'Tiada hari tanpa bertengkar dengan Luhan' begitulah pikiran Seohyun setiap kali menginjakkan kaki di lobby sekolah. Selalu saja ada pertengkaran yang terjadi saat ia bertemu dengan Luhan dimulai dari pertemuan mereka 5 minggu yang lalu. Ada saja hal-hal yang membuat Seohyun kesal dan mau tak mau harus memarahi Luhan dan membuat pertengkaran singkat itu jadi melebar. Lebih lebar dari daun teratai.
Tanpa Seohyun ketahui, Luhan justru senang bertengkar dengan gadis itu dan rasanya ingin memperbesar masalah agar ia bisa semakin lama dengan gadis itu. Tanpa disadari, Luhan mulai menyukai gadis keras kepala ini. Gadis yang selalu menolaknya diajak pergi dan gadis yang selalu menyahutinya saat mereka bertengkar. Seohyun menjadi lelah sendiri meladeni laki-laki macam Luhan yang tidak mau mengalah dan selalu mencari masalah dengannya. Di sisi lain, Luhan justru senang bertengkar dengannya.
"Sebenarnya ada apa sih antara kalian berdua?" tanya Baekhyun penasaran begitu Seohyun duduk didepan mereka dengan muka kesal setelah bertengkar (lagi) dengan Luhan.
"Kalian punya dendam satu sama lain di masa lalu atau bagaimana??" tambah Chanyeol yang juga penasaran.
"Kalian berdua tahu tidak sih, kalau Mr. Kyungsoo tahu soal pertengkaran kalian yang selalu terjadi setiap hari ini?!" sahut Tiffany.
Taeyeon menggeleng pelan. "What the hell are you doing to him? He never being in a fight with a girl before, because of every girl at this school is falling for him."
"Falling with a guy like him? Oh my gosh, they must be blind" jawab Seohyun dengan wajah remeh. "I don't even want to be in a fight with him. He's the one who always start the fight first. He always know how to make me angry and I can't control myself. He always happy seeing myself like that!" lanjutnya dengan wajah menahan marah.
"What the fuck is happen with him?" tanya Baekhyun kepada Chanyeol yang hanya menjawab dengan gelengan kepala dan bahu terangkat. Chanyeol dan Baekhyun yang dekat dengan Luhan pun tidak tahu penyebab semua ini.
"Setiap hari, selalu saja ada hal yang berhasil membuatku tidak bisa menahan emosi. Ada saja yang dilakukan laki-laki berengsek itu untuk membuatku marah dan berteriak didepan wajahnya. Aku muak! Aku capek!" gerutu Seohyun menahan tangis.
Taeyeon dan Tiffany mengusap-usap lembut punggung gadis itu untuk menenangkannya. Terlihat sekali kalau Seohyun sangat lelah dengan semua perlakuan Luhan terhadapnya. Air mata mulai mengalir dari mata indah gadis itu. Membasahi pipinya dan dalam hitungan detik, hidung dan matanya memerah.
"What's wrong with him?" tanyanya dengan terisak. "Kalau dia tidak suka aku disini, aku bisa keluar dari sekolah ini!"
Seohyun menggebrak meja sambil menenteng tasnya dan berjalan keluar dari kafetaria dengan mata merah dan air mata yang masih tersisa di pipinya. 4 sahabatnya buru-buru mengejar untuk menahan emosi gadis itu. Dengan kasar ia mendorong pintu kelas Luhan dan melihat laki-laki itu asik menggoda beberapa teman perempuannya. Tamparan keras langsung mendarat di pipi Luhan, membuat wajah laki-laki itu memerah, menahan amarah.
"What's wrong with you?" pekiknya keras didepan wajah Seohyun.
"Seharusnya aku yang bertanya kepadamu seperti itu!" balas Seohyun berteriak. Kontan, semua mata memandang mereka dengan tatapan serius.
"Kenapa kamu selalu membuatku marah, membuatku berteriak didepan wajahmu, mencari-cari masalah denganku, ingin bertengkar denganku setiap hari?! WHY?!" jerit Seohyun diiringi air mata yang kembali mengalir.
4 sahabatnya yang juga berada didalam ruangan itu, mau tak mau hanya diam tanpa ada usaha untuk mencegah gadis itu daripada ia akan semakin marah.
"Kalau kamu memang tidak suka aku berada disekolah ini, bilang saja! You don't need to make a problem with me! Make me wanna fight with you and punch you in the face! You don't need to make me screaming in front of your face like this!!" tambah Seohyun berteriak hingga urat-urat di sekitar wajah dan lehernya terlihat. Gadis itu memang berada di puncak emosi yang tidak bisa ditahan lagi.
"You don't know how tired I am. You don't know how I wish I don't meet you at school just to stay away from a war with you!" Air mata semakin deras mengalir dari mata Seohyun seiring setiap kata yang ia ucapkan.
Luhan terdiam. Matanya tidak terlepas dari wajah Seohyun yang terlihat sangat kesal. Kepalan tangan gadis itu mengeras. Sudah siap melayang diwajah laki-laki berengsek yang dibencinya itu. Dengan sekuat tenaga, Luhan mendengar setiap jeritan yang ditujukan untuknya.
"Kamu menawariku untuk pulang, makan siang bersama, pergi berjalan-jalan, tapi, kamu juga yang mengajakku bertengkar, bermain dengan perempuan lain, padahal baru beberapa menit yang lalu kamu mengajakku pergi!!" teriak Seohyun lagi.
Semua pasang mata yang berada dikelas itu, menatap nanar kearah gadis itu. Wajahnya pucat pasi. Lelah harus terus berteriak supaya laki-laki dihadapannya itu sadar dengan apa yang sudah dilakukan dengannya. Hanya Seohyun satu-satunya gadis yang berani berteriak dihadapan laki-laki itu tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Seohyun menghapus air matanya, mendesah singkat lalu tersenyum dengan manisnya. "As I said at the first time we meet, better you called yourself a loser, Luhan."
Volume suaranya melembut. Seperti suara-suara malaikat yang bernyanyi. Begitu menenangkan hati ditambah dengan senyum dan tatapan matanya yang meneduhkan.
"You need to learn a lot how to respect a girl. You can be rich, famous, smart or anything. But, you need to know that you're nothing without a girl." Seohyun menepuk-nepuk pundak Luhan yang hanya bisa tertunduk malu.
Gadis itu berjalan melewati kerumunan dan berhenti diambang pintu. "Hey, Mr. Xi Luhan, you don’t need to find a way to make me angry anymore, because, we'll never meet again. Have fun with your new life, loser!" ujarnya santai sambil berlalu dari kelas yang menciptakan kesunyian.
"Fuck!" Luhan menggeram lalu menggebrak meja dan berlari untuk mengejar Seohyun.
Mata laki-laki itu terus mencari keberadaan Seohyun yang secepat kilat sudah menghilang. Disisi lain, Seohyun berada di ruang kepala sekolah, membuat surat keluar dari sekolah tersebut dengan senyum paksa yang mengembang di wajahnya. Tak lupa ia membawa boks coklat untuk meletakkan semua barang di lokernya dan bersiap untuk angkat kaki dari sekolah itu.
Disaat Seohyun sibuk memasukkan barang-barang di lokernya, Luhan terlihat senang akhirnya bisa menemukan gadis itu. Dan dengan cepat ia menarik tangan Seohyun yang ingin cepat-cepat menghilang dari pandangan laki-laki itu.
"Why you're so like to be in a war with me?!" pekik Seohyun kesal.
Luhan tersenyum memandang wajah manis gadis itu. "You wanna know why?" tanyanya yang tidak mendapat respon apapun dari Seohyun. "Because, this is the last way to be close to you" lanjut Luhan tulus tanpa ada paksaan.
Seohyun tertawa getir. "It's too late." Ia menarik tangannya dari genggaman Luhan yang tertegun dan berjalan cepat menuju mobilnya di lapangan parkir.
Luhan terduduk lemas di lantai. Matanya terus memandang punggung Seohyun yang semakin jauh dari pandangannya dan akhirnya menghilang di koridor lain. Ia memukul kesal loker yang berada di sebelahnya dan merutuk dalam hati, ‘I'm sorry.’
- to be continued -