home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Open Arms

Open Arms

Share:
Author : FrizkaSMDN
Published : 17 Mar 2014, Updated : 31 Aug 2014
Cast : Jung Hana (Hana Adara Wijaya), Kim Joon Myeon/SUHO (EXO), Xiau Luhan (EXO)
Tags :
Status : Complete
4 Subscribes |50403 Views |19 Loves
Open Arms
CHAPTER 22 : A Paper

LUHAN POV

Kami menyelesaikan wawancara dengan sangat baik.

Dan wawancara ini membuatku menyadari jika aku memang tidak ingin berpisah dengannya, aku ingin dia terus bersamaku, menemaniku selamanya.

Ia duduk di sofa diseberangku bercengkrama dengan beberapa staff menggunakan bahasa inggris, sesekali ia tertawa kecil mendengar candaan dari staff, aku sangat menikmati pemandangan ini.

Aku harus memastikannya sebelum jadwal memaksaku untuk meninggalkannya ke Cina nanti.

“Hana bisakah kita bicara sebentar?” aku menatapnya serius.

“o’ ada apa oppa sepertinya serius sekali” aku tidak menjawab pertanyaannya tapi langsung menarik tangannya menjauh dari keramaian para staff.

“begini mmmm.... begini” bagaimana aku mengatakannya ya aku gugup.

“begini apa oppa?” ia terlihat bingung melihatku.

“begini mmm aku ingin kita tetap bersama untuk kedepan” perkataanku semakin membuatnya bingung.

“memangnya kita sudah harus berpisah oppa?” aduhhh.

“bukan begitu maksudku aku ingin kita menjadi pasangan sungguhan” dia terkejut, akhirnya kau mengerti juga.

“jadi maksud oppa aku dan oppa...”

“yaa aku mencintaimu Hana” aku meraih tangannya dan menggenggamnya erat.

“a...aku..aku tidak bisa oppa” ia melepas tanganku.

a..apaa dia menolakku? Aku kira dia menyukaiku juga.

“kenapa tidak bisa?” aku menatapnya tapi matanya kabur dari tatapanku.

“ha..hanya tidak bisa oppa, boleh kita pulang sekarang?” ia meninggalkan aku sendiri dan berjalan terlebih dahulu menuju tempat dimana van yang kami gunakan terparkir, aku mengikutinya dari belakang.

Ia duduk dengan diam menatap keluar jendela, kepalaku pun masih penuh dengan pertanyaan yang berputar membuatku semakin gila.

LUHAN POV END

***

AUTHOR POV

Suasana Mobil van yang Hana dan Luhan kendarai berubah menjadi sangat sepi, masing – masing dari mereka sibuk dengan pikiran masing – masing.

“Hana – ssi kau ingin di antar langsung ke asramamu?” tanya Manager Exo menggunakan bahasa mandarin.

“ahh tidak aku akan menemui CEO Kim terlebih dahulu.

“untuk apa menemui CEO Kim?” Luhan menatapnya heran tak biasanya Hana menemui CEO Kim tanpanya atau tanpa Frizka.

“hanya ada urusan sedikit ehehe” jawabnya singkat sambil tersenyum kikuk.

Suasana kembali sepi hingga mobil berhenti di depan gedung SM.

“Maaf aku tidak bisa mengantarmu kedalam, aku ada schedule setelah ini setelah ini baru ku jemput” ucap Luhan begitu Hana keluar.

“tidak usah oppa tidak apa – apa biar aku meminta staff untuk mengantarku, oppa kan sedang sibuk” gadis itu membungkukkan badannya tanda hormat kepad Manager Exo dan Luhan.

“tidak apa – apa aku akan....” kalimat Luhan terpotong karena Hana sudah menutup pintu mobil itu dan langsung melangkah masuk ke gedung SM.

“kalian bertengkar?” Manager itu merasa aneh dengan apa yang dia lihat.

“tidak, dia berubah setelah aku mengatakan itu padanya...” menyadari apa yang dikatakannya Luhan langsung menutup mulutnya.

“mengatakan itu apa?” Manager semakin menatap Luhan aneh.

“tidak tidak sudah ayo jalan hyung kita sudah telat” Luhan mengalihkan pembicaraan.

“sejak kapan kau peduli dengan ketepatan jadwalmu ck”.

***

Hana berjalan keluar dari ruangan CEO Kim dengan raut wajah yang tidak biasanya, ia memandangi sebuah kertas dengan sendu.

“haruskah aku melakukannya?” gumam Hana.

“Oyy Hana – ssi” teriak seseorang dari belakang, mendengar teriakan namanya ia buru – buru memasukkan kertas itu kedalam tasnya.

“ohh Xiumin oppa...”.

“bertemu dengan CEO Kim?” ucapnya dengan bahasa mandarin yang agak terbata – bata.

“ohh iya, oppa ternyata bisa berbahasa mandarin?” Hana tersenyum.

“tentu saja, aku harus belajar karena aku ini kan anggota Exo – m tapi memang belum selancar dirimu ahahaha” Xiumin tertawa renyah.

“ini kertasmu terjatuh...” Xiumin mengambil kertas yang tadi Hana coba masukan kedalam tasnya namun ternyata malah terjatuh dan Hana tidak menyadarinya.

Xiumin membulatkan matanya melihat tulisan yang tertera di kertas itu sedangkan Hana panik dan langsung merebut kertas itu dari tangan Xiumin.

“apa maksudnya dengan kertas itu?” tanya Xiumin dengan serius.

“bu...bukan apa – apa oppa” Hana buru – buru melipat kertas itu dan memasukannya kedalam tas.

“kau tahukan apa isi dari kertas itu?” Xiumin semakin serius menatap Hana.

“akuu... aku..” Hana terlihat sangat bingung, ia menundukkan kepalanya.

“katakan padaku” tangan Xiumin menggenggam pundak Hana.

Xiumin membawa Hana ke sebuah pantri yang tidak banyak dimasuki oleh Staff atau artis – artis SM lainnya.

Hana menceritakan semua terkait dengan Kertas yang Xiumin lihat tadi.

“apa kau yakin dengan rencanamu ini?” tanya Xiumin setelah mendengarkan apa yang diceritakan Hana.

Hana hanya mengganggukkan kepalanya lemah.

“aku kira kau benar – benar menyukai Luhan” ucap Xiumin.

“lakukan apa yang menurutmu baik untukmu dan masa depanmu jangan membuat keputusan yang membuatmu menyesal nanti” lanjut Xiumin mengelus kepala Hana lembut.

“ini lah keputusanku oppa aku yakin semuanya akan baik setelah ini, tapi tolong jangan beritahu siapa pun” pinta Hana dan dibalas anggukkan oleh Xiumin.

“kapan kertas itu akan kau  serahkan kepada CEO Kim?”

“setelah aku menandatanginya, sehari sebelum konser pertama Exo”.

***

“apa yang dia katakan ge?” tanya Frizka dengan tidak sabar.

“dia mengakuinya, dia mengatakan padaku jika ia bekerjasama dengan beberapa Fans fanatik Luhan pada penyerangan pertama dan untuk peneroran dengan barang – barang dia melakukannya sendiri” jelas Lay.

“lalu mana wanita itu? Aku ingin memberinya pelajaran” Frizka berusaha berlari dari kedua laki – laki yang sedang bersamanya.

“aiiiiisshhhh kubilang apaaaa?! Biar aku yang mengurusnya, berikan semua bukti yang ada dan aku akan membawanya ke CEO Kim jadi biarkan mereka yang memutuskannya” Lay memukul kepala Frizka gemas.

“kau tahu aku tidak pernah percaya lagi kepada mereka” ujar Frizka yang berubah bernada dingin.

“aku yakin mereka akan adil dalam hal ini, bila tidak aku menjadi orang pertama yang langsung memprotesnya” Lay mengacak rambut Frizka lembut.

“aku menyangsikan perkataanmu ge”

“memangnya kenapa kau tidak percaya pada tindakan perusahaan?” tanya Chanyeol bingung.

“tanya saja pada pacarmu” Lay melirik Frizka yang dirangkul Chanyeol.

“aku tidak mau mengungkitnya! Aku pergi dulu... ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan dirumah” Frizka melengos meninggalkan Lay dan Chanyeol begitu saja.

“hoy!! Kau ini Hati – hati, nanti hubungi aku gadis pemaraahhh!” teriak Chanyeol yang hanya di jawab oleh tanda ‘oke’ yang dibuat Frizka dengan tangannya.

“aiiissshhh dia sering sekali seperti itu hyung” gerutu Chanyeol.

“kau sudah tahu bukan dia memang seperti itu” Lay mematut diri di kaca yang tertempel menutupi dinding ruang latihan.

“memangnya apa yang membuatnya begitu tidak percaya pada keputusan yang dibuat SM hyung?” Chanyeol duduk menghadap kaca yang sama dengan Lay.

“hal yang sama yang membuatnya mengundurkan diri menjadi trainee” ucap Lay sambil memulai gerakan tarinya dengan bebas.

“kejadian seperti apa yang terjadi saat itu hyung?”

Lay menghentikan gerakkannya dan menatap Chanyeol heran.

“kau benar – benar tidak perhatian ckckck” Lay hanya menggelengkan kepalanya.

“aku memang tidak terlalu memerhatikan masa lalu seseorang karena yang ku kenal kan dia yang sekarang” ucap Chanyeol bernada sedikit serius.

“dulu Frizka dibully karena dia sangat dimanjakan oleh CEO Lee, CEO Lee sangat menyukai suara Frizka dan semangatnya yang mengingatkan CEO Lee pada BOA Noona dari situ lah mereka menyebut Frizka sebagai anak emas CEO Lee”.

“jadi anak emas CEO Lee dulu itu Frizka? Wow... ” potong Chanyeol.

“Jangan memotong ceritaku dulu” Lay menjitak kepala Chanyeol.

“aduuuhhh baik baik lanjutkan”

“lalu Onew hyung menyelamatkan Frizka pada saat ia tengah dipukuli oleh Trainee lain dan melaporkannya kepada perusahaan tapi mereka melepaskan para trainee yang melakukan pemukulan itu karena koneksi orang tua mereka jadilah Frizka geram lalu memilih untuk tidak melanjutkan kegiatan traineenya namun CEO Lee tidak ingin melepasnya dan menjadikannya seorang staff di SM ini” Chanyeol mengangguk tanda mengerti dengan cerita yang di tuturkan oleh Lay.

Lay kembali menggerakkan badannya.

“jadi itu yang membuat Onew hyung dan Frizka sangat dekat ohh~” Chanyeol ber oh – oh ria.

“tidak juga mereka memang dekat setelah itu tetapi mereka menjadi lebih dekat setelah orang tua dari Onew hyung mencoba menjodohkan mereka” ucap Lay santai tanpa menghentikkan tariannya.

“a...APAAAA?!!”

***

Luhan menyandarkan kepalanya di sofa dorm, dia baru saja menyelesaikan schedulenya menjadi seorang tamu di sebuah radio tapi semua kegiatannya hari ini tidak bisa mengalihkan pikirannya dari kejadian setelah wawancara bersama Hana tadi.

“hhhhhh~” ia melenguhkan nafas pajang lalu menutup matanya mencoba melepaskan pikiran itu dari kepalanya.

“what’s up bro?” ucap kris tiba – tiba duduk di samping Luhan.

“hanya kelelahan, di kamar mandi ada siapa?” tanya Luhan mengalihkan pembicaraan, ia terlalu tidak bersemangat menceritakan isi pikirannya.

“ada Kim Jongdae sedang bermain dengan bebeknya” tutur Kris dengan santai yang dibalas dengan oh dari mulut Luhan.

“besok kalian pergi jam berapa?” Baekhyun tiba – tiba datang duduk di sofa di hadapan mereka.

“pergi kemana?” Luhan bingung dengan pertanyaan Baekhyun.

“ke beijing laaaahhh hyung aissshh kau terlalu mabuk dengan kisah asmara manismu ahahahaha” canda Baekhyun sambil tertawa terbahak – bahak.

“diam kau Byun Baekhyun!” seru Luhan garang.

“aku hanya bercanda kenapa berteriak seperti itu huh” Baekhyun terus bergumam sambil meninggalkan Luhan dan Kris yang sedikit bingung dengan teriakkan Luhan tidak biasanya seperti itu namun Kris tidak ingin membahas atau menanyakannya.

“tuh Chen sudah keluar kamar mandi” tunjuk Kris.

“memangnya siapa yang menanyakan Chen?” Luhan terlihat linglung dan kesal karena terus diganggu Kris dan Baekhyun.

“bukankah tadi kau menanyakan kamar mandi?” Kris bernar – benar bingung dengan sikap Luhan yang seperti kehilangan otaknya.

“benarkah?” Luhan malah berbalik bertanya.

“are you okay bro?” tanya Kris dengan khawatir.

-To Be Countinued-

Hai ahahaha aku lagi nih semoga ga bosen sama FF aneh ini ehehe

aku udah mikir buat bikin endingnya dalam beberapa part lagi :>

selamat membaca.. HWAITING!!!

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK