Mark POV
Aku berbaring santai di kamar sambil mendengar lagu-lagu GOT7. Kami baru saja pulang setelah menyelesaikan schedule terakhir untuk hari ini. Entah kenapa, pikiranku melayang ke Yura. Aku merindukannya. 'sayang Yura ga punya hp' batinku menyesalinya.
Aku tersenyum begitu aku mengingat bagaimana Yura tertawa malam itu. Mungkin kalau ada orang yang melihatku senyum-senyum seperti ini, mereka akan berpikir kalau aku sudah gila. Tapi mungkin benar, aku sepertinya sudah gila karena Yura.
Seseorang mengguncang badanku perlahan. Aku membuka mataku dan mendapati sosok Bambam dengan ekspresi kebingungan melihatku.
"Wae??" kataku sambil melepas earphone.
"Gwenchana hyung??" tanya Bambam balek.
"eoh" kataku mengiyakan.
Sementara Bambam hanya memiringkan kepalanya melihat tingkahku. Dia beranjak dari tempatnya semula dan membuka laptopnya. Itu memang kebiasaannya setiap kami menyelesaikan schedule kami. Aku sendiri tak tahu dia melakukan apa dengan laptopnya.
"Bam" kataku.
"ne??" ucapnya tanpa menoleh ke arahku.
"Kau pernah jatuh cinta??" tanyaku lagi.
"ne??" kali ini dia menoleh ke arahku dengan tatapan terkejut.
"Kau jatuh cinta hyung?" tanyanya lagi dengan ekspresi tidak percaya.
"Sepertinya" kataku sambil menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.
"Nugu?? Siapa yeoja itu?? Yeppeo??" tanyanya beruntun.
"eoh, yeppeo" kataku mengiyakan.
"Nugu?? Yak hyung, kau harus cerita soal ini!!" seru Bambam yang mampu membuat Jinyoung dan Jackson masuk ke kamar.
"Yak!! Kenapa di kamar ini sepertinya ada topik seru" kata Jackson mengambil posisi duduk di sebelahku.
"Mark hyung lagi jatuh cinta" kata Bambam yang mendapat jitakan pelan dariku.
"Jeongmal??!!" seru Jinyoung tak percaya.
Aku hanya membalas pertanyaan Jinyoung dengan senyum malu-malu. Jackson dan Jinyoung mengajukan pertanyaan yang sama dengan Bambam. Aku menghela nafas berat.
"Dia bukan dari kalangan kita. Dia juga bukan orang korea tapi dia bisa hangul lebih baik dariku" kataku pada mereka.
"Daebak. Kau temukan dimana hyung??" tanya Jinyoung dan Bambam hampir bersamaan.
"Kau kira dia barang??" kataku sambil mengambil ancang-ancang akan menjitak mereka satu persatu tapi mereka langsung menjaga jarak. Jadi aku membatalkan keinginanku untuk menjitak mereka.
"Dia lebih muda darimu hyung??" tanya Jackson.
"Ani. Dia lebih tua 2 tahun dariku" kataku.
"Hul!! Hyung, kau benar-benar mengikuti trend di korea" kata Jinyoung sambil mengangkat 2 jempolnya.
"Tapi... Dia tidak suka korea dan semua tentang korea, termasuk idol" kataku murung.
Jackson, Bambam dan Jinyoung terdiam begitu mendengar ucapanku tadi. Aku menghela nafas berat lagi kalau mengingat pernyataan Yura tentang Korea.
"Lalu bagaimana kalian bisa dekat??" kata jackson dengan polos.
"Mark hyung bukan orang korea" kata Jinyoung sambil menjitak pelan kepala jackson.
"Hyung, kalau kalian memang jodoh, kalian pasti bisa bersama" kata Jinyoung sambil menepuk pelan pundakku untuk menyemangatiku.
Aku yang mendengar itu hanya bisa mengangguk perlahan dengan harapan ucapan Jinyoung pasti ada benarnya.
* * *
Author POV
Di backstage, GOT7 sedang bersiap-siap untuk naik ke panggung. Tapi satu di antara mereka yang tak lain Jinyoung hanya duduk lemas dan terbatuk sekali-sekali.
"Gwenchana??" tanya Jaebum sambil memegang jidat Jinyoung.
"eoh" kata Jinyoung pelan.
"Lebih baik kau tidak usah ikut perform" kata Mark khawatir.
"Ani. Kita sudah susah payah berlatih. Aku tidak mau jadi perusak" kata Jinyoung berdiri.
"Hyung, kau sepertinya benar-benar sakit" kata Yugyeom khawatir melihat kondisi hyungnya.
"Sehabis ini, aku janji pergi ke rumah sakit bersama manager hyung" kata Jinyoung tersenyum dengan harapan kekhawatiran membernya berkurang.
Kemudian salah satu kru meminta GOT7 untuk standby karena 5 menit lagi mereka tampil. GOT7 termasuk Jinyoung langsung berlari ke panggung.
* * *
Yura POV
Aku membuka bungkusan yang diberi Bibi Kim semalam padaku dan mendapati isinya adalah hp.
-flashback-
"Ini untukmu" kata Bibi begitu aku masuk kerumah semalam.
"Ini apa, Bi??" tanyaku bingung.
"Kau pasti membutuhkannya disini" kata Bibi Kim dengan tersenyum.
-flasback end-
Aku berlari keluar kamar dan menemui Bibi Kim yang sedang menelfon seseorang di teras rumah. Begitu tiba di belakang Bibi Kim, aku langsung memeluk Bibi Kim dengan erat. Aku merasa bahagia bisa mendapat keluarga baru seperti ini.
Bibi Kim berbalik menatapku dan membelai kepalaku dengan lembut.
* * *
Author POV
Bibi Kim terlihat sedang berbicara dengan seseorang di telfon. Tapi sepertinya beliau menerima telfon dari orang yang tidak diharapkannya. Wajahnya terlihat marah, berbeda dengan Bibi Kim yang selalu tersenyum.
"Jangan harap aku akan membantu" kata Bibi Kim geram.
"Aku tak menyangka kalau kau ternyata tidak sebaik yang kupikir" katanya lagi.
"Apa kau tak tau kalau mereka sangat menderita??"
Tiba-tiba Bibi Kim merasa Yura memeluknya dari belakang. Bibi Kim sempat membeku dan langsung memutuskan pembicaraannya di telfon.
Bibi Kim berbalik dan membalas pelukan Yura. Bibi Kim membelai kepala Yura dengan lembut.
"Bibi akan melindungimu, nak" kata Bibi Kim dengan mata berkaca-kaca.
* * *
Joon Ha POV
Aku tak bisa terus-terusan menyembunyikan soal kematian Julia dari appa. Bagaimana pun appa berhak tau. Lagian masih ada noona yang bisa menggantikan posisi Julia nantinya. Paling tidak noona bisa menyembuhkan luka appa karena kehilangan Julia.
Aku melangkahkan kakiku dengan berat ke ruang kerja appa. Belum sempat aku mengetuk pintunya, aku mendengar appa seperti berbicara dengan seseorang di telfon. Suara appa terdengar seperti memohon. Aku mendekat ke celah pintu yang sedikit terbuka.
"Aku mohon bantu aku menemukan mereka" kata appa dengan suara menahan tangis.
"Aku punya alasan kenapa aku melakukannya"
"Karena aku tau makanya aku ingin menebus kesalahanku pada Julia. Aku mohon aku merindukan mereka berdua"
"Yoboseyo??? Min Jung-ah?? Yak!! Kim Min Jung??"
Sepertinya pembicaraan appa dengan seseorang bernama Kim Min Jung terputus secara sepihak. Aku melihat appa tertunduk lemas. Sayup-sayup aku juga mendengar isak tangis appa. 'baru sekali aku mendengar appa menangis' batinku.
"Bogoshipo Julia" kata appa di sela tangisnya.
Aku membatalkan niatku untuk memberitahu kematian Julia. Melihat kondisi appa yang sepertinya sangat merindukan Julia dan noona membuatku berpikir ulang. Aku harus menemukan noona dulu. 'Kim Min Jung??' Sepertinya aku harus mulai mencari tau orang yang bernama Kim Min Jung ini.
* * *
Author POV
Penampilan GOT7 berakhir sukses. Latihan mereka tidak sia-sia. Mereka semua turun panggung dengan senyum merekah di wajah mereka. Tiba-tiba Jinyoung terjatuh tak sadarkan diri. Semua member dan kru terkejut.
Semua member mendekati Jinyoung dengan wajah khawatir. Mark menyuruh Yugyeom mencari manager hyung. Jaebum mengguncang perlahan tubuh Jinyoung.
"Jinyoung-ah, ireona!!!" teriak Jaebum dengan mata berkaca-kaca.
Manager datang dengan wajah yang tak kalah khawatirnya dengan para member. Manager dan Jaebum mengangkat tubuh lemah Jinyoung.
"Aku akan membawanya ke rumah sakit, kalian kembalilah" perintah Manager pada mereka semua.
"Hyung, aku ikut" kata Jaebum.
Jaebum dan Jinyoung memang dekat karena mereka sudah sering bersama. Sebelum bersama GOT7, Jaebum dan Jinyoung debut bersama di JJ Project dan juga Dream High. Jadi sangat wajar kalau Jaebum sangat khawatir pada Jinyoung.
"Baiklah" kata manager "Mark, kalian semua kembalilah ke dorm, aku akan mengatur ulang jadwal kalian" katanya pada Mark.
"Arra hyung. Tapi tolong kabari kami soal Jinyoung" kata Mark memohon.
Manager dan Jaebum langsung melarikan Jinyoung ke rumah sakit sebelum keadaannya semakin memburuk.
* * *
TO BE CONTINUE...
Selamat Membaca
Kritik dan Saran sangat diperlukan untuk kemajuan ff ini
Peace, Love and Enjoy it :)