kaku menjadi sedikit lemas. Myungsoo meraih telepon kantornya 'pik'pik' "eoh... Sunggyu hyung, kau bisa masuk kedalam ruanganku?" ucap Myungsoo singkat dan kembali meletakkan gagang teleponnya lagi.

Tidak perlu waktu lama, karena ruangan Sunggyu berada tepat disamping ruangan Myungsoo 'Krieek' Sunggyu melangkahkan kakinya masuk "waeyeo?" tanyanya sambil menutup kembali pintunya.

"Eoh, sunggyu hyung... aku hanya ingin menyerahkan ini padamu. Kau bisakan menyelesaikannya? Aku rasa fikiranku sekarang sedang bercabang kemana-mana. Aku tidak mau ambil resiko" ucap Myungsoo menyerahkan berkas yang tadi sempat ia rapihkan.

"Araseo..." ucap Sunggyu tersenyum "wajahmu itu kenapa? Lesu sekali... lakukanlah refreshing. Ah... besok akhir pekan bukan?".

Myungsoo berfikir sejenak "ah... kau benar" ucapnya saat mengecek tanggalan.

"Ck... kau ini. Jika tidak kuingatkan, mungkin besok kau akan datang ke kantor, eoh. Ckck... atasan yang sangat rajin" ledek Sunggyu,

"Heh... terserah katamu saja hyung" ucap Myungsoo bangkit berdiri, ia sedang tidak ingin bercanda sekarang. Tangannya meraih tas kerjanya "aku pulang duluan, eoh" ucap Myungsoo berjalan melewati Sunggyu, kemudian langkahnya terhenti, Myungsoo membalikkan tubuhnya "hyung, sebaiknya kau juga melakukan refreshing besok, ara" ucapnya tersenyum singkat, dan kembali berlalu pergi.

"Hoh... dia itu, berniat memberikan aku senyuman atau tidak sih? ck" dumel Sunggyu, meraih berkas-berkas dokumen yang cukup menumpuk.

***

18.00 KST Suzy mengunci pintu butiknya. Dan disaat bersamaan mobil Sport hitam  milik Myungsoopun menepi. Myungsoo memarkirkan mobilnya. Suzy yang melihat kedatangan Myungsoo segera menghampirinya "eih, ada apa dengan wajahmu? Lesu sekali, oppa. Solma... apa pertunangannya tetap tidak bisa dibatalkan?".

Myungsoo segera menoleh pada Suzy, ia tersenyum menatap yeoja dihadapannya, baginya Suzy adalah obat penenang yang sangat ampuh "aniyo... pertunangan sudah beres. Tidak ada yang namanya pertunangan, aku hanya tinggal meyakinkan eomma. Kajja masuk..." ucap Myungsoo dengan segera menggandeng lengan Suzy.

"Benarkah? Bagaimana, sampai pertunangannya bisa dibatalkan?"

"Naeunlah yang banyak membantu. Dia benar-benar gadis yang baik" gumam Myungsoo.

"Eoh... gadis yang baik" ucap Suzy datar.

Myungsoo menghentikkan langkahnya dan yang pasti membuat Suzy ikut menghentikan langkahnya, dengan cepat Myungsoo mendekatkan wajahnya pada Suzy -CUP- diciumnya pipi Suzy singkat "geunde, kaulah gadis yang paling JJANG~ didunia ini untukku" ucapnya dan kembali menyeret lengan Suzy. Ucapan Myungsoo tadi sukses membuat Suzy tersenyum malu.

Suzy menyuruh Myungsoo untuk mandi terlebih dahulu, sedangkan ia menutup pintu depan. Suara kekeh Hyulee dan Hyunoo sudah mulai terdengar "hah... mereka heboh sekali jika ada Myungsoo oppa" gumam Suzy pelan.

"Appa mandi dulu, ne" ucap Myungsoo meletakkan tas kantornya diatas sofa.

"Ah... aku ingin mandi bersama appa, kajja" ucap Hyulee menarik tangan Myungsoo.

"Oh-hoo... Hyulee-ya, kau sudah mandi tadi" ucap Suzy membawa tas Myungsoo kedalam kamar tamu.

Hyulee mendengus pelan "appa, kajja, tidak apa-apa aku mandi lagi"

"Noona... aku saja yang mandi dengan appa, aku kan belum mandi" ucap Hyunoo berjalan mendekati ayahnya. Myungsoo terkekeh karena saat ini menjadi rebutan antara Hyulee dan Hyunoo.

"Oppa... mandilah, ajak Hyunoo... dia sengaja menunggumu pulang" ucap Suzy keluar dari kamar tamu.

"Kajja... appa" ucap Hyunoo girang.

"Oh... benarkah? Araseo, kajja..." Myungsoo membawa Hyunoo dalam dekapannya. Hyulee yang melihat hal itu semakin kesal.

"Ish, jadi ini alasannya tidak mau mandi bersamaku tadi! Menyebalkan!" dengusnya.

Suzy hanya tersenyum melihat Hyulee yang tengah menendang-nendang sofa ruang tengah, ia berjalan kearah dapur, menyiapkan makan malam sederhana.

Sudah lebih dari setengah jam Myungsoo dan Hyunoo didalam kamar mandi. Membuat Hyulee menahan rasa kesalnya "ish, lama sekali" dumelnya sambil membawa piring keatas meja makan.

"Waeyeo? Appamu kan tidak pernah mandi bersama adik laki-lakimu, biarkan saja" ucap Suzy menata telur gulung diatas piring.

"Sudah pernah. Kemarin kami mandi bersama dirumah appa setelah berenang"

"Oh, baguslah"

"Eih, eomma... malam ini aku tidur bersama appa, ne" ucap Hyulee menampakkan puppy eyesnya.

"Araseo... kau bilang pada appamu" ucap Suzy masih terus menata telur gulungnya.

Hyulee meloncat-loncat senang "geureu, aku akan tidur bersama appa malam ini" ucapnya.

Myungsoo dan Hyunoo keluar dari kamar mandi, Myungsoo menggosok-gosokkan rambut Hyunoo yang masih basah "appa... aku juga ingin tidur dengan appa" gumam Hyunoo.

"Araseo... bersama eomma kalian juga boleh" gumam Myungsoo tersenyum kecil sambil menatap kearah Suzy yang tengah mengisi gelas kosong dengan air putih.

***

Meja makan kini sudah terisi oleh 4 orang "appa... ini kue beras yang aku bilang tadi, mm... mashita" ujar Hyulee menunjuk-nunjuk kue beras yang memang sengaja diletakkan Suzy diatas meja makan.

Myungsoo tersenyum kikuk menatap kue beras yang ditunjukkan oleh Hyulee "eoh..." gumamnya.

Hyunoo mencondongkan tubuhnya kedepan, mencomot satu kue beras yang ingin ia berikan pada appanya dan dengan segera diterima oleh Myungsoo "Oppa, kau ingin makan seperti itu saja atau mau dicampur saus dan wijen?" tanya Suzy.

Myungsoo melirik kearah saus yang ditunjuk Suzy "eung, seperti ini saja" gumam Myungsoo dan segera melahap kue beras tersebut, ia mengunyahnya perlahan 'jadi seperti ini makanan buatan So Eun noona. Jinca...' "Emm... rasanya memang lebih enak dari tteok yang kita makan dulu" ucap Myungsoo pada Suzy.

Suzy menganggukkan kepalanya "ne... kupikir juga begitu, hanya saja aku memang jarang sekali pergi ketaman kota, karena mengurusi butik. Jadi tidak tau ada kue beras yang seenak ini" gumam Suzy.

Myungsoo lagi-lagi tersenyum kikuk "appa... besok kita kesana lagi, ne. Aku ingin bertemu dengan ahjuma penjual kue beras lagi" rengek Hyulee, diikuti anggukkan Hyunoo.

"Hyulee-ya... jangan merepotkan appamu" ucap Suzy.

Myungsoo menoleh kearah Suzy "aniyo... tidak ada kata anak-anakku membuatku repot, Suzy-ya. Lagipula selama ini mereka tidak pernah kuajak keluar" ' dan lagi aku ingin tau reaksi So Eun noona saat melihatku, apa dia masih mengingatku atau malah sebaliknya?'.

Suara denting sendok, garpu dan piring kini saling beradu, ditambah lagi dengan suara kunyahan, terkadang Suzy, Hyulee dan Hyunoo saling bersenda gurau membicarakan tingkah Soo Jung dan Minhyuk saat berada di taman kota, yang tentunya juga ikut ditimpali oleh Myungsoo. Benar-benar keluarga kecil lengkap yang diinginkan Suzy sejak dulu.

"Sikat gigi dan cuci kaki kalian" ucap Suzy membereskan piring-piring kotor.

"Araseo, eomma" pekik Hyulee berlari kekamar mandi.

Hyunoo masih meneguk minumannya, sebelum akhirnya ia merosot turun dari kursinya dan beranjak pergi kekamar mandi.

Sementara Suzy sibuk dengan piring-piring kotor yang dicucinya, berbeda dengan Myungsoo, ia duduk disofa ruang tengah, merebahkan tubuhnya santai, menghilangkan fikirannya tentang So Eun, suasana sepi, hanya terdengar air yang mengalir dari keran, membuat Myungsoo memejamkan matanya perlahan.

Selang beberapa menit, Hyulee yang ingin mengagetkan ayahnya malah mengurungkan niatnya saat tangannya ditarik oleh Hyunoo "sepertinya appa tidur" gumam Hyunoo.

Hyulee memiringkan kepalanya, ia menghela nafasnya panjang "eih... yasudahlah, malam ini kita tidak usah tidur dengan appa".

Hyunoo menganggukkan kepalanya, ia melangkahkan kakinya kedalam kamarnya diikuti dengan Hyulee yang berjalan dengan langkah berat, karena sebenarnya ia tidak rela jika malam ini ia tak jadi tidur bersama ayahnya, namun apa boleh buat.

Langkah Suzy terhenti saat melihat Myungsoo yang tengah memejamkan matanya diruang tengah. Kemudian langkahnya kini beralih kekamar Hyulee dan Hyunoo, dilihatnya anak-anaknya yang tengah merapikan selimut dan siap untuk berlayar kedalam dunia mimpi "Hyulee-ya... Hyunoo-ya, gomawo, ne... atas pengertian kalian" ucap Suzy duduk ditepi ranjang.

Hyulee menganggukkan kepalanya "ne... araseo" gumamnya sedikit agak kesal dan langsung berbalik memunggungi Hyunoo.

Hyunoo hanya tersenyum simpul dan segera memejamkan matanya. Suzy mengulas senyuman diwajahnya mengelus lembut puncak kepala Hyunoo dan Hyulee "mimpi yang indah" ucap Suzy bangkit berdiri, menutup pintu kamar putra dan putrinya.

Suzy melihat jam dinding rumahnya '20.30 KST' ia melangkah mendekati Myungsoo, ditepuknya pelan pundak namja berbibir seksi tersebut "oppa..." gumam Suzy pelan, tidak ada reaksi dari Myungsoo.

"Mwoya igeo. Apa Myungsoo oppa terlalu lelah?" gumam Suzy seraya berbisik "oppa... bangunlah, pindah kekamarmu" ucap Suzy lagi.

Myungsoo seperti mendengar ada yang memanggil-manggilnya, seperti suara Suzy? Dengan cepat ia membuka matanya "eoh" gumam Myungsoo.

"Omo..." pekik Suzy tercekat melihat Myungsoo yang tiba-tiba membuka matanya sempurna "aigoo... pindahlah kekamarmu, badanmu bisa sakit jika tidur dalam posisi yang seperti ini" gumam Suzy.

"Oh... aku tertidur?" Myungsoo melirik jam yang menempel pada dinding, ia menepuk dahinya "10 menit" ucapnya menggaruk kepalanya.

Suzy menganggukkan kepalanya "kajja... sikat gigi dan cuci kakimu, setelah itu masuklah kekamar".

"Anak-anak dimana? Mereka ingin tidur denganku kan?"

"Aniyo... mereka memilih kamarnya sendiri saat melihatmu tertidur pulas tadi"

"Aku jadi tidak enak pada mereka" ucap Myungsoo lesu. Suzy menepuk-nepuk pundaknya dan mengucapkan kata 'gwenchana' pelan "ah, kau saja yang menemaniku tidur, ne chagi" gumam Myungsoo menarik pergelangan tangan Suzy dan sukses membuat Suzy terduduk dipangkuannya.

"Hah... lagi. Sikapmu ini, jinca. Shireo... kita belum resmi menikah!" dumel Suzy mencoba bangkit, dan lagi-lagi Myungsoo menahannya kuat.

Myungsoo mendengus kesal "araseo... araseo. Geunde... disini lagi ya" ucap Myungsoo menunjuk bibirnya dengan jari telunjuk.

Suzy mengangakkan mulutnya "yaa... neo oppa, yadong!" dumel Suzy, namun ia menuruti ucapan Myungsoo -CUP- diciumnya singkat bibir Myungsoo "sudah" gumamnya.

Myungsoo tersenyum jahil "eih... itusih bukan ciuman namanya, geunde... kecupan. Yang namanya ciuman itu seperti ini" Myungsoo memiringkan wajahnya, menempelkan bibirnya diatas bibir lembut Suzy, ia menekannya, membasahi bibir Suzy, matanya menatap mata Suzy yang terus berkedip.

Lagi, kenapa selalu ada aliran listrik seperti ini jika namja dihadapan Suzy melakukan hal ini. Perlahan sebelah tangan kiri Suzy mengalung tepat dileher Myungsoo, tangan kanannya mendekap kepala Myungsoo, ia membalas lumatan bibir Myungsoo, memejamkan matanya perlahan saat Myungsoo menarik tengkuknya.

Myungsoo memejamkan matanya perlahan, menyenderkan tubuhnya pada sofa, membuat tubuh Suzy sedikit  terangkat mengikuti posisi tubuhnya, tangan Myungsoo yang bebas tak menarik tengkuk Suzy, ia gunakan untuk memeluk perut yeojanya. Membuat decakan-decakan saliva memenuhi ruang tengah.

***

Myungsoo melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menyetel music bergenre ballad milik Lee Seung Gi yang berjudul 'forest' "Eomma... aku duduk didepan, ne" pinta Hyunoo, Hyulee yang mendengar ucapan Hyunoo dengan segera mendelikkan matanya.

Suzy menolehkan kepalanya kebelakang "kajja, eomma pangku" mengangkat kedua tangannya.

"Andwe... kau harus duduk dibelakang denganku" ucap Hyulee sambil mendekatkan wajahnya pada Hyunoo.

Hyunoo menghela nafasnya "araseo" gumamnya pasrah.

Hyulee tersenyum senang mendengar gumaman Hyunoo, kemudian mencondongkan tubuhnya kedapan "eomma... Hyunoo menemaniku duduk dibelakang, nah eomma dan appa nikmati saja duduk didepan berduaan"ucapnya meneoleh ke Suzy dan juga Myungsoo, kemudian menegakkan badannya kembali, mengelus pipi Hyunoo lembut "kyeopta".

Myungsoo terkekeh geli, baguslah ada yang mengerti dirinya. Sedangkan Suzy menggelengkan kepalanya "Aigoo" lirihnya.

"Oh, kau memasukkan pakaian tadi untuk apa?" tanya Myungsoo saat Suzy sibuk memasukkan beberapa pakaian dari butiknya.

"Eung... itu akan kuberikan pada So Eun eonni. Aku tidak tega melihatnya memakai pakaian yang sedikit lusuh seperti kemarin" gumam Suzy prihatin.

Myungsoo menelan salivanya berat 'apa sebegitu prihatinnya kehidupan kakaknya sekarang?' "ee... eoh, kau yakin memang tidak mengenalnya sebelum ini? Sepertinya kau perhatian sekali dengannya?".

