Can't Stop Loving You
Review From Chapter 2 (Can't Stop Thinking About You)
"Oppa... Apakah kau masih mengingat ini? Aku merindukan suaramu... Semua tentangmu, Oppa..."
Lukisan ini adalah lukisan Seohyun melukisku saat aku sedang membuat lagu. Sesuatu yang ku rindukan belum lama ini bahkan muncul saat aku berniat menghapusnya dari hati dan pikiranku. Apakah aku terjebak oleh perasaanku sendiri? Ataukah perasaan ini memang nyata?
"Darimana kau dapatkan ini?" Ucapku setelah beberapa saat terdiam.
"Ini ada didepan rumah saat aku ingin membersihkan halaman..." Jawab Minhyuk.
"Kenapa selalu tanpa alamat dan tiba-tiba muncul? Siapa yang mengirim semua ini?" Aku merasa lemas seketika saat bayang-bayang akan kenangan bersama Seohyun semakin memuncak.
Aku kembali berlari meninggalkan rumah membawa post it dan bolpoint, tujuan pertamaku adalah rumah Seohyun. Aku membuat sebuah note tepat dipagar rumah kosong itu.
"Jika kau Seohyun, datanglah padaku tanpa ragu..." Tulisku pada post it yang kemudian aku tempel dipintu pagar rumahnya. Aku melakukan hal yang sama di taman, pada bangku dan pohon ditaman.
"Dengan begini, semua akan jelas... Jika ia tak juga datang, aku akan melanjutkan niatku untuk berusaha melupakannya kembali..." Gumamku kemudian berjalan menuju rumah.
Apakah dia akan datang? Apakah semuanya benar adalah Seohyun? Kenapa aku merasa cemas berlebihan? Apakah seseorang akan menjawab pesanku? Apa yang harus aku lakukan jika itu Seohyun dan bukan Seohyun?
***
Can’t stop me now can’t stop me now
Geudaereul darmeun bom hyanggiga ajik chaneyo
Can’t stop me now can’t stop me now
Naneun meomchul su eomneyo i can’t stop loving you
Dua hari berlalu sejak hari itu, namun Seohyun belum muncul dihadapanku. Aku merasa semuanya sia-sia. Mungkin ada seseorang yang sengaja mengerjaiku dengan semua hal yang berhubungan dengan Seohyun. Sangat lucu jika aku masih seperti ini. Tapi aku semakin menginginkan Seohyun. Setidaknya tahu apakah dia masih hidup atau tidak.
"Hyung, ada yang ingin bertemu denganmu..." Jonghyun mengetuk pintuk kamarku.
"Siapa?!" Aku langsung membuka pintu dengan bersemangat, dan berharap yang menungguku adalah seseorang yang telah ku tunggu selama lima tahun untuk kembali.
"Aku tidak tau... Seorang wanita..." Jawab Jonghyun yang masih setengah sadar karena baru terbangun dari tidurnya.
"Baiklah, terima kasih..." Aku langsung berlari menuju pintu masuk rumahku.
"Permisi... Saya mewakili Seohyun Eonni untuk menyerahkan ini..." Gadis berambut ikal itu menyerahkan sebuah surat lalu berlari begitu saja tanpa sepatah kata kemudian.
"Ya! Tunggu... Dimana Seohyun sekarang?! Ya!" Aku ingin mengejar gadis itu namun aku tidak menggunakan alas kaki dan masih menggunakan piyamaku.
Oppa... aku merindukanmu... Sangat merindukanmu... Bisakah kita bertemu lagi? Oppa... Bagaimana kabarmu? Apakah kau masih mengingatku? Oppa... Apakah kau masih suka membuat lagu? Aku mendengar kamu mempunyai band belum lama ini... Bagaimana dengan bandmu? Semoga kau bisa segera debut dengan bandmu... Oppa... Maafkan aku yang hilang begitu saja... Aku harus pergi karena sebuah pengobatan... Aku selalu berharap bisa bertemu denganmu saat pengobatanku selesai, apakah kau masih mau bertemu denganku? Apakah kau akan memafkanku? Oppa... Apakah sekarang kau mempunyai pacar? Apakah dia gadis yang baik untukmu? Oppa... Ada yang ingin aku sampaikan padamu sejak lama, namun aku takut untuk menyampaikannya... Oppa... Aku ingin kita bertemu lagi di taman seperti biasa. Melukis dan menulis lagu bersama sampai hari gelap sambil bernyanyi bersama. Oppa, kau masih mau menyanyikan lagu itu untukku kan?
Oppa...
Surat itu berakhir dibaris terakhir. Sepertinya ada lembar yang hilang.
"Dimana lembar selanjutnya?Apakah kau disini Seohyun?" Aku berlari masuk ke kamar dan mengambil jaketku memakai sendal lalu berlari ke taman, tempat aku dan Seohyun bertemu.
Saat tiba di taman, aku tak menemukan Seohyun, hanya menemukan Shinhye sedang duduk di kursi tempat aku dan Seohyun biasa duduk dan menghabiskan waktu bersama.
"Kau... Sedang apa disini?" Aku duduk disebelah Shinhye yang terlihat murung. Aku melihat kesedihan dimatanya sekilas.
"Kau mencari lembar surat yang hilang itu bukan?" Tanya Shinhye dengan suara bergetar.
"Kau tau darimana? Apa mungkin...." Aku mulai berpikir macam-macam saat melihat Shinhye meneteskan air mata.
"Apa yang terjadi?" Aku membalik tubuh Shinhye agar menatapku.
"Bacalah... Aku pikir lima tahun sudah cukup..." Ucap Shinhye sambil menghapus air mata yang sedang meluncur ditepi pipinya yang mengembung.
Aku langsung menyambar lembaran surat lainnya dari tangan Shinhye.
Aku takut... Aku takut aku tidak bisa sembuh Oppa... Walaupun Appa da Eomma mengatakan aku pasti sembuh, aku masih merasa cemas. Seperti kecemasanku sebelumnya bahwa aku tidak bisa bertemu denganmu lagi... Oppa, apakah aku akan tetap hidup? Oppa... Jika aku memang akan pergi untuk selamanya, setidaknya aku ingin bertemu lagi denganmu... Sekali saja, aku ingin bertemu denganmu... Aku ingin mengungkapkan perasaanku padamu... Aku menyukaimu Oppa, mungkin ini adalah perasaan sayang? Atau cinta? Aku hanya merasa aku takut tidak bisa bertemu denganmu... Aku merasa takut yang menyelimuti seluruh hati dan pikiranku. Oppa, taukah kau, aku hanya mempunyai satu lukisan wajahmu, hanya mempunyai beberapa lembar foto bersamamu. Jika semua akan berakhir, aku ingin membuat lebih banyak lagi kenangan denganmu, Oppa.. Karena kau adalah satu-satunya Pria yang aku kenal... Oppa, aku selalu bertanya, apakah kau mempunyai perasaan yang sama padaku? Apakah kau menyukaiku? Tidak, menyayangiku? Oppa, aku ingin mendengar jawabanmu... Oppa, kepalaku semakin terasa sakit... Aku semakin takut untuk operasi... Oppa, kau tak perlu khawatir... Aku selalu berdoa untukmu... Oppa, hiduplah dengan bahagia, aku menyayangimu...
Aku tidak tau sejak kapan air mataku mengalir mengikuti lekuk pipiku. Apakah ini nyata? Apakah ini benar-benar dari Seohyun? Apakah aku tidak bisa bertemu dengannya lagi? Apakah penantianku sia-sia?Apa yang harus aku lakukan?. Ada begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dikepalaku, namun bibirku terasa terpaut dan terkunci tanpa mampu mengucapkan sepatah katapun setelah membaca lembar akhir surat dari Seohyun.
"Sudah aku katakan bukan bahwa berhentilah mencarinya! Ini alasanku... Aku baru bisa menceritakannya setelah seratus hari kematiannya. Itu janjiku pada Seohyun. Aku tak sengaja bertemu dengannya di rumah sakit. Seohyun mengenaliku sebagai sahabatmu, dia meminta permintaan terakhirku padamu untuk menyerahkan semua kenangan miliknya bersamamu tepat setelah seratus hari kepergiannya. Aku hanya melakukan apa yang dipinta Seohyun padaku untuk permintaan terakhirnya." Jelas Shinhye diiringi lirnangan air matanya.
"Ini saatnya kamu kembalikan hidupmu... Bukankah kau sudah tau jawabannya? Jika kau terus seperti ini, kamu benar-benar menghancurkan harapan Seohyun padamu. Bukankah Seohyun ingin kamu hidup bahagia?" Sambung Shinhye.
"Apakah kau tau dimana Seohyun sekarang? Maksudku makamnya..." Lirihku dengan suara yang sangat pelan.
"Aku akan mengantarmu besok, tolong tenangkan dirimu terlebih dahulu... Aku ingin kau pikirkan lagi semuanya, dan kembali dengan keputusan terbaikmu. Bukannya aku melarangmu mencintai seorang wanita, tapi sadarilah kenyataan yang menjadi batas semuanya. Aku ingin kau kembali pada musikmu... Kembali pada duniamu. Kau tidak harus menghapus semua kenangan tentang Seohyun, hanya sadari bahwa yang kau lakukan selama ini sudah cukup. Penantianmu akan Seohyun, harus berhenti. Karena sampai kapanpun kau menunggu, akhirnya akan selalu sama seperti lima tahun terakhir." Shinhye menghapus air matanya dan beranjak pergi.
"Terima kasih..." Lirihku masih dengan tatapan kosong.
"Apapun demi sahabatku...: Jawabnya Shinhye.
Aku berjalan pulang dengan kaki yang lemas, dan tubuh yang bergetar bersama seluruh khayal dan emosi yang menguras tenagaku hingga aku merasa sangat rapuh saat ini.
"Hyung, kau kenapa?" Jungshin mengejarku hingga depan pintu kamar.
"Tinggalkan aku sendiri..." Aku membanting pintu begitu saja.
"Maafkan aku, Jungshin..." Batinku dalam hati.
Aku langsung merebahkan tubuhku diatas tempat tidur. Masih berusaha merenungkan apa yang baru saja aku alami. Aku tau apa yang harus aku lakukan, tapi aku masih belum bisa menerima kenyataan yang baru saja aku dapatkan, tepatnya hatiku. Rasanya masih terlalu sakit, dan menusuk jantungku. Bukan karena penantianku sia-sia, tapi karena harapanku telah sirna. Aku benar-benar tidak bisa bertemu lagi dengan Seohyun. Tidakkah itu kejam?
Aku bahkan belum menyampaikan perasaanku, belum menyampaikan isi hatiku yang terpendam sangat lama. Dan penyesalan itu semakin menusuk hatiku saat aku tau ternyata Seohyun mempunyai perasaan yang sama denganku. Aku hanya bisa mengumpat diriku sendiri saat ini. Betapa bodohnya aku, betapa kejamnya diriku membiarkan gadis itu terkurung dari perasaannya, sementara aku bersembunyi dalam rasa ragu ku untuk mengungkapkan perasaanku.
"Semua belum berakhir... Aku tidak bisa berakhir seperti ini... Aku harus bisa kembali menjadi Yonghwa yang Seohyun sukai... Aku tak bisa menyesal selamanya... Aku ingin bangkit dari rasa terpuruk ini untuk Seohyun... Aku tidak akan membuang waktuku dengan sia-sia lagi... Tidak akan..." Lirihku sambil meraih kertas dan pensil untuk menulis sebuah lagu.
***
Han georeum dwiramyeon heorakhal su innayo miss you
Han georeum dwieseo naneun gidarilgeyo
Geugeotdo andwaeyo geugeotdo andwaeyo
Geugeotdo andoemyeon geureom nan eotteokhanayo
Geudae han madie naneun useoyo
Geoulcheoreom maeil sarayo
Naui haruneun geudaeui geosijyo
Can’t stop me now can’t stop me now.
Geudaereul darmeun bom hyanggiga ajik chaneyo
Can’t stop me now can’t stop me now.
Naneun meomchul su eomneyo i can’t stop loving you
Michin deut michil deut haneobsi bureuda bomyeon
Han beoneun dorabolkkayo
Can’t stop me now can’t stop me now
Geudaeman baraboneun nae mam ajik siryeoyo
Can’t stop me now can’t stop me now
Naneun meomchul su eomneyo i can’t stop loving you
Heutnallineun barame geudae tteoolla
Nunbusin haessare geudae tteoolla
Naneun meomchul su eomneyo i can’t stop loving you
Aku tak bisa lagi menahan air mataku saat menyanyikan lagu buatanku didepan makam Seohyun.
"Oppa datang... Lagu baru Oppa buatmu... Apakah kau suka? Oppa tidak akan menangis dan sedih lagi, apakah kau akan bahagia disana?" Lirihku sambil menatap makam Seohyun.
Shinhye meremas lembut bahuku, menguatkan diriku dengan caranya.
"Oppa ridak akan membuang-buang waktu lagi untuk bersedih, agar kau tidak bersedih disana... Seohyun... Jadilan bintang yang paling bersinar di langit, agar Oppa bisa mengenalmu dan melihatmu saat Oppa merindukanmu... Seohyun... Saranghae..." Lirihku sambil memejamkan mata, meneteskan air mata terakhirku,
Aku berjanji tidak akan bersedih lagi, agar Seohyun bisa pergi dengan tenang. Aku berjanji sebagai seorang Pria yang mencintainya untuk tidak menyia-nyiakan sisa hidupku hanya untuk meratapinya. Aku mengantar kepergianmu dengan hati yang lega.
***
Jangan pernah membuang waktumu jika kau benar-benar menyukai seseorang. Apapun hasilnya, walau sedikit rasa kecewa muncul, tak akan sesakit rasanya saat kau tak lagi dapat mengungkapkannya. Jangan biarkan harapanmu yang hilang menghancurkan hidupmu. Bangkitlah dengan harapan yang baru. Jangan sia-siakan hidupmu pada sesuatu yang masih bisa kau perbaiki dikemudian hari. Karena sesungguhnya selalu ada jalan untuk harapan barumu menuju kebahagiaan.
This Is My Story abaout #Can't Stop
Follow me on twitter @annisRprianti_
just mention for follback :)
thanks for reading