home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Eomma... Saranghae!!!

Eomma... Saranghae!!!

Share:
Author : tiamissa
Published : 13 May 2014, Updated : 25 Oct 2015
Cast : Kim Myungsoo , Bae Suzy , Cristina Fernandez Lee , Daniel Hyuno Lachapelle
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |323213 Views |7 Loves
Eomma... saranghae!!!
CHAPTER 4 : Chapter 04

***

Suara denting piring dan sendok yang saling beradu. Kali ini bukan suasana sepi yang dingin. Melainkan Suasana sepi yang hangat.

Suzy menautkan kedua tangannya didepan dada, menyenderkan tubuhnya pada kursi yang ia duduki, matanya menatap ketiga orang yang sedang menyantap makan malamnya dengan lahap, membuatnya menarik kedua sudut bibirnya keatas. Benar-benar tidak pernah terbayangkan olehnya, jika harapannya untuk memiliki sebuah keluarga yang utuh benar-benar akan terwujud. Namun kedua sudut yang tertarik keatas tersebut kembali menjadi datar dan tatapannya menjadi kosong, saat ia teringat yeoja paruh baya yang dulu sempat mengusirnya 'apa Kim ahjuma begitu membenciku? Heh' batin Suzy menghela nafasnya.

Myungsoo yang dengan jelas mendengar helaan nafas Suzy, segera melirik yeoja dihadapannya, wajah Suzy terlihat lesu? "ehem" dehem Myungsoo, membuat Suzy kembali ke alam sadarnya lagi "malam ini aku menginap disini, ne".

Suzy teringat koper yang tadi sempat diseret Myungsoo "lagi-lagi kau kabur, eoh" gumam Suzy.

Hyulee menatap ibunya cepat "ne, eomma. Appa melarikan diri dari haremoni".

"Hhh... itu bisa dibilang melarikan diri? Molla... yang jelas, aku hanya tidak ingin memebenci dirinya dan terlebih lagi karena keegoisannya itu. Padahal dulu dia tidak seperti itu" gumam Myungsoo datar dengan tatapan lurus namun terlihat kosong.

Suzy bisa mearasakan apa yang saat ini tengah difikirkan oleh Myungsoo, 7 tahun yang lalu juga wajah Myungsoo seperti ini dan hal itu membuatnya menerima Myungsoo dirumah sepetaknya "Eih... Hyulee-ya, Hyunoo-ya... kalian sudah selesai, makannya?" ucap Suzy saat melihat Hyulee dan Hyunoo turun dari kursinya dan beralih membawa piring kotornya keatas counter dapur.

"Eoh, eomma..." ucap Hyulee.

"Kalian benar-benar tidak diberi tugas sekolah kan?" tanya Suzy bangkit berdiri, ia meraih dan mengisi gelas kosong dengan air putih yang kemudian disodorkannya pada Hyunoo.

"Ne, eomma... hari ini tidak ada tugas sekolah, Eunji seonsaengnim kan baik hati" cerocos Hyulee.

"Geureu... sikat gigi kalian dan cuci kaki, setelah itu siapkan pelajaran untuk besok, ne"

"Araseo... kajja, Hyunoo-ya" ucap Hyulee pada Hyunoo yang masih meneguk minumannya.

"Eoh... jalja eomma. Jangan lupa kekamarku ya nanti" ucap Hyunoo yang sudah diseret Hyulee ke kamar mandi. Suzy tersenyum dan mengangguki permintaan anaknya.

Hyulee dan Hyunoo sudah masuk kedalam kamar mandi, kini tatapan Suzy beralih pada Myungsoo yang sedang memandangi gelasnya. Suzy menghampiri Myungsoo "oppa..." gumam Suzy, menepuk pundak Myungsoo.

"Eoh" Myungsoo menoleh kearah Suzy yang ada dibelakangnya.

Sebuah senyum terulas diwajah Suzy, tangan kanannya ia letakkan diatas puncak kepala Myungsoo "gwenchana" ucap Suzy mengacak-acak rambut Myungsoo dengan cepat dan tangan sebelahnya ia gunakan untuk meraih piring kotor Myungsoo, Suzy berbalik, melangkah kearah counter dapur.

'Cresssh' Suzy mulai mencuci piring-piring dan gelas kotor. Myungsoo bangkit berdiri, membawa gelas miliknya, mendekati Suzy yang tengah berdiri membelakanginya. Langkah demi langkah, Myungsoo pun kini tepat berada dibelakang Suzy, tangan kirinya terulur, melingkar pada pinggang Suzy "omo..." pekik Suzy tercekat dan membuatnya menghentikan aktivitasnya.

