FRIZKA POV
“Anyeong Haseyo, saya perwakilan dari Seoul University jurusan Seni Photography Mohon bantuannya” aku membungkukan badanku pada seluruh staff.
“nee, karena Frizka – ssi sudah disini kurasa kita bisa langsgung ke lokasi saja” ucap salah seorang staff yang sepertinya pemimpin disini.
“ne!!” jawabku dan staff bersamaan.
Aku gugup sekali ini pertama kalinya aku akan mempraktekan kemampuanku di luar kampus, ahhh aku sudah tidak sabar.
“Frizka – ssi apa kau sudah pernah terlibat dalam sebuah photoshoot sebelumnya?” tanya salah satu staff yang duduk disampingku.
“sebelumnya aku hanya pernah terlibat dalam pembuatan setting saja, dan di kampus pernah beberapa kali melakukan praktek jika turun langsung kelapangan kerja sebagai Photographer belum pernah tapi aku akan berusaha untuk pemotretan kali ini”.
“baiklah kita sudah sampai dilokasi!”teriak salah seorang staff yang duduk di dekt supir.
Lokasinya di pegunungan yang sangat segar dan hijau, banyak ilalang yang bisa jadi spot yang bagus untuk di foto.
“semuanya harap berkumpul!”
“sekarang sambil menunggu model datang, kita briefing terlebih dahulu, untuk pembagian Photographer 1 model 1 photographer agar waktu yang digunakan relative lebih cepat, dan untuk penggunaan lokasi kalian bisa menggunakan seluruh spot di sekitar taman ini tetapi jangan sampai keluar tema” jelas leader tim.
“Model yang akan kita gunakan saat ini adalah EXO K” what?!.
“EXO K?” teriakku kaget.
“nee Frizka – ssi ada masalah?”.
“aniyo leader tim” apa tidak ada artis lain selain EXO di dunia ini?, kenapa hidupku harus terus berkaitan dengan mereka aiiiiiiiiiiissssssshhhhh.
“Frizka – ssi bisa bantu aku menyiapkan kamera?”
“ahh nee” aku menghampiri staff yang tadi mengobrol denganku dimobil dan beberapa staff lainnya.
“ini tolong lensanya dilap dengan tissue khusus di tas merah sebelah sana”.
“yee..” aku segera mengambil tas yang berisi banyak lensa dan tas berwana biru lalu duduk bergabung dengan staff – staff yang lain.
“kalian sudah membaca headline news hari ini?”ucap salah satu staff wanita di kerumunan itu.
“tentang apa?” jawab staff yang lain.
“tentang dating rumor Luhan EXO” dating rumor Luhan dan Hana? Benar juga Tadi pagi aku tidak membaca koranku.
“mereka sudah di konfirmasi oleh SM” lanjut staff itu, ohh ternyata mereka sudah mengkonfirmasinya cepat juga.
“benarkah?”.
“nee, dan kalian tau siapa yang menjadi yeoja beruntung itu?” beruntung? Apanya yang beruntung? Malah aku kasihan pada Hana.
“siapa? Siapa?” beberapa staff yeoja yang berkumpul terlihat excited sekali heol~.
“dia trainee yang baru kemarin di audisi, dia berasal dari negara mmmm aku lupa dan nama yeoja itu Hana, Jung Hana” sial sekali dia melupakan nama negaranya padahal Indonesia bukan kata yang sulit, terus sejak kapan nama Hana di tambah Jung.
“daebaakk! Beruntung sekali yeoja itu”.
“yaakk sudah – sudah jangan menggosip, EXO akan segera tiba siap – siap” tertiak leader tim membuat semua staff langsung kaget dan fokus kembali pada pekerjaan yang mereka kerjakan.
“mmm ini lensanya sudah selesai semua” aku menyerahkan 5 kantong penuh lensa itu pada staff yang menyuruhku tadi.
“ahh nee gomawo, taruh di meja sana saja Frizka – ssi. Ohh ya ini pakailah kamera ini lalu bawa salah kantong lensa untuk pemotretan nanti” staff itu menunjuk kantong – kantong lensa yang sedang aku bawa dengan susah payah.
“yee, kamsahamnida” aku menaruh semua kantong lensa ke meja yang dimaksudkan oleh staff tadi lalu mengambil salah satunya untukku.
“mereka sudah datang” ucap salah satu staff.
“baiklah semuanya siap – siap”.
Sebuah mobil van berhenti di smping mobil yang tadi dinaiki oleh para staff termasuk aku, 2 menit kemudian mereka (EXO – K & manager) keluar.
Mereka berjejer bermaksud melakukan grup greeting mereka.
“We are one, anyeong haseyo EXO – K imnida, mohon bimbingannya!” ucap mereka serempak sambil membungkukan badan.
Mereka tidak menyadari ke hadiranku di antara para staff.
“yee~ silahkan kalian bersiap – siap terlebih dahulu” intruksi leader tim.
“untuk para photographer, aku akan membagikan tugas memotret 1 model untuk setiap photographer” benarkah? Baiklah ini mudah, aku pasti bisa asalkan aku di tugaskan untuk memotret orang itu.
“Lee Jong guk manangani Sehun” leader tim mulai membagi tugas, semoga bukan orang itu.
“yee!”
“ahn tae hyun menangani Kai”
“siap!”
“Kim Sung Ri menangani D.O”
“yee! Leader – nim”
“Han Seo Soon menangani Suho”
“yee!”
Selanjutnya aku semoga Baenhyun – ssi, selamatkan aku tuhan.
“Frizka menangani Chanyeol” tidaaaaaaaaakkkk!.
“y..yee” sial sial sial! Kenapa harus orang itu, bagaimana jika aiiiiiiiiissssshhhh.
“dan Gong Sae Young menangani Baekhyun tapi Baekhyun akan menyusul karena ada schedule”.
“yee!”
“karena semuanya sudah di bagi dan sekarang mulai kerjakan”.
Bagaimana ini? Aku mungkin akan benar – benar tidak akan fokus jika dengan orang itu, aku terlalu takut jika perasaan itu datang lagi.
Aku melangkah mendekatinya yang sedang ditata rambutnya.
5 menit kemudian stylist terlihat telah menyelesaikan tugasnya, tapi sepertinya dia ketiduran.
“Chanyeol – ssi irreonayo (chanyeol bangun)” stylist itu mencoba membangunkannya.
Iya seketika bangun namun sedetik kemudian ia terlihat bingung.
“Frizka – ssi apa yang kau lakukan disini?” tanyanya.
“menjalankan tugas dari kampusku, kau sudah selesai dimake up bisakah kita mulai pemotretannya sekarang?” aku ingin pemotretan ini cepat selesai.
“ahh nee tapi kau photographernya?” dia masih terlihat bingung dengan kehadiranku.
“menurutmu?” aku tidak mampu melihat matanya, aku sebenarnya tidak ingin terlibat denganmu lagi.
Aku beranjak menuju spot dimana ada banyak ilalang, karena saat ini aku melakukan pemotretan untuk salah satu brand kosmetik mereka memintaku untuk membuatnya terlihat sweet dan sedikit vintage.
Chanyeol mengikuti ku dari belakang.
Dan kami mulai melakukan pekerjaan, aku harus profesional.
Jam 5 sore kami masih berada di lokasi mereka (EXO – K) masih melakukan pemotretan sesi terakhir dengan formasi grup.
sepertinya aku akan telat menjemput Hana, mungkin sangat terlambat.
Bisakah aku meminta bantuan Luhan untuk menjemputnya? Tapi Dia pasti menolaknya, ahh ada cara lain.
Aku membuka ponselku bermaksud menghubungi seseorang.
“yeobseyo, CEO Kim ini aku Frizka”
“...”
“bolehkah aku meminta bantuanmu?”
“...”
“sepertinya aku akan terlambat menjemput Hana, jadi bisakah anda meminta Luhan untuk menjempunya?”
“...”
“nee kamsahamnida CEO Kim”
“...”
“kalau begitu aku tutup terlebh dahulu”
Luhan – ssi aku menyerahkan Hana padamu.
Aku terkejut Seseorang menempelkan kaleng minuman dingin di pipiku, dia D.O – ssi.
“D.O – ssi”
Dia duduk di sebelahku “aku lebih memilih kau memanggilku oppa, kurasa kita sangat dekat dulu”.
“ahh nee Kyungsoo oppa ehehe aku hanya tidak ingin terlihat so akrab jika tiba – tiba memanggilmu oppa lagi setelah lama kita tidak bertemu” aku membuka minuman yang di berikan Kyungso oppa tadi.
“ahahaha kitakan memang akrab, kau sering bercerita padaku terlebih soal seseorang yang disana itu”Kyungsoo memberikan tanda pada seseorang yang sedang duduk dengan member yang lain menikmati minuman kaleng mereka masing – masing.
Aku hanya diam menatapnya, dia tidak pernah berhenti tersenyum.
“apa kau masih menyukainya?”ucap Kyungso oppa mengejutkanku.
“ti.. tidak mungkin Oppa itu hanya cerita lama” iya tidak mungkin, perasaan itu sudah lama aku kubur dan ku tinggalkan jauh – jauh.
“apa yang sedang kalian bicarakan? Kelihatannya seru sekali” Suho dan member lainnya menghampiri kami.
“ini rahasia kami kalian tidak perlu tahu” seringai kyungso oppa membuat semua member terlihat kesal.
“kadang aku ingin sekali menendang mukamu itu Kyungso” kata Baekhyun – ssi kesal.
Dan Dia hanya tertawa melihat tingkah Kyungso oppa dan Baekhyun.
Sampai kapan aku akan mengagumi tawa itu?.
FRIZKA POV END
***
LUHAN POV
Sudah kuduga dia memang menyusahkan, kalau bukan karena permintaan CEO Kim aku tidak mungkin ingin di pasangkan dengannya.
Kenapa mereka tidak meminta Baekhyun tapi Baekhyun pun pasti selesai lebih cepat karena dia ada schedule pemotretan aiiiiiiiiiiissssh.
GPS mengantarku ke depan sebuah gedung putih besar, aku melangkah meninggalkan dan masuk kedalm gedung.
“mana anak itu?”
Aku terus masuk kedalam gedung, sepi sekali.
Mataku terbelalak melihat apa yang aku temukan di ujung lorong, aku langsung berlari memastikan jika sosok tubuh yang terkapar itu bukan dia.
Sial ini memang dia! Apa yang terjadi padanya?!.
Aku meraih tubuhnya terlihat beberapa luka lebam pada mukanya “YAA! HANA BANGUN!” teriakku sambil menepuk – nepuk pipinya.
“HANA YAA! JANGAN BERCANDA!” aku tahu teriakan ku sia – sia tapi aku bingung harus melakukan apa.
Ahh benar rumah sakit, aku harus segera membawanya kerumah sakit.
Aku membawanya keluar gedung sambil berlari ke arah mobilku dan mendudukannya di kursi sebelahku.
Aku menjalankan mobilku sekencang yang aku bisa, sialnya lampu merah mencegah mobilku aku melirik padanya yang terduduk lemah.
“bertahanlah...” kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku.
10 menit, akhirnya sampai dirumah sakit.
Aku menggendongnya masuk ke UGD beberapa suster membantuku menunjukan ranjang yang siap di tempati, aku membaringkannya disana.
“tolong menjauh terlebih dahulu” ucap seorang laki – laki yang terlihat seperti dokter.
Aku melihat di sekitar beberapa orang menyadari kehadiranku karena memang aku tidak mengenakan penyamaran apapun, Terserahlah lagipula aku sudah dikonfirmasi dengannya.
Yang penting sekarang adalah Dia.
Dokter sepertinya telah selesai memeriksanya.
“bagaimana dokter?”
“sepertinya ada luka memar di kepala dan beberapa bagian lainnya, lalu dia pingsan karena shock” luka di kepala? Ada yang menyakitinya kah?.
“apa ini gawat dokter?”
“animida, mungkin sebentar lagi dia akan siuman tapi mungkin perlu di rawat beberapa hari, apakah anda penanggung jawabnya?” syukurlah, syukurlah kau baik – baik saja.
“pasien perlu penanggung jawab untuk bisa di pindahkan ke ruangan rawat inap” lanjut dokter itu.
Baiklah yang penting dia cepat mendapat penanganan.
“yee aku penanggung jawabnya dokter”.
“syukurlah, silahkan tanda tangan disini dan kami akan langsung memindahkannya ke kamar rawat inap” dokter itu menyerahkan sebuah berkas dan aku langsung menandatanganinya.
“dokter tolong berikan kamar yang terjaga privasinya”.
“kami mengerti”.
Beberapa suster mendorong ranjangnya keluar ruang UGD, orang – orang terlihat memperhatikanku.
Hana ditempatkan di kamar VVIP.
Dokter dan semua suster yang mengantar tadi sudah meninggalkan ruangan, hanya tinggal aku dan dia yang masih belum sadar.
Setelah menghubungi Frizka – ssi dan CEO Kim, Aku duduk dikursi disamping ranjangnya memperhatikan wajahnya dengan sedikit lebam di pipi kanannya.
ini kah yang dikatakan Sehun waktu itu? Ini kah yang di maksudkan dengan berbahaya?, aku merasa bersalah telah melibatkan dia dalam masalahku.
“mmmhhh” terdengar suara lenguhan dari mulut kecilnya, apa dia sudah sadar?.
“Hana kau sudah sadar?” perlahan dia membuka matanya.
“Luhan oppa..” ia mencoba menegakan badannya namun sedetik kemudian ia mengerutkan dahinya sambil memegang kepalanya.
“kau jangan bergerak dulu” aku membantunya berbaring kembali.
“terimakasih oppa telah membawaku kemari” ucapnya yang masih terdengar serak.
“apa yang terjadi sebenarnya?”.
“aku tidak begitu ingat dengan kejadiannya hanya saja ada yang memukulku dari belakang lalu aku jatuh dan beberapa orang mengelilingiku menginjak – injak tubuhku” sudah kuduga ada yang menyakitinya.
“kau ingat mukanya?”.
“tidak..”
“baiklah jangan memaksakan diri untuk mengingatnya” entah apa yang aku rasakan, apakah ini perasaan bersalah atau kasihan atau malah khawatir.
Bruuuukkkk!
Terdengar suara pintu yang dibanting membuat mata kami (Luhan dan Hana) langsung tertuju pada bebrapa orang yang masuk dengan setengah berlari.
“Hana kamu gapapakan?” aku tidak mengerti apa yang gadis pendamping itu katakan tapi aku melihat ke khawatiran di matanya.
“are you okay Hana – ssi?” tanya Suho dengan bahasa inggris dia pun terlihat.... Khawatir?.
“hyung apa yang terjadi?” baekhyun menyadari keberadaanku setelah kedua orang tadi mengabaikanku.
“molla...” jawabku singkat.
“is Someone hurt you?” Suho bertanya lagi, dia sepertinya benar – benar khawatir.
“i don’t know Suho oppa” Hana menjawabnya dengan lemah.
“you don’t remember anything?” ada apa dengan Suho? Kenapa dia terlihat sangat khawatir?.
“sudahlah kalian biarkan dia istirahat terlebih dahulu, kalian terlalu berisik” teriakku yang tidak tahan dengan berbagai macam pertanyaan yang mereka layangkan kepada Hana.
Tapi sejak kapan aku sepeduli ini padanya?.
-To be continued-
mohon comment dan sarannya :)