AUTHOR POV
“Frizka – yaa!”
“oo.. Rizu Sunbae?” gadis yang bernama Rizu itu terlihat berlari kearah Frizka.
“hosh hosh hosh...... kau di panggil oleh Dekan” ucapnya.
“ahh nee gomawoyo sunbae” tanpa berfikir panjang Frizka langsung menuju ruang Dekan.
Tok tok tok..
“masuk!” teriak seseorang dari balik pintu.
“Anda memanggil saya Pak?”
“nee, duduklah” Frizka duduk dikursi di hadapan sang dekan.
“langsung saja akan aku jelaskan, kami telah mendapat sebuh sponsor untuk membiayai Expo kita tahun ini, tapi mereka meminta salah satu dari kita untuk ikut berpartisipasi dalam project mereka dan saya merekomendasikan kamu yang mengikutinya” Frizka terlihat terkejut sekaligus senang dengan kesempatan yang di berikan untuknya.
“saya dengan senang hati menerimanya pak” jawab Frizka mantap.
“kau memang bisa di andalkan, ini beberapa berkas untukmu dan yang harus kau serahkan kepada staff disana sekarang kau bisa keluar”.
“baiklah terimakasih pak” Frizka segera keluar setelah memberikan hormat.
“ini kesempatan yang hebat sekali, assaaaaaaaaaaaa” dengan senang Frizka berlari riang menuju mobilnya dan langsung melaju menuju gedung SM yang memang sudah seperti rumah kedua untuknya.
15 menit menempuh perjalanan Frizka akhirnya sampai di gedung SM.
“apaini?! Banyak sekali waratawan, aisssshh menyusahkan saja” setelah memakai kacamata hitam dan syal sebagai tameng ia berjalan kelua dari mobil dengan terburu – buru, beberapa wartawan mencoba menguik informasi darinya, informasi tentang Luhan dan kekasih misteriusnya yang belum diketahui identitasnya oleh publik.
“mereka seperti Zombie, untung saja dulu aku tidak jadi...”.
“jadi apa Frizka – ssi” Chanyeol tiba – tiba berdiri di depan Frizka.
“kenapa kau bergumam sendiri seperti itu? Huh?” Chanyeol mendekatkan wajahnya pada wajah gadis di depannnya Frizka yang masih terkejut hanya bisa mematung, namun sedetik kemudian ia sadar dan mendorong wajah Chanyeol menjauh.
“yyyyaaaaaaaaa! Apa yang kau lakukan Chanyeol – ssi?! Kau ini jin atau apa tiba – tiba datang seperti itu?!” Chanyeol hanya tertawa geli melihat Frizka yang marah sambil memukulnya.
“aahahahaha oke oke, sorry” tangan Chanyeol menghentikan tangan Frizka yang sedari tadi memukulinya dengan tidak sengaja menggenggamnya membuat Frizka malu dan langsung menarik tangannya dari genggaman Chanyeol.
“apa yang terjadi di luar? Kenapa gaduh sekali?” Chanyeol menengokan kepalanya ke luar mencari tahu.
“sepertinya wartawan mulai mencari info tentang Hana, beritanya sudah tidak terkendali”.
“ahh~ i see” Chanyeol hanya mengangguk – angguk.
“aku mulai khawatir pada Hana”.
“tenang saja Frizka – ssi kami akan ikut menjaganya juga, bila perlu menjaga dirimu juga” ucap Chanyeol mantap sambil memandang gadis di hadapannya.
“aku tidak perlu dilindungi siapapun” sangkal Frizka sambil berjalan ke dalam gedung.
“apa kalian sedang latihan?” kata Frizka mengetahui bahwa Chanyeol mengikutinya dari belakang.
“kalau aku memang sedang latihan sejak tadi malam, member yang lain beristirahat di do...”
“jadi maksudmu kau di sini semalaman? Berlatih?” Frizka berhasil memotong kalimat Chanyeol.
“hmmm, aku tidak mungkin membiarkan kemampuan danceku terus berada di level biasa saja sedangkan member yang lain terus naik level di atasku, aku tidak ingin menyusahkan mereka” Frizka sedikit takjub dengan jawaban Chanyeol yang tidak biasa.
Frizka hanya mengangguk kaku.
“kalau kau ada urusan apa kemari?”.
“ohh iya aku harus mengurus beberapa jadwal latihan untuk Hana, dan sepertinya aku harus pergi duluan, Anyeong” Frizka langsung berlari setelah membungkukan badannya.
Tapi tiba – tiba Chanyeol berteriak di belakangnya “Frizka – ssi Himnaeyo!”
***
“Good morning... siap untuk hari pertama latihan?” sapa Frizka pada gadis yang baru saja naik kemobilnya.
“of course, aku deg degan banget unni” jawabnya semangat.
“oke oke, sekarang kita meluncur kesana”
“legooo~”
15 menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di salah satu theatre di kota seoul.
“sudah sampai...” ucap frizka
“disini un? Wah gede ya tempatnya”.
“Hana maaf kayanya unni Cuma bisa nganter sampe sini, unni ada tugas dari kampus”.
“ooh iya gapapa unni, aku masuk dulu bye unni!” Hana keluar dari mobil dan berjalan menuju gedung.
“haduh bahasa korea ku nanti bagaimana ya?” gumam Hana.
“hey! Hana – ssi” teriak seseorang dari belakang.
“oo, Baekhyun Oppa..” Baekhyun menghampiri Hana.
“emm what are u doing here? (apa yang kau lakukan disini?)” tanyanya dengan bahasa inggris yang agak terbata – bata.
“For Drama Musical Training oppa (untuk latihan drama musikal oppa)” baekhyun terlihat terkejut.
“Singin’ in the rain?”.
“yap, something wrong oppa? (ada yang salah oppa?)” Hana bingung melihat sikap Baekhyun.
“no.... just wow, u’re really lucky kekeke (Cuma wow, kamu sangat beruntung)” mereka berjalan bersama menuju ruangan latihan.
“i don’t think so it’s not easy hhhh~ my korean is terrible (aku tidak berpikir seprti itu ini tidak mudah, bahasa koreaku mengerikan)” keluh Hana, memang bahasa korea gadis ini tidak terlihat peningkatan.
“Fighting Hana – ssi Do ur best (semangat hana lakukan yang terbaik)” Baekhyun menepuk pundak Hana sambil berlalu.
AUTHOR POV END
***
HANA POV
Ternyata latihan itu melelahkan ditambah lagi aku harus belajar korea dan menyesuaikan logat mereka agar terlihat alami. Tadi pelatih menyuruhku untuk diet, aku harus mengurangi berat badanku sebanyak 3 kilogram memangnya aku gendut? Aku rasa pipiku memang sedikit chubby.
Sambil memijat – mijat bahuku yang pegal Aku melihat kesekeliling Sepi sekali memang aku yang sepertinya keluar terakhir tadi. Aku berjalan terburu – buru menuju keluar gedung, aku akan menunggu Frizka Unni menjemputku di luar saja.
DRTTT DRRRTTTT
Hapeku bergetar.
“halo..”
“.......”
“ohh iya gapapa unni kalo emang unni lagi sibuk”
“......”
“o’ Luhan Oppa? Apa ngga nyusahin? Dia kan paling ga mau diribetin sama aku”
“.....”
“ohh perintah CEO toh yo wes lah”
“......”
“bye”
Aku Di jemput Luhan oppa, huh dia pasti akan mengomel dimobil, mengumpatku karena menyusahkannya tapi kenapa aku jadi deg degan ya? Haaaah~ mungkin gara – garaaku memang takut kena marah olehnya.
BUUUUUGGHHH!!!
“aaaakkkkkhh”
Rasa sakit menjalar ditengkorak kepalaku benda apa yang mengenai kepalaku, Pusing kepalaku pusing sekali dan badanku kehilangan keseimbangannya, energiku pun hilang, kakiku lemas lalu ambruk.
Mereka mengerubungiku dan mengutukku dengan kata – kata kasar mereka, Aku merasakan sakit bertubi – tubi diseluruh tubuhku, lalu semuanya mulai menghitam dan....
-To be continued-