Myungsoo meletakkan gelas yang ia pegang ditangan kanannya keatas counter, membuat tangannya kini tidak menyentuh apapun dan sekarang kedua tangan Myungsoo sukses melingkar dipinggang Suzy "oppa, aku sedang mencuci. Duduklah..." gumam Suzy dan kembali melakukan aktifitasnya.

Myungsoo membenamkan kepalanya diantara leher dan pundak Suzy, ia menggelengkan kepalanya. Suzy hanya diam dan terus melanjutkan aktifitasnya, membiarkan Myungsoo memeluknya dalam diam.

Sementara itu Hyulee tersenyum geli melihat pemandangan yang ada didepannya. Hyunoo hanya menghela nafasnya, kemudian menutup mulutnya yang mulai menguap lebar, membuat cairan bening dari matanya keluar sedikit "eonni... hobimu begitu buruk" keluh Hyunoo.

Hyulee melirik kebawah, menatap adiknya yang tadi ia paksa untuk ikut mengintip dari balik tembok "heh... jeongmal? kurasa tidak juga sih, jujurlah... kau juga senang kan? Seorang appa yang tiba-tiba hadir... aku bahkan tidak pernah membayangkan bisa menyentuh dan memeluknya, bermain bersama dengannya, benar-benar menenangkan, saat disini..." Hyulee menyentuh puncak kepala Hyunoo "ya, disini... saat appa mengusap lembut puncak kepalaku. Begitu damai. Kau bagaimana?" tanya Hyulee.

Hyunoo mendongakkan kepalanya keatas, menatap kakak perempuannya yang sedang terkekeh senang "eum... menyenangkan" ucapnya tersenyum "Hyulee noona... padahal aku sempat mengatakan jika appa tidak menyayangi kita" lenguh Hyunoo.

Hyulee membulatkan matanya, ia menepuk jidatnya kuat, berjongkok didepan adiknya "aku lebih parah. Bukankah aku sempat mengatakan bahwa appa sudah mati? Ah... eottoke? Pasti hatinya sakit saat aku mengatakan hal itu" gumam Hyulee lesu.

"Gwenchana..." ucap Hyunoo menepuk-nepuk pundak kakaknya yang tengah tertunduk lesu.

"Kalian sedang apa disitu?" tanya Suzy dan Myungsoo bersamaan, melihat Hyunoo yang tengah bersender dibalik tembok, menepuk-nepuk pundak Hyulee yang tengah tertunduk.

Hyunoo bangkit berdiri dan tersenyum pada ibu dan ayahnya, ia mengibas-ngibaskan tangannya, mengisyaratkan Myungsoo dan Suzy untuk sedikit menunduk. Hyulee pun mendongakkan kepalanya keatas, melihat ibu dan ayahnya yang sudah menundukkan kepalanya. Hyunoo melingkarkan tangannya pada leher Myungsoo -CUUP- dikecupnya bibir Myungsoo singkat. Ia melepas tangannya dan beralih pada Suzy, mengabaikan tatapan Myungsoo yang tak bisa diartikan, tangannya kembali ia lingkarkan, namun pada leher Suzy -CUUP- dikecupnya juga bibir Suzy singkat dan kembali ia lepaskan. "eomma... appa... sarangghae!!!" Hyunoo tersenyum puas dan berbalik, berlalu meninggalkan Myungsoo, Suzy dan juga Hyulee.

"Na... nado saranghae" ucap Myungsoo "hoh... ternyata dia suka sekali ya mencium?" sambung Myungsoo seraya berbisik.

Hyulee masih mendongakkan kepalanya, memanyunkan bibirnya kesal. Suzy yang masih menatap punggung Hyunoo sambil tersenyum, kini beralih menatap Hyulee "waeyeo? Kau juga mau, poppo?" ucap Suzy, Hyulee dengan cepat mengangguk "kajja, berdirilah..." Suzy mengusap kepala Hyulee saat ia sudah bangkit berdiri -CUPP- diciumnya kening Hyulee, beralih pada pipi kanan, pipi kiri, hidung mungilnya dan terakhir bibirnya dengan singkat "kyeopta" gumam Suzy.

Hyulee tersenyum lebar "appa..." rengek Hyulee. Myungsoo yang mengerti, mengangkat tubuh Hyulee dalam dekapannya dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Suzy, setelah mendapatkan keinginannya, Hyulee mendekatkan wajahnya pada telinga Myungsoo "appa... mianhae, jika aku pernah mengatakan, bahwa appaku sudah mati" gumamnya benar-benar pelan.

Myungsoo tersenyum dan menganggukkan kepalanya dan beralih berbisik ditelinga Hyulee "ne, nado mianhae... selama ini appa tidak berada disamping kalian".

Hyulee terkekeh geli menganggukkan kepalanya cepat "araseo" gumamnya.

Suzy mengernyitkan dahinya "eoh... jadi sekarang mulai ada rahasia antara appa dan Hyulee" gumam Suzy berlalu meninggalkan keduanya.

Myungsoo berjalan cepat mengikuti langkah Suzy, diraihnya pundak Suzy, Myungsoo mendekatkan wajahnya pada telinga kanan Suzy dan Hyulee pada telinga kiri Suzy "eomma... saranghae!!!" ucap keduanya bersamaan dengan nada yang sedikit meninggi, membuat Suzy mendelik.

"Omo... kalian berdua membuat kupingku pengang, eoh" dumel Suzy menyentuh kedua telinganya. Myungsoo dan Hyulee hanya tertawa berlalu kekamar Hyulee dan Hyunoo, meninggalkan Suzy. Sesaat kemudian sebuah senyuman terulas diwajah Suzy "nado... nado... nado saranghae" gumamnya.

***

Suzy duduk disofa ruang tengah, mengganti-ganti channel TV, mencari acara yang membuatnya terhibur. Namun matanya kini beralih pada Myungsoo yang baru saja keluar dari kamar Hyunoo dan Hyulee, membuatnya tersenyum kecil "kau habis ditawan anak-anak, eoh?"

Myungsoo menoleh keasal suara, menganggukkan kepalanya, membenarkan ucapan Suzy "Hyulee yang paling susah tertidur ya".

Myungsoo berjalan mendekati Suzy dan duduk disampingnya 'Bruk' "oppa..." gumam Suzy, melihat Myungsoo yang sudah menyandarkan kepalanya diatas paha Suzy.

"Hemm..." gumam Myungsoo pelan.

"Kau mengantuk? Tidurlah dikamar tamu, isi kopermu sudah kubereskan, besok kau kan harus ke kantor pagi-pagi" ucap Suzy.

"Hemm..." gumam Myungsoo.

"Heh?" Suzy mengernyitkan dahinya, ia tidak bisa melihat raut wajah Myungsoo yang miring kearah depan "berbaliklah" ucap Suzy, membuat Myungsoo menghadapkan wajahnya keatas dan meluruskan tubuhnya hingga ia terlentang. Myungsoo mengerjapkan matanya menatap Suzy "waeyeo?" tanya Suzy, ia menyibakkan rambut Myungsoo keatas, membelainya lembut.

"Aku sudah membatalkan pertunanganku dengan Naeun" ucap Myungsoo.

Suzy menelan salivanya "eoh... benarkah?"

Myungsoo menganggukkan kepalanya "Naeun juga sudah menyetujuinya, geunde... eomma..." lirih Myungsoo memejamkan kedua matanya.

Suzy tersenyum kecil "eommamu tidak mengizinkanmu untuk membatalkan pertunangan itu?"

Lagi-lagi Myungsoo menganggukkan kepalanya "besok ada pertemuan keluarga, antara keluargaku dan juga keluarga Son. Ah... aku benar-benar tidak ingin membenci eommaku, geunde... sifatnya itu, jinca! Eottokee... aku tidak ingin datang" keluh Myungsoo kembali membuka matanya.

"Datanglah kepertemuan keluarga besok, jangan lari dari masalah, hadapi saja..."

Myungsoo memanyunkan bibirnya "eih... kau saja dulu pernah meninggalkanku, berarti kau tidak menghadapi masalahmu. Seharusnya kau lawan eommaku, pasti aku akan terus bersamamu dan anak-anak. Tidak ada yang namanya terpisah selama 7 tahun.... aah, kau tau? Selama itu aku benar-benar menjadi pria kesepian"

'Pletak' Suzy menjitak kepala Myungsoo "melawan eommamu? Hooh... yang benar saja"

"Appo..." ringis Myungsoo.

"Rasakan!" dumel Suzy mengangkat kepala Myungsoo karena ingin bangkit berdiri.

Namun Myungsoo memberatkan kepalanya, agar Suzy tidak bisa bangkit "yaa... temani aku, kau tidak merindukanku? Apa hanya aku yang merindukanmu?" lirihnya.

Suzy menghela nafasnya "besok datanglah ke pertemuan itu, ara".

Myungsoo mendengus kesal "araseo... aku akan datang jika kau menciumku disini" Myungsoo mengarahkan telunjuknya tepat dibibirnya.

Suzy mengernyitkan dahinya "mm... mwo".

"Kajja... disini. Besok aku akan datang jika kau menciumku disini, disini" telunjuk Myungsoo terus menunjuk bibirnya.

"Yaa... oppa!" pekik Suzy.

"Waeyeo?" gumam Myungsoo tak sabar dan akhirnya mengulurkan kedua tangannya keatas meraih tengkuk Suzy. Saat sudah berhasil mengalungkan tangannya, Suzy dengan kuat menahan tengkuknya yang ditarik oleh Myungsoo "yaa... kuat sekali tenagamu" dumel Myungsoo namun tetap terus menarik tengkuk Suzy.

"Oppa, eoh, jinca..." gumam Suzy saat pertahanannya runtuh -CUP- dan bibirnya kini berhasil didaratkan tepat pada bibir Myungsoo.

Seringai senyum nakal terulas diwajah Myungsoo "mmm... ternyata memang tidak ada wanita yang bisa menggantikan kelembutan bibirmu, chagi" gumam Myungsoo seraya berbisik, akibat perkataannya Myungsoo mendapatkan cubitan kuat pada perutnya dari tangan Suzy yang masih bebas. Myungsoo meringis pelan sebelum akhirnya ia menggerakkan bibirnya perlahan, membasahi bibir Suzy, Myungsoo memejamkan matanya perlahan dan terus melumat bibir Suzy.

Suzy memperhatikan mata Myungsoo yang sudah terpejam, bibirnya terus dilumat lembut, membuat aliran listrik menjalar keseluruh tubuhnya, jarinya yang mencubit perut Myungsoo perlahan mengendur dan beralih memeluk pinggang Myungsoo, matanya perlahan menutup dan mulai membalas ciuman Myungsoo.

Myungsoo membuka matanya saat Suzy mulai membalas ciumannya, Myungsoo tersenyum kecil melihat Suzy yang ikut memejamkan matanya, Myungsoo kembali melumat bibir Suzy dengan lebih lembut, menarik tengkuknya semakin dalam dan dalam, melepaskan semua kerinduannya selama ini. Menghilangkan rasa kesepiannya selama 7 tahun ini tanpa Suzy, yang bahkan sempat ia benci karena telah meninggalkannya. Ia benar-benar tidak pernah membayangkan akan bertemu lagi dengan Suzy, walaupun ia sangat ingin. Jika takdir sudah berkata, namun tetap dihindari, mungkin beginilah akibatnya? 'aku tidak akan pernah melepasmu dan membiarkanmu melepasku lagi' batin Myungsoo.

***

Suasana diruang makan pagi ini sangat ramai "yaa... Myungsoo oppa, kau ini tidur dan sarapan dirumah seorang yeoja yang bukan istrimu? ckck" dumel Soo Jung sambil melahap sarapannya.

Myungsoo mendelikkan matanya "hoh... kau sendiri sarapan dirumah orang lain pagi-pagi begini untuk apa?" dengus Myungsoo kesal.

"Yaa... kalian ini sejak dulu tidak pernah akur" oceh Minho yang baru saja keluar dari kamar mandi, ia menggosok-gosokkan rambutnya yang masih basah.

"Ahh... dia lagi" desis Myungsoo menggelengkan kepalanya menatap Minho "masa, kau mandi dirumah orang pagi-pagi begini!"

Minho memanyunkan bibirnya "heh, salahkan Soo Jung! Dia yang menarikku pagi-pagi buta tadi keluar kamar, menyuruhku membawanya kesini. Mentang-mentang kami bertetangga. Tidak sadar... padahal sebenatar lagi dia akan menikah dengan tunangannya, geunde, malah keluar mengajakku" lenguh Minho.

"Mwo! Tunangan? Bukankah kalian itu berpacaran?" ucap Myungsoo melongo.

"Itu cerita lama, eish" desis Soo Jung dan Minho bersamaan.

  "Appa... ahjushi... ahjuma... kalian benar-benar berisik" dumel Hyulee kesal. Karena sarapan paginya terganggu.

 "Ohh, Hyulee-ya... mianhae. Salahkan saja Soo Jung ahjuma" ucap Myungsoo dan Minho bersamaan. Hyulee hanya menggelengkan kepalanya pasrah.

 Soo Jung mendengus "hoh... kalian".

Hyunoo berjalan mendekati Soo Jung yang sudah ingin bangkit berdiri, ia menyodorkan susu putih yang diberikan ibunya untuk Soo Jung "Soo Jung ahjuma, minum susu putih ini, ne".

Soo Jung menoleh pada Hyunoo "eih..." ucapnya kembali duduk menerima susu yang diberikan Hyunoo sambil memasang senyuman diwajahnya, dan melirik tajam kearah Myungsoo dan Minho "kalian selamat" gumamnya pelan.

"Apa itu alasanmu putus darinya? Kau kan seorang dokter, coba kau periksa dia, sepertinya dia mempunyai penyakit darah tinggi" ucap Myungsoo berbisik.

Minho tersenyum kecil, menggaruk kepalanya yang tak gatal "mungkin iya dan mungkin juga tidak" gumam Minho lembali memakai pakaian dinasnya lagi.

Suzy selesai mengemas kotak makan Hyulee dan Hyunoo "selesai" ucapnya.

Myungsoo segera bangkit berdiri, meneguk susunya hingga habis "Hyulee-ya, Hyunoo-ya... kajja kita berangkat" ucap Myungsoo.

Hyulee dan Hyunoo menganggukkan kepalanya.

"Eoh... aku juga harus berangkat dinas pagi. Soo Jung-ah, kau menungguku atau meminta tunanganmu menjemputmu?" ucap Minho.

"Aku dengan Minhyuk oppa saja, oppa" Soo Jung bangkit berdiri.

"Geureu... kalau begitu aku berangkat ya" ucapnya pada Suzy dan Soo Jung "kajja Myungsoo-ya, Hyulee-ya, Hyunoo-ya". Merekapun berjalan diikuti Suzy dan Soo Jung dari belakang.

***

"Heh... jadi dia tidak melakukan apapun padamukan? Padahal aku sudah cepat-cepat kesini" Soo Jung cepat saat tubuhnya sudah sukses ia bantingkan pada sofa ruang tengah.

Suzy tersenyum dan ikut duduk disamping Soo Jung, tangannya menekan tombol remote, membuat TV menyala "eoh... kau khawatir sekali sih" gumam Suzy.

"Tentu saja. Kau tau kan eommanya Myungsoo oppa itu, aahh benar-benar seperti penyihir. Aku akan merelakanmu dengan Myungsoo oppa, jika eommanya itu menyetujui hubungan kalian" ucap Soo Jung frustasi.

Suzy mengerutkan alisnya, mencoba berfikir "geureu... memang kata-katanya sangat pedas, geunde... aku yakin dia bukan type orang yang jahat" gumam Suzy 'karena dulu Myungsoo oppa sering sekali membicarakan eommanya dengan berbagai macam hal yang baik, bahkan saat ia kabur dari rumahnya dan menginap dirumah sepetakku, Myungsoo oppa selalu mengigaukan eomma, appa dan eung... sepertinya kakak perempuannya, geunde... aku tidak bertanya padanya, karena dia tidak pernah menceritakan apapun padaku. Aku tidak berhak ikut campur'.

"Jeongmal? Hah... molla. Ah... bagaimana baju pernikahanku dan Minhyuk oppa?"

"Sudah hampir jadi... kau benar-benar mencintai Minhyuk oppa, eoh? Padahal aku sempat mengira jika kau dan Minho oppa akan bersatu" lirih Suzy

"Eoh... Minho oppa lebih kuanggap sebagai kakakku, begitu juga sebalikknya"

"Geureu... yang terpenting adalah kau bahagia ne" ucap Suzy tersenyum.

'Ting'Tong' Suara bel berbunyi "oh... pasti Jiyeon yang datang" gumam Suzy bangkit berdiri.

***

Myungsoo memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, tepatnya diseberang sekolah Hyulee dan Hyunoo "hoh, appa mau mengantarkan kami sampai gerbang?" tanya Hyulee saat melihat Myungsoo membuka seatbeltnya.

"Tentu saja..." ucap Myungsoo mantap "kajja...".

Myungsoo, Hyulee dan Hyunoo menyebrangi jalan raya "oh... Sungyeol-ssi, Eunji-ssi, annyeong" sapa Myungsoo pada Sungyeol yang sedang mengobrol dengan Eunji.

Sungyeol menoleh keasal suara "Annyeong, Eish... jangan panggil aku dengan sebutan formal begitu"

"Geureu... Sungyeol-ah"

"Annyeong, seonsaengnim" sapa Hyulee dan Hyunoo bersamaan.

"Annyeong, Hyulee-ya, Hyunoo-ya dan ... Tn. Kim"

"Andwe... panggil aku Myungsoo saja" ucap Myungsoo terkekeh dan diangguki oleh Eunji.

"Kajja, kita masuk anak-anak" ucap Eunji dan diikuti oleh Hyulee dan Hyunoo yang masih melambaikan tangannya pada Myungsoo.

