“Teettt” bel apartment Soohyung berbunyi.
“ah itu pasti mereka datang”. Soohyung melihat layar pintunya, benar saja para undangan yang ditunggunya telah tiba.
“Selamat datang di apartment baruku”. Soohyung menyambut tamunya.
“huaahh bagus sekali apartmentmu, mewah, hahah...eoh Baekhyun ada di sini? Bukankah kalian.....”Mirae merasa aneh melihat keadaan pasangan kekasih yang bertengkar telah kembali seperti semula.
“o..geugo...aniyeo, eonni aku sudah berbaikan dengannya hehe..”jelas Soohyung.
“hah aku benar-benar pusing dengan kalian”. Mirae.
“Mereka berdua, memangnya ada masalah apa dengan mereka?” tanya Sungjae yang tidak mengetahui kejadian sebelumnya.
“sudah ayo kita berpesta sekarang, aku sudah menyiapkan anggur kesukaan oppa hmm”.Soohyung mendorong oppanya duduk.
Mereka berpesta merayakan kepindahan Soohyung, terlihat bahagia seperti keluarga besar keadaan penuh tawa melingkup di ruang makan. Ponsel Baekhyun yang ditaruh di samping TV bergetar tapi dia tidak menyadarinya karena begitu asik tertawa bersama dengan keluarga Soohyung.
“hei kalian kan sudah 2 tahun lebih menjalin hubungan, kapan kalian akan meresmikannya?” Sungjae.
Soohyung terbatuk mendengar ucapan oppanya dan segera meneguk segelas air di hadapannya, sementara Baekhyun memandang seirus pada kekasihnya itu.
“iya suamiku benar, kalian jangan terlalu lama asik pacaran sudah saatnya kalian bicara soal pernikahan lagipula usia kalian sekarang sudah sepantasnya”. Timbal Mirae.
“masalah itu, kami belum membicarakannya hyung, lagipula Soohyung baru mencapai impiannya mungkin dia ingin terfokus dulu pada pekerjaannya sekarang”. Baekhyun.
Soohyung mengangguk tanda memiliki satu pikiran dengan Baekhyun.
“tetap saja kalian harus berfikir ke arah situ, apa kalian hanya akan bermain dengan hubungan kalian tanpa membawanya lebih serius eoh, kalian saling mencintaikan cepatlah segera bicarakan, adakan pertemuan keluarga juga”. Sungjae.
“tidak akan masalah, kalian masih bisa bekerja sesuka hati kalian setelah menikah, lebih baik pula karena kalian satu kantor bukankah itu bagus?” timbal Mirae.
Pesta selesai, Sungjae dan Mirae berpamitan pulang. Baekhyun masih di apartment kekasihnya terduduk di sofa ruang tamu sambil menyalakan TV. Soohyung duduk di sebelah lelaki itu, merangkulnya dan menyandarkan kepalanya di dada Baekhyun.
“jangan pikirkan ucapan oppa tadi eoh”. Ujar Soohyung.
“entahlah, tapi aku jadi memikirkannya hyung dan noona benar selama ini aku bersungguh-sungguh menjalin hubungan denganmu tentunya aku mengharapkan kau juga bersungguh-sungguh denganku, eoddae?”
Soohyung melepas rangkulannya, “jadi maksudmu, kau sungguh ingin membawa hubungan kita ke jalan yang serius?...sudahlah kita jangan bahas ini dulu belum saatnya, ini sudah larut kau tidak pulang?”
“kau ingin aku menginap atau pulang?” Baekhyun memasang ekspresi manja sambil merangkul.
“yasudah menginap saja, aku tidak mau sendirian”.
“o geurrae...mau tidur bersama atau terpisah?” Baekhyun menggerakan halisnya ke atas bawah.
“yaakk!! kau mau mati eoh, kau tidur di kamar sebelahnya aku di kamarku, kita kan belum resmi, yasudah hoaam aku sudah mengantuk aku tidur duluan ya” Soohyung beranjak dari sofa melangkah menuju kamarnya.
“maka itu, kita harus resmikan eoh, kau maukan?”
“akan kupikir-pikir dulu, jadi jangan paksa aku jawab sekarang”. Soohyung sudah menutup pintu kamarnya.
2 jam berlalu waktu menunjuk pukul 01.30 malam Baekhyun mematikan TVnya karena matanya sudah tidak kuat menahan kantuk dan ingin segera terpejam. Sebelum masuk ke kamarnya, dia memeriksa Soohyung di kamarnya. Gadis itu sudah tertidur lelap sekali tanpa memakai selimut, Baekhyun menarik selimutnya.
Baekhyun mengelus pipi kekasihnya yang tertidur lalu mencium keningnya, “jaljjayeo chagiya, saranghae”.
Baekhyun menyandarkan kepalanya di samping Soohyung menghadapkan wajahnya yang saling berhadapan.
Kemarin orang itu menghubungiku dia masih hidup, Soohyung apa kau masih mengharapkannya kembali?bagaimana denganku, aku sudah terlanjur sangat mencintaimu dan tidak ingin kehilanganmu apa yang harus kulakukan? Batin Baekhyun.
Beberapa hari kemudian. Baekhyun membuka buku harian milik Woohyun yang sengaja orang itu berikan padanya.
Bada....Soohyung sangat menyukai bada (pantai) desir air laut membuatnya tersenyum, angin yang bertiup membuat matanya ikut tersenyum, aku berharap menjadi air laut yang bisa membuatnya selalu tersenyum bukan menjadi angin yang membuatnya tersenyum tetapi hanya sesaat. Tapi aku ditakdirkan bagai angin yang hanya bisa membahagiakannya sesaat, karena hidupku tidak lama lagi...mungkin Tuhan sudah menyiapkan seorang pria di masa depannya yang menjadi air laut selalu membuatnya tersenyum.
Soohyung-a aku....akan pergi seperti angin itu, aku berharap kau bisa bahagia dan selalu tersenyum ketika air laut menghampirimu
“hyung...berlalu seperti angin, aku bersedih kau mengharap bisa menjadi air laut, aku pun mengharapkan hal yang sama aku ingin menjadi air laut itu dan menolak menjadi angin bisakah aku meminta seperti itu?”.Baekhyun
Soohyung-a aku ingin pergi jalan besamamu, aku akan menjemputmu di kantor dalam 30 menit dari sekarang. Baekhyun mengirim pesan pada Soohyung.
Baiklah, siaran selesai dalam 15 menit lagi. Balas Soohyung.
30 menit berlalu Baekhyun tiba di depan perusahaannya dan menunggu Soohyung di lobby. Soohyung terlihat keluar dari lift bersama beberapa staff.
Baekhyun mengangkat tangannya melambai pada Soohyung, Soohyung melihatnya dan langsung berlari hingga memeluk kekasihnya itu.
“memangnya kau mau mengajak ku kemana?” tanya Soohyung penasaran.
“lihat saja nanti,kajja”
Mereka berhenti di sebuah outlet membeli beberapa barang.
“kau coba jaket ini”. Baekhyun memberikan jaket pilihannya pada Soohyung.
“jaket?...kau mau mengajakku naik gunung?”
Baekhyun menggeleng, “sudah pakai ini, kajja kita membeli beberapa makanan”.
Setelah mereka selesai berbelanja Baekhyun menancap gas mobilnya dan segera pergi ke tempat yang ingin ditujunya bersama Soohyung.
Soohyung bingung kekasihnya menyetir melewati jalan tol dan melihat ke arah papan jalan tol tempat yang ingin kekasihnya itu tuju.
“Taeyang Bada?!”
“uhm...kita pergi ke pantai, joha?”
Ekspresi wajah Soohyung sedikit kurang menyenangkan mengetahui Baekhyun akan membawanya ke pantai, tentu saja karena dia hanya akan teringat masa lalunya bersama Woohyun yang ingin dilupakannya “pantai” bukan lagi hal yang disukainya.
Tiba di Taeyang Bada, Baekhyun keluar dari mobilnya melihat pemandangan pantai sementara Soohyung masih di dalam mobil tidak ingin keluar karena sangat membenci pantai.
Baekhyun mengetuk jendela mobil, “ayo keluar”.
Soohyung menundukan kepalanya dan mengepalkan tangan ketakutan, mulai terlintas masa lalunya di kepala, air matanya menetes seketika. Baekhyun yang melihat dari luar segera menghampiri masuk mobilnya.
“hikss...hikss...hikss..” isakan tangis Soohyung.
“wae..wae geurraesseo Soohyung-a, gwaenchana?”
Soohyung sontak memeluk Baekhyun dan menangis sejadinya, “bawa aku pergi dari sini, hikss...aku mohon hikss....bawa aku pergi...Baekhyun-a hikss...”
Baekhyun menuruti permintaan Soohyung pergi dari pantai. Mereka berhenti di depan supermarket Baekhyun memberikan kekasihnya air agar tenang. Setelah Soohyung minum perasaannya sedikit lebih tenang dan tangisnya sudah berhenti.
“kenapa kau ingin kita pergi dari pantai, bukankah menyenangkan di sana?”
“aku membencinya.....aku benci pantai”. Tatapan mata Soohyung kosong.
Bukankah kau sagat suka pantai?apa karena terlintas lagi tentang hyung di pikiranmu, sehingga kau merasa takut....masa lalumu apakah sangat menyakitkan untukmu? Batin Baekhyun.
Baekhyun memeluk wanita itu lalu mengecup rambutnya, “mianhae....aku tidak akan membawamu ke pantai lagi, aku mengerti perasaanmu...mianhae, kita pulang saja eoh”.
Hari sudah menjelang malam, mereka kembali ke apartment Soohyung. Baekhyun memapah wanita itu yang masih terlihat lemas karena menangis. Sampai tiba di kamar Soohyung dia membaringkan Soohyung dan menyelimutinya.
“tidurlah, aku akan pulang”. Baekhyun berdiri tetapi tangannya di tahan oleh tangan Soohyung.
“kkajima...jebal kkajima, nan museowoyo”. Soohyung.
“geurrae, aku tidak akan pergi aku menemanimu di sini, jadi kau harus pejamkan matamu eoh”. Baekhyun mengusap-usap kepala wanita itu.
Wanita itu akhirnya bisa memejamkan matanya dan tangannya menggenggam erat tangan Baekhyun.
“kesedihanmu, kecewamu, masa lalu yang ingin kau lupakan, aku akan menggantinya dengan kebahagiaan membuatmu tertawa setiap waktu... mimpi yang indah agar semua kepedihanmu sirna, saranghae”. Baekhyun.
Baekhyun ikut tertidur menyandarkan kepalanya di samping Soohyung mereka saling berhadapan.