Jaebum POV
Aku dan Youngjae tiba di taman tapi tiba-tiba aku ingat kalau aku tidak tau wajah si cewek itu seperti apa. Ya secara aku sendiri waktu itu cuman nunduk karena takut ketahuan.
"Hyuunngg, sekarang gimana kita mencarinya?!!" teriak Youngjae setelah aku bilang kalau aku tidak tahu seperti apa wujud si cewek itu.
"Kayaknya di cewek korea, dia tidak pakai dialect waktu di telfon" kataku coba mengasumsikan.
Youngjae langsung coba mencari dengan hint seadanya dariku. Sementara aku, mataku menangkap satu sosok cewek yang duduk di salah satu bangku. Aku melihatnya menatap langit dengan tatapan sendu. Air matanya mengalir dari sudut matanya. Cewek itu kemudian mengucapkan sesuatu dalam bahasa yang tidak kumengerti.
"Hyung, coba kau telfon lagi. Mungkin kita bisa tahu yang mana cewek yang menemukan hpmu itu" kata Youngjae membuatku mengalihkan perhatian dari cewek tadi.
Aku mengikuti saran Youngjae dan mencoba menghubungi nomorku lagi. Sambil menunggu panggilan tersambung, aku kembali menatap cewek itu lagi. Mataku membulat terkejut begitu panggilan sudah tersambung.
"Yoboseyo" kata cewek yang tak lain adalah cewek yang kuperhatikan sedari tadi.
"Yoboseyo. Bagaimana kami bisa menemukanmu?" tanyaku menyembunyikan keterkejutanku.
* * *
Yura POV
"Aku kangen, ma" ujarku sambil menatap langit.
Dulu, aku dan mama sering menatap bintang di langit. Aku tidur di pangkuan mama. Aku merasa sewaktu aku tidur di pangkuan mama, semua masalahku tumpah begitu saja. Aku memang bukan anak yang cengeng dan suka menceritakan perasaanku begitu saja. Aku cenderung sering menyimpannya dalam hati dan memilih untuk membuangnya dengan tidur di pangkuan ato di pelukan mama.
Lamunanku tentang mama buyar ketika hp si cowok berdering lagi. Aku mencabut earphoneku dan merogoh tasku mencari hp tersebut.
"Yoboseyo" kataku seraya menghapus sebulir air mata di pipiku.
"Yoboseyo. Bagaimana kami bisa menemukanmu?" tanya cowok itu.
"Aku rasa cukup mudah. Saat ini hanya aku yang duduk sendirian di taman ini" kataku lagi.
"Arraseo" katanya dan panggilan pun terputus.
* * *
"Annyeonghaseyo" kata seorang cowok yang berdiri di hadapanku.
Aku mengangkat kepalaku dan mendapati 2 cowok berdiri di depanku. Seorang cowok dengan kulit putih, mata sipit, alis mata yang lumayan tebal dan rambut berwarna terang sedangkan yang satu lagi cowok dengan tubuh yang sedikit lebih berisi dari cowok berambut terang itu.
Keduanya menggunakan topi. Yang membedakan mereka hanya salah satu dari mereka menggunakan hoodie di atas topi yang dikenakannya.
"Jaebum?" tanyaku memastikan.
"Ne. Aku Jaebum" kata pria dengan rambut terang "Ini Youngjae" lanjutnya lagi.
Sementara aku hanya membalasnya dengan senyuman yang sedikit dipaksa. 'sumpah, aku ga pengen tau nama kalian' batinku.
"Igo" kataku sambil menyerahkan hp tadi kepada Jaebum.
"Lain kali hati-hati" kataku kepada Jaebum dan berbalik meninggalkan mereka.
* * *
Belum lama melangkah, Jaebum kembali memanggilku.
"Tunggu!!" seru jaebum.
Aku membalikkan badan, menatap Jaebum dan Youngjae dengan tatapan bingung. Jaebum mendekat ke tempatku berdiri.
"Aku boleh tau siapa namamu?" tanya Jaebum hati-hati.
"Yura. Kau bisa memanggilku Yura" kataku bingung.
"Yura-ssi, sewaktu kau menemukan ini, apa kau membuka ato melihat isinya?" tanya Jaebum lagi dengan hati-hati.
Aku yang mendengar pertanyaan Jaebum langsung mendengus kesal. Bagaimana bisa dia menuduhku melakukan tindakan itu. Meski aku yang menemukannya, setidaknya aku sadar mana yang menjadi privasi seseorang. Aku berusaha menahan emosinya dengan membuang pandanganku dari Jaebum.
"Memangnya ada keuntungan yang kudapat dengan membuka isi hp mu?" tanyaku dengan sedikit kesal.
"Bukan begitu maksudku, aku hanya..." kata Jaebum menyadari perubahan intonasi di suaraku dan langsung kupotong.
"Hanya mencurigaiku?? Kalau begini lebih baik tadi tidak kupungut!!" ujarku semakin kecil.
Selain intonasi, air face, tatapanku langsung berubah tajam. 'cowok korea memang tidak pernah tau terima kasih' ujarku kesal dalam hati sambil menatap mereka satu persatu.
* * *
Jaebum POV
Mendapati perubahan tatapan dan intonasi suara Yura, aku langsung menyesalinya dalam hati. Bagaimana bisa aku mencurigainya. Dia mau mengembalikannya saja sudah cukup. Itu berarti Yura memang tidak membukanya.
"Hul!! Chogiyo, kami menanyakannya baik-baik. Kenapa kau lagsung marah?" kata Youngjae tiba-tiba.
Aku terkejut mendengar pertanyaan yang diajukan Youngjae. Aku berusaha menenangkan Youngjae.
"Anniyo hyung. Cewek ini harus mau mengaku kalau dia sudah membuka isi hpmu" kata Youngjae padaku.
"Memangnya kalian siapa?? Sampai aku harus tau privasi kalian??" tanya Yura semakin kesal.
"Kau tidak tau siapa kami?? Apa kau tidak punya TV??" kata Youngjae tak mau kalah.
"Demi apapun, aku tidak akan pernah menonton TV hanya untuk melihat cowok korea seperti kalian" kata Yura dengan tatapan yang cukup membunuh siapa saja yang melihatnya.
"Youngjae!! Hentikan!!" aku membentak Youngjae untuk pertama kali begitu melihat sifat Youngjae yang tak mau kalah.
"Yura-ssi, mianhaeyo. Youngjae mungkin sedikit kesal" ucapku lembut pada Yura berharap tatapannya berubah meski hanya sedikit.
Yura memandangku tetap dengan tatapan tajamnya. Setelah memandangku cukup lama, Yura berbalik dan berjalan menjauhi kami berdua.
Aku hanya bisa memandang punggung Yura yang semakin menjauh dengan tatapan menyesal.
* * *
Joon Ha POV
Aku duduk termenung di salah satu ruangan di gedung JYP. Aku memikirkan orang yang ditinggalkan appa hanya demi dirinya dan eomma. Bagaimana nasib mereka sekarang? Apa mereka bisa hidup dengan layak disana?? Pertanyaan itu berputar di otakku. Aku menghembuskan nafas berat kalau memikirkan nasib mereka.
"Kau kenapa?" tanya cowok yang daritadi duduk di hadapannya.
"Huh??" Joon Ha tanya balik.
"Aku tanya kau kenapa?? Kau punya masalah?" tanya cowok itu lagi,
"Gwenchana, Jinyoung-ah" kataku menyembunyikannya.
Mendengar jawaban dariku, Jinyoung hanya mengangkat bahunya. Aku mengedarkankan pandangan keluar ruangan yang hanya dilapisi kaca.
"Suzy mana?" tanyaku pada Jinyoung.
"Suzy tadi keluar, katanya ada schedule. Dia tidak bilang padamu??" tanya Jinyoung lagi.
Aku hanya menggelengkan kepalaku. Aku, Jinyoung dan Suzy sahabat baik dari bangku SMP. Tapi aku dan Suzy menjalin hubungan spesial. Aku bukan idol seperti Jinyoung dan Suzy. Kenapa aku bisa ada di JYP?? Karena aku keponakan Park Jinyoung. Appa merupakan adik kandung Park Jinyoung Samchun.
Meski aku dan suzy memang kekasih tapi beberapa hari belakangan ini, suzy seperti menjauhiku tanpa tau apa alasannya.
* * *
Lagi sibuk memikirkan apa alasan Suzy menjauh dariku, hpku berdering cukup keras dan mampu membuat Jinyoung memusatkan perhatiannya padaku. Aku tersenyum ke arahnya dan berjalan keluar ruangan. Jinyoung bingung melihat tingkahku.
"Hyung, gimana??" tanyaku.
"Kau menemukannya??" tanyaku senang akhirnya aku bisa memenuhi permintaan eomma.
"Mwo??!!" seruku begitu hyungku itu mengatakan kabar terakhir dari wanita bernama julia.
"Maldoandwae. Hyung kau pasti salah informasi" kataku tak percaya, mataku berkaca-kaca.
* * *
Author POV
Joon Ha berjalan keluar ruangan sementara Jinyoung hanya menatapnya heran. Karena setau Jinyoung, Joon Ha tidak pernah menjauh ketika menerima telfon dari siapapun.
"Hyung, gimana??" tanya Joon Ha setelah tau siapa yang menghubunginya.
"Aku menemukannya, Joon Ha-ya" kata seorang pria di seberang sana.
"Jinjja?? Kau menemukannya??" tanya Joon Ha gembira.
"Keundae, yeoja yang bernama Julia itu sudah meninggal dunia" kata pria itu dengan nada pelan.
"Mwo??!!" seru Joon Ha tak percaya. "Maldoandwae!! Hyung, kau pasti salah informasi" lanjut Joon Ha lagi.
"Aku akan mengirimkan gambarnya padamu" kata pria itu lagi.
Joon Ha tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun. Baginya sekarang dia hanya anak yang tidak berguna. Joon Ha tidak bisa memenuhi permintaan eommanya.
"Tapi... Julia punya seorang anak perempuan" kata pria itu lagi melanjutkan.
"Kau yakin hyung?" tanya Joon Ha seolah menemukan setitik cahaya.
"Mm" pria itu mengiyakan dengan pasti.
"Temukan dia. Aku mohon secepatnya" kata Joon Ha memohon.
Panggilan Joon Ha pun terputus. Mendapat kabar bahwa Julia sudah meninggal dunia, Joon Ha bingung bagaimana cara mengatakannya pada appa. Joon Ha yang mendengarnya saja sudah sangat terkejut, bagaimana dengan appanya? Appanya sangat mencintai Julia.
Tanpa disadari Joon Ha, ada sepasang mata yang memperhatikannya dari tadi.
* * *
TO BE CONTINUE...
Selamat Membaca :)
Kritik dan Saran sangat diperlukan demi kemajuan ff ini
Peace, Love and Enjoy it :)