home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Who Are You ?

Who Are You ?

Share:
Author : yurimaudi
Published : 26 Mar 2014, Updated : 28 Mar 2014
Cast : Changmin TVXQ, Kim Jaejoong JYJ
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |12118 Views |1 Loves
Who are you ?
CHAPTER 4 : Full Of Mystery

# Di rumah sakit

Jejoong duduk di sebelah Kama tanpa sadar hari telah berganti pagi. Kama bangun terlebih dahulu. Dia melihat sahabat kecilnya tertidur di sebelahnya, Kama tersenyum bahagia. Meskipun dalam hati, dia masih belum merelakan abangnya dan Kevin yang pergi meninggalkan Kama. Dan Kama kembali tertidur, karena lukanya yang masih terasa sakit. Berganti keadaan, kini Jejoong yang bangun. Dia melihat Kama masih tertidur, dia mulai menangis lagi. “Gue terlalu rapuh lihat keadaan lo begini. Gue gak pantas dibilang cowok. Bagaimana bisa hati serapuh gue bisa melindungi lo, Kam ?” ucapnya sambil menangis. Tanpa Jejoong sadari, Kama pun juga menangis. Dan membalas ucapan Jejoong, “Je, jangan terbebani karena gue. Lo udah banyak berkorban demi gue, sekarang lo jangan khawatir lagi. Gue bisa jaga diri gue sendiri. Lo yang bilang gue kuat. Jadi, gue akan tetap kuat seperti apa yang lo pikirkan.” (sambil menangis).

Jejoong keluar dari ruangan untuk mencari dokter. Dan bertemu Jejoong dengan dokter yang mengurus Pak Bowo (ayahnya Kama)

Jejoong : “Dok, bagaimana kondisi Pak Bowo sekarang ? Saya sahabat dari anak beliau.”

Dokter : “Kondisinya membaik, beliau sudah sadar semalam tapi mungkin sekarang sedang istirahat. Oh, ya. Kamu tahu laki-laki yang berusia seperti ayahnya Kama ?”

Jejoong : “A.... apa dok ? Laki-laki itu ? Kenapa ?”

Dokter : “Kamu mengenalinya ? Sejak kunjungan laki-laki itu, kondisi Pak Bowo membaik. Tapi ketika saya tanya orang itu, dia bilang hanya kenalan. Kalo begitu, saya pergi dulu ya.”

Jejoong : “Makasih dok buat infonya.”

Jejoong menuju ke ruangan Pak Bowo dan dia melihat laki-laki itu. Jejoong menyamar menjadi dokter dan masuk keruangan tersebut. Memberanikan diri untuk bertanya pada laki – laki itu. Jejoong tidak mempedulikan keselamatannya. Dia bertanya pada laki-laki yang menunduk ke arah Pak Bowo. “Maaf ya, Pak. Ada hubungan apa bapak dengan Pak Bowo ?”

Lalu laki-laki itu menjawab, “Saya adiknya. Adik tirinya. Saya benar-benar tak menerima ini semua. Bang Bowo begitu sayang pada Kama, jika lemah seperti ini siapa yang akan menjaga Kama ?”. Jejoong tersentak, tangannnya dingin dan dia mundur beberapa langkah. Jejoong berpikir, mungkinkah laki-laki ini bukan pembunuh Pak Bowo atau berpura-pura menangis ? Laki-laki tersebut dapat membaca pikiran orang lain. Dia dapat membaca apa yang sedang dipikirkan Jejoong. “Kau bukanlah dokter, tapi teman Kama. Benar bukan ? Kita bicara di depan, jangan disini.”. Jejoong mengikuti laki-laki itu keluar. “Nama saya Budi. Saya adik tiri Pak Bowo.” ucap laki-laki itu. Setelah mendengar hal itu, Jejoong membuka maskernya. “Apa yang sebenarnya bapak ketahui ? Bapak menakutkan Kama sejauh ini.” ucap Jejoong. “Saya tak akan membalas hal ini dengan anak itu.” ucap lelaki itu. “Siapa maksud bapak ?” kata Jejoong. “Anak muda yang memeluk Kama waktu itu. Saya takkan membalasnya meskipun hati saya masih sakit dan takkan memaafkan dia.” ucap lelaki itu. Dan Jejoong masih bingung, ia bertanya lagi “Lalu mengapa bapak saat itu tak mendatangi Kama ? Justru tersenyum kepadanya ?” Dan laki-laki itu menjawab, “Karena saya tahu, yang mencelakakan abang saya adalah anak itu. Rencana malam itu adalah saya ingin membunuhnya tapi niat saya gagal karena saya tahu anak itu mencintai Kama.”. Jejoong terdiam sejenak. Lelaki itu memegang bahu Jejoong, “Tolong, jaga Kama. Aku bahkan tak tahu seberapa lama aku hidup. Aku serahkan keponakanku padamu, nak.” lalu memeluk Jejoong. Jejoong melihat Kevin berjalan menuju kamar Kama, Jejoong langsung berlari kearah kamar Kama. Dan Kevin berhasil mencegah Kevin untuk tidak masuk ke ruangan Kama.

Kevin : “Untung lah ada lo. Ini, kasih ke Kama.” (mengulurkan tangannya yang memegang sebuah surat)

Jejoong : “Apa itu ?”

Kevin : “Ini surat penjelasan atas semua perbuatan gue. Dia perlu tahu kenyataan yang sebenarnya. Gue gak bisa hidup dengan kebohongan seperti ini. Dia harus tahu gue pelakunya. Berikan ini padanya setelah kondisinya membaik. Satu lagi, tolong jaga Kama. Karena gue gak bisa lagi buat melindungi dia.”

Jejoong : “Baguslah. Lo lebih baik gak muncul lagi di depannya. Dan tanpa perlu lo minta, gue akan selalu menjaga Kama. Jaga diri lo baik-baik biar Kama bisa memaafkan lo.” (sambil mengambil surat tersebut)

Kevin : “Gue pergi.”

Berakhirlah hubungan antara Kevin dan Kama. Kama memang harus tahu kenyataan yang sebenarnya. Kevin berjalan jauh dari ruangan Kama. Tanpa menoleh kebelakang. Semua telah berakhir, wanita itu sudah mati. Tak akan ada lagi yang mengusik hidup Kama. Kevin menyempatkan diri ke ruangan ayah Kama. Dan masuk ke dalamnya. Tanpa dia sadar, adik tiri Pak Bowo ada di dalam kamar mandi. Kevin menangis, memegang tangan ayah Kama. “Maaafkan saya, pak. Karena saya, hidup Kama hancur dan lebih berantakan. Saya menyesal melakukan hal itu ke bapak. Dan juga maafkan saya karena saya telah membunuh orang yang di cintai Kama. Tapi lubuk hati terdalam, saya sangat mencintai Kama. Saya tak ingin dia terluka ditangan orang lain maka dari itu saya mengorbankan Haris demi menyelamatkan Kama. Bahkan jika saya masuk neraka, saya akan tetap meminta maaf pada bapak. Saya berharap bapak sembuh dan melindungi Kama.” Kemudian Kevin pergi meninggalkan ruangan itu. Kevin berjalan jauh hingga menjauh dari rumah sakit. Pikirannya kosong, tatapannya kosong. Ini akhir dari semua pertemanan singkat mereka. Kevin tertabrak mobil lalu meninggal.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK