AUTHOR POV
Chanyeol membuka matanya perlahan ia memegangi kepalanya terasa seperti ada benda berat yang telah menimpa kepalanya dan sedetik kemudian perutnya terasa melintir siap untuk mengeluarkan seluruh isinya dengan sigap ia berlari menuju kamar mandi di sekitar ruang tengah sambil menutup mulutnya.
Ia mangeluarkan seluruh isi perutnya di toilet sampai ia merasa lemas dan pusing di kepalanya semakin menjadi.
Tok..tok tok..
“Kau baik – baik saja?” tanya seorang gadis dari balikpintu toilet dengan nada cemas.
Setelah merasa sedikit lega Chanyeol mencoba berjalan keluar kamar mandi walaupun agak sedikit lemas.
“are you akay? Kau membuatku takut” Gadis itu membopongnya menuju Sofa.
“aku akan membawakanmu air hangat” Gadis itu berlari dan kembali dengan segelas air hangat ditangannya.
Ia membantu Chanyeol bangung untuk minum.
“a...aku akan membuatkanmu sup agar perutmu tidak kosong” ia hampir berlari lagi setelah membaringkan Chanyeol tapi tangan Chanyeol mencegahnya pergi.
“aku ingin kau tetap disini bersamaku” ucap Chanyeol lirih.
Gadis itu duduk kembali di samping sofa tempat Chanyeol berbaring.
“aku tidak ingin melihatmu menyakiti dirimu sendiri, seberapa berat masalahmu cara seperti ini tidak akan menyelesaikannya bahkan hanya menambah masalah yang ada” gadis itu mengelus pipi Chanyeol lembut.
“kau sendiri yang mengatakan jika aku harus mencerita semuanya padamu, marah didepanmu, menangis di depanmu, tersenyum didepanmu tapi kau sendiri malah menceritakannya pada minuman dan gelas yang bahkan tidak bisa berbicara” lanjutnya.
“maafkan aku” Chanyeol meletakkan lengannya didahinya.
“Aku bahkan bingung dengan apa yang terjadi” dahinya mengerut dalam merasakan sakit dikepalanya.
“aku sudah mendengarnya, aku yakin dia punya sebuah alasan yang bisa dimengerti beri dia waktu aku tahu dia bukan orang yang akan meninggalkan kita tanpa alasan yang jelas”.
“aku tahu tapi kenapa harus disaat kami sedang merasakan kekuatan yang luar biasa diantara kami, aku kira kami sangat penting untuknya” Chanyeol mendudukkan posisinya.
“semua member telah berusaha sekuat tenaga untuk konser mendatang tapi setelah ini kami harus merubah seluruh Choreography dari awal aku tidak dapat membayangkan jika kami harus memulainya dari awal sedangkan pikiran kami menjadi kacau dan konser tinggal menghitung beberapa hari”
***
Suara dentuman musik terus menerus terdengar dari sebuah ruangan ke – 11 orang itu telah penuh dengan peluh yang terus keluar seiring dengan gerakkan terus menerus dari badan mereka.
Suasana hari ini begitu berbeda dengan hari biasanya orang – orang ini berubah menjadi sedikit tenang walaupun senyum terus mereka kembangkan namun tidak dapat menutupi ke janggalan yang terjadi di antara mereka.
Kesalahan sering terjadi sepanjang waktu latihan mereka pelatih yang sepertinya merasakan ke janggalan di antara mereka mematikkan musik mereka dan semua orang berpeluh itu diam sedikit tertunduk mereka tahu apa yang terjadi setelah ini.
“aku rasa kalian perlu bicara” ucap pelatih itu sambil membawa tasnya keluar lalu menepuk pundak Suho.
Ke – 11 orang itu diam mematung tidak ada yang berani menatap satu sama lain, salah satu dari mereka menjatuhkan diri hingga terjatuh tertunduk, Tao.
“aku lelah sangat lelah” lirihnya memeluk lutut dan menenggelamkan wajahnya di atas lututnya.
Tidak ada member yang berani menanggapi lirihan Tao, mereka tahu apa yang Tao rasakan karena mereka juga merasakan hal yang sama.
Suho mengambil langkah pertama mendekati Tao.
“kau harus menguatkan hatimu” Suho menepuk – nepuk punggung Tao.
Satu persatu dari mereka mendekat dan duduk membentuk lingkaran.
“Dengarkan aku.. hal ini terjadi begitu tiba – tiba aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, tapi apa kalian ingin berakhir seperti ini? Aku yakin dia punya sebuah alasan jadi biarkan dia mengambil waktu untuk sendirian jangan membiarkan hal ini menghambat kita, ‘we are one’ bukan hanya sekedar slogan! aku tidak ingin menyakiti Fans dengan melihat keterpurukkan kita, kita harus kuat untuk mereka memang tidak mudah memulai semua latihan dari awal tapi ini yang akan membuat kita lebih kuat dari sebelumnya” Semua member menatap Suho beberapa dari mereka seperti Tao, Luhan, Kai dan Baekhyun menitikkan air mata bahkan Xiumin pun menahan tangis.
“kita lupakan masalah ini biarkan waktu yang akan menjawabnya, kita hanya harus berusaha sekuat tenaga untuk tetap bersama saling menguatkan sampai akhir” Suho mengulurkan tangannya ketengah diikuti para member dengan mantap.
“EXO!!!” Teriak Suho sangat kencang.
“SARANGHAJA!!!!!!!!!!!!!!!!!” mereka berteriak lebih kencang.
***
Luhan memarkirkan mobilnya dibasement yang sudah tidak asing lagi.
“Oppa!” teriak seseorang begitu Luhan keluar dari mobilnya.
“Ohh kau darimana?” tanya Luhan setelah seseorang itu menghampirinya.
“membeli jajangmyeon di depan sana” ia menunjukkan plastik berisi 2 jajangmyeon.
“kau membeli 2?”
“tentu saja oppa bilang akan mampir setelah latihan jadi aku yakin oppa pasti belum sempat makan malam” ia mengembangkan senyumnya lebar Luhan mengacak rambutnya lembut.
“apa semuanya sudah membaik oppa? Aku sedikit khawatir pada Tao oppa” gadis itu merubah mimik wajahnya ke dengan kekhawatiran.
“hmmm.. kami sudah membicarakannya jadi sekarang sudah lebih baik, tunggu kau mengkhawatirkan Tao? Bukan aku? Aku ini yang menyukaimu bukan dia” Luhan sengaja mengerucutkan bibirnya.
“bukan begitu hanya saja Tao oppa dan Kris oppa kan sangat dekat jadi... aku rasa dia yang paling merasakan dampaknya lagipula kau bilang kau manly jadi untuk apa mempermasalahkan hal sepele seperti itu oppa” gadis itu meninggalkan Luhan menuju kamarnya.
Luhan mengekor dengan muka masam.
“ternyata dia tidak luluh dengan sebuah aegyo” gumamnya dalam hati.
Mereka duduk di ruang tengah kamar asrama itu sambil menyantap jajangmyeon.
“aku dengar mereka akan memeulangkan Regita ke Indonesia?” ucap Luhan setelah selesai menyantap jajangmyeonnya.
“benarkah?”
“hmm aku mendengarnya dari Lay” Luhan berusaha meraih tissue di dekat Hana.
“kenapa Lay oppa?” Hana memberikan kotak tissue pada Luhan tanpa mengalihkan pandangan dari mangkuk jajangmyeonnya.
“karena dia yang ngaturnya, dia bilang jika dia membiarkan Frizka – ssi yang menanganinya Regita tidak akan selamat sampai di Indonesia” Luhan terkikik kecil.
“Ahh aku sangat menyesal mendengarnya”.
“kenapa malah menyesal? Dia orang yang telah menerormu selama ini” Luhan menatap gadis itu heran.
“bagaimanapun ia temanku, kami berjuang bersama oppa” .
“baiklah kau memang orang yang terlalu baik, ohh ya beberapa hari hari lagi konser exo pastikan jadwalmu kosong” ucap Luhan
“tentu saja aku tidak akan melewatkan konsermu oppa” Hana tersenyum manis memandang Luhan.
Luhan mengacak rambut Hana lembut “ini lah yang membuat aku menyukaimu, senyuman manis dari mu membuatku tenang” gumam Luhan dalam hati.
“oppa senang sekali menghancurkan rambutku” kesal Hana sambil merapikan rambutnya.
***
Hari ini hari terakhir ke sebelas member Exo berlatih untuk konser mereka karena hari besok adalah D- Day konser perdana mereka di Olympic Park Gymnastics Stadium.
Seorang gadis berjalan dengan terburu – buru menuju ruang dimana exo member sedang berlatih dengan cepat ia membuka pintu ruangan tersebut namun sedetik kemudian matanya membulat dan langung menutup pintu itu kembali, gadis itu masih shock mendapati Exo member berlatih dengan Shirtless.
“hei...” salah satu member itu keluar dari ruangan latihan mereka.
Gadis itu melangkah menjauh.
“mian kau pasti kaget, kami berlatih dengan shirtless karena kami harus menghemat baju” jelasnya.
“tapi apa harus berlatih dengan bertelanjang dada seperti itu?!” seru gadis itu lantang.
“calm down baby lagipula aku hanya shirtless di depan mereka” ucap Chanyeol memegang bahu Frizka.
“kalian bisa sakit... besok akan jadi salah satu hari bersejarah kalian jadi jagalah kesehatan jangan melakukan hal aneh di saat seperti ini”.
“kau benar” Chanyeol langsung membuka pintu dan berteriak kedalam.
“YAKK!! PAKAI BAJU KALIAN! BESOK KALIAN TIDAK BOLEH SAKIT!” Frizka hanya menghela nafas melihat pacarnya.
“pacarku memang happy virus” gumamnya dalam hati.
“bersiap lah satu jam lagi komstum kalian akan datang kalian harus mencobanya tapi kalian harus mandi lebih dulu karena aku tidak ingin kalian menyentuh kostum dengan badan penuh keringat seperti itu” Chanyeol hanya mengangguk mengerti.
“baiklah aku pergi dulu masih banyak yang harus ku urus Bye!” Frizka mengecup pipi Chanyeol sebelum pergi.
Chanyeol menatapnya berlari menjauh namun Frizka berbalik sambil mengucapkap “Fighting!” serta mengepalkan tangannya ke udara.
“gadis itu... ahahaha” Chanyeol kembali masuk keruangan, ia melihat semua member sekarang sudah memakai bajunya masing – masing.
“ini menjadi baju penuh keringat kita yang ke 16 hari ini” ucap baekhyun sambil duduk menyandar pada dinding cermin.
“Frizka bilang kalo sebentar lagi kita harus mencoba kostum untuk besok” ia pun duduk disebelah Baekhyun.
“wah kostum kita telah selesai?” Tao terlihat sangat senang.
“ohh” jawab Chanyeol singkat.
“tunggu apalagi ayo kita coba Kris Hyung!” seru Tao membuat seisi ruangan diam.
Tao kemudian menyadari apa yang dia katakan, ia hanya bisa menundukkan kepalanya lemas dan mengutuk dirinya.
merasa kecanggungan ini berlangsung terlalu lama Suho akhirnya berbicara.
“lebih baik kalian mandi lebih dahulu”.
“iya karena pacarku tidak mungkin membiarkan kalian menyentuh kostum dengan badan penuh keringat” Chanyeol pun mencoba membantu sang leader untuk mencairkan suasana kembali.
Mereka akhirnya meninggalkan ruang latihan menuju kamar mandi yang lebih privat di sebuah ruangan.
Setelah mandi bergantian mereka langsung menemui Frizka dengan beberapa Stylist yang sedang mengatur kostum mereka pada sebuah dorongan panjang.
“ohh kalian sudah datang, kalian coba dulu baju yang di sebelah sana... ada nama kalian tertera pada pembungkusnya maaf belum sempat aku bereskan dan melepas gantungannya aku masih sibuk dengan kostum yang ini” tanpa protes apapun mereka langsung berjalan menuju tempat yang di tunjuk Frizka tadi.
Frizka sedikit merasa aneh dengan apa yang ia lihat biasanya mereka akan berlomba – lomba untuk menggodanya terlebih dahulu.
“apa yang terjadi pada mereka?” ia memberi sinyal pada Chanyeol.
Chanyeol menyilangkan tangannya tanda untuk tidak membahasnya dan Frizka mengerti.
Mereka mengambil masing – masing satu gantung kostum mereka namun mereka berhenti dan fokus pada satu gantung baju yang mungkin tidak akan pernah di ambil oleh sang pemakainya, namanya yang tertulis di atas kostum itu menambah hancur ke sebelas pria yang saat ini saling membuang muka menyembunyikan kesedihan, kegelisahan dan kekesalan mereka.
-To be Countinued-
maaf ya lama soalnya part ini agak gimana gitu mau ngelanjutinnya heuu rada sedih tapi ini fiktif doang ya...
Hwaitiiing!!