[edited]
JEUDDUAR!!
Kilat terus menghamtam langit di luar sana, Kris hanya duduk terdiam di bangku Cafe Vieolet dan tidak menikmati rangkaian acara party dengan para senior NAS Basketball Club. Sesekalih namja dingin itu hanya menolehkan kepalanya kearah jendela Cafe. Kedua matanya sesekalih melihat awan kelam diatas sana. Hujan di malam ini masih saja turun dengan deras seperti membawa berita duka untuk kota Seoul. Tapi di dalam sini, di Cafe Vioelet, beberapa team basket NAS Club tetap mengadakan party dengan meriah.
"Ya! Kau hanya diam saja disini! Kenapa kau tidak bergembira?" Sapa Tao kearah Kris.
Kris saat itu hanya diam saja dibangkunya. Di dalam perasaan namja itu masih ada rasa bersalah jika ia melihat keadaan diluar jendela Cafe sana. Hujan malam ini turun begitu deras, dan ia tiba-tiba saja ia jadi memikirkan Eunji. Apakah yeoja itu benar-benar datang ke NAS??? Kalau iya bagaimana dia? Apa dia kehujanan disana??? - Pikir Kris.
"Tao, apa kau membawa jas hujan?" Tanya Kris tiba-tiba kearah Tao.
"Mwo? Ne, aku membawanya. Memangnya ada apa?" Tanya Tao heran.
"Bisakah aku meminjamnya sekarang juga?"
"Ye, ten-tu. Memangnya kau ingin pulang sendiri duluan malam ini?"
"Ye, aku ingin cepat-cepat kemabli ke NAS!" Jawab Kris cepat. "Malam ini aku harus balik ke sana secepatnya..."
"Mwo??? Wa-waeeyoo??? Di luar hujan sangat deras!" Sahut Tao cepat.
"Ya, aku tahu itu. Ngomong-ngomong, Kau taruh dimana jas ujan mu?" Kris sepertinya tidak mempedulikan keadaan diluar sana yang begitu kacau.
"Aku menaruhnya di mobil Pelatih Changmin. Didalam tasku. " Jawab Tao kemudian. "Ya! Kau benar-benar akan pergi???" Tanya tao kearah Kris yang sudah berdiri dari tempat duduknya.
Kris tidak menjawab pertanyaan Tao. Namja itu hanya diam dan langsung berjalan dengan cepat untuk meninggalkan Cafe Vieolet.
*canreadyou*
JEDUAAARR!!!
Kilatan petir untuk yang keberapa kalinya bergema di langit kelam diatas sana. Gangnam, salah satu distrik di Korea Selatan biasanya selalu ramai di saat tengah malam seperti ini. Tapi untuk keadaan cuaca seperti ini, kota ini berubah menjadi bisu bagaikan seperti kota mati di tengah-tengah hujan lebat yang terus turun menghantamnya.
Eunji sudah semakin rapuh, Ia merasa sudah dua jam duduk di Halte Bis ini. Tapi tetap tidak ada Bis yang datang. Yeoja itu tahu, keadaan cuaca buruk seperti ini tidak mungkin ada Bis yang datang melintas untuk menaikan penumpang.
"Hiks! bagaimana nasibku? Hiks!! eomma..... hiks!!" Tangisnya tersedu-sedu bagai anak kecil. "Tuhan... tolong aku....hiks!" Tambahnya sambil memeluk tubuhnya sendiri.
"A-aku ti-dak mau disini sendirian---"
JUAAADAAAR!!!
Suara petir kembali menggelegar. Eunji semakin ketakutan. Ia kemudian menggeserkan duduknya kearah tiang di halte bis. Menyandarkan tubuhnya di tiang itu dan melihat keadaan sekitar. Takut jika hal-hal yang buruk akan terjadi.
"Hei!" Seseorang dari arah belakang punggungnya tiba-tiba datang. Orang itu menepuk pundak Eunji dengan keras.
Eunji kaget. Sontak, ia langsung berdiri dan menoleh siapa yang datang. Di lihat seorang namja yang memakai jas hujan hitam panjang didepannya. Wajahnya tersembunyi di balik hoodie jas hujan hitam yang dikenakan. Eunji tidak melihat dengan jelas siapa dia, karena keadaan di sini snagat gelap. Hingga sebuah petir datang dengan cahaya kilatnya....
JUAAADAAAR!!!
Cahaya kilat dari petir itu datang menghantam langit didalam sana. Wajah namja itu kini mulai terlihat sedikit menyunggingkan senyuman aneh di bibirnya. Eunji jadi ketakutan. Namja itu pasti orang jahat yang akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak dnegan dirinya!
"YAK!!!" Tak tanggung-tanggung Eunji langsung memukul perut namja didepannya dengan cepat. Ia keluarkan seluruh jurus karatenya.
"AIIISSSH!!! ARRGGH!!!" Terdengar teriakan namja itu kesakitan. "Ya!!! Inii aaakuuu!!!" Teriak namja itu lagi saat Eunji akan melayangkan pukulan kedua kalinya.
Eunji kaget, ia jadi mengurungkan niatnya untuk memukul namja itu. Ia kenal dengan suara itu. Di lihatnya dengan seksama wajah namja itu saat ia mulai membuka hoodie yang menutupi kepalanya tadi.
"Ka-kau....." ujar Eunji akhirnya.
*canreadyou*
LAY POV-
"Ka-kau...." Kata Eunji didepanku. Ia kaget setengah mati setelah tahu siapa yang dipukulnya tadi.
Aku hanya mengelus-ngelus perutku dengan pelan akibat pukulan dari Eunji yang mendarat diperutku tadi.
"Yee..." Jawabku lirih sambil merintih kesakitan. Ais! pukulannya begitu kuat tadi! - desisku dalam hati.
"Mianhe Lay!!" Kata Eunji sambil membungkuk-bungkuk didepanku. "Apa perutmu masih sakit??" Tanyanya kearahku.
Aku hanya menggelengkan kepalaku cepat, "Hem, tidak..." Jawabku berbohong walau sebenarnya pukulan yeoja itu sukses membuat perutku terasa nyeri.
"Mwo? Jangan berbohong. Biar ku lihat..." Kata Eunji mendekatiku hendak ingin memeriksa perutku.
"Ya, sudahlah. Aku baik-baik saja...." Tukasku cepat. Dan memasang wajah tersenyum kearahnya. Agar dia percaya kalau aku baik-baik saja. "Bagaimana denganmu? Apa kau tidak apa-apa??" Tanyaku mengalihkan topik pembicaraan.
Kulihat yeoja dideapnku ini. Keadaanya sudah snagat kacau dan berantakan sekarang. Rambut panjangnya yang basah, penjepit pitanya yang sudah berantakan dan tidak berada ditempatnya. Baju yang dikenakannya juga sudah basah kuyup. Terlebih lagi kedua matanya yang sembab dan bengkak. Wae? Apa dia tadi menangis disini? Sendirian di halte ini?
Kau tak perlu mengkuatirkan keadaanku, ya Eunji ssi... Lihat dirimu sekarang. Kau begitu... aish... apa Kris tidak datang menemuimu malam ini? Kemana dia? Namja dingin itu selalu.... ugh!- Desisku dalam hati.
"Er...aku..." Ujar Eunji pelan. "Hem...aku baik-baik saja...." Tambahnya sambil menangis terisak didepanku.
Aku pun reflek menarik badan yeoja itu dan memeluknya dengan erat. Ia begitu rapuh sekarang. Kudiamkan ia yang terus menangis di pelukanku. Membiarkan semua tangisannya membasahi jas hujanku yang kukenakan.
"Hikss!! akuuu... hueewwee....hiks....!" Tangisan Eunji pecah saat di pelukanku.
Aku hanya diam tidak menanggapi tangisannya, saat itu aku hanya mengelus-ngelus rambutnya yang basah yang tersender dibahuku. Dan kulingkarkan tanganku di badannya agar aku bisa memeluknya lebih erat. Agar ia bisa merasakan kehangatan yang mungkin tidak ia dapatkan tadi saat mengingigil kedinginan di halte Bis. Saat ini aku benar-benar ingin melindungi yeoja ini dari kerapuhannya.
Untung aku mengikuti kata hatiku. Aku mendengar pikiranmu saat dirumah. Untung aku langsung datang kesini karena aku tahu kau sedang kesulitan dari pikiranmu yang ku baca. Apa jadiya kalau aku tidak kesini? - Pikirku didalam hati.
"Lay ssi, sekalih lagi gomawo...." Ujar Eunji untuk yang keberapa kalinya. Yeoja itu kini sudah duduk dibangku mobilku. Ia dari tadi terus-terusan mengucapkan terimakasih kepadaku karena aku telah menolongnya.
"Kau tak perlu berterimkasih...." Jawabku pendek sambil tetap fokus mengendarai mobil. Hujan diluar turun dnegan deras. Membuat aku harus berhati-hati dalam mengendarai mobil.
"Aniyoo, tetap saja aku harus berterimakasih! " Tukas Eunji cepat. "Tapi kenapa kau tahu aku ada sini?" Tanya Eunji heran kearahku.
"Er, itu... ah, itu karena aku habis pulang dari Klinik Lee Dea di tengah kota sana. Saat aku pulang lewat jalan sini, aku melihatmu sedang duduk di halte sedirian. Jadi aku datang mendekatimu. Itu hanya kebetulan kan?" Ceritaku berbohong kearahnya.
Kulihat Eunji ditempat duduknya hanya menganggukan kepalanya saja. Ia percaya dengan semua yang aku ucapkan. Sepertinya yeoja itu tidak akan pernah tahu kalau sebenarnya aku telah sengaja datang untung menemuinya malam ini....
FLASH BACK-
"Mwo? Untuk apa kau meminjam mobilku ditengah malam seperti ini???" Tanya Gi Nam kaget ketika mendengar permintaanku untuk meminjamkan mobilnya untukku.
"A-aku ingin menjemput seseorang teman.." Jawabku pendek.
"Ya! Saat ini sedang hujan deras! Dan badainya sangat kencang diluar sana! Tapi kau malah ingin pergi keluar untuk menjemput temanmu!" Omel Gi Nam kearahku.
"Tolonglah Hyung... ku mohon pinjamkan aku mobilmu. Ini benar-benar keadaannya sudah darurat!" Pintuku sekalih lagi.
"Ya! Memangnya ada apa dengan temanmu?!" Tanya Gi Nam lagi.
"Aku tidak bisa menceritakannya sekarang! Kumohon pinjamkan mobilmu, Hyung...." Jelasku kearahnya.
Lee Gi Nam hanya diam. Ku lihat ia melihat diriku dnegan tajam, sepertinya Hyung ku itu sedang menyelidikku dengan tindakanku yang aneh. Mungkin saja ia heran dengan prilakuku, tengah malam mengetok pintu kamarnya dan membangunkannya hanya untuk meminjam mobilnya. Itu terbukti dengan pikirannya yang kubaca saat ini,
Ada apa dengan Lay? Dia ingin menjemput siapa memangnya? Seorang teman? Ah! itu tidak mungkin apa jangan-jangan...... Jrep! Pikiran Gi Nam yang kubaca.
"Sebenarnya aku... er...aku..er...Aku ingin menjemput dia. Yeoja itu sedang dalam kesulitan sekarang. Kalau aku tidak menolongnya dia bisa gawat! Kumohon pinjamkan aku mobilmu! " Kataku cepat kearah Gi Nam.
Setelah mendengar alasanku, Gi Nam langsung mau memberikan kunci mobilnya kearahku. Aku tahu dia sangat care kepadaku jika tentang masalah percintaanku dengan Eunji.
"Ok, bawalah mobilku. Dan bawa dengan hati-hati karena diluar sedang hujan deras...." Kata Gi Nam setelah memberikanku kunci mobilnya. "Ya! Kau ingin pergi menyelamatkan yeoja mu dnegan pakaian seperti itu???!"
Gi Nam melihat kearah pakaian yang kukenakan sekrang. Saat ini aku sedang memakai piyama biru tidurku dan hanya dilapiskan dengan jaket coklat. Tadi aku tidak sempat mengganti piyamaku saat aku mendengar pikiran Eunji yang sedang kesulitan di halte dekat NAS Club.
"Ne! Ini tidak masalah!" Jawabku cepat dan langsung pergi ke garasi mobil.
Aish! Adikku itu seperti harus kuajarkan cara berpakaian yang stylis! Jika ia ingin menolong yeoja nya! - Pikiran Gi Nam yang kubaca tadi. Ku lihat Gi Nam hanya menggeleng-gelengkan kepalanya keraahku saat aku sudah berlalu didepannya.
FLASHBACK END-
LAY POV END-
to be continued