Author POV
Jaebum masuk ke dorm dengan wajah kusut. Begitu menyadari kehadiran Jaebum, semua member langsung berkerumun di sekeliling Jaebum. Dengan sedikit tidak sabar, mereka mempertanyakan tentang keadaan Jinyoung. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan semua member membuat Jaebum menghela afas berat. Jaebum menghempaskan tubuhnya di sofa.
* * *
Jaebum POV
"Dokter meminta Jinyoung untuk perawatan intensif" aku pun mulai menjawab pertanyaan mereka.
"Jinyoung hyung sakit apa??" tanya Bambam
"Molla" kataku sambil menundukkan kepalaku.
Semuanya mulai sibuk dengan spekulasi masing-masing soal penyakit Jinyoung. Aku sendiri merasa kesal karena tidak bisa memperhatikan kesehatan para member. Aku benar-benar merasa gagal menyandang peran seorang leader.
"AAAAAHHHHHH!!!!" teriakku kesal dan marah. Air mata yang dari tadi kutahan akhirnya bobol juga.
"JB-ah" kata Mark berusaha menenangkanku.
* * *
Mark POV
"AAAAAHHHHHH!!!!" Jaebum berteriak kesal. Aku melihatnya menangis untuk pertama kalinya semenjak kami mengenal satu sama lain.
Jaebum dan Jinyoung memang sudah lama saling kenal. Bahkan sebelum kami saling mengenal. Jadi sangat wajar kalau Jaebum menyesal begitu melihat kondisi Jinyoung saat ini.
"JB-ah" kataku seraya merangkulnya dengan harapan Jaebum bisa sedikit lebih tenang.
"Ini bukan salahmu. Kita semua salah. Seharusnya kita harus lebih saling memperhatikan satu sama lain. Itu karena kita sama-sama GOT7" kataku seraya menepuk perlahan pundak Jaebum.
* * *
Yura POV
Aku sudah mulai terbiasa tinggal di negara ini. Tapi tetap saja, aku belum bisa ngobol terlalu panjang dengan orang-orang asli negara ini.
Ve juga sudah mulai kuberi kabar setelah mendapat hp dari bibi Kim. Masih jelas diingatanku gimana senangnya Ve begitu mendapat kabar dariku. Semalaman kami mengobrol ngalor ngidul sampai akhirnya dia menceritakan soal orang yang mencariku.
-flashback-
"Oh iya, Ra" kata Ve di seberang sana.
"eoh??"
"kemaren ada yang nyariin lo" kata Ve dengan nada serius.
"Siapa??"
"Katanya teman lo. Kalo gue ga salah...namanya...hmmmm...A...Alex" kata Ve.
"Alex?? Perasaan aku ga pernah punya teman yang namanya Alex" kataku
"Serius lo??!!"
"Iya. Memang dia nanya apa??"
"Keberadaan lo"
"Terus kamu jawab??"
"Yah gue bilang aja lo lagi di korea menjalankan amanat nyokap lo"
-flashback end-
Aku semakin penasaran dengan orang yang bernama Alex itu. Seumur hidup aku ga pernah punya teman yang namanya Alex. Terus dia ngapain nyari aku? Pertanyaan ini berputar di kepalaku.
"Yura" bibi Kim mengetok pintu kamar dan membuyarkan lamunanku.
"Ne" kataku sambil berlari membuka pintu untuk bibi Kim.
"Temani bibi ke rumah sakit ya" pinta bibi Kim.
"Ne. Tapi aku ganti baju dulu" kataku sambil memperhatikan wujudku.
* * *
Aku menunggu bibi Kim di depan ruangan dokter. Sebenarnya bibi Kim sudah mengajakku masuk ke dalam ruangan tapi aku menolak dengan alasan ingin menghubungi Ve. Padahal karena aku malas berlama-lama di ruangan dokter.
Aku berkutat dengan hpku seraya bersandar ke dinding. Ketika sibuk dengan duniaku tiba-tiba aku mendengar suara keras dari kamar yang letaknya tak jauh dari tempatku. Karena tingkat penasaranku yang memang sangat amat teramat tinggi, aku berjalan mendekati kamar yang kuduga sebagai asal suara tadi.
Setibanya di depan kamar yang kucurigai, aku mendapati seorang pasien sedang kesusahan memperbaiki posisi tiang infusnya yang terjatuh.
"Biar kubantu" kataku sambil berlari kecil ke arahnya.
Si pasien hanya menatapku bingung. Setelah tiang infus kembali ke posisi semula, aku memandangnya dan memberikan senyuman.
"Keluargamu tidak menjagamu??" tanyaku sambil melihat ke sekeliling dan tidak mendapati seorang pun disana.
"Kau tidak tau aku siapa??" tanya si pasien cowok itu padaku.
Aku yang mendengar pertanyaannya hanya bisa menggelengkan kepalaku bingung.
"Aku Jinyoung" katanya padaku.
"Aku Yura" kataku dengan senyuman.
* * *
Aku dan Jinyoung mulai dekat. Jinyoung orang korea tapi sepertinya dia anak baik. Itu pandangan pertamaku padanya. Yang membuatku nyaman ngobrol dengan Jinyoung karena sekali-sekali Jinyoung berbicara dengan nada yang aneh. Katanya itu dialect Busan. Busan dimana juga aku gatau dan gamau tau.
Pembicaraan kami berakhir karena bibi Kim yang ternyata sudah mencariku dari tadi.
"Aku pamit ya" kataku bangkit berdiri.
"Ne noona. Gomawo karena sudah mau menemaniku" kata Jinyoung padaku.
"eoh. Get well soon" kataku dan beranjak meninggalkan kamar itu.
* * *
Joon Ha POV
Aku melangkahkan kakiku memasuki gedung JYP Ent. Aku langsung naik ke kantor JYP Samchun dengan harapan bisa mendapat informasi soal seseorang bernama Kim Min Jung.
Aku masuk ke ruangan JYP Samchun setelah sebelumnya mengetuk pintu.
"Oh, Joon Ha. Kenapa kesini?? Kau mau mencari Jinyoung ato Suzy" kata Samchun padaku dengan senyum menggoda.
"Ani. Samchun-ah, ada yang mau kutanya" kataku dengan nada sedikit serius.
"Mwo?"
"Samchun mengenal orang bernama Julia ato Kim Min Jung?" tanyaku pada samchun.
JYP samchun yang mendengar aku menyebut nama Julia dan Kim Min Jung menghentikan semua kegiatannya dan memandangku bingung. Samchun bangkit berdiri dan duduk di sampingku dengan wajah serius.
"Darimana kau tau soal nama itu?" tanya samchun dengan wajah tegang.
"Aku tau Julia dari pesan eomma" kataku sambil mengeluarkan surat eomma. Samchun mengambil surat itu dan membacanya.
"Kim Min Jung, aku tak sengaja mendengar appa berbicara dengan seseorang yang bernama Kim Min Jung" kataku melanjutkannya.
"Sudah sampai mana kau tau soal Julia??" tanya samchun padaku.
"Julia dan appa punya anak perempuan bernama Yura" kataku lagi.
"Kim Min Jung itu teman baik Julia dan orang yang paling mendukung hubungan appamu dan Julia" kata samchun dengan pandangan menerawang jauh ke masa lalu.
Aku terkejut mendengar ucapan samchun dan memaksa samchun untuk menceritakan semuanya dengan jelas. Tanpa ragu, samchun pun menceritakan semuanya padaku. Mulai dari appa mengenal wanita bernama Julia sampai akhirnya appa meninggalkan wanita itu dan menikahi eomma.
Setelah mendengar apa alasan appa meninggalkan keluarganya dulu membuatku berada di posisi yang sulit. Di satu sisi, aku membenci eomma yang ternyata menjadi penyebab appa meninggalkan Julia. Tapi di sisi lain, aku tidak bisa membenci eomma setelah membaca surat itu.
* * *
"Samchun, sekarang Kim Min Jung dimana??" tanyaku setelah aku mampu mengendalikan emosiku.
"Aku tidak yakin apa dia masih di alamat itu atau tidak" kata samchun ragu.
Samchun memberiku sebuah alamat yang menurutnya adalah alamat Kim Min Jung. Tapi samchun tidak terlalu yakin karena waktu itu dia hanya tidak sengaja melihat Kim Min Jung ada di daerah itu.
Aku keluar dari ruangan samchun dengan senyum yang tergambar jelas. Aku memandang alamat dan foto Yura noona.
"Aku pasti akan menemukanmu Park Yura" kataku dengan sangat yakin.
* * *
Author POV
Joon Ha keluar dari ruangan JYP dengan senyum yang tidak bisa disembunyikannya.
"Aku pasti akan menemukanmu Park Yura" katanya dengan sangat yakin.