"Nanti appa menjemput kalian lagi, ne" ucap Myungsoo, membuat namja dan yeoja kecil yang kemarin saling beradu mulut kembali menatap Myungsoo dan anak kembar itu secara bergantian.

"Mwoya igeo... lihat, anak-anak itu... mereka saling sikut menyikut" gumam Sungyeol terkekeh "sepertinya tidak akan ada lagi yang memojokkan si Hyulee dan Hyunoo" lanjutnya. Myungsoo hanya terkekeh dan tak lama ia berpamitan untuk pergi ke kantornya.

***

Myungsoo terlihat serius mengamati proposal yang ia terima dari perusahaan asing, yang tentunya mengajak perusahaannya untuk bekerja sama.

'Krieek' namja bermata sipit dengan wajah yang berkharisma kini memasuki ruangan Myungsoo "annyeong, Myungsoo-ya" sapanya.

Myungsoo tersenyum melihat kedatangan Sunggyu, asistennya. Ia meletakkan kembali proposalnya pada pojok mejanya "annyeong, Hyung".

Sunggyu meletakkan2 berkas dokumen yang sudah diselesaikannya "igeo, berkas dokumen yang kemarin, beres" ucap Sunggyu sembari duduk berhadapan dengan Myungsoo "jadi... anak-anakmu bagaimana itu maksudnya? Eung, anakmu dengan siapa?" tanya Sunggyu menyipitkan matanya.

Myungsoo tersenyum geli melihat mata Sunggyu "Bae Suzy" ucapnya singkat.

Sunggyu mengernyitkan dahinya, sepertinya nama itu pernah ia dengar sebelumnya? Sebelumnya itu? "solma... yeoja yang meninggalkanmu tiba-tiba itu? Yang membuatmu tidak lagi mau mendekati seorang yeoja manapun?"

Myungsoo menganggukkan kepalanya pasti. Menceritakan awal mula terjadinya insiden yang membuat Suzy hamil dan Suzy meninggalkannya.

Sunggyu hanya diam dalam datar "bagaimana dengan tunanganmu? Kurasa eommamu memiliki alasan tersendiri sampai-sampai bergitu membenci orang-orang miskin" ucap Sunggyu.

Myungsoo mengernyitkan dahinya "sudah kubatalkan. Orang-orang miskin? Jadi bukan pada Suzy saja?"

Sunggyu menganggukkan kepalanya pasti "sepertinya, eung beberapa tahun yang lalu, aku tidak ingat pastinya kapan, eommamu tengah memaki-maki dua orang yeoja berpakaian kumuh" Sunggyu menggaruk kepalanya "eih... seorang yeoja paruh baya yang wajahnya terlihat angkuh dan yeoja satunya mungkin sepantaran denganku, wajahnya terlihat sangat sedih waktu itu" lanjutnya.

"Apa mungkin itu Suzy?" dengan cepat Sunggyu menggelengkan kepalanya.

"Mana mungkin! Aku tau Suzy, bukankah kau pernah memeperlihatkan foto Suzy padaku. Lagipula ini beberapa tahun yang lalu, bukan 7 tahun yang lalu" sanggah Sunggyu. Myungsoo mengangguk-anggukkan kepalanya.

'Drrt'Drrt' ponsel Myungsoo berdering -Son Naeun memanggil- "oh, ada apa?" gumam Myungsoo.

"Nugu?" tanya Sunggyu. Myungsoo menggumamkan nama Naeun "baiklah... aku keluar ne, selesaikan masalahmu secepatnya, sekali-kali ajak anak-anakmu kesini, kkk... kau terlalu serius jika sudah berhadapan dengan pekerjaan" sambungnya dan berpamitan. Myungsoo hanya menganggukkan perkataan Sunggyu.

'Pik' "yoboseyeo..."

"Myungsoo-ya... masalah pertemuan keluarga kita, kau bisa datang kan?"

"Eoh, itu... Naeun-ah, aku benar-benar minta maaf padamu, aku harap kau mengerti, ne"

"Kuharap kau datang di acara pertemuan keluarga kita, saat jam makan siang, ara"

"Eh..."

"Tidak ada penolakan, di Restaurant Europe, jalja" ucap Naeun mengakhiri.

"Ah... sial" gumam Myungsoo frustasi.

Myungsoo kembali pada pekerjaannya, meskipun fikirannya sekarang bercabang-cabang entah kemana. Waktu terus berjalan, detik demi detik, menit demi  menit, jam demi jam terus berjalan sangat lambat untuknya "aargh... aku akan menjemput Hyulee dan Hyunoo, geunde..." Myungsoo meraih ponselnya 'pik'pik'pik'

"tut....tut...tut" terdengar nada sambung "yoboseyeo" suara yeoja terdengar dari seberang telpon.

"Suzy-ya..." lirih Myungsoo.

"Eoh... wae oppa? Kenapa lesu sekali?"

"Aku kira jadwal pertemuan keluarga, malam ini. Ternyata siang ini. Aku tidak bisa menjemput Hyulee dan Hyunoo..."

"Eih... tidak apa-apa, mereka sudah biasa pulang sendiri"

"Andwe... aku sudah berjanji menjemput mereka. Yang aku takutkan mereka menungguku"

"Araseo... aku akan menjemput mereka, oppa. Kau tidak perlu khawatir lagi"

"Ne..." ucap Myungsoo lega "Suzy-ya" sambungnya.

"Waeyeo?"

"...." Myungsoo terdiam.

"Myungsoo oppa?"

"Aniyo... aku tutup ne..."

"Araseo..." ucap Suzy mengakhiri.

"Hmm..." gumam Myungsoo meletakkan ponselnya padi laci meja kerjanya. Myungsoo menghela nafasnya "eih... aku tetap akan membatalkan pertunangannya" gumam Myungsoo.

Jam kini menunjukkan pukul 12.00 KST 'Kriek' pintu ruangan Myungsoo terbuka, Ny. Kim masuk kedalamnya "eomma" gumam Myungsoo.

"Kau sudah tau kan jadwalnya siang ini, tinggalkan pekerjaanmu dan bersiap-siaplah" ucapnya.

Myungsoo mendengus kesal "aku sudah 27 tahun eomma, kau tidak seharusnya bersikap seperti ini padaku, aah... jika saja appa masih ada, aku jamin kau tidak akan pernah memiliki sifat seperti ini".

Ny. Kim mengepalkan kedua tangannya, menarik nafasnya dalam dan dihembuskannya secara perlahan "tidak perlu membawa laki-laki yang kau sebut appa itu. Laki-laki pembohong seperti itu seharusnya dilupakan" gumamnya sangat pelan sehingga Myungsoo tidak mendengarnya.

"Aku akan tetap membatalkan pertunangan ini"

Ny. Kim tersenyum sinis "lakukan yang kau bisa, tapi jangan harap berhasil" ucapnya.

Myungsoo membereskan berkas-berkas dokumen miliknya. Kemudian mengikuti eommanya yang sudah berjalan lebih dulu. Kini Myungsoo berada dalam 1 mobil dengan eommanya, awalnya eommanya ingin supir pribadi saja yang mengyetir, namun Myungsoo menolaknya dan bersihkeras untuk menyetirnya sendiri. Pada akhirnya eommanya menyetujui kemauan Myungsoo. Inilah yang membuat Myungsoo terkadang tidak bisa membenci eommanya, dibalik sifatnya yang kasar, egois dan dingin tapi ia memiliki hati yang lembut. Ya... seharusnya memang lembut, selembut dulu. Jadi Myungsoo masih punya harapan bisa mendapatkan restu dari eommanya untuk menikahi Suzy, walaupun hanya 1%.

Myungsoo memarkirkan mobilnya pada park area Reataurant Europe. Keduanya keluar dari dalam mobil dan masuk kedalam restaurant mahal tersebut,

"Jangan membuatku malu" ujar Ny. Kim mengingatkan.

"Aku tidak janji. Karena aku memang tidak pernah mau untuk ditunangkan kan?"

"Neo..." ucap Ny. Kim geram.

"Oh... Ny. Kim, annyeong" sapa yeoja paruh baya berpakaian anggun, Ny. Son.

"Annyeong..." Ny. Kim dan Myungsoo membungkukkan badannya.

Mereka semua memesan hidangan eropa untuk jamuan makan siang. Myungsoo melirik Naeun yang tengah menyantap makan siangnya 'aah... Naeun, aku kira kau sudah menerima keputusanku' batin Myungsoo.

Setelah acara makan siang selesai, merekapun mulai membuka suara untuk membicarakan inti pertemuan keluarga ini "oh, maafkan Myungsoo jika dia ingin membatalkan pertunangan ini. Geunde... itu tidak akan terjadi" ucap Ny. Kim tersenyum. Myungsoo hanya mendengus kesal.

"Yaa... eom" ucapan Myungsoo terhenti saat Tn. Son angkat bicara.

"Aniyo, kamilah yang seharusnya meminta maaf pada kalian. Karena Naeun yang telah membatalkan pertunangan ini" ucap Tn. Son menunduk.

"Eh" Ny. Kim tercekat.

Myungsoo membulatkan matanya dan beralih menatap Naeun yang tengah tersenyum padanya.

"Kami tidak bisa memaksakan putri kami untuk tetap menjalankan pertunangan ini, apalagi sampai kejenjang pernikahan. Karena yang kami fikirkan bukan hanya masalah bisnis, tapi hati putri kami juga merupakan prioritas utama, aku tidak ingin dia tertekan karena menikah dengan orang yang tidak dia cintai. Maafkan kami. Myungsoo-ya kuharap kau mengerti, ne..." ucap Ny. Son.

"A... aaa... Naeun-ah, bukankah kau menerima pertunangan ini sejak beberapa tahun yang lalu saat Myungsoo sedang ada di Jepang?" tanya Ny. Kim sedikit ragu.

"Eoh, maafkan aku Kim ahjuma, aku mencintai orang lain" ucap Naeun menundukkan kepalanya.

"Naeun-ah, tidak apa-apa, kau gadis yang baik. Kau pasti mendapatkan pria yang baik. Aku jamin, ah... bahkan sangat menjamin" ucap Myungsoo dengan antusias. Hatinya siang ini benar-benar terbang. Seperti inilah takdir... seharusnya memang seperti ini kan, jadi mau menghindarinya seperti apapun, tetap akan seperti ini.

 "Euhm, araseo..." ucap Naeun mengulas senyum diwajahnya.

 "Kuharap kerja sama kita akan terus berjalan secara lancar" ucap Tn. dan Ny. Son.

 Ny. Kim hanya tersenyum kikuk.

Acara makan siangpun selesai. Myungsoo kembali menyetir mobilnya dengan wajah yang riang dan senang "eomma, aku tidak membuatmu malu kan tadi?" ucap Myungsoo tersenyum.

Ny. Kim hanya diam, tak menjawab ucapan Myungsoo matanya terus menatap lurus jalanan didepannya.

"Eomma... Hyulee dan Hyunoo sangat ingin bermain denganmu, tidak bisakah eomma hilangkan sifat egois dan dingin itu? Jadilah eomma yang seperti dulu, sangat hangat" gumam Myungsoo.

Ny. Kim sedikit melirik kearah Myungsoo "sebenarnya apa yang eomma benci dari Suzy? Dia gadis yang baik... bahkan rela melepasku agar aku bisa menjadi orang yang sukses seperti sekarang ini, hh... padahal dia tengah mengandung anakku" lirih Myungsoo.

"Miskin. Aku tidak menyukai orang miskin" gumam Ny. Kim pelan, namun Myungsoo bisa mendengarnya.

'Miskin?' batin Myungsoo, teringat ucapan Sunggyu "geunde, Suzy bukan orang Miskin eomma, kau tau? Suzy sudah bisa memperkerjakan 1 asisten. Dia bisa menggaji orang lain dengan pekerjaannya itu" ucap Myungsoo.

Myungsoo menghentikan mobilnya, karena lampu merah.

Ny, Kim kembali diam, tidak menggubris ucapan Myungsoo, matanya terus menerawang kejalanan.

"Eomma..." keluh Myungsoo "izinkan aku menikahi Suzy, eoh" gumam Myungsoo melirik Ny. Kim yang raut wajahnya tidak bisa diartikan, matanya memerah, entah menahan tangis atau menahan amarahnya. Myungsoo mengikuti arah pandang Ny. Kim, kearah yang saat ini sedang ditatap ibunya, tiba-tiba jantungnya berdetak kencang, tenggorokannya tercekat "So Eun noona?" gumam Myungsoo pelan, itu kakak perempuannya yang lebih memilih meninggalkan rumah dan mengingkari janjinya pada Myungsoo, So Eun tengah menjajakkan Kue beras? Dipinggir jalan? Dan dengan pakaiannya yang sangat lusuh? "solma" gumam Myungsoo berbisik saat kedua matanya beralih menatap dua anak kecil, Hyulee dan Hyunoo serta Suzy yang tengah memakan kue beras yang mungkin dibeli dari So Eun dengan mengulas senyum pada wajah mereka 'kenapa Suzy bisa sampai kesini? Bukankah ini sangat jauh dari sekolah Hyulee dan Hyunoo'.

'TIN'TIN'TIN' klakson kendaraan dibelakang membuyarkan lamunan Myungsoo.

***

TO BE CONTINUE.

 

kwkwwkwk.... terimakasiihh atas jempol dan comennt nyaa yaa :)
banyak yang baca, tp yg meninggalkan jejak hanya sedikit yaa ^^// gwenchanaa.... semoga kalian menikmati ceritanyaaa.
BOW

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK