home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > CAN'T STOP

CAN'T STOP

Share:
Author : Annis
Published : 12 Mar 2014, Updated : 10 Oct 2014
Cast : YONGHWA (CNBLUE) , JONGHYUN (CNBLUE) , MINHYUK (CNBLUE), JUNGSHIN (CNBLUE),SEOHYUN (SNSD)
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |20918 Views |2 Loves
CAN'T STOP
CHAPTER 3 : Chapter 3 - Can't Stop Following Your Soul

Can't Stop Following Your Soul

 

Review From Chapter 2 (Can't Stop Thinking About You)

 

Oppa... Bagaimana penampilanmu? Apakah itu menyenangkan? Oppa... Apakah kau masih menyukai Cappucinno? Aku bahkan masih ingat terakhir kali kita minum kopi bersama, apakah kamu masih mengingatnya?

 

 

"Aku pernah mendapat hal seperti ini sebelumnya... Namun aku masih belum bisa bertemu dengan Seohyun... Siapa sebenarnya yang mengirim semua ini?" Lirihku tertahan. Aku mulai kesal dengan semua yang terjadi belakangan ini.

"Hyung, apakah kau tidak berpikir ini Seohyun Noona?" Tanya Jungshin.

"Apakah ini benar-benar dari seseorang yang menerormu?" Sambung Jonghyun.

"Bisa jadi ini dari fansmu, Hyung..." Lanjut Minhyuk.

 

***

 

"Sudahlah abaikan saja..." Aku berjalan cepat menuju kamarku.

Aku yakin semua mencemaskanku, aku sudah berusaha sekuat mungkin menahan diri agar tidak terlihat murung atau kecewa, tapi sepertinya sia-sia. Aku tak bisa menahan rasa sedihku dan kecewaku karena tak bisa bertemu lagi dengan Seohyun. Walaupun kehidupanku harus tetap berlalu walau tanpa Seohyun, aku hanya merasa ada bagian yang hilang dari hidupku yang masih harus aku temukan untuk menjawab semua pertanyaanku yang tertahan selama lima tahun.

Aku terdiam memandang semua benda-benda yang entah siapa yang mengirim kepadaku. Apakah ini sebuah realityshow? Sebuah acara televisi yang membuatku hampir gila seperti ini? Aku akui ini juga salahku karena masih belum bisa berhenti memikirkan bahkan mencari Seohyun. Ketika sesuatu tentang Seohyun kembali muncul kepermukaan kenyataan, aku semakin menggila mencari segala petunjuk tentang Seohyun.

Semuanya harus berhenti sampai disini, aku tak bisa terus seperti ini. Tapi saat aku tak bisa berhenti, bahkan aku tak lagi berpikir dengan akalku dan hanya mengikuti hatiku, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan untuk menghentikan perasaan ini? Apakah ini benar-benar yang disebut cinta? Apakah cinta ini bisa menjadi nyata jika aku terus dalam penantian? Apakah ada harapan untuk perasaanku? Bahkan jika mungkin tidak ada harapan, apakah aku mampu berhenti?

Ponselku tiba-tiba berdering, Shinhye mengirimku sebuah pesan agar aku menemuinya besok pagi ditempat aku biasa bertemu dengan Seohyun. Aku tak membalasnya, hanya merekam dalam pikiranku. Setidaknya aku masih bisa memberi ruang untuk mengingat pesan dari Shinhye dalam akalku.

 

***

 

Pagi ini aku sudah berada ditaman tempat aku dan Seohyun biasa bertemu. Namun Shinhye belum ada.

"Apakah sesorang sedang mengerjaiku lagi?" Gumamku yang mulai kesal saat menunggu Shinhye.

"Apa kau sudah lama menunggu?" Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang.

"Aku tau itu kau..." Aku menarik tangan Shinhye hingga tersentak kedepan hingga kini posisinya merangkulku dari belakang.

"Ya! Apa yang kau lakukan..." Shinhye mengomel tepat ditelingaku.

"Kau yang memulai..." Sahutku santai.

"Cepat lepaskan... Taukah kau tindakanmu akan menimbulkan salah paham?" Shinhye menarik tangannya dan beralih duduk disampingku.

"Apa yang harus salah dipahami? Apakah kau menyukaiku? Hahaha..." Candaku pada Shinhye, namun ekspresinya hanya datar.

"Itu tidak mungkin selama kau masih memikirkan Presiden hatimu itu..." Sahutnya ketus.

"Bagaimana kau tau?" Aku menatap Shinhye yang menatap lurus kedepan tanpa menatapku.

"Semua cerita padaku... Apakah kau masih benar-benar percaya dia akan kembali? Apakah menurutmu dia bahkan masih hidup? Atau jika dia masih hidup apakah dia pernah memikirkan dirimu? Ya! Berpikirlah realistis. Kau tidak bisa terus bercermin pada masalalumu?" Shinhye berbicara sedikit ketus dengan tekanan suara yang meninggi.

"Seohyun bukan masalalu... Dia..."

"Apakah dia masih menghubungimu saat ini? Apakah bahkan kau bisa melihatnya? Apakah kau pikir hal seperti ini baik untuk dilanjutkan? Berhentilah... Kau tidak akan pernah menemukan akhir yang baik untuk dirimu. Kau yang harus membuat akhir itu dan memulai sesuatu yang baru dalam hidupmu!" Shinhye lagi-lagi bicara dengan sedikit berteriak. Mungkin karena menahan emosinya.

"Kau tidak bisa mengerti karena kau tidak merasakan apa yang aku rasakan, jadi berhentilah memaksaku melakukan apa yang tidak bisa bahkan tidak mau aku lakukan." Sahutku ketus.

"Bahkan perasaanmu tidak masuk akal... Apakah kau yakin perasaanmu adalah cinta? Apakah kau tau perasaan dia?! Kau terlalu berlebihan!" Shinhye meninggalkanku begitu saja bahkan tanpa menatapku.

"Apa yang terjadi padanya? Apakah aku semenyedihkan itu?" Lirihku sambil menatap kepergian Shinhye yang begitu aneh.

Aku kembali teringat saat Seohyun berusaha melukisku yang sedang membuat sebuah lagu. Aku masih ingat saat Seohyun bilang bahwa aku adalah pria pertama yang dia kenal. Aku juga masih ingat saat dia bilang akulah satu-satunya pria yang membuatnya nyaman. Aku yakin itu adalah sebuah ketulusan yang terucap dari hatinya. Karena itu aku masih belum memutuskan harapanku padanya.

"Apakah perasaannya masih sama? Apakah aku masih bisa bertemu dengannya? Aku ingin menanyakan bagaimana perasaannya sesungguhnya padaku. Hal yang ingin aku tanyakan sejak lama...." Gumamku sambil terus menatap langit yang mulai silau karena cahaya matahari.

 

***

 

"Yeoboseyo..." Aku menunggu suara dari seseorang yang aku hubungi, Shinhye.

"Nae..." Sahut Shinhye dingin.

"Apa kau masih marah? Ku rasa apa yang kau ucapkan benar, soal Seohyun..." Ucapku perlahan dan hati-hati.

"Lalu?" Shinhye masih menjawab ketus.

"Aku berpikir akan mencoba untuk melupakannya lagi... Aku tidak yakin apakah akan berhasil, tapi aku mau berusaha sekali lagi. Aku ingin kembali membuat sebuah musikku. Melakukan banyak hal menyenangkan disisa hidupku... Bagaimana menurutmu?" Aku masih menunggu jawabannya.

"Lakukanlah dengan sungguh-sungguh dan jangan mudah goyah... Kau ini seorang pria! Jangan terlalu lemah karena cinta! Menegerti?" Ucap Shinhye.

"Ya... Aku akan berusaha untuk hidupku sendiri kali ini..." Sahutku.

"Baiklah, aku akan menutp teleponnya, oke..." Ucap Shinhye.

"Ya..." Jawabku lalu menutup telepon.

"Kali ini aku harus berusaha lebih keras untuk menyusun hidupku kembali. Aku harus mengumpulkan keyakinan dan tidak boleh goyah. Bisakah aku?" Gumamku sambil bercermin dikamar.

"Hyung, kau didalam? Ada paket untukmu... Kali ini sangat besar..." Teriak Minhyuk dari luar pintu kamarku.

"Apa itu?" Ucapku setelah membuka pintu kamar dan menemukan sesuatu yang cukup besar.

Aku pun langsung membukanya dan ternyata sebuah lukisan yang tidak asing bagiku, dan tertempel sebuah note disudut kanan lukisan.

 

"Oppa... Apakah kau masih mengingat ini? Aku merindukan suaramu... Semua tentangmu, Oppa..."

 

Lukisan ini adalah lukisan Seohyun melukisku saat aku sedang membuat lagu. Sesuatu yang ku rindukan belum lama ini bahkan muncul saat aku berniat menghapusnya dari hati dan pikiranku. Apakah aku terjebak oleh perasaanku sendiri? Ataukah perasaan ini memang nyata?

"Darimana kau dapatkan ini?" Ucapku setelah beberapa saat terdiam.

"Ini ada didepan rumah saat aku ingin membersihkan halaman..." Jawab Minhyuk.

"Kenapa selalu tanpa alamat dan tiba-tiba muncul? Siapa yang mengirim semua ini?" Aku merasa lemas seketika saat bayang-bayang akan kenangan bersama Seohyun semakin memuncak.

Aku kembali berlari meninggalkan rumah membawa post it dan bolpoint, tujuan pertamaku adalah rumah Seohyun. Aku membuat sebuah note tepat dipagar rumah kosong itu.

"Jika kau Seohyun, datanglah padaku tanpa ragu..." Tulisku pada post it yang kemudian aku tempel dipintu pagar rumahnya. Aku melakukan hal yang sama di taman, pada bangku dan pohon ditaman.

"Dengan begini, semua akan jelas... Jika ia tak juga datang, aku akan melanjutkan niatku untuk berusaha melupakannya kembali..." Gumamku kemudian berjalan menuju rumah.

Apakah dia akan datang? Apakah semuanya benar adalah Seohyun? Kenapa aku merasa cemas berlebihan? Apakah seseorang akan menjawab pesanku? Apa yang harus aku lakukan jika itu Seohyun dan bukan Seohyun?

 

Next Chapter adalah chapter terakhir yang akan menjawab semua teka-teki yang Yonghwa alami :)

So stay terus ya untuk fanfict ku ini :)

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK