Ting! Tong!
Sore itu, terdengar bunyi bel rumah Kris. Kris berjalan tertatih-tatih menggunakan tongkat penompangnya untuk membukakan pintu rumahnya.
"Dear, bukakan pintunya...." Mom berteriak dari arah dapur.
"I do..." Jawab Kris sambil memutar kenop pintu rumahnya.
Saat pintu yang terbuat dari kayu jati itu mulai terbuka, Kris menolehkan pandangannya kearah luar agar ia melihat siapa yang berdiri didepan pintu rumahnya.
"Kau???" Kata Kris kearah tamu yang kini berdiri didepannya.
"Anyeong!!" Sapa tamu itu sambil tersenyum.
*canreadyou*
Lay terduduk lemas dibangku ruang makan. Kepalanya ia baringkan diatas meja ruang makan. Saat ini pikirannya sedang berkemelut memikirkan sesuatu. Yah, dia sedang memikirkan yeoja yang akhir-akhir ini sering mengisi relung pikirannya.
Sore itu Eunji meneleponnya, hanya untuk bertanya dimana rumah Kris. Lay tahu, gadis itu hanya ingin bertamu untuk meminta maaf ke Kris. Tapi entah, kenapa hati Lay merasa tidak ada yang beres. Dari pikiran Eunji yang Lay baca, Lay merasa yeoja itu kini selalu memperhatikan Kris semenjak kecelakaan kemarin. Aissh, hati ini kenapa begitu sesak???
Lay mendongkakan kepalanya dengan berat. Ia lalu menghembuskan nafasnya dengan perlahan-lahan, mengihirup udara sore yg berasal dari jendela ruang makan. Ia berusaha mengalihkan seluruh pikirannya dari Eunji, tapi setiap inci sel-sel di otaknya pasti ada dokumen yang berisi tentang Eunji yang tersimpan rapih.
"Aku benci jatuh cinta...." Lirih Lay. Ia berujar sangat pelan. Ia merasa jika ia benar-benar menyukai Eunji, merasa tersiksa, karena kelebihannya.
Yah, kelebihan Lay, yang bisa membaca pikiran manusia, terlebih lagi pikiran Eunji, ia bisa mengetahui setiap detik bagaimana yeoja itu bertindak dikehidupannya. Sehingga ia merasa lebih dekat dengan Eunji. Tapi semenjak, pikiran Eunji berubah memikirkan Kris? Sahabatnya, Lay merasa kehilangan. Ia merasa hanya menjadi pemeran figuran di kisah cinta Kris dan Eunji. Entahlah, Lay menginginkan pikiran Eunji yang dulu semenjak sebelum kecelakaan itu. Lay ingin Eunji hanya memikirkan kehidupannya yang lain. Bukan Kris.
"Kau? Jatuh cinta???" Gi Nam yang baru datang mendengar ujaran adiknya. "Aiigooo!! Adikku sedang jatuh cinta ternyataa!!!! " Lanjutnya heboh sambil menepuk-nepuk pundak Lay.
Lay hanya menoleh sekilas kearah Gi Nam. Pikiran hyungnya itu berkata sesuatu tentang dirinya, Lay, kau sama sepertiku dulu saat masih sama Lee Dea. Kau mudah galau jika sedang ada masalah. Hiks! Aku jadi ingat masa laluku.
"Ye, aku sedang putus cinta! Kau puas?" Jawab Lay cuek.
"Omo!!!! Eomma!!! Kita rayakan ini!! Lay sudah punya pacaar!!!" Teriak Gi Nam kearh dapur.
"Baguslah kalau begitu!!!" Eomma membalas dengan berteriak dari arah dapur sana.
"Hahaha, kau lihat itu Lay! Malam ini kita akan makan enak untuk merayakan kau punya pacar. Hehe, ngomong-ngomong siapa nama yeoja itu?" Tanya Gi Nam sambil duduk disamping Lay.
"Aku belum berpacaran..." Jawab Lay pendek.
"Ohhh....Jadi belum??" Gi Nam bertanya dengan muka memelas. "Kau belum mengatakan cintamu???!"
Lay hanya mengangguk.
"Ok! jadi apa permasalahanmu? Apa yeoja itu menyukai namja lain?" Tanya Gi Nam penasaran.
Lay lagi-lagi hanya mengangguk lemes, "Sepertinya..."
Gi Nam menepuk meja makan dengan kesal, "Aiiissh!!! Argh!" Teriaknya, seperti melihat pertandingan sepak bola yang bolanya gagal masuk ke gawang.
"Hey, Hyung..." Lay memanggil Gi Nam.
"Wae?"
"Kau pernah menonton film X-Men?"
Gi Nam mengerutkan keningnya, "Ada apa dengan film X-Men? Ah, kau melihat yeoja itu jalan dengan namja lain ke bioskop??" Gi Nam menebak-nebak.
"Bukan...." Lay menyahut cepat. "Maksudku, apa yang kau lakukan jika kau seperti mutan profesor Xavier difilm X-Men?"
"Oh, dia mutan yang bisa membaca pikiran manusia kan? Wow, itu akan sangat keren! aku akan bisa membaca pikiran manusia. Hahaha" Gi Nam terkekeh-kekeh.
"Dan, seandainya kau, Hyung, benar-benar bisa membaca pikiran manusia. Terlebih lagi untuk perempuan yang kau sukai? apa yang akan kau lakukan?" Tanya Lay ke arah Gi Nam.
Kini Gi Nam terdiam di bangkunya, ia melipatkan kedua tangannya, Lay tahu hyungnya itu sedang berpikir keras mencari jawabannya dari pikirannya yang bisa Lay baca.
"Hem...." Gumam Gi Nam pelan, "Jika aku seperti prof. Xavier mungkin aku akan bisa membaca setiap pikiran Lee Dea dulu. Mungkin aku benar-benar akan menjaganya. Kau tahu Lay, keluarga Lee Dea sering bermasalah, orang tuanya sudah broken home. Membuat kakak iparmu itu stress. Dulu, aku tidak tahu, jika ia sering kabur dari rumah dan sering menginap di perpustakaan Kampusnya. Lee Dea tidak pernah menceritakan kepadaku tentang masa lalunya itu. Aku mengetahui kebiasaannya ini dari sahabatnya ketika kami menikah.
Semenjak ia berpacaran padaku, Lee Dea selalu ceria, dia tidak pernah merasa sendiri. Kau tahu Lay, Lee Dea hidup sendiri, bekerja mencari duit sendiri, dia tidak ingin mengandalkan duit orang tuanya. Ketika itu yang ku tahu, Lee Dea bekerja sebagai penjaga perpustakaan kampus kami. Tapi aku tidak tahu jika dia tidak punya tempat tinggal dan tinggal disana.
Itu sangat menyedihkan bukan? Maka jika aku bisa membaca pikirannya. Mungkin aku akan menjaganya. Mungkin aku akan datang ke perpustakaan itu setiap malam dan menyelimutinya diam-diam. Agar dia merasa hangat...."
Lay tertegun, ia mendengar semua yang di ucapkan Gi Nam dengan sungguh-sungguh. Jika Hyungnya adalah seorang pembaca pikiran, mungkin dia benar-benar akan menggunakannya dengan baik-baik kelebihannya itu. Lay tidak tahu, hyungnya ini benar-benar bijaksana.
"Tapi kenapa kau bertanya hal itu padaku?Apa kau bisa membaca pikiran??" Tanya Gi Nam sambil memincingkan matanya kearah Lay didepannya. "Ah! itu tidak mungkin!" Sahut Gi Nam cepat.
"Aku sedang berpikir untuk menjadi penulis. Mungkin, pria yang bisa membaca pikiran itu adalah ide yang bagus..." Kata Lay berbohong.
Gi Nam percaya dengan ucapannya, "Ne, itu ide yang bagus untuk novelmu..."
Lay lalu menoleh lagi ke arah Hyungnya, ia lalu tersenyum, kini pikirannya merasa lebih tenang. Ia senang bisa berbagi masalahnya dengan Gi Nam. Dan Lay pun tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya dengan kelebihannya ini.
*canreadyou*
Bruak!
Kris menutup kembali pintu rumahnya dengan cepat. Tak lupa ia mengunci lagi pintunya seperti semula dari dalam. Membiarkan tamu itu berteriak-teriak meminta masuk kedalam rumahnya.
"Ya!! Bukakan pintunya!!!" Teriak suara yeoja yang terdengar samar-samar ketika Kris sudah menutupkan pintu rumahnya.
Kris hanya cuek, ia membalikan badannya dari pintu rumahnya dan pergi masuk kedalam rumah, tanpa mengiharukan suara bunyi bel berkali-kali yang mungkin di tekan oleh tamunya diluar sana.
"Siapa, Kris?" Tanya mom ketika Kris sudah di ruang tamu. Mom adalah seorang keturuanan blasteran Kanada, China dan Korea, sehingga paras Mom agak seperti wanita eropa sana. Ia berambut pirang dan berhidung mancung. Hanya kedua matanya yang sipit. Alisnya yang tebal sama seperti alis Kris yang tebal.
"I dunno, mungkin orang mabuk yang salah masuk rumah..." Jawab Kris cuek sambil berjalan memasuki kamarnya.
"Aish! anak ini..." Mom berdesis kesel. "Biar ku lihat dulu siapa dia..." Mom lalu berjalan untuk melihat siapa tamu didepan sana.
Tok! Tok!
Bunyi ketokan pintu kamar Kris. Kris yang sedang bermain computer, ogah-ogahan membukan pintu kamarnya, "Ye! Wae???" Kata Kris ketika membukakan pintu kamarnya.
"Kau ada tamu" Mom berujar didepannya.
Kris heran, ia lalu mencoba melihat seseorang yang duduk di ruang tamu sana. Letak kamar Kris dan ruang tamu berdekatan, sehingga ia bisa melihat tamu yang datang hanya dengan menolehkan kepalanya kearah ruang tamu.
"Aish! Mom membiarkan dia masuk!" Kris berdesis kesel.
Ia tahu tamu itu adalah Eunji. Tadi ketika ia yang membuka pintunya, ia tidak membiarkan yeoja itu masuk kedalam rumah. Tapi mom membiarkan Eunji masuk kedalam rumah!
"Aku tidak kenal dia!" Jawab Kris cepat sambil menutup pintu kamarnya.
Mom meletakan kakinya di dekat pintu, untuk mengganjal agar pintu kamar Kris tidak tertutup. "Tapi dia tamuku. Aku mengenalnya dengan baik..." Jawab Mom kemudian.
Kris menghela napasnya panjang. Dengan terpaksa ia keluar dari kamarnya dan pergi berjalan ke ruang tamu.
- Di Ruang tamu.
"Aku tidak tahu jika Madam Geum adalah eomma nya Kris!" Kata Eunji Heboh di ruang tamu.
Kris hanya terduduk dengan cuek sambil melipatkan kedua tangannya. Ia hanya diam dengan segala ocehan panjang yeoja itu jika Eunji mengenal momnya dengan baik. Bagi Kris, Eunji tetaplah seperti tamu yang tidak diundang!
"Aku sering yang mendesain pakaian pentas Eunji di teaternya..." Kata Mom kearah Kris sambil meletakan segelas teh hangat diatas meja. "Ini mimunlah..., aku senang kau berkunjung ke rumahku, eunji ssi!" Ujar Mom kearah eunji.
"Ne! Aku juga senang!" Sahut Eunji sambil tertawa. Yeoja itu lalu menoleh kearah Kris. Kris juga menoleh kearah Eunji dengan dingin, Eunji lalu mencoba tersenyum kearahnya.
Kris mulai memutarkan kedua bola matanya, "Apa maksud kedatanganmu, eoh?" Tanya Kris dingin kearah Eunji.
"Ya! kenapa kau begitu kasar!" Mom mengomel kearah Kris. "Maafkanlah dia jika dia terlalu dingin yah, eunji..."
"Ye! Aku sudah terbiasa, hahahaha" Jawab Eunji sambil terkekeh-kekeh panjang. Sambil menguyah biskuit cemilan yang tersedia diatas meja.
Kris seperti ingin melemparkan cangkir diatas meja kearah wajah yeoja itu. Ia merasa jengkel --- Kenapa sih yeoja jelek itu harus ke rumahnya??!
"Aigo! Aku lupa sedang memasak puding di dapur! Aku kedapur dulu ok!" Mom lalu meninggalkan Eunji dan Kris berdua di ruang tamu.
Sejak Mom meninggalkan dua remaja itu di ruang tamu. Keadaannya menjadi semakin hening dan sunyi, Kris tidak memulai pembicaraan. Begitu juga dengan Eunji, ia lalu terduduk dengan diam, yeoja itu merasa tidak nyaman duduk di sofa ruang tamu. Karena dari tadi, Kris menatap kearahnya dengan dingin.
Kedua mata namja dingin itu terpancang tepat kearah Eunji, wajahnya seperti berkata, Untuk-apa-kau-ke sini??? Mau- coba-kumakan-hah??!
"Hem..." Eunji bergumam pelan. Ia lalu mencoba celingak-celinguk kesana-kemari. Mencoba melihat perbotan ruang tamu. Sengaja, untuk mengalihkan dirinya dari tatapan beruang kutub di depannya yang melihatnya dengan angker.
"YA!" Panggil Kris berteriak kearahnya Eunji yang sedang sibuk melihat-lihat perabotan ruang tamunya. Membuat yeoja itu langsung kaget dan menoleh kearah Kris.
"Ne! Wae-wae...waeyoo...??" Jawab Eunji gelagapan.
"Kenapa kau kesini?"
"Hah? Wae?"
Cih! dia berpura-pura tuli!---- Jengkel Kris di dalam hati sambil memutarkan kedua bola matanya dengan malas. "Ke-na-pa kau ke-si-ni???" Kris mencoba menjelaskan perkataannya.
"Errr, aku hanya ingin berkunjung kok" Jawab Eunji sambil menggaruk-garukan kepalanya dengan bingung.
Kris memegang tengkuk belakang lehernya dengan gusar, ia sudah tahu yeoja itu mempunyai maksud yang lain untuk datang kesini. "Kau ingin mengambil kucing mu?" Tanya Kris keraahnya.
"Hah! Iya! Betul aku ingin mengambil Pusi!"
"Ani. Aku tahu kau bohong. Kau kan sudah tahu kucingmu ada di rumah Lay bukan di rumahku!"
Eunji menelan ludahnya dengan berat, tak disangka Kris tahu kalau dia berbohong, "errr, ta-tapi... "
"Kenapa?" Tanya Kris dingin.
"Aku---"
"Yah, kau kenapa?"
" I-itu...a-a-aku hanya....."
"Ya itu kau hanya kenapaaa???" Tanya Kris gregetan. Ingin sekalih rasanya ia menjambak rambut yeoja di depannya itu.
"Aku hanya ingin melihat keadaanmu. Itu saja..." Jawab Eunji kemudian sambil melirik kearah kaki sebelah Kris yang masih diperban.
"Aku tidak butuh perhatianmu...." Sahut Kris dingin kearahnya.
"Aku tahu itu..." Eunji pun mengangguk-anggukan kepalanya. "Tapi aku akan mencoba membalas kesalahanku..." Katanya kearahnya.
Kris didepannya menatap Eunji dengan seksama. Dilihatnya wajah Eunji yang mengatakan ucapannya dengan sungguh-sungguh, yeoja itu begitu keras kepala. Kris tetap tidak meluluhkan hatinya, ia tetap tidak suka Eunji yang bersikap berlebihan terhadapnya. Kris tahu, Eunji mungkin hanya memikirkan nasib kucingnya bukan dirinya!
"Hey! Inikan waktunya kau berobat ke dokter!" Tiba-tiba Mom mengagetkan Kris dan Eunji. "Kau harus ke dokter untuk diobati bengkak di kakimu Kris!" Perintah Mom kearah Kris.
"Ne, Mom harus mengantarkanku ke sana...."
"Mian, Dear....tidak bisa. Mom harus ke kantor sekarang..."
"Lalu siapa yang mengantarkan ku? Kakiku sedang sakit seperti ini, bagaimana bisa aku mengendarai mobil sendiri..." Sahut Kris.
"Biar aku saja, ahjumaa!" Eunji menawarkan diri. "Aku sudah mempunyai sim! Aku bisa mengendarai mobil dnegan baik!" Tawarnya kearah Mom.
Kris melemparkan tatapan jengkel kearah Eunji. Yeoja jelek itu kini sudah berpura-pura baik untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit. "Hell no... lebih baik aku satu mobil dengan kerbau di sawah dari pada dengannya! Ck!" Jengkel Kris di dalam hati.
Mom mengangguk-anggukan kepalanya, "Ye! itu ide bagus!" Sahutnya.
What? Mom menyetujuinya?!!! Glek! Kris hanya menelan ludah pahitnya dengan berat ditenggorokan, berarti sore ini ia akan satu mobil dengan yeoja itu?!!! Aiigoo!!! ini seperti mimpi buruk baginya!!!
to be continued