Hee Min POV
“ Apa kabarmu ?” tanya Doo Jon oppa. Ia mengatakan itu dengan mudahnya seperti tak pernah terjadi apa- apa diantara kami. Mataku mulai memanas, hatiku terasa sesak, sulit rasanya untuk tak menangis di keadaan seperti ini.
“ Apa kau sibuk ? Bagaimana kalau kau ikut dengan ku ? Ada yang ingin kubicarakan berdua dengan mu.” Tanpa ragu, ia menarik lengan ku hendak membawaku pergi.
Namun dengan cepat dihalau oleh Sang Hyun. Dengan senyum simpulnya yang menyiratkan ketidaksukaan akan keberadaan Doo Jon, ia menepis pegangan Doo Jon dilengan ku. Ia lalu menggenggam tangan ku dengan erat lalu berdiri 1 langkah didepanku. Jadi aku terlindungi oleh punggungnya yang besar.
“ Mian, kau tak bisa seperti itu saja membawa istri orang seenaknya ORANG ASING.”
“ Ahh, apa kau suami nya ? Kalau begitu maaf.” Jawab Doo Joon oppa santai “ Kalau begitu apakah aku bisa meminta izin mu untuk membawanya pergi bersamaku sebentar saja ?” mencoba meraih tangan ku lagi. Sekali lagi, dengan cepat dihalau oleh Sang Hyun.
Semakin erat genggaman tangannya, hingga jemari ku berwarna kemerahan. Kutatap wajahnya yang mulai memerah menahan marah. Bagaimana tidak marah ? melihat kelakuan Doo Joon oppa yang kurang ajar, siapapun yang tak mengenal nya akan meradang.
“ Yeobo, aku tak enak badan. Bisakah kita pulang sekarang ?” ucapku memecah suasana yang berapi- api ini. Paling tidak sementara aku bisa meredam amarah kedua pria ini.
“ Apa kau pusing lagi ?” tanya Sang Hyun khawatir lalu menempelkan tangannya di dahiku “ kau memang sedikit panas.”
Kulihat reaksi Doo Joon oppa yang kesal saat Sang Hyun meletakkan tangannya di Dahi ku. Namun ia tetap berusaha tersenyum dengan senyumnya yang kecut.
“ Doo Joon oppa, lain kali saja kita bicaranya. Mianhe ..”sesalku lalu berlalu masuk kedalam mobil. Doo Joon oppa hanya mengangguk pelan. Dari kaca spion mobil, aku bisa melihat raut wajah Doo Joon oppa yang atk pernah kulihat sebelumnya. Marah ? sedih ? Kecewa ? aku pun tak tahu. Yang pasti, setelah pertemuan ini membuat aku terdiam menatap keluar ke arah jalanan dengan pikiran mengawang.
Hee Min POV end
Malam itu, Sang Hyun menikmatai makan malam buatan Hee Min di rumah Hee Min. Sebagai permintaan terima kasih, Hee Min mengundang nya. Setelah selesai mencuci piring Hee Min membawakan Sang Hyun secangkir hot chocolate yang sudah ia buat. Hee Min lalu mengambil duduk tepat disebelah Sang Hyun yang tengan sibuk menonton Televisi.
Hening, meskipun sesekali terdengar suara tegukan air dari Sang Hyun yang menikmati minumannya. Meskipun matanya ke arah Televisi, namun konsentrasinya menuju Hee Min. Kepalanya penuh dengan rasa penasaran yang takkan terpuaskan sebelum terjawab. Namun ia segan menanyakan nya, selain karena tak sopan mengungkit masa lalu orang, ia juga tak enak dikarenakan kejadian tadi.
Hee Min seperti paham akan kegelisahan Sang Hyun yang diperlihatkan secara tidak langsung
“ Mantan ku ..” terang Hee Min. Sang Hyun lalu mengalihkan pandangan nya ke arah Hee Min yang sedang duduk bersandar
“ Apa mungkin ?” meski perkataanya tak Sang Hyun selesaikan, Hee Min menangkap dengan cepat maksud dari perkataan Sang Hyun.
“ emm, Benar dia ayah dari bayi yang tengah kukandung.” Mengelus pelan perutnya yang membesar “ Dulu aku benar- benar jatuh cinta padanya. Setiap hari kulalui bersamanya. Bahkan sempat aku berpikir, jika tak ada Doo Joon oppa mungkin aku akan mati. Benar- benar konyol bukan ?” tertawa pelan
“ Jika kau sangat menyayangi nya, kenapa sekarang kalian berpisah ?” tanya Sang Hyun “ Jangan bilang apa yang sedang aku pikirkan ini adalah alasan kenapa kalian berpisah.”
Tersenyum, “ Jika yang kau pikirkan itu adalah Doo Joon oppa mencampakkan ku sesaat setelah ia tahu akan kehamilah ku ? kau benar.”
“ MWO ?” bangkit dari duduknya lalu mengomel “ kukira hanya ada dalam drama- drama saja hal seperti ini terjadi. HAH !! ternyata didunia nyata pun ada. Orang bodoh macam apa yang berani melakukan hal seperti ini padamu ?!”
“ Mungkin aku yang bodoh.” Ucap Hee Min pelan sambil menatap Sang Hyun. Sang Hyun lalu duduk kembali “ setelah dicampakkannya, aku berjalan dengan perasaan terkoyak ditengah derasnya guyuran hujan. Berjalan tanpa arah yang jelas diiringi isak tangis pilu ku. Perasaan menyesal yang datang terlambat, tak ada gunanya.”
“ Apa kau sangat mencintainya ?”
“ Aku sangat mencintainya, sampai- sampai aku rela bersimpuh di kedua kakinya. Memohon agar ia kembali padaku. Aku juga nyaris menggugurkan bayi yang tengah kukandung ini demi namja keparat itu. Tapi itu semua tak berhasil. Apa kau tahu apa yang ia katakan padaku, saat aku bersujud di kedua kakinya ?”
“ Mwo ?”
“ Ia bilang “Terserah apa yang akan kau lakukan dengan bayi itu, aku tak peduli. Itu urusan mu, bukan urusan ku !! aku peringatkn kau, jangan pernah muncul dihadapan ku lagi.” Itu yang ia katakan padaku.” Hee Min menghapus air matanya yang mengalir di pelupuk matanya. Menceritakan kembali masa lalu, sama saja mengoyak- koyak hatinya lagi. Sakit rasanya
“ Tapi meskipun begitu kau tetap mempertahankan bayimu. Kau juga berjanji akan merawatnya ?”
“ Setelah kudengar ucapanya yang begitu menyakitkan, aku memutuskan untuk tetap merawat bayi ini dengan ataupun tanpa bantuanya. Dia anakku, semua ini terserah padaku.” Ucap Hee Min penuh tekad
“ Apa sudah terjawab rasa penasaran mu, Sang Hyun- ssi ?” tanya He Min dengan tawa pelannya yang getir. Sang Hyun mengangguk
“ Sekarang giliran ku bertanya. Bolehkan ?”
“ Bertanya ? Apa yang ingin kau tanyakan ?” tanya Sang Hyun heran
“ Kenapa kau membantu ku ? Kenapa kau mau berpura- pura menjadi suami ku ? Kita baru saja saling mengenal, apa yang membuatmu berpikir untuk membantuku ?” tanya Hee Min bertubi- tubi.
Sang Hyun terdiam sejenak, ia meletakkan cangkirnya ke atas meja lalu mengambil duduk di atas meja menghadap Hee Min.
“ Apa kau akan mempercayai apa yang akan kukatakan nanti ? tanpa ragu sedikit pun ?” Sang Hyun meminta Hee Min untuk berjanji. Meski ragu, namun akhirnya Hee Min berjanji
“ Apa kau pernah mendengar Jatuh cinta pada pandangan pertama ?” Sang Hyun tertawa pelan “ Mungkin sekarang aku seperti itu. Pertama kali aku melihatmu di Lift, Yeoja dengan tubuh semampai, rambutnya yang tergerai bebas, wajahnya yang cantik dan lembut, serta suaranya yang menggetarkan hati. Aku benar- benar tak bisa melupakan pertemuan pertama waktu itu. Kau benar- benar telah memikat hatiku.”
“ Jangan Bodoh. Itu adalah saat dimana kau belum mengetahui keadaan ku sekarang. Setelah kau mengetahuinya, kau pasti berfikir aku adalah wanita murahan bukan ?” tangis Hee Min kembali pecah
“ Apa kau pikir seperti itu ?” tanya Sang Hyun tajam
“ Memangnya apa lagi ?!” Hee Min menaikkan nada suaranya
Dengan lembut Sang Hyun menggenggam kedua tangan Hee Min yang bergertar, ia usap pelan air mata yang mengalir turun ke pipi Hee Min, lalu ia tatap dengan lembut sambil berkata “ Aku pikir, aku harus melindunginya.” Hee Min tersentak kaget
“ Yeoja ini, bagaimanapun caranya aku ingin dan harus melindunginya. Karena kau menyukainya. Dengan setulus hatiku aku mengatakan ini. Aku tak meminta kau percaya pada perkataan ku, tapi aku meminta kau untuk meyakininya. kita tak tahu apa yang akan terjadi besok. Tapi aku membuat janji ini, dihadapan mu. Aku tak akan pergi kemana- mana, aku akan selalu ada disamping mu..”
Perlahan Sang Hyun mendekatkan wajahnya, lalu mengecup pelandahi Hee Min. Tanpa bisa dibendung lagi, Hee Min melepaskan tangisan nya diiringin dengan kecupan lembut dari Sang Hyun. Perasaan ragu mendera Hee Min, akankah namja ini berbeda dari Doo Joon oppa ? Bisakah Hee Min meyakini perkataan nya ? Hee Min hanya bisa menutup matanya sambil menerima ketulusan hati Sang Hyun lewat kecupan lembutnya.