AUTHOR POV
“apalagi yang ingin dibicarakan?” kata Suho dengan kesal.
“kau harus menjaga sikapmu! Aku tahu kau menyukai Hana – ssi tapi kau harus bisa memahami situasi saat ini” Xiumin sedikit meninggikan nada ucapannya.
“jika kalian tadi terekspos media bagaimana? Kau bisa memperparah masalah yang terjadi” Xiumin menatap Suho tajam.
“aku menemukannya sejak lama sebelum Luhan mengambilnya” balas Suho tak sabar.
“memang sejak kapan Hana – ssi menjadi milikmu? Tidak ada untungnya kau bersikap seperti ini Hana – ssi pun akan menolak mu jika dia tahu” Xiumin semakin geram dengan Suho tersebut tidak biasanya sang leader akan bersikap seperti ini.
“itu bukan urusanmu” Suho meninggalkan Xiumin yang tidak percaya dengan apa yang ia katakan.
***
“ohh iya Regitaaa!” Frizka memaggil seseorang.
Seorang gadis menghampirinya dan para membar termasuk Hana.
“anyeong haseyo” sapa gadis itu dengan wajah ramah.
“kenalkan ini Regita dia dari Indonesia juga”
“ahh anyeong haseyo” semua member menundukan badannya tanda perkenalan.
“gimana rasanya jadi trainee?” Frizka dan Gadis bernama Regita itu akhirnya larut dalam percakapan dalam bahasa mereka sedangkan para member mulai berkeliaran menyapa artis SM yang lain yang tersisa hanya Hana, Luhan dan Lay.
“aku haus akan aku bawakan minum untukmu” ucap Frizka pada Regita lalu segera menuju meja coktail(?) yang ada di salah satu sisi ruangan.
Dari jauh Frizka terlihat membawa 2 gelas tapi ia melihat Regita sudah menghilang.
“kemana dia?” Frizka berhent dengan heran.
“siapa Frizka – ssi?” tiba – tiba Chanyeol meyambar minuman yang ada di tangan Frizka lalu meminumnya dengan sekaligus.
“yaaa! Kau senang sekali muncul tiba – tiba seperti itu” Frizka memukul lengan Chanyeol dengan lembut.
“ehehehe habis mukamu manis ketika terkejut” Chanyeol tersenyum menatap Frizka yang mematung mendengar ucapan Chanyeol.
Namun sedetik kemudian Frizka sadar dan meninggalkan Chanyeol dengan terburu – buru.
“sampai kapan hati ini akan bergetar untukmu?” gumannya dalam hati.
Sampai di tempat semula Frizka dikejutkan dengan kehadiran seseorang.
“yaaa! Rika kau tampak berbeda” ucap orang itu.
“waaaa~ Jinki oppaaaaa~” Frizka memeluk orang itu.
“anyeong hyung~” sapa Lay dan Luhan di ikuti Hana.
“wah wah wah jadi ini Luhan?” Jinki menggoda Luhan yang tengah menggandeng Hana.
“ahahaha ne hyung” Luhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“bagus lah kau pintar memilih ahahaha” Jinki merangkul Frizka.
Hana yang tidak mengerti menarik tangan luhan yang digandengnya, Luhan yang mengerti langsung mentransletkannya.
“dia tidak bisa berbahasa korea?” Jinki terkejut dan hanya di balas anggukan oleh semua yang berada disitu.
“don’t believe when Luhan said he’s manly” canda Jinki disusul tertawaan Lay dan Frizka.
Jinki mengalihkan tatapannya pada Frizka yang sedang dirangkulnya “Lihat tinggimu terus bertambah, aku jadi meragukan kau sebagai wanita”
“kaulah yang kurang tinggi jadi jangan menyalahkanku huh~” Protes Frizka yang langsung melepaskan rangkulan Jinki di bahunya.
“kalian sangat dekat” kata Chanyeol tiba – tiba muncul.
“yaaa~ aku mengenalnya sejak trainee apa aku harus menceritakan kisah kami disini?” Jinki menatap Frizka dengan Jahil.
“don’t u dareeee! Aa hajima hajima hajima”
“wow wow apa yang terjadi diantara kalian dulu?” semua tatapan kini tertuju pada Frizka dan Jinki.
“permisi apa ajjushi ini mengganggu kalian?” Key datang dan berakting seolah – olah Jinki adalah seorang ajjushi.
“ohh nee ajjushi ini mengganggu sekali, bisa kau bawa dia pergi?” jawab Frizka menanggapi candaan Key.
“baiklah aku akan membawanya ke alam lain” Key menarik kerah baju Jinki membuatnya mau tidka mau harus ikut dengan Key.
“yaaak yaaakkk aku ini leaderrr!” teriaknya sambil terus diseret oleh Key, semua tamu perjamuan menatap kelakuan mereka dan tertawa.
“ckckck” Frizka menggeleng melihat kelakuan kedua mantan seniornya itu.
“kau dan Jinki hyung pernah terlibat hubungan apa?” selidik Chanyeol menempatkan mukanya di depan muka Frizka.
“yakk! Kalian masih ingin membahas itu?”
AUTHOR POV END
***
LUHAN POV
“Aku akan mengantar Hana pulang”
“baguslah, kau jadi lebih perhatian sekarang” Kata Kris sambil menyesap minuman.
“aku hanya ingin melindunginya...”
Ya akhir – akhir aku terus memikirkannya, aku khawatir padanya.
“kau menyukainya?” aku tersentak dengan pertanyaan yang keluar dari mulut kris dengan santainya.
“bagaimana bisa...”
“aku bisa merasakannya” Kris menatapku lalu menepuk pundakku.
“jangan terlambat untuk mengungkapkan sesuatu atau kau akan menyesal” ia berlalu dan kembali bergabung dengan yang lain.
Aku mengikutinya dari belakang.
“by the way dari tadi aku tidak melihat Suho – ssi?” benar juga dimana dia? Sejak berbicara dengan Xiumin sebelum masuk tadi dia menghilang.
“dia bilang ada urausan mendadak” jawab Xiumin.
“ahhh, Hana setelah ini aku akan mengantarmu”
“aniyo Frizka – ssi biar aku yang mengantarnya” Hana menatapku kaget.
“kau terkejut?”
“tentu saja oppa setiap hari semakin baik padaku” matanya yang bulat cemerlang terus menatapku heran.
aku hanya tersenyum.
“kalian sekarang menggunakan kode tatapan dan senyuman?” celetuk Jongdae membuat semua member dan Frizka – ssi tertawa.
“yaaa aku tidak tahu jika kalian menjadi sedekat itu” tambah Baekhyun.
“ohh ya besok Chanyeol sudah mulai memindahkan barangnya kan?”
“yes hyung besok aku akan mulai memindahkan barangku” jawab Chanyeol
“memindahkan barang kemana?” Frizka – ssi terlihat terkejut.
“ke rumahku yang baru, manager hyung bilang aku akan mengikuti reality show baru bernama ‘Roomate’”
“Roomate?”
“hmmm, acara yang meliput keseharian idol yang tinggal satu rumah” Jelas Chanyeol.
“beruntung sekali kau hyung bisa tinggal bersama yeoja” perkataan Sehun membuat Frizka – ssi lebih terkejut lagi.
“hah bersama yeoja juga?” aku sedikit curiga.
“nee, kau tidak cemburukan?” goda Kyungsoo sambil tersenyum jahil.
“mana mungkin!”
“sudah – sudah ayo pulang” Xiumin menggiring semua member keluar ruangan acara.
“aku akan menganta Frizka” ucap Lay.
“baiklah, kami pulang duluan kalo begitu”
***
Aku dan Hana telah sampai di depan asrama yang ia tinggali saat ini, tapi saat akan mengantarnya ke depan kamar asramanya aku melihat sesuatu di depan pintu kamar tersebut.
Merasa ada yang aneh aku akan mengalihkan perhatiannya terlebih dahulu lalu memeriksa benda itu.
“Hana sepertinya aku tidak mengunci mobilku tadi bisa tolong aku menguncinya?”
Dia menatapku sedikit heran tapi kemudian dia mengulurkan tangannya.
“baiklah, mana kuncinya?”
“xiexie” ucapku sambil tersenyum dan ia pun meninggalkanku.
Aku mendekati benda mencurigakan itu, ternyata itu adalah sebuah boneka yang di bungkus plastik namun ketika aku memeriksa bagian depan boneka besar itu sudah terkoyak dan semua isi boneka itu berantakan dan ada beberapa bercak darah yang terlihat.
“SHIT!” aku mengumpat dengan penuh kesal bagaimana tidak orang gila ini benar – benar tidak pernah menyerah.
Aku membuka plastik boneka tersebut lalu menemukan secarik kertas berisi tulisan berbahas inggris yang mengancam Hana.
Dengan terburu – buru aku mengantongi kertas itu kemudian membuang Bonekanya ke tempat sampah yang tidak jauh dari tempat aku berdiri saat itu.
Aku melihat Hana datang dari kejauhan, aku harus menyembunyikan ini agar dia tidak ketakutan lagi.
Ia menyodorkan kunci mobilku.
“masuklah, istirahat”
“yes sir, terimakasih sudah mengantarku oppa” ia tersenyum.
DEG !
Aku tidak pernah sesenang ini melihat senyum seseorang.
“ingat jangan bukakan pintumu pada sembarang orang”
“baiklah, aku masuk dulu” ia memencet beberapa password dan langsung masuk setelah melambaikan tangan padaku.
***
Hari ini di sela – sela latihanku, aku sudah mengatur janji di sebuah cafe yang tidak jauh dari gedung SM dengan Frizka mengenai temuanku di depan Asrama Hana tadi malam, dengan penyamaran yang sangat ketat aku yakin tidak akan ada yang mengenaliku.
Semalaman Aku tidak bisa berhenti memikirkannya
Aku mengkhawatirkannya....
“maaf aku terlambat” ucap gadis yang kutunggu.
“it’s okay”
“benarkah aksi teror itu masih berlanjut?” ia memulai pembicaraannya.
“hmm, aku menemukan sebuah boneka yang mengerikan di depan asramanya, ini surat ini juga aku menemukannya bersama boneka itu” aku mengeluarkan Kertas surat itu dari kantongku.
“berbahasa inggris?” ia heran melihat surat tersebut.
“darimana dia tahu kalau Hana tidak mengerti bahasa Korea?” pekiknya, benar! Kenapa si gila itu bisa mengetahuinya?.
“bukankah info Hana di media hanya sebatas kalau ia seorang trainee tidak ada keterangan jika dia tidak mengerti bahasa korea” tambahnya.
“jadi maksudmu orang yang meneror Hana adalah orang yang mengenalnya?” Sepertinya kami menemui sebuah bukti penting.
“aku tidak tahu tapi kemungkinan itu bisa saja terjadi, lagipula Asrama itu hanya boleh dimasuki oleh Trainee atau orang – orang dari SM”.
“kita harus mengungkapnya secepat mungkin aku tidak mau Hana terluka kembali”
-to be countinued-
aku lagi libur kuliah jadi kemungkinan next next next chapnya bakal cepet tapi ga janji ahahahaha
makasih udah setiaa sama FF yang entah bagus atau ngga makasih yeorobun!
Hwaitiiing :) !!!