LUHAN POV
“ada festival topeng di daerah gangnam, jika kalian kesana pasti akan aman” jelas Chanyeol Membuka pintu kamar mandi yang hampir ku tutup sempurna.
“disanakan banyak sekali orang datang, bagaimana kalau seseorang mengetahui penyamaranku? Kami Bisa habis di tempat”.
sebenarnya mengajaknya pergi berdua tanpa skenario bukanlah hal yang buruk bahkan hatiku tidak sabar tapi ini terlalu beresiko.
“kau kan bisa melindunginya hyung” cetus Baekhyun dengan santai.
Apakah aku bisa melindunginya?.
“kau bilang kau sanggnamja” tambah Kris membuatku semakin ‘harus mengajak’ Hana keluar.
“baiklah – baiklah terserah kalian, sekarang biarkan aku mandi dengan tenang!” aku menarik knop pintu dengan paksa dari genggaman Chanyeol, dia hanya tersenyum.
Baiklah aku hanya perlu melindunginya kan.
selesai dengan urusan mandiku dan pakaianku, aku langsung menuju ruang tengah.
“kau sudah selesai hyung?” pertanyaan yang tidak usah aku jawab.
“woaah kau lebih wangi dari biasanya hyung ahahaha”.
“ya! Jangan mengada – ada aku biasanya seperti ini!” mereka memang aisssh ingin menjatuhkanku di hadapan Hana.
“sudah sana cepat pergi” seru Lay.
“ayo” ucapku sambil menatap Hana yang seperti kebingungan.
“kemana?” tanyanya polos.
“jadi kau tidak mengerti apa yang kami perdebatkan dari tadi?” bodoh.
“hemm aku kan tidak mengerti bahasa korea, memangnya tadi kalian membicarakan apa?” benar juga dia kan.. ck aku di jebak oleh mereka.
“pergi sajalaaah lagipula hyung kau sudah bersiap – siap kan? ehehehe” Sehun hanya cengengesan.
“terserahlah, kalian memang selalu seperti ini” aku berjalan keluar dorm sedangkan Hana mengekor di belakangku.
“kau mau mengajakku kemana oppa?” aiiiisssshhhh bukan aku sengaja mengajakmu tapi mereka menjebakku -.-.
“terus apa kita memerlukan topeng ini oppa?” gadis ini kadang aku ingin membuangnya saja.
“ikut saja denganku dan jangan banyak bertanya” jawabku ketus.
“hiish kenapa sih galak gitu emang aku salah apa” gumamnya dengan bahasa yang tidak aku mengerti.
Aku hanya mengabaikannya.
Kami pergi menggunkan mobilku menuju gangnam.
Sepertinya memang benar ada festival belum sampai saja sudah macet begini.
“kita parkir disini saja” aku memarkirkan mobilku di depan sebuah cafe.
“kan masih jauh oppa..” keluhnya sambil merengutkan keningnya, manis... eeh apa?!.
“kau ingin menghabiskan harimu di dalam mobil? Kau kan melihatnya tadi jika kita tidak bergerak sedikitpun”.
“baiklah baiklah tidak usah mengomel seperti itu kan” ia melepas sefety beltnya dan bergerak keluar.
Bodohnya dia lupa menggunakan topengnya, gadis ceroboh.
“gadis ceroboh pakai topengmu” aku yang sudah memakai topengku di mobil keluar dan memakaikan topeng diwajahnya.
“iya maaf habisnya kau mengomel terus padaku” kelakuannya berbeda sekali dengan saat pertama kami bertemu.
“ayo jalan” aku dan dia berjalan beriringan.
“banyak sekali orang oppa dan mereka semua memakai topeng” dia sangat antusias, sampai tidak memperhatikan langkahnya yang tertinggal olehku, ck menyusahkan.
Aku kembali dan menuntunnya agar tidak terpisah denganku.
“lihat oppa ada parade” ia menarik tanganku mendekat pada kerumunan orang yang berjajar di pinggir jalan.
“pelan – pelan Hana!” seruku.
Kami sampai di barisan paling depan beberapa kali tubuh Hana terdorong ke depan oleh desakan orang – orang yang ada di belakang kami.
Aku tidak tahan melihatnya terus terdorong jadi aku memposisikan diriku di belakangnya.
“itu oppa paradenya sudah hampir sampai” teriaknya antusias.
Orang – orang memamerkan kostum dan kendaraan hias mereka di depan kami, Hana yang terlalu antusias tanpa ia sadari terus maju kedepan.
Aku menariknya kembali “hati – hati kau bisa tergilas”.
Puas melihat parade kami kembali menyusuri jalanan gangnam yang sangat ramai, mencari makanan yang banyak di jual di kedai pinggir jalan.
“kau ingin makan apa?”.
“aku ingin makan di kedai tteobokki oppa, yang seperti di drama” ucapnya dengan riang, ternyata sifat ia yang sebenarnya seperti ini.
“kalau begitu kita makan disitu saja” aku menunjuk sebuah kedai tteobokki yang sedikit tertutup.
kami duduk di pojok kedai setelah memesan pada ajumma pemilik kedai.
“oppa apa aku boleh membuka topengku? Panas sekali memakai topeng seperti ini”.
“buka saja jika kau ingin mati disini”.
Sebelum ia membalas perkataanku pesanan kami datang dan perhatiannya teralih.
“wooaaahhh”
“makanlah mumpung masih panas” ucap ajumma pemilik kedai.
“kamsahamnida” jawabku lalu ajumma itu meninggalkan meja kami.
“apa yang bibi tadi katakan oppa?”
“makanlah mumpung makanannya masih panas” aku mulai melahap tteobokki yang kami pesan.
“ohhh~ jadi kita makan satu piring berdua?” apa dia masih belum tau budaya makan orang korea?.
“memang begini cara makan di korea” Hana hanya mengangguk dan mulai memakannya juga.
“kau sudah dengar kabar terbaru?” ucap salah seorang gadis yang sedang berkumpul dengan teman – temannya tepat di depan meja kami.
“berita tentang EXO?” jawab gadis yang lainnya.
“hemm tentang Luhan EXO dan pacarnya si trainee itu” mereka membicarakan tentang kami? Aku menatap Hana yang sedang menikmati tteobokkinya sambil menunduk kunyahannya sedikit melambat.
“mereka meneror si trainee”
“sudah kuduga mereka pasti melakukan itu” perbincangan mereka semakin tak ingin kudengar namun apa boleh buat.
“lagipula aku rasa si trainee itu hanya ingin terkenal dengan instant dan membuat Luhan menjadi korbannya” Hana tangannya yang menggenggam garpu mulai bergetar.
“dia rubah yang sangat pintar memanfaatkan member EXO yang sedang berada di puncak saat ini” mereka keterlaluan aku harus melakukan sesuatu.
Aku hendak berdiri untuk memberikan pelajaran pada segerombol gadis penggosip itu tapi Hana menahan tanganku.
Ia mengangkat pandangannya lalu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum hambar, pandangannya terlihat kosong.
Aku harus melindungimu.
“kita pergi dari sini” aku menarik tangan Hana sambil meletakkan beberapa lembar uang di meja.
Aku langsung membawanya keluar dari kedai itu, menuntunnya ke tempat yang lebih sepi.
Ia menundukan mukanya, tangannya bergetar.
“maafkan aku..” ucapan itu meluncur begitu saja dari bibirku.
Hana mendongakkan kepalanya menatapku matanya basah, topeng yang ia pakai terlihat menutupi air matanya.
aku yang bermaksud membuka topengnya tapi tangannya mencegahku.
Aku memeluknya dan ia menangis lebih hebat di pelukanku.
LUHAN POV END
***
CHANYEOL POV
Harusnya hari ini adalah salah satu hari liburku yang berharga tapi manager Hyung mendadak menyuruhku menghadiri sebuah event.
“apa ku harus pergi kesana sendiri?” ucapku malas.
“memangnya kau ingin ditemani siapa? Kau tidak lihat semua orang sudah pergi dengan jadwal mereka sendiri” jawab manager hyung.
“menyebalkan harusnya aku tidak membiarkan Luhan hyung pergi dengan Hana – ssi”
“sudah jangan mengomel lagi, kau pakai mobil sendiri saja” malaaaasss huh.
“baiklah aku hanya harus berada disana kan?”
“ya tapi kau jangan melakukan hal yang aneh disana, ingat kau disana menjadi seorang ambassador” harusnya kan semua member EXO bukan aku saja.
“ya ya ya aku pergi sekarang, alamatnya kirim padaku lewat kakao saja” aku bangun dari dudukku dan berganti baju lalu langsung pergi menuju lokasi event tersebut.
Ternyata lokasinya di salah satu universitas, beberapa fans mengikutiku hingga gerbang masuk event tersebut.
“anyeong haseyo” sapaku pada beberapa oranng staff yang aku kenal.
Aku berjalan mengelilingi tempat ini ternyata universitas ini sedang mengadakan event EXPO yang memamerkan hasil karya dari para mahaasiswanya.
Aku memasuki lorong dengan penuh gambar potretan yang menakjubkan disepanjang dinding lorong.
“terimakasih atas kunjungannya di photography spot” seorang gadis memberikan hormat ketika aku hampir mencapai ujung lorong tersebut.
Tunggu suara itu aku rasa tidak asing...
Gadis itu menganggkat badannya dan ternyata dia Frizka – ssi.
Dia terlihat kaget melihatku.
“Chanyeol – ssi”
“hai... jadi ini kampusmu? Ahh kau mahasiswa photography kan? Mana Fotomu?” aku berjalan mundur masuk kembali ke lorong itu.
“tunggu, apa yang kau lakukan disini?” Frizka menarik bajuku, terlihat bingung dengan kehadiranku.
“kau lupa kalau EXO adalah ambassador dari sponsor EXPOmu?” aku tersnyum dan dia hanya mengangguk – agukkan kepalanya.
“jadi yang mana fotomu?”
“member yang lainnya mana?” dia mengalihkan pembicaraan lagi.
“hanya aku yang ada disini jadi jangan mengalihkan pembicaraan lagi Frizka – ssi”.
Frizka terlihat menghela nafas “kau cari sendiri saja di setiap fotokan ada nama photographernya” aiisshh dia jutek sekali tapi dia jutek hanya padaku saja aneh sekali.
“apa susahnya hanya memberitahu” gumamku sambil memperhatikan nama di dalam foto itu satu persatu.
Ahh ini dia ternyata dia memajang 3 foto.
Aku melihat foto pertama terlihat pemandangan pasar malam dengan lampu yang berwarna – warni.
Lalu foto yang kedua sebuah foto close up seorang anak kecil yang tengah tertawa dengan lepas.
Dan foto terakhir adalah sebuah foto siluet punggung seorang pria namun mukanya terlihat menengok ke arah sebelah kanan.
Aku rasa aku kenal punggung ini.
“sudah kan? Ayo cepat keluar dari sini” Frizka mendorong punggungku keluar dari lorong itu.
“bukankah itu punggungku Frizka – ssi? Itu aku kan? Kau memfotoku?” ia terlihat terkejut dengan pertanyaan ku.
“yaa! Kau percaya diri sekali, tentu saja itu bukan punggungmu” jawabnya dengan sedikit gugup.
“kau terlihat sekali berbohongnya” aku tertawa melihatnya salah tingkah.
“jangan bercanda!” lihat mukanya merah ahahaha kau tidak bisa berbohong padaku Frizka – ssi.
“baiklah aku tidak akan memperpanjang fotoku itu tapi kau harus mengantarku dan menemaniku makan siang” lagi lagi ia menghela nafasnya.
“baiklah baiklah tapi jangan bahas itu lagi” aku hanya tersenyum melihatnya menggertakku, lucu melihat mukanya.
Dia mengajakku untuk makan siang di kantin kampusnya, beberapa orang memperhatikan kami karena aku memang tidak menggunakan penyamaran apapun lagipula aku datang sebagai ambasador jadi mereka tidak mungkin salah faham padaku.
“aku sangat tidak nyaman jadi perhatian” ucapnya datar.
“aku senang menjadi perhatian” balasku.
Ia menatapku tapi lalu beralih lagi pada minuman dingin di depannya.
“aku bisa melihat itu”
“apa kau benar dulu seorang trainee?” aku benar penasaran dengannya, bila dia seorang trainee kenapa aku tidak pernah melihatnya.
“hmm”
“lalu kenapa aku tidak pernah melihatmu?”
“uhuk.. uhuuk..” tiba – tiba tersedak minumannya, aneh.
-to br continued-
makasih ya akhirnya ada yang komen *tears of joy* pas tau ada yang komen aku langsung bikin next chapternya dengan sepenuh hati ahahaha gomawoyooooo :3