Minggu pagi itu, di saat udara pagi ini masih begitu lembab dan dingin...
“Oh! My God!! Kau benar-benar diterima sebagai menejer EXO!!!!” Seru heboh Nirma di yang sedang sibuk memasak di dapurnya.
“Eung! Aku baru saja membaca surat penerimaanku disini. SM baru saja mengirimnya pagi ini....” Aku pun meletakan surat itu diatas meja makan. Tapi belum lama surat itu ada di atas meja makan, Nirma sudah langsung mengambil cepat dan membaca surat itu.
“Ya.... Allahi, Alhamdulillah, terimakasih banyak” Ujar Nirma lirih menggunakan bahasa Indonesia yang tentu saja aku mengerti artinya. Kedua matanya tampak berbinar-binar saat membaca surat dari SM, bagaikan seperti sedang membaca peta letak harta karun saja.
“Yobooo... sudahlah kemarikan suratnya, please keep calm....” Kataku menghentikan sikap istriku yang kini ia sedang bersujud-sujud syukur diatas lantai berkali-kali. “Kau terlalu lebay banget...” Lanjutku mengatakannya menggunakan bahasa slang indonesia.
“Ya! Apanya yang lebay! Aku sedang mensyukuri nikmat ini. Kau tahu, kalau kau menjadi menejer EXO berarti gajimu juga lumayan besar kan???” Ia akhirnya berhenti juga bersujud-sujud syukur.
“Mwo? Begitukah?” Aku memutar kedua mataku dengan malas. “Pasti kau terlalu senang karena kau pasti akan selalu bertemu EXO setiap saat. Itukan mimpimu. Kau juga yang mengisi formulir pekerjaan lowongan menejer EXO, bukan aku yang menulisya.....”
“He he he iya juga sih....”
Ia lalu mulai cengir kuda sambil kecengesan kearahku.
“Kau memang suamiku yang paaaliinggg hebaaat!!!!” Serunya lagi sambil memelukku dengan erat dan langsung mengecup pipiku sekilas.
“Kalau namja di dunia ini hanya tinggal aku dan Kris EXO. Kau akan pilih siapa?” Tanyaku usil sambil membalas pelukannya.
Nirma melihat diriku, matanya menatapku dengan bingung. Hah! Kena kau, aku tahu, biasnya di EXO itu adalah Kris! Aku kadang kesal saat dia sering berteriak-teriak memanggil nama Kris di depan tv. Ck, sikapnya itu bagaikan remaja saja. Istriku ini mungkin mengalami masa remaja yang kurang bahagia, jadi saat manjadi isrti pun masih heboh ber-fangirls dengan dunia kpop!
“Yooboo.... kau ini kenapa....” Nirmu pun memelukku semakin erat. Dan menempelkan kepalanya di dada bidangku. “Tentu saja aku lebih memilihmu, karena kau suamiku....”
“Mwo? Jinja?”
“Ne!”
“Kalau Kris EXO lebih cepat melamarmu dari padaku, siapa yang akan kau pilih???”
Nirma lalu memiringkan kepalanya sambil menatapku. Ia mendongkakan kepalanya untuk menatapku dengan lekat. Tapi kini keningnya seperti berkerut-kerut, mungkin dia sedang kesulitan menjawab pertanyaanku. Hahaha, aku bersorak girang melihat ekpresi lucunya itu yang sedang kebingungan menjawab pertanyaanku. Kuharap kau segera tobat dari dunia KPOP itu, wahai istriku....- Pikirku sambil kecekikkan didalam hati.
“Kenapa kau bertanya seperti itu?” Tanyanya dengan mulut yang mengerucut. “Apa kau cemburu dengan Kris?” Lanjutnya dengan suara manja.
Aku menepuk keningku dengan keras, “Aissh, apa karena kau ini tidak bisa menjawab pertanyaan mudah itu? Yah, sudahlah ngaku saja, kau memang pasti akan memilih Kris dari pada seorang namja Lee Juno kan?” aku menyipitkan mataku dan bertanya usil kearahnya.
“Kata siapa!” Tukasnya sambil menepuk badanku, “Kau ini sudah cemburu buta ternyata kan?? Aku ini hanya ngefans aja dengan Kris. Tapi cemburumu seperti anak remaja saja. Heeh...”
Apa katanya seperti anak remaja???? Aku lalu mendesah panjang. Seharusnya kata-kata itulah yang harus aku lontarkan kearah istriku ini. Sebenarnya yang bersikap seperti anak remaja adalah dirinya sendiri.
Mana ada seorang istri yang memasang poster Kris EXO di dinding kamar anak perempuannya yang masih berusia 3,5 tahun???? Yah, Nirma memasang poster EXO juga Poster Kris di kamar Haru. Karena aku tidak mengizinkannya untuk memasang gambar namja yang sedang toples tidak memakai baju, hanya memakai celana jeans di kamar kami! Tentu saja itu akan membuat diriku merasa tersindir dengan badan Kris EXO yang lebih terlihat sixpack dan ideal dari pada bentuk badanku. Bulu kundukku juga mungkin akan merinding saat Nirma yang mungkin akan sering-sering manatap poster Kris sambil tersenyum-senyum sumringah.
Aku jadi teringat kejadian dulu yang pernah aku alami dengan Nirma;
“Buang poster itu!” Teriakku saat itu kearahnya. Ketika melihat Nirma membawa pulang poster Kris bersama pernak-pernik sovenir EXO lainnya dari pulau Jeju.
“Mwo yaa! Aku membelinya saat fanmeeting EXO di pulau Jeju! Tidak! Aku tidak mau membuangnya” Nirma tidak menurutiku, ia bahkan saat itu memeluk-meluk poster Kris dengan erat, bagaikan sedang memeluk Kris dengan erat dan tidak ingin aku memisahkan dia dengannya!
“Lantas akan kau tempel dimana? Aku tidak akan mengizinkanmu menempelkannya di kamar!” Protesku keraahnya.
Ia lalu diam. Lalu menatapku dengan tidak suka. “Kau pelit sekalih...”
“ Aku memang pelit! Kau baru tahu?!” Kataku cepat keraahnya.
Nirma lalu terdiam. Ia lalu menompangkan dagunya di tangannya, wajahnya sedang serius. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
“A’haa!” Tiba-tiba saja ia kembali berseru. “Tentu! Aku akan menempelkannya di kamar Haru!” Jawab Nirma sambil tersenyum riang sambil berdiri. Kulihat ia lalu berjalan sambil bersiul-siul dengan nada lagu 365 dengan semangatnyaaa
“Ya! Kenapa kau harus menempelkannya di kamar Haru?!” Kataku setengah berteriak kearahnya saat istriku itu sedang berjalan kearah kamar Haru.
Nirma mengehntikan langkahnya, Ia tidak menoleh kearahku, tapi aku melihat ia mendekati Haru yang sedang sibuk menyusun-nyusun mainan blok-blok kayu.
“Haru yaa....” Panggil Nirma lembut kearah Haru. Namun mata istriku itu tetep melirik kearahku, seperti sedang ingin menunjukan sesuatu. “Eomma ingin menempelkan poster EXO di kamarmu! Kau kan juga suka EXO kan??” Tanyanya kearah Haru sambil membentangkan lebar-lebar poster EXO dengan 12 member di depan Haru.
Haru langsung menatap poster EXO tersebut dengan takjub, dan tentu saja kemudian....
“Yee!!! Cemplekan icu di kamal Haruu....” Seru anak perempuan yang berusia 3,5 tahun itu dengan heboh.
Aku lalu menepuk jidatku dengan kencang, dan memegang tengkuk leher belakangku dengan gusar. Haru kini sudah terkontaminasi dengan KPOP! Dia kini sama-sama menggilai EXO!!!
Nirma lalu melirik keraahku sambil menyunggingkan senyumannya. Tatapan matanya yang genit dan usil itu seperti mengatakan ini kepadaku, Ck, kau- lihat- itu! Lalu ia tersenyum dengan penuh kemenangan.
“Yaaa!!! Kau sungguh-sungguh akan menempelkan poster setengah telanjangnya Kris di kamar Haru???” Tanyaku histeris. Aku merasa jika, Nirma akan menempelkan poster tersebut di kamar Haru, maka masa depan Haru akan terancam! Siapapun tidak akan mengizinkan seorang ayah melihat anak perempuannya yang masih berumur 3,5 tahun melihat gambar poster yang tidak layak untuk umurnya!
“Keep Calm yooboo... tentu saja aku hanya akan menempelkan poster EXO yang ini...” Ujar Nirma santai, ia lalu menunjukan poster EXO dengan formasi 12 member. Terlihat di poster itu, semua member tampak memakai setelan kemeja abu-abu seperti seragam sekolah.
Huuft!! Untungnya... aku pun menghela napasku dengan tenang sambil mengelus dada. Tadi kukira istriku itu sudah sedikit gila.
Nah bagaimana menurutmu? Benarkan apa seperti yang aku katakan sebelumnya. Kejadian saat dulu itu, telah membuktikan kalau Nirma adalah istriku yang berlaku seperti layaknya remaja dengan dunia fansgirls nya.
Ok! Saat itu aku memang mengaku kalah darinya!
Tapi tidak untuk pagi ini.
Saat ku melihat Nirma yang sedang bersiul-siul senang bersenandung menyanyikan nada lagu EXO, tapi kali ini nada lagu ‘Lucky Girls’ terdengar dari nada siulannya. Nampaknya istriku itu telah menjadi isti di Korea Selatan yang paling Lucky. Ia mungkin sedang mensyukuri nikmatnya sebab karena suaminya sebentar lagi akan menjadi menejer EXO.
Aku tidak tahu bagaimana keadaanya nanti ketika aku menjadi menejer EXO? Apakah istriku itu akan semakin menggilai EXO???
“Yobo....” Panggilku kearahnya yang sedang sibuk memasak sayur sup.
“Wae?” Jawab Nirma ketika ia sudah menghentikan siulannya.
“Besok aku akan masuk kerja sebagai menejer. Tapi kuharap ketika aku menjadi menejer EXO nanti, kau bisa bersikap dewasa. Ok?” Pintuku keraahnya.
“Apa maksudmu?” Tanya sambil mengaduk-ngaduk sayur sup di panci.
Ternyata dia masih belum mengerti. “Maksudku jangan bersikap seperti remaja jika kau nanti bertemu EXO. Karena kau sudah mempunyai suami.”
Nirma awalnya mengerutkan jidatnya mendengarkan permintaanku itu. Mungkin dia memang belum menyadarinya akan sikapnya sendiri.
“Ah, sudahlah...” Aku lalu kemudian menepiskan perkataanku barusan. Mengambil koran di meja, kembali membaca koran pagi itu. Membiarkan Nirma yang masih menatapku dengan heran.
Tapi kini beberpa detik kemudian, aku melihatnya ia hanya mengangkat bahunya dan kembali bersiul menyanyikan lagu EXO ‘Lucky Girls’ sambil memasak sarapan pagi dengan bersemangat.