Suzy menganggukkan kepalanya, menandakan ia memang tidak mengenal So Eun sebelumnya "yaa... aku kan kemarin juga sempat mengobrol dengannya. Dia sudah hampir 2 tahun ini selalu menjual kue berasnya disana, katanya untuk membiayai pengobatan eommanya. Hhh... padahal di negara ini mewajibkan sekolah sampai tamat SMA, geunde... pendidikan terakhirnya SMP, jadi tidak ada pilihan lain selain menjajakan kue berasnya" ucap Suzy menghela nafasnya, ia benar-benar prihatin dengan kehidupan So Eun.

Sedangkan Myungsoo mengeratkan tangannya pada kemudi setirnya 'bukankah ini gila! Apa maksudnya? Eommanya sedang sakit! Dan lagi... oh, Tuhan, So Eun noona, bagaimana mungkin kau hanya lulusan SMP! Tinggal dimana kau selama ini, noona' Myungsoo mengeraskan rahangnya, perasaannya saat ini lebih sakit dibandingkan saat dulu So Eun mengingkari janjinya pada Myungsoo.

"Oppa... aku ingin mengajak So Eun eonni untuk kerja dibutikku, bagaimana menur" ucapan Suzy terpotong saat ia kini melihat wajah Myungsoo yang memerah 'ada apa dengannya?'.

Dalam perjalanan menuju taman kota, Suzy dan Myungsoo hanya duduk dalam diam. Membuat Hyulee terus mendengus kesal, karena rencananya tidak berhasil. Hyunoo hanya bisa menatap miris kakak perempuannya yang sedaritadi uring-uringan.

Myungsoo memarkirkan mobilnya pada park area, setelah mobil terparkir dengan sempurna, Hyulee dan Hyunoo dengan segera bergegas turun dari mobilnya "uwah... cuaca siang ini benar-benar sangat cerah" pekik Hyulee meloncat-loncat.

Suzy membuka selt beltnya, menatap Myungsoo yang masih diam mengeratkan tangannya pada kemudi setir "oppa" gumam Suzy.

"Eoh..." Myungsoo menolehkan kepalanya.

"Ada yang kau fikirkan? Sepertinya sedaritadi kuperhatikan kau kelihatan gugup" ucap Suzy mengernyitkan dahinya.

"Eo..oh, benarkah? Hanya perasaanmu saja chagi-ya" ucap Myungsoo kikuk "keluarlah, tas jinjing yang berisi baju itu biar aku saja yang membawanya".

Suzy terdiam sesaat sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya, ia pun membuka pintu mobil Myungsoo dan keluar "eomma... eomma, So Eun ahjuma disana" tunjuk Hyulee. Hyunoo sudah berjalan lebih dulu kearah So Eun.

Suzy tersenyum melihat Hyulee "kajja kita kesana" ucap Suzy melangkahkan kakinya, Myungsoo yang sudah memegang tas jinjing pun mengikuti langkah Suzy dan Hyulee.

"So Eun ahjuma..." seru Hyunoo, memanggil So Eun yang ingin memberikan tteokbokki pada seorang pembeli, seruan Hyunoo membuat So Eun menoleh keasal suara, jantungnya seolah berhenti berdetak, membuat tangan dan kakinya lemas 'cresh'

"AAAAHHHHH" suara pekikkan seorang yeoja membuat So Eun kembali menoleh kearah depan "eish... jinca!!! Yaaa... apa yang kau lakukan! Bajuku!!!" pekik yeoja tersebut mengipas-ngipaskan bajunya yang tersiram saus tteokbokki.

Hyunoo menghentikan langkahnya, begitu juga Suzy dan Hyulee.

"Eoh... mian, mian" So Eun menundukkan kepalanya berulang kali.

Yeoja tersebut geram, matanya tajam menatap So Eun, dengan paksa ia merebut mangkuk yang dipegang So Eun 'PRANG' ia melemparkan mangkuk tersebut kebawah "penjual tidak becus!" pekiknya "eottokeeee... bajuku" keluhnya lagi pada namja disampingnya.

So Eun berbalik kearah meja dagangannya untuk mengambil serbet yang bisa ia gunakan untuk membersihkan noda saus dibaju yeoja tersebut, namun tak sengaja tubuhnya malah limbung 'BRAAK' mendorong meja tersebut kebelakang, kini ia jatuh tersungkur, mejanya terjungkal kebelakang, membuat makanan yang ada diatasnya semua ikut terjatuh. Kini semua mata tertuju padanya, pada wanita berpakaian lusuh, dan semakin lusuh dengan cipratan saus yang mengenai sebagian tubuhnya. So Eun hanya bisa menundukkan kepalanya dalam.

Suzy dengan cepat menarik Hyunoo kebelakang.

"Ah... ini gila! Benar-benar tidak becus menjadi seorang penjual! Lihat... bagaimana kau bisa mengganti bajuku ini" pekik yeoja itu semakin menjadi.

"Sudahlah" ucap namjanya.

Suzy mengepalkan tangannya melihat So Eun diperlakukan seperti itu, ia beralih kearah Myungsoo yang ada dibelakangnya, dengan cepat merebut tas jinjing yang dipegang Myungsoo. Dan kini ia melangkahkan kakinya kedepan "So Eun eonni, gwenchana?" ucap Suzy berjongkok, ia meraih tangan So Eun, membantunya untuk berdiri. Setelah So Eun bangkit berdiri, kini Suzy kembali melangkah mendekati yeoja yang sedaritadi memaki-maki tidak jelas "neo..." ucap Suzy membuka tas jinjingnya "tidak sepantasnya mengucapkan kata-kata tidak sopan seperti itu" gumam Suzy saat berhasil mengambil pakaian yang cocok untuk yeoja dihadapannya.

"Cih... kau tidak tau baj" ucapannya yeoja itu terhenti saat Suzy menyodorkan pakain padanya.

"Ambillah baju ini, walaupun ini bukan pakaian berkelas, geunde... ini pakaian yang mungkin harganya melebihi pakaianmu" ucap Suzy datar namun dalam.

Yeoja itu dengan cepat mengambil pakaian yang disodorkan Suzy, ia menoleh pada namja disampingnya "kajja..."  ucapnya melirik Suzy sinis dan berlalu dari hadapan Suzy "orang-orang menyebalkan".

Suzy menghela nafasnya, ia kembali menatap So Eun yang masih tertunduk lesu yang dikelilingi oleh Hyulee dan Hyunoo.

Myungsoo masih berdiri mematung, menatap nanar kejadian yang ada dihadapannya sedaritadi. Sakit dihatinya semakin menjadi, bagaimana mungkin ia bisa tidak melakukan apapun saat melihat kakak perempuannya diperlakukan seperti itu? Tangannya mengepal kuat saat melihat Suzy kini kembali menepuk-nepuk pundak kakaknya, yang mungkin untuk menenangkan hati So Eun, juga Hyulee dan Hyunoo yang sedang memunguti makanan-makanan yang berserakan tersebut. Myungsoo semakin merutuki kelakuannya, ia hanya bisa berdiri mematung seperti ini. Tidak ada yang bisa ia lakukan. Tubuhnya sudah terlalu lemas untuk melakukan apapun.

Disisi lain seorang yeoja paruh baya yang tengah berdiri dibalik pohon besar hanya bisa menahan cairan bening yang ingin terjun bebas melewati pelupuk matanya. Hatinya benar-benar serasa tersayat 'apakah selama ini aku telah salah bertindak?' gumamnya lirih, tubuhnya merosot kebawah.

Flash Back -ON-

Yeoja berpakaian elegan itu memberitahuhan rahasianya selama 15 tahun ini pada Ny. Kim "begitulah... anak itu, eumm... maksudku, So Eun. Dia adalah anak hasil hubunganku dengan suamimu. Dan suamimu yang memintaku untuk merahasiakannya darimu" ucapnya angkuh.

Ny. Kim mengepalkan tangannya kuat, baru sehari ia ditinggalkan suaminya pergi untuk selama-lamanya dan kini ada seseorang yang mengaku-ngaku sebagai ibu kandung putri kesayangannya -So Eun- "kka...!!! Kubilang pergi!!!" pekik Ny. Kim, mendorong yeoja berpakaian elegan tersebut.

"Yaa... kenapa kau mengusirku?! Aku hanya ingin memberi tawaran padamu!"

Ny. Kim membulatkan kedua matanya "..."

"Jika kau memberikan aku uang setiap bulannya, seperti suamimu yang selalu memberiku uang. Kau boleh mengambil So Eun dariku... bagaimana? Kau setuju dengan tawaranku?"

Wanita sinting pikir Ny. Kim dan kembali mendorong yeoja berpakaian elegan itu keluar dari rumahnya "haah... yeoja gila!" pekik Ny. Kim membanting pintu berwarna putih gadingnya. Ia menghela nafasnya panjang, cairan bening mulai terjun bebas, membasahi wajahnya.

"Eomma..." panggil So Eun yang sedang berjalan menuruni anak tangga. Ny. Kim tidak menjawab panggilan So Eun, karena ia masih terus menangisi perkataan yeoja gila tadi. So Eun yang merasa khawatir segera berlari menghampiri Ny. Kim "eomma... gwenchana?" tanya So Eun.

Ny. Kim menatap lurus kearah So Eun, tangisnya semakin pecah, membawa So Eun kedalam pelukannya "So Eun-ah, So Eun-ah..." rancaunya semakin memeluk erat So Eun.

"Eomma... gwenchana" lirih So Eun mengelus punggung Ny. Kim, isakan tangis memilukan itu membuat dirinya tak bisa membendung perasaan sedihnya dan ikut menangis dalam pelukan erat Ny. Kim.

***

Ny. Kim meremas kertas putih yang memang berisikan fakta jika So Eun bukanlah anaknya, melainkan memang anak dari yeoja gila yang kemarin mendatangi rumahnya -Ny. Lee-. Ia membuang kertas tersebut keatas lantai, kepalanya benar-benar berdenyut kuat "jadi... rahasia apa lagi yang kau sembunyikan dariku" lirihnya, memandangi foto suaminya.

"Kau benar-benar berselingkuh dariku, eoh! Bahkan kau melakukannya dengan pelacur miskin itu!!!" pekiknya pada foto namja yang tengah berdiri ditengah-tengah So Eun dan Myungsoo "bagaimana mungkin kau bisa menafkahi yeoja miskin itu selama 15 tahun ini! Bagaimana mungkin kau bisa  membohongiku! Aku bahkan tidak bisa mencium gelagatmu yang telah mengkhianatiku!" lirihnya

"So Eun... bagaimana bisa kau menukarnya dengan anak kembar yang kukandung! Ahhkk, yang bahkan ternyata anak kembarku sudah meninggal saat didalam perut! Kau benar-benar mencari kesempatan, eoh. Jinca" rancaunya lagi.

***

Hari ini hari keempat kematian Tn. Kim dan sudah dua hari ini Ny. Kim mendiami So Eun.

"Eomma... waeyeo? Makanlah, aku tidak mau eomma sakit" ucap So Eun saat melihat Ny. Kim tidak menyentuh makanannya. Namun hanya tatapan datar dan dingin Ny. Kim lah jawaban yang bisa diterima So Eun. Myungsoo yang melihat hal tersebut hanya bisa memandang keduanya secara bergantian.

Siang itu Ny. Kim sedang menyiram tanaman kesayangannya didepan rumah. Aktifitasnya terhenti saat sepasang kaki kini ada dihadapannya "bagaimana dengan tawaranku? Kau bisa mengambil So Eun sebagai anakmu, geunde... berikan aku uang setiap bulannya" ucapnya angkuh.

Ny. Kim tersenyum sinis "pakaianmu sangat elegan... apa suamiku yang selalu membelikannya untukmu?".

"Oh... tentu saja, siapa lagi yang bisa memberiku sesuatu yang begitu mahal seperti ini, kecuali suamimu"

"Geureu... bukannya kau seorang pelacur, yang mau tidur dengan siapapun? Mungkin yang lainnya juga bisa memberikanmu pakaian yang sangat mahal seperti itu" ucap Ny. Kim terkekeh.

Yeoja tersebut -Ny. Lee- mengepalkan tangannya kuat "eoh, kau sudah tau identitasku ternyata. Baiklah... memang benar, banyak laki-laki yang aku tiduri, geunde... lihatlah, pada akhirnya suamimulah yang menafkahiku setiap bulannya bukan?".

Ny. Kim mengeraskan rahangnya 'yeoja ini benar-benar sinting! Bagaimana kau bisa mengkhianatiku dengan wanita seperti ini, eoh' batinnya melirih.

"Kenapa diam? Ayolah... aku butuh keputusanmu. Akan aku berikan nomor rekeningku padamu" ucapnya mengambil kertas yang ada didalam tasnya.

Ny. Kim terkekeh, membuat aktifitas Ny. Lee terhenti "percaya diri sekali kau" ia berbalik memasuki rumahnya. Selang beberapa menit kemudian Ny. Kim keluar dengan menyeret So Eun keluar.

"Eomma... appo" keluh So Eun, saat ia merasakan sakit dilengannya.

"Pergi dari sini..." ucap Ny. Kim, menyerahkan So Eun pada Ny. Lee "bawa putrimu dari sini. Aku tidak sudi ada anak seorang yeoja gila sepertimu didalam rumahku! Orang miskin yang tidak tau diri!!!" pekiknya.

Ny. Lee membulatkan matanya, ia menahan amarahnya "jadi, kau tidak mau meberikan sedikit hartamu yang berlimpah ini untukku? Dan lebih memilih menukarnya dengan So Eun"

"Menukar?" Ny. Kim semakin terkekeh. So Eun hanya bisa mengernyitkan dahinya, tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Ny. Kim dan yeoja yang tiadak dikenalnya.

"Eomma... ada apa ini?" tanya So Eun menyentuh lengan Ny. Kim.

Dengan cepatnya Ny. Kim menepis tangan So Eun, ia mendorong So Eun hingga jatuh tersungkur, sebenarnya hatinya sakit melihat So Eun ia perlakukan seperti ini, geunde... hatinya benar-benar sudah tidak bisa lagi menerima pengkhianatan suaminya "aku bukan eommamu!!! Yeoja inilah yang eommamu! Pergi kalian dari sini!" pekik Ny. Kim semakin meninggi.

So Eun membulatkan matanya, bagaimanapun ia sudah berusia 15 tahun, dengan sangat cepat ia bisa mencerna ucapan Ny. Kim "eomma... kau bohong kan" lirih So Eun.

"Pergi kubilang!!!!"

"Ah... kenapa aku harus mendapatkan anak ini sih" dumel Ny. Lee, yang tentunya bisa didengar jelas oleh Ny. Kim.

Sebenarnya ada perasaan tidak rela dan bahkan mungkin ia bisa saja memberikan seluruh hartanya untuk yeoja gila itu, asalkan So Eun tidak ikut bersamanya, tapi lagi-lagi hatinya sudah benar-benar sakit.

"Ck... kajja, kau harus menghasilkan uang untukku, ara" oceh Ny. Lee menarik baju So Eun.

Ny. Kim mengernyitkan dahinya 'menghasilkan uang untuknya?' ingin rasanya Ny. Kim menarik So Eun kembali, tapi bagaimana??? So Eun hanya diam, matanya memerah, kepalanya menoleh kearah Ny. Kim yang kini tengah terduduk lemas, jika ia bisa berteriak 'eomma... tolong aku', itulah yang bisa Ny. Kim lihat dari sorot mata So Eun.

"Maafkan eomma, So Eun" lirih Ny. Kim menundukkan kepalanya dalam, menangisi perbuatannya sendiri. karena melepaskan putri kesayangannya.


Flash Back -OFF-


"So Eun... maafkan eomma" lirih Ny. Kim yang masih terduduk lemas diballik pohon besar, kali ini cairan bening itu berhasil lolos, terjun membasahi wajahnya. Tangisan penyesalan yang benar-benar memilukan.

***

TO BE CONTINUE

 

Wahh.... miann yaa kalo FF nya bikin kalian para readers ilfell T^T bukan maksud hatiku. RATING 17 + udah aku lampirkan...
SO... BOW. terimakasih atas like dan komentarnya ^^//

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK