AUTHOR POV
Luhan terus menatap gelang sederhana yang melingkar di tangannya sambil menunggu pesawat yang dinaikinya lepas landas menuju Beijing.
“dia memberikan itu tadi pagi?” tanya Xiumin sambil mengencangkan sabuk pengaman dipinggangnya.
“ohh dia bilang aku harus semangat...” Luhan membuka ponselnya dan mulai mengetik sebuah pesan.
To. Hana
Saat ini pesawatku hampir lepas landas jadi untuk 3 jam ke depan aku harus menonaktifkan jaringan di ponselku dan baru bisa menghubungimu lagi setelah mendarat nanti.
Aku akan selalu bersemangat seperti apa yang kau katakan, kau pun harus selalu bersemangat. Pastikan untuk menjemputku ketika aku kembali ke Seoul nanti, jangan melakukan hal yang aneh saat aku tidak bersamamu, jaga dirimu baik – baik jika terjadi hal yang gawat segera hubungi aku harus aku yang kau hubungi untuk pertama kali.
Sampai jumpa 3 minggu lagi
Setelah dirasa cukup ia pun langsung mengirimkan pesan itu pada Hana 2 menit kemudian ia menerima balasan.
From : Hana
Yes sir! Akan kulakukan semua perintahmu memangnya hal aneh apa yang bisa kulakukan tanpamu ahahaha, jaga dirimu baik – baik juga oppa Fighting!
Sampai jumpa 3 minggu lagi :D
“maaf anda harus menonaktifkan ponsel anda karena pesawat akan segera lepas landas” peringat seorang pramugari pada Luhan.
“ahh jeoseonghamnida” Luhan langsung mematikan jaringan pada ponselnya.
***
2 minggu berlalu tidak banyak yang bisa dilakukan Hana selama Luhan tidak bersamanya, Hana hanya menjalankan jadwal traineenya yang tidak sepadat trainee lain namun sesekali Frizka mengajak Hana untuk melihat – lihat seoul tapi tampaknya hari ini Hana hanya akan berlatih vocal sendirian pasalnya sang pelatih berhalangan hadir karena sakit.
Ia mem’play’ musik di ponselnya yang di sambungkan ke 2 buah speaker kecil, ia mulai dengan lagu ‘Disturbance – Boa’.
CKLEEEKK(?) tiba – tiba pintu ruangan itu terbuka.
“Hana?” ucap seseorang yang membuka pintu tersebut.
“Suho oppa?”
“ahh i heard music from second room, i guess u was Boa Sunbaenim (aku mendengar suara musik dari ruangan sebelah, aku kira kau Boa sunbaenim)” Suho melangkah mendekati Hana lalu duduk di hadapan sebuah piano di tengah ruangan.
Hana mematikan musiknya.
“ahaha sorry is my music going too loud? (maaf apakah musikku terlalu keras?)”.
“yes i guess so (ya sepertinya begitu)” jawab Suho sambil memainkan beberapa tuts piano asal.
“Mianhae..” Hana berusaha menyingkirkan speaker yang ia letakkan di atas piano.
“nonono just kidding Hana – ssi (tidaktidaktidak hanya bercanda Hana – ssi)” Suho mengacak rambut Hana lembut.
Suasana menjadi Sepi tidak ada yang berusaha berbicara terlebih dahulu namun Suho melakukannya.
“mmm Hana mianhae..” Hana menatap Suho sayu dia tahu kemana arah pembicaraan ini.
“aku menghancurkan pertemuan kita yang sudah diawali dengan sangat baik itu, aku tidak tahu jika kau mengalami waktu yang berat selama ini dan aku hanya memikirkan perasaanku padamu” lanjut Suho.
“jadi bisakah kita mulai dari awal kembali? Ayo berteman denganku” Suho mengulurkan tangannya.
Hana tersenyum mendengar perkataan Suho dan langsung menyambut jabatan tangan Suho dengan hangat.
***
Frizka terus mengecek jamnya dengan gelisah, kakinya mulai pegal menunggu hampir 1 jam di depan sebuah Kedai Dimsum.
“aiiissshh tamatlah riwayatmu Park Chanyeol!” gerutunya sambil mencoba menghubungi seseorang.
“YAAAAAAKKK! Kau dimana????” serunya begitu telpon tersambungkan.
“...”
“disini dimana?”
“...”
“jangan permainkan aku Park Chanyeol”
“aku disini Frizka Sumarrrrrrdiansyah” ucap pria yang ia tunggu dari arah belakang.
Frizka memutar badannya menghadap pria itu dengan wajah kesal “kau membuatku menunggu hampir satu jam disini”.
“I’m sorry baby, latihan tadi selesai lebih lambat dari biasanya” Pria itu mengelus kepala Frizka lembut.
“ini terakhir kalinya kau membuatku menunggumu lain kali jika ini terjadi lagi akan kupatahkan lehermu” ancam Frizka, mendengar itu Chanyeol langsung tertawa.
“baiklah – baiklah, kita makan sekarang?” Chanyeol merangkul Frizka.
“kau yakin akan makan malam di tempat umum seperti ini?” Frizka menatap Chanyeol khawatir.
“tenang saja kedai ini memfasilitasi pelanggannya dengan ruangan privat yang hanya di tempati oleh satu customer saja ibuku juga sering mengajakku kesini” jelas Chanyeol setelah Menangkap ke khawatiran Frizka akan terbongkarnya hubungan mereka.
“baiklah jika kau yakin”
Mereka melangkah memasuki restoran itu dan memesan beberapa macam dimsum.
“akhir minggu ini aku akan ada jadwal di hongkong” ucap Chanyeol di tengah – tengah acara makan malam mereka.
“ahh berapa hari disana?” Frizka mengalihkan pandangannya pada Pria di hadapannya.
“mungkin sekitar 3 hari, kami kan harus tetap berlatih untuk konser nanti” Frizka mengagguk sambil menyuapkan 1 dimsum kemulutnya.
“kau harus mengurangi penyakit insomniamu, jadwalmu semakin hari semakin padat aku tidak ingin kau sakit karena kurang istirahat”.
Chanyeol tersenyum senang “kau mengkhawatirkanku?”.
Kalimat Chanyeol membuat Frizka sedikit salah tingkah “memangnya aku tidak boleh mengkhawatirkanmu?”.
“tidak aku senang kau mengkhawatirkanku dan ku dengar dari Kyungsoo jika kau membenci Rommat*e karena aku selalu berdekatan dengan wanita”.
Blusshhh.... muka Frizka berubah menjadi sepeti kepiting yang baru saja di panaskan “aaa mmmm ti...tidak aku membencinya karena acara itu begitu mmmm..” Frizka semakin salah tingkah sedangkan Chanyeol hanya terkekeh melihat gadis dihadapannya.
“kau tahu waktuku banyak kuhabiskan denganmu seperti ini, lagi pula Hatiku hanya menyukaimu”.
“a...aku ketoilet sebentar”.
Chanyeol mengantar Frizka Pulang setelah makan malam.
“boleh aku bertanya sesuatu?” ucap Chanyeol begitu mereka sampai di depan pintu apartemen Frizka.
“tentang apa?”
“kau dan Onew hyung... kudengar kalian mmm sempat dijodohkan?” tanya Chanyeol hati – hati.
“orang tua Jinki oppa memang pernah mencoba menjodohkan kami karena kami dulu sering mengunjungi mereka, tapi kau tahu siapa yang kusukai dari dulu” jwab Frizka mengelus pipi Chanyeol lembut.
“aku tahu” Chanyeol memeluk Frizka sambil tersenyum.
“maafkan aku terlambat menyukaimu” Chanyeol mengecup dahi Frizka lalu memeluknya lagi.
“it’s okay daripada tidak sama sekali” Frizka membalas pelukkan Chanyeol.
“benar juga ahahaha”
***
2 hari Chanyeol dan EXO – K berada di Hongkong rencananya mereka akan kembali ke korea hari ini karena ternyata Schedule mereka selesai lebih awal dari perkiraan.
Mereka akan pulang bersama anggota EXO – M lainnya namun karena suatu alasan yang tidak diketahui oleh para member Kris memilih untuk tidak ikut pulang bersama mereka.
Sesampainya di korea tak banyak waktu luang yang mereka dapatkan karena mereka harus terus berlatih untuk konser pertama mereka 1 minggu lagi.
***
Frizka memutar musik dengan mp3nya yang dikoneksikan dengan speaker kecil, ia membaringkan badannya disofa dengan novel di tangannya.
Beberapa kali ia bergumam mengikuti lirik lagu yang ia putar.
Ting.. tong...
“mm? Siapa yang bertamu malam – malam begini?” frizka berlari menuju pintu ia lupa untuk mengecek intercomnya.
Begitu pintu terbuka, seorang pria tanpa tenaga ambruk menimpa dirinya tapi Frizka berhasil menahan pria itu tetap berdiri walaupun sedikit sempoyongan.
“a...apa yang terjadi padamu?” ucap Frizka kaget bercampur khawatir melihat pria yang di kencaninya hampir 1 bulan lebih itu berdiri setengah sadar.
Frizka menuntunnya menuju kamar tamu apartemennya.
“ia... ia akhirnya meninggalkan kami” racau pria itu dengan suara parau.
“ia? Siapa maksudmu?” Frizka semakin bingung.
“kami berlatih hari ini tersenyum menahan kepedihan terkhianati olehnya, ia tidak pernah menceritakkan apapun tentang masalahnya pada kami tapi dia pergi begitu saja”.
“kau terlalu mabuk Park Chanyeol”
“kami harus membenahi seluruh choreography dari awal, apakah kami begitu tidak berarti untuknya? Kenapa dia meninggalkan kami? Apa kami melakukan suatu kesalahan? Apa ada yang salah dari otaknya?” Chanyeol terus meracau tidak jelas.
“kau harus segera tidur, bicaramu sangat tidak jelas” Frizka menarikkan selimut untuk Chanyeol.
“tidak biasanya dia mabuk seperti ini” gumam Frizka setelah Chanyeol berhenti mengoceh dan tertidur.
Frizka kembali ke sofanya, ia mematikan musiknya lalu mengecek ponsel bermaksud menghubungi seseorang.
“gege ponselnya tidak aktif?”
Ia mencoba orang selanjutnya.
“Luhan pun sama, apa yang terjadi sebenarnya?”
-To Be Countinued-
Hari ini berarti aku update 2 part ya ahahaha aku ngga nyangka bisa nyelesaiin part ini cepet banget
semoga akhir dari ff ini juga bisa di upload ga lama lagi ahaha ga sabar pengen bikin ff yang lain *plak
happy reading :>
Hwaitiiingg!!