home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > CAN READ YOU

CAN READ YOU

Share:
Author : munzioezy
Published : 02 Mar 2014, Updated : 23 Nov 2015
Cast : Lay EXO, Eunji A-Pink, Kris Exo, and other
Tags :
Status : Ongoing
6 Subscribes |177372 Views |14 Loves
CAN READ YOU
CHAPTER 27 : Bimbang

Ok. Chapter ini agak sedikit melow... dan yah gitu deh. Maaf kalo kurang ngena atau terlalu lebay. Selamat membaca ^^

munzioezy_

CHAPTER 27 

Bimbang

 

               Drrrt! Drrrt!

                Ceklek!

                Bunyi dering ponsel Lay terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu ruang UGD. Seorang dokter mengenakan seragam hijau khusus operasi, melangkah keluar dari ruang UGD. Keempat orang yang sudah menunggu lama di situ, langsung berdiri secepatnya saat dokter itu jalan menghadapi mereka.

                “Dimana orang tua korban?” Tanya dokter tersebut sembari membuka masker yang sedari tadi menutupi setengah wajahnya.

                “Mereka sedang berada dalam perjalanan menuju ke sini.” Jawab Naeun, di sampingnya Lay hanya mengangguk singkat. Dia mengetahui dari pikiran Naeun yang ia baca, jika orang tua Eunji sedang berada di luar kota sebelumnya.

                “Hem, begitu. Jadi kalian ini temannya?” Tanya Dokter itu lagi mengamati satu-persatu wajah anak sekolah di depannya. Mereka kecuali Lay hanya mengangguk menanggapi pertanyaan dokter itu.

                Lay menangkap gelagat aneh dari wajah sang dokter, dari pikirannya yang terbaca, kondisi Eunji masih belum bisa terselamatkan sepenuhnya. Ada apa ini? Kenapa pikiran dokter itu sangat begitu menyeramkan yang menggambarkan tentang kondisi Eunji?? Pikir Lay kuatir.

                Drrt! Drrrt!

                Ponsel di saku celana jeans Lay kembali bergetar. Lay dengan sigap merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya dari sana. Kedua bola matanya membesar ketika membaca user id di layar ponselnya.

                Ayah Calling...

                Ini untuk pertama kalinya sejak setahun lalu, ayah kembali menelepon Lay. Mengingat nama ayahnya, sebuah percakapan yang pernah ia lakukan dengan Lee Gi Nam kembali berputar di kepalanya.

                Flashback ( From chapter 20) -

                “Lay... ayah bilang tadi, dia ingin kau melanjutkan sekolah mu di Amerika sana....” Ujar Gi Nam hati-hati kearah Lay.

                “Mwo? Amerika??” Lay tercekat kaget tidak percaya, ia lalu melirik ke Eommanya untuk memastikan tentang hal ini, tapi dilihatnya Eomma hanya menunduk dalam-dalam mendengarkan permintaan ayahnya. “Waeyo? Aku kan betah disini....!”

                Flashback end-

                “Apa ayah ingin tanya kalau aku harus ke Amerika??” Gumam Lay pelan sambil memandang ponselnya yang terus berdering di gemgaman tanganya. Ia masih bingung. Apakah Lay harus pergi ke Amerika? Sedangkan, ia tahu disini perempuan yang sangat ia cintai tengah koma tak sadarkan diri.

                “Sunbae?” Panggil Naeun ke Lay. Membuyarkan lamunan namja di depannya yang sedari tadi hanya berdiri diam menatap ponselnya. “Apa kau tidak ingin masuk ke dalam? Dokter sudah mengijinkan kita melihat Eunji.” Lanjutnya

                “Hem, ba-baiklah.”

*canReadYou*

                Kris Pov-

                Mataku menatap kosong kearah ranjang besi di depanku. Kemudian, langsung mengalihkan pandanganku dari seorang  yeoja, yang sedang terbaring diatas ranjang besi di rumah sakit. Hatiku terasa berat melihat keadaannya di sana.

                Kondisinya sangat lemah, terbujur terlentang dengan selang infuse di tangan kanannya. Napasnya kini  dibantu oleh selang oksigen di hidungnya. Ada banyak perban yang dibalut di beberapa bagian tubuhnya. Ia begitu sangat lemah sekarang. Tak sadarkan diri.

                Yeoja itu berbeda. Ia tak seperti yang ku kenal. Dulu, ketika aku berjalan mendekatinya, ia pasti akan selalu berteriak dan mengomeliku. Tapi kini tidak. Hanya suara mesin pendeteksi jantungnya yang terdengar nyaring saat aku mendekati ranjangnya. Bunyi Biip... Biip...Biip... memecah keheningan ruang ICU.

                Aku mencoba mendekati telinganya dan berbisik, “Ya jelek, mianhe....” Lirihku pelan sembari menatap wajahnya yang seluruhnya dililitkan perban putih. Karena perban putih itu, aku jadi tidak bisa lagi melihat ekpresi wajahnya yang selalu tertawa mengataiku ‘tonggos’. Tiba-tiba aku jadi kangen dengan suara olokannya itu.

                Di sampingku, Naeun sudah menangis meraung memeluk tubuh Eunji dengan erat. Untungnya ada seorang namja lagi, yang tidak ku kenal, berusaha menenangkan tangisan Naeun.

                Bagaimana denganku?

                Aku tentu saja tidak sadar, sedari tadi air mataku terus mengalir dan membasahi wajahku. Aku sangat rapuh sekarang. Hanya bisa berdiri menangis di samping ranjang sembari menutupi wajahku dengan tanganku. Sepertinya aku membutuhkan seseorang yang bisa menenangkanku dan memelukku juga. Tidak hanya Naeun.

                Ketika aku terus terisak menangis, teringat sebuah perasaan aneh. Dulu, aku seperti ingin Eunji menjauh dari kehidupanku. Tapi kini? Oh, kenapa tangisanku tidak berhenti saat kulihat yeoja itu terbujur tidak berdaya di atas ranjang? Apa aku menginginkan dia terus berada di kehidupanku?

                Its Funny how someone who was stranger, suddenly becomes so important for you.

                Kurasa ini sebuah karma.

                Atau mungkinkah aku telah menyukainya? Tapi bagaimana bisa? Kenapa perasaanku bisa berubah secepat ini? Pikirku.

 

                “Ngomong-ngomong, dimana Lay Hyung?” Tanya seorang namja tiba-tiba yang barusan berusaha menenangkan tangisan Naeun. Pertanyaanya itu membuat aku sadar kalau dari tadi aku tidak melihat Lay  di sini.

                “Tadi dia pamit keluar sebentar. Katanya,  ingin menjawab telepon dari ayahnya dulu...”  Jawab Naeun sambil kecegukan karena tangisan. Dan sedetik kemudian, yeoja itu kembali menangis lagi.

 

                -Kris Pov End

*canReadYou*

                Lay Pov-

                Ku  rasakan getaran ponsel di tanganku semakin berdering kencang. Sedari tadi aku masih tetap membiarkan ponsel menyala dan tidak mengangkat panggilan dari ayah. Hatiku masih bimbang. Bagaimana nanti kalau ayah bertanya tentang masalah kepergianku ke Amerika? Aku masih belum tahu  jawaban apa yang harus kuberikan kepada ayah kandungku itu.

                DRRRTTT!! DRRRRT!!!

                Ponsel terus berdering. Aku mencoba menghembuskan napasku perlahan-lahan dan menekan tombol angkat. Baiklah, terpaksa juga aku harus mengangkatnya.

                Kini aku tersambung dengan panggilan internasional.

                “Lay? Bagaimana kabarmu?” Tanya sebuah suara bass berat yang baru ku dengar lagi sejak setahun lalu.  Yang tak lain adalah suara ayahku sendiri.

                “Hem... ba-baik. A-aku baik-baik saja.” Jawabku canggung. Masih belum terbiasa berbicara lewat  telepon dengan ayah. Entah kenapa aku masih ingat sejak peristiwa percerain ayah dan ibu yang dulu di sah kan oleh pengadilan.

                “Oh, bagus. Ayah harap anak ayah tetap sehat. Hahaha. Bagaimana dengan Seoul? Apa kau masih sering ikut dance?” Tanya ayah lagi. Sepertinya ayah sedang memulai dengan pembicaraan yang santai.

                “Masih seperti yang dulu. Ne. aku masih tetap mengikuti kegiatan ekstrakulikulernya di SHS Danjoon.” Jawabku sembari berjalan mendekati balkon rumah sakit.

                “Sekolahmu bagaimana? Sedikit lagi akan penaikan kelas tiga kan?”

                Sepertinya pertanyaan ayah sudah mulai menjerumus ke arah perpindahanku ke Amerika. “Ne. Dua bulan lagi aku akan ujian semester akhir...” Kataku hati-hati.

                “Jinja? Baguslah kalau begitu. Lay, ayah ingin----“

                “Anio, ayah!” Potongku cepat. “A-aku tidak bisa pergi ke Amerika sekarang. Mianhe.” Lanjutku cepat. Jantungku berdetak kencang mengatakan yang sebenarnya. Bisa ku bayangkan ekpresi Ayah yang kaget ketika mendengar teriakan penolakanku lewat ponselnya.

                “Lay Yixing” Terdengar suara parau dari ponselku. “Mianhe, jika ayah memaksamu. Tapi, ayah masih senang kau masih memakai nama Yixing di belakang namamu...”

                Aku menundukan kepalaku dalam-dalam. Nama Yixing adalah nama keluarga dari ayah yang keturunan China. Dan aku masih tetap memakainya walaupun kedua orang tuaku bercerai. “Ne...”

                “Ayah masih berharap kau bisa mengubah pikiranmu lagi. Ayah masih membutuhkanmu. Kapan pun kau ingin bertemu dengan ayah di sini. Ayah pasti akan menerimamu...” Tambah ayah lagi.

                “Ne, aku mengerti.” Gumamku singkat.

                “Hem, baguslah. Kau adalah anak ayah yang paling ayah sayangi....”

                Dan sedetik kemudian, aku mendengar sebuah suara lain selain suara ayah, suara seorang ahjumah.

                “Yixing Lee. Sekarang saatnya meminum obatmu. Sebenatar lagi perawat akan datang memeriksa tensi darahmu, sayang...”  Kata suara ahjuma itu. Panggilan sayang dari ahjumah itu membuatku yakin, dia pasti perempuan lain yang sudah menggantikan posisi Eomma di hati ayah.

                “Lay, ayah akan menutup panggilan kita. Telepon ayah lagi jika ingin kau ingin mengatakan sesuatu. Ok?” Tanya ayah.

                “Ne. Hem, ayah, ku doakan semoga kau cepat sembuh...”Jawabku.

                “Gomawo, Lay.... Byee See you boy.”

                Dan panggilan pun terputus.

                LAY POV END-

*CanReadYou*

 

                “Sabar, tenanglah. Aku yakin dia pasti bisa sadar secepatnya. Kita doakan saja”  

                “Tapi, aku tetap ketakutan bagaimana kalau dia tidak sadar?”

                “Jangan berkata seperti itu.”

                Ahjushi itu langsung memeluk seorang ahjumah yang sedang menangis di depannya. Memeluk erat berharap bisa memberikan kekuatannya agar tidak rapuh. Masalah yang di hadapi mereka kini begitu berat. Ini semua tentang anak perempuan yang sangat mereka sayangi.

                Lay mengamati mereka berdua yang berpelukan di depan ranjang Eunji. Ia tahu, mereka itu sudah pasti kedua orang tua Eunji yang sudah tiba di Rumah Sakit. Dan, mereka pasti langsung jatuh shock ketika mendengar kabar dari dokter tentang keadaan Eunji.

                “Kuharap Eunji bisa tahu jika kedua orang tuanya begitu mengkhawatirkannya...” Gumam Lay sedih dalam hati. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. “Ya! Kenapa aku tidak mencoba membaca pikirannya?! Kenapa aku tidak berpikir ini dari tadi!”Lanjutnya sembari menepuk jidatnya dengan kesal.

                “Baiklah aku akan mencoba menyelami pikiran Eunji....” Ujar Lay dalam hati sembari jalan mendekati ranjang besi yang di tempati Eunji. Dan mulai berkonsentrasi penuh dengan menutupkan kedua matanya. “Huh! I-ni...” Kata Lay kaget menyadari ada sesuatu yang aneh

                Kenapa aku tidak bisa membaca pikiranya?! Pikir Lay kaget dan membuka matanya dengan gusar. Apa karena yeoja itu terbaring koma tidak tak sadarkan diri, Lay jadi tidak bisa membaca pikiran Eunji? Aneh.

                “Ke..na...pa...” Gumam Lay pelan sembari mengamati kedua tanganya sendiri. Seakan-akan sedang mencari sesuatu yang salah dengan dirinya. "I-ini gawat...."

                Lay sudah mencoba mengetes membaca pikiran orang lain selain Eunji. Tapi namja itu tetap bisa membaca pikiran mereka seperti biasanya. Jadi, sepertinya, untuk saat ini Lay tidak akan bisa membaca pikiran Eunji selama yeoja itu masih tetap terbaring koma.

               

To be continued

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK