AUTHOR POV
Luhan berlari sekuat tenaga menuju tempat parkir asrama yang di tempati Hana.
“HANA!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriaknya begitu sampai.
Berkali – kali dia berteriak tapi tidak ada balasan sama sekali, ia kemabali berlari mengelilingi tempat itu.
Dan pada akhirnya ia berhenti.
Ia melihat Suho telah memangku Hana yang tidak sadarkan diri.
Kesal, Marah perasaan itu ia tahan untuk saat ini, dia tahu ini bukan saat yang tepat.
Luhan menghampiri Suho dengan terburu – buru namun Suho melewatinya begitu saja membawa Hana menuju mobilnya.
“Apa dia baik – baik saja?” Luhan kembali mendekat setelah Suho mendudukan Hana di kursi penumpang.
Suho berbalik bukan menjawab pertanyaan tapi sebuah kepalan tangan telah Suho layangkan ke wajah Luhan.
BUGHHHHH!!
Luhan jatuh terduduk perih terasa menjalar di pelipis kanannya.
“INI YANG KAU SEBUT MELINDUNGI HAH?!!!!” teriak Suho dengan penuh amarah.
Luhan membuang mukanya, Suho menarik kerah kaos yang dipakai Luhan kasar memaksa Luhan untuk berdiri.
“aku mencoba membiarkannya bersamamu tapi lihat kau apa yang sudah kau lakukan padanya!” Luhan menatap Suho.
“bisa kita bawa dia terlebih dahulu, setelah itu kau mau menghajarku atau membunuhku terserah” ucap Luhan singkat membuat Suho melepaskan genggamannya pada kerah Luhan dengan kasar.
Mereka membawa Hana ke kamar asramanya karena mengingat situasi yang tidak memungkinkan untuk membawanya ke rumah sakit sehari sebelum wawancara ekslusif mereka dan Hana tampaknya hanya terbius dengan obat bius yang berdosis rendah.
Luhan dan Suho terlihat tidak bisa duduk dengan tenang mereka terus menggerakkan kaki mereka cemas.
TING TONG....
Luhan segera membuka pintu, dia sudah tahu siapa yang akan datang.
“Frizka – ssi” Frizka langsung masuk dengan terburu – buru dan meletakkan shoppingbagnya di sembarang tempat.
“kenapa Hana bisa seperti ini?” ucapnya sambil terus berjalan menuju ranjang tempat dimana Hana terbaring.
“dia menyerangnya lagi” jawab Luhan.
“dia siapa maksudmu?” Suho berdiri dari duduknya.
“orang yang selama ini menerornya”.
“kita harus melaporkannya ini sudah terlalu keterlaluan” Suho terlihat jauh lebih tenang sekarang.
“tidak, aku tidak ingin membuat masalah ini semakin panjang dan membuat Hana harus terus melibatkan dirinya dalam masalah yang sebenarnya harusku tanggung sendiri”.
AUTHOR POV END
***
LUHAN POV
“Luka lebam di pelipismu sudah tertutupi make up sekarang jadi kau bisa melanjutkan Schedule wawancara kalian” ucap Manager hyung.
“gomawo” aku menatap gadis yang duduk di sampingku, matanya tertutup seseorang tengah merias wajahnya.
“Finish” ucap seseorang yang meriasnya.
Ia membuka matanya sambil tersenyum “Khamsahamnida” katanya dengan terbata – bata.
Tidak ada raut ketakutan atau terbebani di wajahnya, ia terus mengembangkan senyumannya aku sungguh bersalah membawanya menjadi tameng dalam masalahku.
“oppa kita harus pergi wawancaranya 2 menit lagi” ucapnya.
“ohh oke”.
Kami beranjak menuju backstage sebuah acara Talkshow, beberapa menit kemudian acara dimulai dan sang pembawa acara memanggil kami masuk kedalam set.
Aku menggenggam tangannya dengan erat melangkah memasuki set, Aku tidak akan membiarkanmu menjadi tamengku lagi.
“waaaw aura cinta sangat terasa ketika kalian masuk” kata pembawa acara begitu kami duduk di sofa yang telah tersedia.
“tentu saja” jawabku sambil tersenyum.
Di set juga terdapat seorang penerjemah bahasa Indonesia yang di datangkan khusus untuknya.
“kalian terlihat saling menyayangi satu sama lain, bukankah begitu Hana – ssi?” Penerjemah langsung menerjemahkan apa yang diucapkan pembawa acara.
“bukankah seharusnya begitu” ia menjawabnya dengan tenang tanpa melupakan senyum yang terus menghiasi wajahnya.
“baiklah bagaimana awal terbentuknya kisah cinta manis ini?” tanya pembawa acara itu.
“aku melihatnya ketika second audition, ini bisa disebut dengan cinta pada pandangan pertama lalu kami di perkenalkan oleh seseorang dan selanjutnya anda bisa menebaknya sendiri” jelasku sesuai dengan rencana kami (Luhan & Hana) kemarin.
“cinta pada pandangan pertama waw manis sekali lalu bagaimana cara kalian memutuskan untuk menjalani hubungan ini? Apakah ada perayaan khusus?” lanjut pembawa acara.
“apakah kami harus menjawabnya? Kurasa itu cukup pribadi ahaha” aku tidak memikirkan sampai kesini aiiisshhh.
“tapi aku yakin para pemirsa sangat ingin mengetahuinya, Luhan – ssi”
“memang tidak ada perayaan apapun pada hari itu tapi aku yakin kami akan melewati banyak kenangan manis untuk di masa depan” jawabnya membuatku kaget.
Ia memberikan wink kepadaku setelah mendapatkan tepuk tangan atas jawabannya.
“aku sangat iri dengan pasangan muda ini ahahaha, lalu apakah yang membuat Luhan – ssi hingga jatuh hati pada pandangan pertama pada Hana – ssi”.
DEG... pertanyaan pembawa acara itu sedikit membuatku gugup bagaimana bisa aku mengungkapkan hal itu? Apakah aku jatuh hati pada Hana saja aku tidak mengerti.
“bukankah untuk mencintai seseorang tidak memerlukan alasan? Hanya saja Hana adalah wanita terkuat yang pernah aku temui, ia sangat kuat hingga dapat menemaniku hingga sejauh ini” aku menatapnya tersenyum.
Aku melanjutkan perkataanku “saya sangat merasa bersalah ketika saya menyakiti banyak perasaan yang berharga dari para penggemar saya, tapi percayalah every single of you is important really important for me dan Hana adalah pendamping dan pelengkap dari setiap langkah yang saya lalui, tanpa 2 orang ini saya tidak mungkin bisa berjalan hingga sejauh ini. Hana banyak melalui waktu yang berat karena saya tapi dia tetap tersenyum dan bertahan bersama saya begitu juga dengan para penggemar, saya berharap kedua orang ini tetap mengiringi langkah saya dengan sabar” semua orang yang berada di studio bertepuk tangan mendengar pernyataanku termasuk Hana yang semakin mengembangkan senyumnya, aku tidak ingin kau meninggalkanku.
“sungguh pernyataan yang sangat menyentuh dari Luhan – ssi lalu bagaimana dengan Hana – ssi apa yang membuat anda memulai cinta manis ini?” sekarang semua mata tertuju pada Hana.
“mmm saya pun ingin meminta maaf yang sangat dalam kepada seluruh pihak karena telah menyakiti hati kalian semua, saya tidak pernah menyangka jika saya dan Luhan oppa akan berjalan sejauh ini banyak pihak yang keberatan dengan keputusan yang kami buat tapi Luhan oppa selalu melindungi saya, selalu menjaga saya dengan baik. Saya tahu sangat beresiko untuk melanjutkan apa yang telah kami mulai tapi kami yakin semua orang dapat memahami keadaan kami dan mendukung kami jadi tolong perhatikan kami di masa depan” ucapnya panjang lebar disusul tepuk tangan riuh dari para penonton di dalam studio.
LUHAN POV END
***
FRIZKA POV
Aku duduk di sebuah kafe dengan tidak sabar, beberapa orang memerhatikanku dengan aneh.
Masih dengan perasaan yang tidak percaya dengan apa yang kulihat direkaman CCTV itu aku langsung mengatur pertemuan dengannya, orang yang tidak pernah sedikit pun aku curigai.
“maaf unni aku telat” ucap dia orang aku tunggu.
Aku berdiri mensejajarkan wajahku dengannya dan menatapnya dengan geram, aku sungguh tidak pernah menyangka dengan apa yang dia lakukan.
PLAKKKKKKK!!
Aku menampar pipinya dengan keras membuat semua pengunjung kafe memerhatikan kami sekarang.
“a...apa yang unni lakukan?” tanyanya dengan mata membulat.
“SEHARUSNYA AKU YANG BERKATA SEPERTI ITU!!!! APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN?!” teriakku tidak sabar entah apa yang merasukiku tapi aku tidak bisa menahan amarahku padanya.
“apa maksudmu?” ia menaikan nada bicaranya.
Aku melemparkan foto boneka beruang mengerikan yang sempat Luhan berikan padaku tepat mengenai mukanya.
“JELASKAN INI PADAKU SEKARANG JUGA!!”
“aku tidak mengerti maksudmu!”
Semua pengunjung kafe sepertinya menikmati pertengkaran kami bahkan mereka tidak mengalihkan pandangannya dari kami walau sedetik pun.
“KAU TIDAK INGIN MENGAKUINYA...hhmpppp” seseorang mendekap mulutku dari belakang dan menyeretku keluar kafe tanpa melepaskan tangannya pada mulutku.
“mianhamnida... mianhamnida” ucapnya beberapa kali pada pengunjung kafe.
Setelah kami berapa diluar kafe dia melepas dekapan tangannya di mulutku hampir saja aku mati kehabisan nafas.
“apa yang kau lakukan?” omelnya, dia Lay gege.
“gege tidak melihat jika aku....”
“aku tahu tapi bisakah kau melakukannya dengan cara baik – baik” ia memotong perkataanku lagi.
“aku tidak ingin berbaik hati padanya ge!” aku melihat Regita keluar dari kafe dia melewatiku dengan buru – buru tapi aku menahannya, memangnya dia pikir dia mau pergi kemana.
“MAU KEMANA KAU?! KITA BELUM SELESAI” teriakku lagi sambil menarik tangannya kasar.
“aisssh pelankan suaramu, kita selesaikan di gedung SM saja” Lay gege menyeretku dan Regita menuju gedung SM yang tidak jauh dari kafe itu.
Ia membawa kami ke sebuah tempat latihan menari.
“sebenarnya masalah kalian apa? Sampai harus berteriak – teriak di tempat umum seperti itu?” tanya Lay gege.
“DIA” aku menunjuk tepat ke wajah Regita.
“DIA YANG MENEROR HANA SELAMA INI!!” Lay gege terlihat kaget dengan ucapanku.
“APA? benarkah?”
“YA! GEURAE AKU MEMANG PELAKUNYA!” teriak Regita dengan kencang.
Dia membuatku semakin geram.
“dia bisa berbahasa korea?” bisik Lay gege padaku, tapi aku tidak memperdulikannya.
“KENAPA HARUS HANA?! DARI AWAL SEMUANYA HANA!! BAGAIMANA BISA LUHAN OPPA MENYUKAI HANA BEGITU SAJA!! AKU YANG LEBIH MENGETAHUI LUHAN OPPA DARI PADA DIA, LUHAN OPPA MILIKKU! DIA MILIKKU!!” apa dia gila dia pikir dia ini siapa?! Aiiisssh apa yang meracuninya hingga seperti ini.
“HANA DIA GADIS LICIK HANYA MEMANFAATKAN LUHAN OPPA DEMI KEUNTUNGANNYA, DIA LICIK SANGAT LICIK AKU MEMBENCINYA DARI AWAL” aku siap melayangkan tanganku untuk menampar wajahnya sekali lagi tapi Lay gege mencegahku.
“jangan sampai masalah ini membuatmu menjadi gadis yang kasar” ucapnya dengan raut muka yang serius.
“tapi dia sudah keterlaluan ge! Dia telah membuat Hana menderita selama ini, dia yang membuat Hana masuk rumah sakit ge, dia yang mengirim semua teror – teror itu ge dia dia dia DIA!” tunjukku padanya.
“wawawaw ada apa ini Frizka – yaa? Kenapa kau berteriak – teriak?” Chanyeol datang tiba – tiba.
“kenapa kau ada disini? Kau bilang kau sedang latihan”.
“memang sedang latihan, tapi Lay hyung menyuruhku kesini dan aku melihatmu berteriak – teriak seperti itu” jelasnya sambil mengusap pipiku.
“Chanyeol bisa kau bawa dia keluar terlebih dahulu?” apa kenapa aku harus di keluarkan dari ruangan?! Aku belum selesai!!.
“baiklah hyung!” tiba – tiba Chanyeol menggendong badanku paksa.
“YAKK! TURUNKAN AKU! AKU BELUM SELESAI! YAAKKK PARK CHANYEOL TURUNKAN AKU!!” aku meronta – ronta tapi dia tetap bisa membawaku keluar ruangan.
Dia membawaku ke ruangan sebelah lalu menurunkanku, aku hampir berlari untuk kembali keruangan dimana Lay gege dan Regita berada.
“hey hey kau mau kemana? Kau tidak ingin menemaniku disini?” ucapnya sambil menggenggam lenganku.
“ini bukan saat yang tepat untuk bermain – main Chanyeol – ssi” jawabku terus menarik tanganku agar terlepas dari genggamannya.
“jangan menggunakan bahasa formal lagi Frizka – ssi aku ini pacarmu sebut aku dengan sebutan oppa lalu ini juga bukan saatnya kau mengabaikanku, aku sudah kabur dari latihanku karena panggilan Lay hyung yang mengatakan jika dirimu sedang dalam masalah” jelasnya memaksaku menatapnya dengan menarik bahuku.
“itu bukan salahku!”.
“aku tahu tapi aku ingin kau menceritakan masalahmu denganku terlebih dahulu, bukannya aku dihubungi orang lain untuk melihatmu mengamuk – ngamuk seperti itu” ia memelukku erat.
“bukan itu maksudku, aku hanya... hanya ingin memarahinya untuk Hana”.
Ia melepas pelukkannya dan mengelus pipiku lembut.
“marahlah didepanku, menangislah didepanku, tersenyumlah didepanku, katakan apa yang kau rasakan kepadaku dan aku pun akan melakukan hal sebaliknya” senyumnya, membuatku tenang membuatku seperti menerima ion positif.
Kau memang yang terbaik Park Chanyeol.
Aku mengangguk.
“nahh begitu jangan berteriak – teriak lagi” ia menarik pipiku gemas.
“awwww sakit oppaaa lepaskan” opps oppa? Aisshhh.
“ehh apa? Oppa hahaha katakan sekali lagi baruku lepaskan” ia semakin kuat menarik pipiku.
“no no no lepaskan akuuuuuuuu Park Chanyeoool”
FRIZKA POV END
***
HANA POV
“Hana bisakah kita bicara sebentar?” Luhan oppa menatapku serius.
“o’ ada apa oppa sepertinya serius sekali” ia hanya menarik tanganku menuju sudut ruangan yang lebih sepi.
“begini mmmm.... begini” perkataanya terus terpotong sepertinya dia gugup memangnya apa yang ingin dia katakan hingga bisa segugup itu.
“begini apa oppa?”
“begini mmm aku ingin kita tetap bersama untuk kedepan” ucapnya membuatku bingung.
“memangnya kita sudah harus berpisah oppa?” tanyaku bingung.
“bukan begitu maksudku aku ingin kita menjadi pasangan sungguhan” jangan katkan padaku kalau Luhan oppa bermaksud menjadikanku pacar sungguhannya.
“jadi maksud oppa aku dan oppa...”
“yaa aku mencintaimu Hana”
Itu tidak mungkin! Tidak boleh terjadi!
-To Be Countinued-
halooo sepi ya ahahaha~
selamat membaca saja deh ff absurdnya HWAITING!!! :>