PARK CHANYEOL POV
“ikut aku!” Kyungsoo menarikku menjauh dari para member (EXO).
“aiiissshh apa – apaan kau ini lihat yoghurtku jadi tumpah semua” aku membersihkan bajuku yang terkena tumpahan yoghurt.
“kau mengatakan apa pada Frizka?” tanyanya dengan ganas.
“kalau aku menyukainya” jawabku santai.
Memangnya ada yang salah dengan pengakuanku?.
“kau serius menyukainya?”
“tentu saja, apa aku terlihat main – main” aku mendengus kesal bagaimana bisa aku di tuduh terus tidak serius ck.
“caramu mengungkapkannya berkesan tidak serius” aku memutar bola mataku mendengar perkataan kyungsoo.
“memang cara pengungkapan perasaan itu penting? Lalu aku harus bagaimana menegungkapkannya?”.
“tentu penting bodoh aiissshh kau harus melakukan sesuatu yang unforgetable” ungkap Kyungsoo sambil tersenyum.
“contohnya?”
“kau ini memang bodoh atau... kau pikir sendiri saja!” Kyungsoo melengos menginggalkanku yang bingung.
Aku harus melakukan apa? Unforgetable?.
PARK CHANYEOL POV END
HANA POV
“Ayo kita rayakan comeback kita” seru Baekhyun oppa dengan semangat walaupun aku tidak mengerti apa yang dia ucapkan tapi semua member EXO sepertinya senang.
Mereka langsung meluncur membawa aku dan Friz unni menuju dorm mereka.
“kau ingin memesan apa?” tanya Luhan oppa sepertinya mereka akan memesan makanan delivery.
“mmm apa saja oppa but no pork”.
“baiklah...” akhirnya mereka memesan 5 kotak ayam dengan berbagai toping.
Beberapa member masuk kedalam kamar mereka untuk berganti baju termasuk Luhan oppa sedangkan beberapa member lainnya sedang sibuk menyiapkan kue yang di berikan oleh para fans untuk dukungan atas comeback mereka.
“Hana – ssi bisa bantu kami?” tanya Tao oppa dari dapur.
“tentu saja oppa” aku berlari menghampiri mereka (Chen, D.O, Tao).
“apa yang bisa aku bantu?”
“tolong potong kue ini” ucap Tao oppa sambil menyodorkan pisau padaku.
“baiklah” aku mulai memotong kue yang dimaksudkan oleh Tao oppa.
“Hana – ssi where is Tao? (dimana Tao?)” tanya Chen oppa.
“i don’t know oppa (aku tidak tahu oppa)” aku hanya terus fokus pada kue di depanku.
“aiiissshh tugasnya di berikan kepada orang lain dan sekarang dia menghilang” Chen oppa terlihat mengomel dengan bahasa korea lalu dia pergi sepertinya Tao oppa akan mendapatkan masalah ahahaha.
“Hana – ssi i will bring the plate to living room first (aku akan membawa piring terlebih dahulu ke ruang keluarga)” ucap D.O oppa.
“oke oppa”
Aku harus memotong kue ini menjadi 14 potongan dengan besar yang sama agar para oppa tidak protes saat menerima bagian mereka masing – masing.
“what are u doing Hana – ssi? (apa yang sedang kamu lakukan?)” seseorang tiba – tiba mengagetkanku.
“hah eehh mmm Slicing the cake? (memotong kue?)” jawabku sekenanya.
“ohh i see” seseorang itu yang ternyata Suho oppa hanya mengangguk dan mengambil posisi di samping kananku.
Tinggal 1 kali potongan lagi dan kue ini selesai aku bagi.
“Hana ya cepat kesini makanannya sudah siap!” teriak Luhan oppa dari ruang tengah dorm.
Mendengar teriakkannya aku bermas=sud untuk menghampirinya tapi tanganny dicegah.
“Can u please stay with me for awhile? (aku mohon bisakah kamu bersamaku untuk sebentar saja?)” aku menatap tangannya yang menarik lenganku mencegahku pergi.
“oppa...”
“don’t u think u’re too close with him? (kamu tidak berpikir kalau kamu terlalu dekat dengannya?)” lanjutnya.
Aku tidak bisa berpikir kenapa tiba – tiba dia melakukan hal ini, aku memang sedikit menjaga jarak dengannya sejak kejadian sepulang festival itu.
“can u give me the same chance? (bisakah kamu memberikanku kesempatan yang sama?)”.
Tanganku bergetar, tolong selamatkan aku dari situasi ini. Aku tidak tahu harus melakukan apa.
“Oppa..”
“i can protect u too... (aku bisa menjagamu juga)”.
Apa maksudnya.
“Hana ayo cepat kemari bawa kuenya juga” Teriak Luhan oppa sekali lagi.
Dengan bingung aku melepas genggaman tangan Suho oppa di lenganku lalu mengambil kue di hadapanku.
“ya oppa” aku berlari meninggalkan Suho oppa sendiri.
Sungguh aku bingung dengan sikap Suho oppa padaku, aku takut melakukan sesuatu yang salah yang akhirnya menyakiti seseorang.
“kau lama sekali” omel Luhan oppa sambil memindahkan kue di tanganku ke meja yang telah di kelilingi seluruh member Exo dan unni Friz kecuali yaa Suho oppa.
HANA POV END
FRIZKA POV
Dia terus memperhatikan gerak – gerikku sesekali aku meliriknya dan dia tersenyum sangat lebar padaku, mungkin melihatku salah tingkah adalah hobinya yang baru ck.
Tapi aku masih memirkirkan pernyataan yang dia ucapkan padaku tadi, aku tidak yakin dia benar – benar menyukaiku atau hanya main – main dengan kata itu.
Aku menyumpal mulutku dengan toppokki pedas sambil terus berpikir.
“Frizka – ssi apa saat konser perdana kami nanti kau akan menjadi Staff pengurusnya lagi?” pertanyaan Xiumin – ssi membawaku kembali ke dalam kenyataan.
“ahh kemunginan begitu tapi aku belum tahu, CEO Kim yang memberitahukan apa saja yang harus aku kerjakan”.
“ahh lalu bukankah dulu kau sering latihan bersama Kyungsoo berarti kau seorang vocal line?” Tanya Xiumin lagi.
“mmmm bisa di bilang begitu” aku menyeruput soda dinginku.
“itu artinya kau bisa bernyanyi untuk kami?” tambah Baekhyun.
“ahh no no no mana mungkin aku seorang mantan trainee bernyanyi di depan idol seperti kalian nanti harkat martabatku bisa sangat jatuh jika aku tidak bisa membuat kalian terkesan”
“ayolah Lay hyung juga bilang kalau suaramu bagus” Tao melirik Lay gege yang sedang mendapat death glare dariku.
“ayolahh pleaseee untuk comeback kami” Sehun menunjukan aegyo padaku, aiiishhh mana mungkin aku bisa menolak kalau diberi aegyo semanis itu.
“baiklah – baiklah lagu apa?”
“lagu yang menggambarkan hatimu saat ini” ungkap Lay gege sambil menatapku penih arti.
“mmm tapi aku tidak yakin ini menggambarkan hatiku saat ini atau tidak”
I 'd like to say we gave it a try
I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right, but that's a lie, that's a lie
And we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show
'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows
Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms
And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough
Semua yang berada di ruangan itu bertepuk tangan begitu aku menghentikan suaraku, sedikit malu memang ehehe.
“suaramu mirip Kyungsoo Frizka – ssi” ucap Baekhyun.
“aniyo dia lebih bagus” tambah Chanyeol sambil tersenyum kearahku, aiiissshh jangan begitu terus.
“thank you ehehe” jawabku sedikit kikuk.
“kurasa ini sudah sangat malam jadi sebaiknya aku dan Hana pulang”.
“aku akan mengantarmu” Chanyeol menyambar.
“woaahh kau semangat sekali” kata Kris.
Bukankah dia selalu bersemangat melakukan apapun?.
“tentu saja” ia berdiri dan masuk ke kamarnya, semua orang yang berada di ruangan itu hanya melongo melihatnya ckckck apa dia benar – benar menyukai ku?.
“ayo Frizka –ah”
“wow wow kau menggunakan banmal padanya? (banmal = bahasa Informal)” Chen menatapnya curiga.
Aiisshhh kurasa dia berjalan terlalu jauh aku takut salah paham padanya.
“sudahlah biarkan aku mengantarnya dulu” balasnya tidak sabar sambil menyambar tasku di sofa.
“kajja!” dengan semangatnya dia berjalan keluar.
“kalau begitu aku pulang dulu, Luhan – ssi tolong antarkan Hana yaa, dan juga Lay gege istirahat sekarang anyeong haseyo” aku membungkuk lalu menyusul Chanyeol keluar.
Di perjalanan hanya music dari Tape Radio di mobinya yang bersuara.
“Frizka – ah” panggilnya.
“kenapa kau tiba – tiba menggunakan banmal?” serdikku sebenarnya dari tadi kalimat ini kutahan.
“kan sudah kubilang aku menyukaimu” dia bialng dia menyukaiku lagi tapi...
“jangan bermain – main denganku” jawabku singkat tanpa menatapnya.
Tiba – tiba ia membanting setirnya dan menepikan mobilnya.
“kau ingin aku membuktikannya?” ia menatapku serius, jarang sekali aku melihat mimik muka seriusnya bahkan tidak pernah.
“aku tidak pernah bermain dengan hatiku” lanjutnya.
Aku hanya diam tidak tahu harus berkata apa, aku bingung.
Dia mulai menggerakkan mobilnya lagi hingga ke apartementku.
“gomawoyo Chanyeol – ssi” ucapku begitu keluar mobilnya.
“kosongkan jadwalmu besok” katanya lalu pergi.
Besok? Apa yang akan terjadi besok?.
***
Ting Tong....
Aissshhh ini masih jam 4 pagi dan ada yang akan bertamu sepagi ini Aiiiiiiiiisssshhh!
Aku berjalan gontai dari tempat tidurku menuju pintu depan tanpa melihat intercom aku langsung membuka pintu.
“nuguse....” sebelum aku menyelesaikan kalimatku mereka sudah menutup kepalaku dengan kain berwarna hitam.
Astaga!!! Apa ini yang dinamakan kasus penculikan?! YA TUHAN apa aku akan mati?! TOLONG SELAMATKAN AKU TOLONG!!!
“TOLONG!!!! LEPASKAN AKU TOLONG!!!!” aku terus meronta.
Aku takut mereka mebawaku entah kemana namun aku dapat merasakan bahwa mereka membawaku menggunakan mobil.
“YAAKKK! LEPASKAN AKU!! KALIAN AKAN MEMBAWAKU KEMANA?!!!! LEPASKAN AKU TOLONG!!!!” mereka memberhentikan mobilnya lalu menggendongku lagi sepertinya mereka membawaku dengan lift.
Lalu mereka mendudukanku tapi kenapa mereka tidak mengikatku seperti di film – film? Mereka membuka penutup mataku silau karena sepertinya matahari sedang terbit tapi aku melihat banyak balon berwarna merah didepanku dan ada seseorang disana duduk bermain gitar.
Tunggu dia....
Dia...
PARK CHANYEOL?
Sedang apa...
Ahh jadi ini pembuktiannya?.
Dia memainkan musik acoustic lembut untukku lalu dia turun dan menyimpan gitarnya.
Dia menghampiriku.
“aku ingin kau tahu kalau aku tidak pernah bermain untuk masalah ini” bisiknya sambil memakaikan jaketnya padaku dan aku baru sadar jika aku masih menggunakan piyamaku.
“aku menyukaimu seperti aku menyukai music, 2 hal yang aku kecanduan terhadapnya” lanjutnya berlutut menatapku.
“kau satu – satunya yang mengerti perasaanku walau aku menutupinya, aku tidak ingin membiarkanmu lebih jauh lagi dari sisiku” ia menggenggam tanganku.
“jangan pernah meragukanku lagi”
“jangan pernah berhenti menyukaiku”
“kau telah membuatku mencintaimu dan kau harus menerimaku karena hal itu” ia mengecup keningku lembut.
Aku meneteskan air mata, ia menghapusnya.
“maaf aku membuatmu menangis seperti ini”
Aku tidak pernah tahu jika hari ini akan tiba.
“aku selalu menyukaimu..” ucapku
“selalu mencintaimu” aku memeluknya yang masih berlutut di hadapanku.
Aku tidak ingin menghentikan perasaan ini aku ingin lebih mencintaimu.
***
LUHAN POV
Drrrtttttt....drrtttttt....
“yeobseyo..” sapaku setengah sadar dari tempat tidurku.
“...”
“kau lagi huh?”
“...”
“kau tidak bosan menjalani hidup seperti ini hah?!”
“...”
“YAAAKK!! Aku pastikan kau tidak akan menyentuhnya sejengkal pun”
“...”
“YAAKKK BAJING*N KAU JANGAN NEKAD”
“...”
“JANGAN BERANI... hallo yeobseyo YEOBSEYOOO! Aiiiiisssssssshhhh”
Mereka terus menerorku dengan berkata akan menyakiti Hana.
Aku akan menelponnya dan memastikan jika Hana baik – baik saja.
“hallo kau dimana?”
“...”
“sedang latihan sepagi ini”
“...”
“aku akan menemanimu, tunggu aku disana”
Aku langsung mengganti bajuku dengan pakaian olahraga lalu menyambar kunci mobilku.
Setelah sampai aku melihatnya sedang berlatih gerakan – gerakan hip hop sederhana.
“Kau sudah sarapan?”
“o’ oppa kau mengagetkanku” aku hanya tertawa sambil memberinya sepotong roti.
“xie xie” ia duduk bersender pada dinding lalu memakan rotinya.
“kau tahu Chanyeol sedang menytakan perasaannya pada Frizka” ia terlihat membulatkan matanya kaget.
“benarkah? Aku tidak pernah tahu jika mereka sedekat itu” katanya dengan mulut penuh roti.
“telan dulu rotimu baru bicara jorok”
“ohh ehehehehe maaf oppa”
“ohh ya apa petugas keamanan asramamu menitipkan sesuatu?” Hana terdiam matanya terlihat tiba – tiba gugup.
“tidak oppa” jwabnya singkat.
“benarkah tapi kemarin dia bilang sudah mengantarnya ke tempatmu” ia semakin salah tingkah, apa dia menyembunyikannya? Apa dia sudah melihat isinya? Kenapa dia gugup seperti itu.
“aku tidak menerima apapun oppa, aku akan mulai latihan lagi” dia buru – buru berdiri dan menghindari kontak mata denganku.
Ada apa dengannya?
-To Be Countinued-
maaf ya kalo banyak salah - salah dalam penulisannya abisnya buru - buru ehehehehe
makasih buat readers setia ceilehh ahahahaha :>
ohh iya selamat hari raya idul fitri buat seluruh umat muslim :)
jangan lupa komentarnya yaaaa..
Hwaiting!!