home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > When We Meet Again

When We Meet Again

Share:
Published : 26 Feb 2014, Updated : 05 Mar 2014
Cast : Teo, Yun, Sam (Lunafly), Kim Na Ra (OC)
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |9732 Views |2 Loves
When We Meet Again
CHAPTER 3 : Flashback

Salju pertama baru saja turun di Seoul kala itu. Sepasang kekasih terlihat menikmati kebersamaan mereka di sebuah cafe kecil di sudut kota. Di sanalah Kim Na Ra dan Teo biasa menghabiskan waktu mereka sepulang sekolah. Kim Na Ra selalu dengan coklat panas di tangannya dan Teo dengan americano favoritnya.

“Ada yang ingin aku bicarakan..” ucap Na Ra dan Teo berbarengan. Teo pun  tersenyum dan meminta Na Ra untuk berbicara duluan.

“Kau tahu, ayah dan ibuku sudah lama bercerai. Beberapa waktu lalu ibu datang dan memintaku untuk tinggal bersamanya di Indonesia. Ibu bilang dia sangat merindukanku.”

“Lalu? Kau menyetujuinya?” tanya Teo.

Na Ra menggeleng, “Aku belum menjawabnya. Aku ingin di sini, bersamamu Teo.”

Teo terdiam, matanya memandang Na Ra cukup lama. Ia ragu untuk menyampaikan apa yang seharusnya ia sampaikan hari ini mendengar jawaban Na Ra tersebut. Tiba-tiba, Na Ra menggenggam tangannya dengan erat.

“Aku mohon..Jangan biarkan aku pergi, Teo.”  

Aniyo..Kau harus pergi jika ibumu yang meminta. Apa yang ingin aku katakan tadi, sebenarnya itu mengenai ini, Na Ra..” Teo melepaskan genggaman tangan Na Ra dan mengambil selembar kertas dari dalam tasnya. Dia lalu memberikan kertas itu pada Na Ra dan meminta gadis itu membacanya.

Na Ra membaca surat yang diberikan Teo dengan seksama. Air matanya tiba-tiba saja menetes saat mengetahui isi surat itu. Entah kenapa surat yang menyatakan kontrak Teo dengan suatu agensi hiburan itu sangat melukai hatinya. Na Ra tahu Teo sangat menyukai musik. Selama ini ia selalu berusaha mendukungnya. Namun, dulu mereka pernah berjanji, apapun keputusan yang harus mereka ambil dalam hidup nantinya, mereka akan membicarakannya bersama terlebih dahulu. Seperti yang Na Ra lakukan saat ini. Ia tidak memutuskan masalah yang dihadapinya sendirian karena Teo, tapi kenapa laki-laki itu melakukan ini padanya. Menerima kontrak dengan agensi itu, tanpa Na Ra tahu apa-apa tentang itu sebelumnya.

Mian, Na Ra. Aku baru memberitahumu sekarang. Aku tahu kau tidak suka jika aku menjadi entertainer. Karenanya aku melakukan ini diam-diam.”

Na Ra menghapus air matanya dan mengembalikan surat itu pada Teo. “Kau benar..Aku memang harus pergi.”

Mianhae, Na Ra. Aku tahu aku mengecewakanmu.”

“Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang Teo? Kau ingin kita mengakhiri ini? Aku rasa nanti kau tidak akan memiliki waktu lagi untukku.”

“Bukan seperti itu maksudku. Aku hanya ingin kita istirahat sejenak dari hubungan ini Na Ra. Aku ingin mengejar impianku. Kau juga harus melakukannya..mungkin di Indonesia..” jawab Teo lemah.

“Ah, aku mengerti. Aku harus pulang sekarang Teo, ayah pasti sudah menungguku.” Na Ra beranjak dari duduknya dan bergegas meninggalkan Teo. Sebelum ia meninggalkan cafe itu, ia menanyakan satu hal yang sangat ingin ia tanyakan pada kekasihnya itu, ah atau lebih tepatnya mantan kekasihnya itu.

“Teo-ah, jika nanti aku pergi..akankah kau merindukanku?”tanyanya.

Teo berdiri dan memeluk Na Ra dengan lembut, “Ne, aku pasti akan merindukanmu..”

Na Ra merasakan hatinya begitu perih saat ini. Air mata yang sudah dihapusnya kini hadir lagi. Dia memeluk laki-laki yang sangat dicintainya itu dengan erat, mungkin untuk terakhir kalinya. Sebenarnya, ia tidak ingin pergi bersama ibunya. Na Ra berharap Teo akan menahannya di sini. Ia ingin Teo mengatakan padanya bahwa ia tidak boleh pergi. Namun, laki-laki itu sama sekali tidak menahannya dan Na Ra benci itu.

Na Ra melepas pelukan Teo, tanpa sepatah katapun Na Ra meninggalkan laki-laki itu sendirian di sana. Hatinya sangat terluka saat ini dan semua itu karena Teo. Laki-laki yang sudah bersamanya lebih dari separuh hidupnya. Laki-laki yang bilang bahwa ia mencintainya lebih dari seorang sahabat. Laki-laki yang pernah berjanji tidak akan membuatnya menangis. Namun kini, laki-laki itu pulalah yang menyakitinya seperti ini.

                                                                      ***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK