home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Seoul, I Think I'm In Love

Seoul, I Think I'm In Love

Share:
Author : harnds2308
Published : 08 Mar 2014, Updated : 13 Apr 2015
Cast : yura (OC), JB, Mark, Park Joon Ha (OC), GOT7 member
Tags :
Status : Ongoing
7 Subscribes |61386 Views |14 Loves
Seoul, I Think I'm in Love
CHAPTER 5 : Part 5

Author POV

Joon Ha mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang sedang, untung saja saat itu jalanan tidak ramai. Beberapa kali Joon Ha menghela nafas berat setiap mengingat percakapan di telfon tadi siang.

Joon Ha marah pada dirinya sendiri karena terlambat menemukan Julia. Yang itu juga berarti dia gagal memenuhi permintaan eommanya. Berkali-kali Joon Ha melampiaskan amarahnya pad setir mobilnya.

Tanpa disadarinya, Joon Ha tiba dirumah. Perasaannya semakin kalut begitu mendapati mobil appanya terparkir cantik di tempat yang sama.

*  *  *

Joon Ha POV

"Joon Ha, kau sudah pulang?" tanya appa begitu aku melewati ruang keluarga. Aku hanya membalas pertanyaan itu dengan senyuman.

"Kau sudah makan? Makan dulu sana" kata appa lagi.

"Ani. Aku sedikit lelah. Aku langsung istirahat saja" kataku sambil senyum.

Aku bukannya tidak lapar. Tapi semenjak mendapat kabar Julia tadi siang, nafsu makanku menguap entah kemana. Aku juga tidak ingin berlama-lama ada di ruangan yang sama dengan appa. Setiap melihat appa, aku hanya akan mengingat kalau Julia sudah tidak ada.

Aku berniat tidak akan mengatakan apapun soal Julia sampai aku menemukan anak perempuan Julia. Paling tidak, meski Julia tidak ada, masih ada anak perempuannya yang mampu mengobati luka appa kelak.

*  *  *

Jaebum POV

"Kenapa kau membelanya hyung?!!" tanya Youngjae kesal begitu kami masuk ke dorm.

Karena suara Youngjae yang terdengar cukup keras, semua member langsung berkumpul di ruang tengah.

"Youngjae-ya. Aku yakin dia tidak melakukannya" kataku berusaha membela Yura.

"Kalau kau salah bagaimana??"

"Aku yakin 100%. Dia mau mengembalikan ini saja sudah cukup" kataku "Lagian dia sepertinya tidak mengenal kita" kataku lagi.

"Kalau terjadi sesuatu pada GOT7, itu berarti salahmu hyung" kata Youngjae beranjak.

"Arra" kataku sebelum Youngjae membanting pintu kamar dengan keras.

Aku hanya bisa menghela nafas berat melihat tingkah Youngjae. Aku sangat yakin Yura tidak melakukannya. Dia bahkan tidak tau siapa kami.

"Aku yakin kau leader yang bisa diandalkan hyung" kata Jinyoung menepuk bahuku perlahan.

Aku hanya membalas ucapannya dengan senyuman. "Kau tidur dimana malam ini hyung?" tanya Bambam.

Aku memandang pintu kamar yang baru saja dimasuki Youngjae. Kami berada di satu kamar yang sama, tapi melihat emosi Youngjae yang menggebu-gebu tadi, aku memilih untuk menjaga jarak dulu dengannya.

"Aku tidur di sofa saja" kataku tersenyum. "Kalian istirahatlah, besok kita ada schedule pagi" kataku meminta semua member untuk tidur.

*  *  *

Setengah jam sudah aku masih tetap terjaga di sofa. Aku berusaha untuk memejamkan mataku tapi tetap tidak bisa. Otakku terus dipenuhi wajah Yura. Saat Yura menatap langit dengan tatapan itu. Saat Yura menatapku tajam karena sudah menuduhnya yang bukan-bukan.

Entah kenapa, aku seperti ingin mengenal Yura lebih dalam. Tapi bagaimana caranya?? Aku bahkan tidak tau dia tinggal dimana.

*  *  *

Yura POV

Hari ini, aku berencana untuk tidak kemana-mana sementara Bibi Kim pergi ke Rumah Sakit untuk mengikuti kegiatan donasi yang diadakan kantornya. Aku baru saja selesai beres-beres.

Aku berbaring di tempat tidur sambil memandangi foto yang ditinggalkan mama. Ya, foto pria yang dikatakan sebagai ayah. Aku hampir saja lupa untuk mencarinya.

"Apa yang mama lihat dari pria seperti ini??" tanyaku pada choco yang berbaring di sampingku dengan menggunakan bahasa.

"Apa bagusnya sih pria itu??!!" aku sangat membencinya, emosiku langsung meluap setiap memandang foto itu.

Aku meraih jaketku, meninggalkan pesan untuk Bibi Kim dan menggendong choco. Kalau lebih lama di rumah sehabis melihat foto itu, aku bisa gila.

Aku memasuki taman yang tidak terlalu jauh dari rumah Bibi Kim. Disana aku dan choco kejar-kejaran di rumput sampai aku kelelahan.

'aku memang udah tua untuk lari-lari kek gini' batinku sambil melihat choco melompat-lompat girang. Ini pertama kalinya aku membawa choco keluar rumah semenjak kutemukan waktu itu. Selagi aku berusaha mengembalikan nyawaku yang nth beterbangan kemana sehabis lari, kulihat choco berlari menjauh dariku. Aku langsung mengejarnya dengan sisa oksigen yang kupunya.

Kulihat choco berhenti di salah satu kaki pengunjung. Aku berhenti sejenak sambil berusaha mengatur nafasku.

*  *  *

Mark POV

Sore ini, GOT7 baru saja menyelesaikan schedule di salah satu radio online. Manager memberi kami free time sampai malam. Tadinya aku akan bermain game dengan Jinyoung dan Bambam. Tapi mengingat suasana dorm yang kurang baik karena pertengkaran Youngjae dan Jaebum semalam, aku memilih untuk pergi keluar dorm.

Aku berjalan menyusuri jalan kota seoul lengkap dengan penyamaranku. Cuaca hari ini memang tidak terlalu dingin. Aku memasuki taman yang tidak terlalu ramai pengunjung, hanya terlihat beberapa orang yang sedang menikmati cuaca hari ini.

Aku duduk di salah satu bangku taman itu sampai tiba-tiba seekor anak anjing mengendus di kakiku. Aku tersenyum melihat tingkah anjing tersebut.

"Kau kesini dengan siapa??" tanyaku pada anjing itu dan mengangkatnya ke pangkuanku. 'aku kayaknya pernah lihat anjing ini' batinku sambil memandang lekat anjing berbulu coklat itu.

"Choco, udah kubilang jangan lari jauh-jauh" kata seorang cewek dengan bahasa yang tidak kumengerti.

Aku mendongak kepalaku untuk melihat cewek yang sepertinya pemilik anjing ini. Aku terkejut senang begitu mendapati siapa pemilik anjing ini. Pantas saja aku merasa pernah bertemu dengan anjing ini.

"Mianhae, dia memang sedikit nakal" katanya sambil membungkuk minta maaf lalu mengangkat anjing itu dari pangkuanku.

"Chakkaman!!" seruku ketika dia akan beranjak pergi dari hadapanku.

"Kau tidak ingat denganku??" tanyaku padanya tapi dia hanya mengerutkan keningku.

"Kita pernah bertemu sewaktu kau menemukan anjing itu" ujarku sambil menunjuk anjing yang ada di pelukannya.

*  *  *

Yura POV

"Kita pernah bertemu sewaktu kau menemukan anjing itu" katanya sambil menunjuk choco.

Mendengar pernyataannya tadi membuatku mengerutkan keningku. Aku berusaha mengingat kejadian sewaktu aku menemukan choco malam itu. Aku memang bertemu dengan cowok berambut merah. Tapi karena waktu itu sudah malam, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"Aku memang bertemu seseorang tapi yang aku ingat hanya rambut merahnya" kataku sambil berusaha mengingat wajah cowok itu.

"Itu aku" katanya sambil melepas hoodie yang dikenakannya dan terlihatlah rambutnya yang berwarna merah. Selain itu dia melepas kacamatanya juga.

Mungkin kalau aku sama seperti Ve yang sangat menggilai semua tentang korea, aku akan pingsan seketika  atau setidaknya aku mimisan karena cowok dihadapanku ini memang tergolong cowok yang cukup punya nilai jual di mata cewek jaman sekarang.

"Mark imnida. Namamu siapa?" tanyanya sambil mengulurkan tangan.

"Yura" jawabku tanpa berniat menyambut uluran tangannya. "Mark?? Aku rasa namamu terdengar cukup amerika untuk ukuran orang korea sepertimu" lanjutku lagi dengan nada yang sedikit mengejek.

"Aku memang dari Amrik dan aku bukan orang korea" kata Mark dengan sedikit terkekeh.

"Hah??"

"Ne. Aku berdarah Cina tapi lama tinggal di Amrik" ucap Mark meyakinkanku.

"Lalu kau ke korea ngapain?"

"Mengejar mimpiku."

*  *  *

Mark POV

"Mengejar mimpiku" kataku sambil tersenyum.

Yura membalas pernyataanku itu dengan senyuman. Aku terkejut melihat dia tersenyum kepadaku. Karena pertama kali kami bertemu malam itu, yang kudapat hanya tatapan tajam darinya. Aku suka sewaktu dia tersenyum seperti ini. Dia terlihat lebih manis.

"Yura-ssi aku juga penasaran denganmu"

Yura memandangku bingung.

"Kau bisa hangul dengan sangat baik, apa kau orang korea?"

"Ani" jawabnya singkat.

"Lalu apa kau sudah lama tinggal di korea??"

"Ani"

"Lalu apa yang kau lakukan di Korea??"

"Mencari orang yang sangat tidak ingin kutemui" katanya pelan, bahkan seperti mengguman. Tapi telingaku masih bisa mendengarnya dengan baik.

Aku menatapnya lekat dan mendapati air wajahnya yang berbeda lagi. Bahkan aku sendiri sulit mengartikannya. Sepertinya Yura banyak menyimpan rahasia yang ingin dikuburnya dalamm-dalam.

*  *  *

TO BE CONTINUE...

maaf ceritanya sedikit ga jelas, nulisnya waktu lagi kehabisan ide.

Selamat membaca :)

Kritik dan Saran sangat diperlukan demi kemajuan ff ini

Peace, Love and Enjoy it :)

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK