home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Open Arms

Open Arms

Share:
Author : FrizkaSMDN
Published : 17 Mar 2014, Updated : 31 Aug 2014
Cast : Jung Hana (Hana Adara Wijaya), Kim Joon Myeon/SUHO (EXO), Xiau Luhan (EXO)
Tags :
Status : Complete
4 Subscribes |50403 Views |19 Loves
Open Arms
CHAPTER 10 : Attack 3

sebelum baca chapter ini author mau ingetin author ngga bermaksud buat pihak manapun terlihat jelek atau jahat, exo saranghaja! Enjoy! give me u'r comment :)

HANA  POV

Sudah 2 hari sejak kejadian itu dan  aku masih harus dirawat di rumah sakit, membosankan.

Aku harus meninggalkan latihan drama musicalku yang baru saja aku mulai, menyedihkan mengingat aku bahkan belum mengingat satu kalimat pun dari naskah.

Tapi aku bersyukur, Friz unni dan EXO oppa setiap hari menyempatkan untuk menemaniku disini orang tua ku pun menelpon setiap hari memastikan keadaankku dan memastikan beritaku dengan Luhan oppa dengan berat hati aku harus meng’iya’kannya.

Tentang Luhan oppa dia agak berbeda sejak kejadian waktu itu, dia sering mengirimiku pesan hanya untuk menanyakan keadaanku, dia datang setiap hari sebelum schedulenya di mulai walaupun masih dengan sikap dinginnya tapi aku senang.

Aku tahu jika aku dan Luhan oppa telah berjanji untuk tidak terlalu mencampuri urusan masing – masing tapi apa salahnya jika kita menjadi teman baik setidaknya kami tidak canggung ketika harus berakting menjadi pasangan di hadapan publik nanti.

“i’m here..”

“Suho oppa..” yaa Suho oppa pun sering mengunjungiku, entah sejak kapan dia begitu perhatian padaku mengingatkan makanku lewat pesan singkat dan bahkan dia mengingat jam minum obatku Amazing!.

“u don’t have any schedule oppa? (kamu tidak punya schedule oppa?)”.

“i have but it start  about 1 hours again, i bought u some apples (ada tapi muali 1 jam lagi, aku membawakanmu apel)” ucapnya sambil meletakan satu plastik apple di meja disampingku, bagaimana mengatakannya apel dan aku sangat tidak bersahabat.

“i don’t eat apple oppa.. i’m sorry (Aku tidak makan apel oppa maafkan aku)” aku sangat tidak suka dengan apple baunya aneh sekali.

“ohh why?” ia kembai mengangkat pastiknya dari mejaku.

“i don’t like apples smeels ehehe..” aku hanya menggaruk tengkuku yang tidak gatal.

“ahh mianhae ehh..”

“anieyo gwenchana” dia terlihat kaget ketika aku mengatakan beberapa kata dalam bahasa korea.

“o’ whoaaa~ u doing well” ia tersenyum sambil duduk di sampingku dan meletakkan apelnya di bawah ranjang yang aku tempati.

“ehehe gomawo for the books oppa” kemarin Suho oppa membawakanku buku korean lesson ketika aku mengungkapkan kebosananku, walaupun dengan bahasa inggris tapi aku sedikit tertolong mengatasi kebosananku.

“ahaha cheonma saengie” dia mengacak rambutku lembut, aku sedikit kaget dengan perlakuannya.

“saengie?”

“yeodongsaeng, saengie means little sister”.

“mmm ehehe”.

Merasa suasana diantara kami berubah menjadi kaku, Suho oppa bernjak dari duduknya.

“Hana – ssi mmm i think gotta go, get well soon em?” dia tersnyum padaku.

“sure oppa”.

Ia berjalan menuju pintu dengan membawa kembali apel yang ia bawa, aku melihat sosoknya menghilang di balik pintu.

Sepi lagi, tapi ini lebih baik dari pada suasana kaku tadi.

Hmmm... baca buku lagi? Bosen, jalan – jalan di dekitar rumah sakit apa tidak apa – apa? ya tidak apa – apa jika sebentar hanya untuk mencari udara segar di atap rumah sakit di drama drama atap rumah sakit itu sepertinya tempat yang menenangkan.

Aku mengenakan jaketku, dan berjalan keluar kamar dengan tangan kananku menyeret tiang infus.

Beberapa orang sepertinya mengenaliku bagaimana tidak scandalku dengan Luhan oppa telah menjadi bom besar mengalahkan scandal yang menyebutnya ‘gay’ ditambah lagi kejadian yang terjadi padaku kemarin membuat pemberitaan di luar sana semakin menjadi.

Aku hanya mengangguk tanda permisi pada orang – orang berbisik sambil menatapku.

Akhirnya ini dia atap rumah sakit, pantas saja mereka menyukai tempat seperti ini disini sangat segar banyak angin dan sangat tenang.

Drrrrttttt... drrrrtttt....

Ponsel dikantongku bergetar, ada yang menelponku.

Luhan Oppa.

“halo..”

“....”

“ahh oppa kau ada di kamarku?”

“...”

“aku sedang di atap”

“...”

“mencari udara segar sebentar, aku akan turun kesana”

“...”

“ahh baiklah, aku tunggu disini”

“...”

HANA POV END

LUHAN POV

Dia benar – benar gadis menyusahkan, sudah tahu dia sedang sakit dengan seenaknya pergi keatap rumah sakit, bagaimana jika kondisinya menurun lagi dasar gadis bodoh.

Setelah aku menaiki tangga sebanyak 3 lantai akhirnya aku melihat sosoknya yang berdiri di pagar pembatas.

Aku mendekatinya.

“hhhhhh~”  aku mendengar menghelaan nafasnya, maafkan aku.

“yaaak kau! Apa yang kau lakukan disini?” teriakku menutupi rasa bersalahku.

“o’ oppa sudah datang, ehehe maaf membuat mu khawatir” ia membalikkan badannya dan tersnyum melihat kehadiranku.

“aku mengkhawatirkanmu? Ahaha kapan aku mengatakan itu..” gadis ini, kenapa gadis ini membuatku seakan.... ahh apa yang kupikirkan.

“cepat kembali ke kamarmu,kau tidak ingin kan berada di rumah sakit selama sisa hidupmu?”.

“tentu saja! Perkataanmu jahat sekali” ia berjalan dengan cepat melewatiku.

“bagus marah saja, itu lebih baik daripada kau tersenyum kau membuatku aku semakin merasa bersalah” ia berbalik menatapku, apa dia mendengarku tadi? Aisssh padahal aku mengucapkannya dengan suara yang sangat pelan.

“mau turun atau tidak?” ternyata dia tidak mendengarnya, fiuuuh~

Aku mengikutinya dari belakang.

Setelah kami kembali ke dalam kamar, ia kembali berbaring.

“apa kau memerlukan sesuatu atau ingin memakan sesuatu?” ujarku, tidak tahan juga melihat mukanya merengut seperti itu.

“tidak” dia sepertinya benar – benar marah.

Terserah lah apa peduliku.

Ia membuka buku korean lessonnya dan mengabaikanku yang duduk di sofa di depan ranjangnya.

Drrrtttt drrttt, ponselku bergetar.

“yeobseyo”

“...”

“baiklah aku akan kesana sekarang juga”

Aku kembali menatap gadis dihadapanku.

“aku harus pergi” ucapku sambil memakai jaketku.

“pergi saja” ketus sekali.

“aiiiishh”.

Dengan penyamaran yang cukup berlapis – lapis, aku berjalan keluar menuju sebuah cafe yang tidak jauh dari rumah sakit.

“disini” teriak seseorang ketika aku memasuki cafe tersebut.

Aku langsung menuju mejanya.

“duduk” aku menuruti perintahnya.

“apa ada perkembangan?” kataku to the point.

“aku sudah melihat rekaman cctv yang terpasang disana, pelakunya berjumlah 6 orang dan sepertinya dia Fansmu” sudah kuduga.

“apa kau sudah memberitahu yang lain selain aku?”.

“belum, aku masih ingin menemukan beberapa bukti dan sepetinya mereka masih akan mengejar Hana. tapi aku tidak ingin terjadi kekacauan di dalam Fansmu” ya kurasa mereka (fans Luhan) hanya bingung dengan berita yang sangat mendadak ini.

“geurae Frizka – ssi, yang terpenting saat ini adalah kesehatan Hana dan keselamatannya”

-Tobe Continued-

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK