H-12 menjelang acara teater akbar yang akan diadakan oleh Seoul High School. Persiapan mulai dari kostum, tata panggung, dan persiapan para pemainnya sudah dimantapkan dari jauh-jauh hari.
Setiap pemainnya berusaha memberikan yang terbaik untuk hasil yang baik pada hari acaranya.
Sehun yang tadinya malas dengan peran yang ia dapat, sekarang menjadi terbiasa, karena peran sebagai pohon ternyata juga berguna untuk mengsukseskan acara tersebut. Dan Krystal sendiri, ternyata ia belajar lebih cepat dari yang dibayangkan, yang tadinya tidak bisa berakting dan menari, sekarang mungkin kemampuannya bisa dibilang punya nilai lebih ketimbang Jessica.
“Perhatian semuanya.” Seru Mrs. Han memberikan tanda agar semua siswa berhenti berlatih. “Karena hari sudah hampir pukul 7 malam, saya akhiri latihan kali ini. Jaga kondisi kalian, jangan sampai ada yang drop saat hari acara. Saya akan memberikan kepada kalian, masing-masing dua tiket untuk keluarga kalian yang ingin ikut serta. Baiklah, kalian boleh pulang sekarang, terima kasih atas partisipasi kalian. Annyeong.”
Mendengar pengumuman itu seluruh siswa bersorak gembira karena mereka memang cukup letih latihan hari itu dan langsung bergegas membereskan bawaan mereka.
*DRRRTT DDRRT*
Ponsel Krystal bergetar di sakunya. Ia ambil ponselnya dan melihat satu pesan masuk. Dari ‘Frog Prince’.
From : Frog Prince
Hati-hati di jalan. Kau hari ini terlihat tidak semangat, apa kau sakit?
Begitu isi pesan singkat yang Joong Ki kirim. Memang belakangan ini, karena terus disibukan dengan tugas sekolah dan latihan, Krystal terlihat sering sakit kepala dan pucat.
Krystal mencari sosok yang mengirimnya pesan singkat itu. Ternyata ia masih di dalam ruang aula, sedang melihat ke arah Krystal juga. Lalu, Krystal menekan tombol reply dan membalas pesan singkat itu.
To : Frog Prince
Ne, apakah harus kau mengirim pesan singkat? Kita masih satu ruangan. Aku tidak sakit, hanya terlalu lelah.
Di sisi lain, Joong Ki membaca pesan singkat yang ia terima dan tersenyum. Lalu dibalasnya lagi pesan singkat dari Krystal.
To : Isabella
Terlalu jauh, haelmoni. J
‘Mwo? Haelmoni?’ batin Krystal dengan mulut terbuka. Malas meladeni pesan namja itu, yang akan berujung adu argumen, ia memasukan ponselnya ke dalam tas dan segera keluar dari ruangan itu disusul dengan eonnie-nya dari belakang.
***
Di dalam mobil, Krystal menopangkan kepalanya di kaca mobil. Wajahnya terlihat letih dan pucat dengan pandangan kosong menatap jalan raya.
“Krys, are you okay?” ujar Jessica seraya membelai lembut kepala adiknya.
Krystal memalingkan tatapannya ke arah Jessica, “Ne, I’m just too tired.”
Selama perjalanan, Jessica terus memeluk adiknya. Ia sangat menyayangi adik yang selalu ia anggap ‘kecil’.
Sesampainya di rumah, mereka disambut riang oleh appa dan eommanya di meja makan.
Baru saja Krystal mengeluarkan tiket yang ia dapat untuk orang tuanya, ternyata ia kalah cepat dengan Jessica. “Appa, eomma. Dua minggu lagi akan ada acara teater di sekolah kami, aku membawakan tiketnya untuk kalian.” Ujar Jessica seraya memberikan dua lembar tiket.
Wajah Krystal yang tadinya bersemangat, seketika berubah karena eonnie-nya lebih dulu memberikan tiket untuk orang tuannya.
“Ahahaha, gomawo Sica-ya. Ternyata kau masih ingat dengan orang tuamu.” Ujar Ji Yong, ketika menerima tiket dari Jessica.
Appa memberikan selembar tiket yang lainnya ke eomma mereka. Eomma melihat lebih detail lagi selembaran tiket itu, “Disini ada foto Krystal dan…” ia mencari nama pemeran namjanya, “dan Song Joong Ki. Apakah kalian pemeran utamanya?”
“Ne, Krystal dan Joong Ki pemeran utamanya.” Sahut Jessica. “Tadinya aku yang terpilih jadi pemeran utama. Tapi karena Joong Ki hanya mau jika Krystal yang jadi pasangannya, akhirnya Krystal yang jadi pemeran utama yeoja-nya.”
“Jadi karena lucky, kau terpilih jadi pemeran utama? Hahaha, yang benar saja.” Seru Appa mereka ketika mendengar penjelasan dari Jessica.
Sesak. Itu yang dirasakan Krystal sekarang. Ketika orang tuanya tidak mendukungnya sama sekali.
“Ah, tapi sejauh ini kau pasti berlatih dengan sangat keras, eomma yakin nanti pasti akan sangat bagus.” Bela Adele seraya mengusap pipi anaknya yang memerah.
“Kita lihat saja nanti, apakah dia bisa bermain sebagus perannya.”
“Appa, Krystal sudah sangat bagus sejauh ini. Bahkan kemampuannya lebih baik dariku. Mrs. Han sendiri yang bilang, teman-teman juga mengakuinya…”
Belum selesai Jessica menjelaskan, Krystal berdiri dari kursinya. “Aku sudah kenyang. Aku duluan, selamat malam.” Ujar Krystal dengan suara parau lalu bergegas meninggalkan ruang makan saat itu.
Krystal hanya menatap kosong jendela kamarnya yang mengahadap ke taman rumah dengan penuh rasa sesak dan pusing yang masih terasa.
Setelah lama latihan dan kerja keras, dia pikir akan mengubah pandangan ayahnya, kalau dia bisa berprestasi juga seperti eonnie-nya di bidang seni peran, tapi ternyata hasilnya sama seperti kemarin. Nihil.
Bosan dikamar dengan segala pikirannya, ia memutuskan untuk keluar mencari udara segar yang tidak bisa ia dapat dirumahnya sendiri. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan singkat.
To : Byun Baek Hyun
Baekhyunnie, kau sedang sibuk? Bisakah kau menemaniku jalan-jalan sekarang? Aku sangat bosan di rumah. Jaebaalllll
Setelah pesan singkat itu dikirim, sesaat kemudian ia mendapat balasan dari pesan singkatnya.
From : Byun Baek Hyun
Jalan-jalan? Baiklah, tunggu aku di rumahmu. Aku akan menjemputmu. Jangan lupa pakai mantel tebal, malam ini cuacanya cukup dingin.
Krystal langsung mengganti pakaian dan mengenakan mantel sesuai saran Baekhyun.
Sepuluh menit menunggu, akhirnya Baekhyun datang dan mereka pergi bersama ke Myeongdong.
Disana mereka hanya jalan-jalan dan membeli jajanan kecil seperti toppoki. Disela-sela itu, Baekhyun sesekali melirik lembaran naskah yang ia bawa.
Semakin malam, suhu udara disana semakin dingin, Krystal dan Baekhyun memutuskan untuk menghangatkan diri di Twosome Coffee yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang.
“Krystal-ya, aku ajak Sehun kesini, ya. Tidak menyenangkan kalau hanya kita berdua.”
“Terserah.” jawab Krystal singkat.
Seketika itu juga, Baekhyun meraih ponselnya dan menekan nomor yang ia tuju. Oh Se Hoon.
“Yeoboseyo?” ujar suara di seberang sana menjawab panggilan Baekhyun.
“Sehun-a, kau sedang dirumah, ‘kan?”
“Eoh, waeyo?”
“Kau bisa ke Myeongdong sekarang? Aku sedang bersama Krystal.”
“Ah, kebetulan sekali. Aku juga sedang bosan di rumah. Tunggu aku, aku akan menyusul. Kalian dimana?”
“Kami tunggu kau di depan Twosome Coffee, ara? Ppalli!”
Beberapa saat setelah menerima telfon dari Baekhyun, Sehun menampakan batang hidungnya di tempat itu. Mereka masuk ke kedai kopi dan duduk di salah satu meja.
Krystal dan Baekhyun sibuk membicarakan ulangan dan latihan teater, sedangkan Sehun sibuk dengan Bubble Tea yang ia pesan. Merasa ada yang aneh di bagian bokongnya, ia meraba-raba tempat ia duduk dan mendapati sebuah dompet cokelat tua.
“Ehm, Krys, Baekhyun, lihat, ada dompet yang tertinggal disini.” Ujar Sehun mengalihkan perhatian teman-temannya.
“Wah, tebal juga dompetnya, coba sini aku liat.” Seru Baekhyun seraya menyambar dompet yang Sehun pegang.
Baekhyun membuka dompet itu dan membelalakan matanya ketika melihat isi dompet. “WOAAH! Banyak sekali uangnya. Lihat, kartu ATM, kartu kredit. Banyak sekali!”
“Wah iya! Karena aku yang menemukan, ini jadi milikku!”ujar Sehun seraya berusaha merebut dompet yang ada di tangan Baekhyun.
“Andwae! Aku yang membukanya, jadi dompet ini milikku!” balas Baekhyun tidak mau kalah.
Baekhyun dan Sehun sibuk memperebutkan dompet itu. Gemas melihat dua temannya memperebutkan barang milik orang lain Krystal menarik dompet itu dari tangan dua temannya. “Kalian ini bagaimana! Pemiliknya pasti mencari dompet ini. Seharusnya kalian kembalikan, bukan malah mengambilnya.”
“Tapi Krys, isinya sangat banyak, aku yakin pemiliknya orang yang sangat kaya. Uang segitu kalau hilang, dia pasti tidak terlalu cemas. Tenang saja.” Seru Baekhyun seraya berusaha meraih kembali dompet itu, tapi sayangnya tangan Krystal lebih cepat dari Baekhyun, dan ia mendapatkan kembali dompet itu.
“Andwae.” Krystal membuka dompet itu dan mencari tanda pengenal pemilik dompet itu.
Ia menemukan tanda pengenal dan mengeluarkannya dari dompet. “Pemilik ini, namanya Emma Park.” Bisik Krystal seraya membaca nama pemilik dompet itu. Ia membalik kartu pengenalnya dan mendapati foto pemilik dompet tersebut. ‘Sepertinya aku pernah melihat orang ini. Hm, tapi dimana ya..’ batin Krystal sambil mengingat-ingat kembali wajah seorang yeoja.
Krystal melihat alamat pemilik dompet itu, “Namanya Emma Park, dia tinggal di daerah Gangnam. Kita harus mengembalikannya sekarang.”
“Ah, ayolah Krys, kita ambil saja uangnya, atau kita bagi rata saja, eottae?” bujuk Baekhyun, disusul anggukan tanda setuju dari Sehun.
“Andwae! Kita harus mengembalikannya! Kalau kalian tetap memaksa, aku akan melaporkan kalian ke polisi. Kalian mau?!”
Baekhyun dan Sehun saling melempar pandangan dengan wajah memelas. “Ah, arasseo. Kita kembalikan.” Ujar Sehun yang akhirnya menyerah.
“Nah, gitu dong. Kajja, kita ke rumahnya…” seru Krystal seraya bangkit dari kursi dan menggandeng teman- temannya.
***
Tidak perlu memakan waktu lama naik bus menuju kawasan perumahan di Gangnam. Setelah mencari alamat yang dituju, Krystal, Baekhyun, dan Sehun akhirnya menemukan sebuah rumah besar dengan pagar tinggi yang mengelilinginya.
“Woaah, besar sekali rumahnya. Rumah ini sama besarnya dengan rumah Kkamjong!” seru Baekhyun kagum melihat kemegahan rumah yang ada di depannya.
“Ne, pasti pemiliknya sangat kaya raya.” Sambung Sehun yang takjub dengan kemegahan rumah itu.
“Hmm, kajja, kita masuk.” Ujar Krystal.
Mereka mendekati pagar rumah itu dan menekan bel yang ada di depannya. Setelah dua kali bel ditekan, keluar seorang asisten rumah tangga dari balik pagar. “Annyeong haseyo, apakah benar ini rumah Emma Park?” tanya Krystal kepada seseorang di balik pagar.
“Ne, ada keperluan apa, ya?”
“Ah, ini. Kami menemukan dompetnya di Twosome Coffee, daerah Myeongdong dan ingin mengembalikan kepada pemiliknya.”
“Eoh, baiklah silahkan masuk.” Ujar asisten rumah tangga itu seraya mempersilahkan mereka memasuki rumah besar tersebut.
Baekhyun dan Sehun tercengang ketika melihat isi ruangan rumah itu. Banyak barang- barang dari bahan material maha dan lukisan- lukisan dari pelukis ternama. Belum lagi hiasan lainnya yang harganya selangit.
“Aigoo, ini rumah atau toko antik?” ujar Baekhyun seraya melemparkan pandangannya ke seisi ruangan.
Krystal yang bukan termasuk golongan orang norak, menyenggol lengan Baekhyun, memberi tanda agar ia berhenti terlihat seperti orang kampung. “Psst.”
Beberapa saat setelah mereka menunggu di ruang tamu, datang seorang yeoja paruh baya menghampiri mereka. Yeoja itu terlihat sangat stylish dengan dressnya yang berwarna merah maroon.
Seketika pandangan mereka teralih kepada seseorang yang menghampirinya. Mereka langsung berdiri dan membungkukan tubuhnya memberi salam kepada pemilik rumah. “Annyeong haseyo.” Sapa mereka serentak.
Emma, tersentak kaget ketika melihat Krystal berada di rumahnya. Ia langung menghampiri dan berdiri disebelah Krystal seraya memegang tangannya. Krystal sendiri benar- benar lupa dengan kejadian di kedai Kwang Soo ahjussi, hingga ia melupakan sosok Emma, yang sekarang sedang berdiri di hadapannya.
“Eoh, ada perlu apa kalian kesini?” tanya Emma kepada mereka.
“Ah, mianhae ahjumma, kami mengganggu waktu istirahatmu. Kami hanya ingin mengembalikan dompetmu. Oh Sehun menemukannya di Myeongdong. Ini.” jelas Krystal seraya menyodorkan dompet tersebut kepada Emma.
Emma meraih dompet yang diberikan kepadanya, “Ah, akhirnya. Ini memang milikku. Aku pikir dompetku dicuri. Ternyata tertinggal. Gamsahamida, kalian anak- anak yang sangat jujur.” Ujar Emma seraya memeluk Krystal dan melemparkan senyum leganya kepada Baekhyun dan Sehun.
Masih ada guratan kecewa di wajah dua namja itu karena mereka tidak mendapatkan uang dari dompet tebal itu. Tapi ternyata, Emma sangat pengertian dan mengajak mereka makan malam di rumahnya.
“Ah, sebagai tanda terima kasih, kalian harus makan disini. Apapun yang kalian mau, akan aku berikan.” Ujar Emma.
Sehun dan Baekhyun saling melempar pandang dan tersenyum evil. “Apapun, ahjumma?” tanya Baekhyun tersenyum girang.
“Apapun.”
Krystal yang melihat tingkah memalukan temannya hanya menutup wajah menahan malu.
Merekapun memesan banyak sekali makanan yang saat itu juga tersedia sesuai permintaan mereka. Baekhyun dan Sehun makan ala orang kelaparan, seperti kesempatan makan sepuasnya dan ‘apapun’ seperti ini hanya datang sekali seumur hidup.
Menuggu teman-temannya makan dengan rakus, Krystal dan Emma hanya berbincang- bincang ringan. Entah ada satu rasa yang sepertinya tidak pernah ia dapat dari keluarganya. Tangan lembut Emma, tidak hentinya mengelus punggung dan kepala Krystal dan itu membuat Krystal nyaman. Mungkin karena selama ini, perhatian keluarganya hanya tertuju kepada anak sulung mereka.
“Ahjumma, kau punya anak? Dimana anakmu sekarang?” Tanya Krystal seraya melempar pandangannya ke seluruh ruangan luas tapi nyaris tak berpenghuni.
“Ne, aku punya seorang anak laki-laki. Mungkin ia sedang bermain keluar bersama teman-temannya.”
“Oh..” Krystal meraba kantung pada mantelnya dan mengambil selembar tiket. “Ahjumma, ini. Minggu depan sekolahku akan mengadakan teater akbar. Apa kau berminat? Ah tapi jika kau tidak ada waktu, itu tidak masalah.”
Emma meraih tiket yang diberikan padanya. Wajahnya beseri melihat tiket yang ia dapatkan. “Ah, kau pemeran utamanya? Cantik sekali, aku pasti akan datang. Aku juga akan mengajak teman- temanku untuk datang.”
Mendengar kata- kata Emma, Krystal tersenyum senang. Setidaknya masih ada orang yang bisa menghargainya. Walau hanya dengan selembar tiket. “Jinjjayo? Ah, gamsahamnida ahjumma.” Seru Krystal riang seraya memeluk Emma.
Pukul sepuluh malam, Krystal memutuskan untuk segera pulang, karena besok ia harus latihan dan pulang malam. Baekhyun dan Sehun pun sudah tak berdaya lagi mengisi perutnya yang sudah penuh sesak dengan makanan.
“Ahjumma, kami pulang dulu. Terima kasih untuk makan malamnya.” ujar Krystal seraya tersenyum ke arah Emma.
“Ne, ahjumma. Apakah kami boleh main lagi ke rumahmu?” tanya Baekhyun dengan senyumnya yang lucu.
Mendengar kata-kata Baekhyun yang tidak tau malu, Krystal mencubit perut Baekhyun yang mengeras karena penuh makanan. “Agrhh! Appo, Krystal-ya!”
Melihat tingkah mereka, Emma hanya tertawa kecil, terlebih melihat Sehun yang hanya memegangi pinggangnya karena sudah susah berjalan akibat kekenyangan, “Ne, tentu saja. Kalian boleh kesini kapanpun kalian mau.” Ujar Emma.
Terlihat senyum semeringah yang di tebar Baekhyun dengan mata berkaca-kaca karena terharu. “WOAAH gamsahamnida, ahjumma.” Seru Baekhyun seraya membungkukan tubuhnya dan berterima kasih.
Lagi-lagi Krystal hanya menundukkan kepalanya, menahan malu dari tingkah temannya itu.
“Hah, sudah puaskan, Byun Baekhyun?” “Ahjumma, kami pulang dulu. Maaf sudah mengganggumu. Annyeonghi gaseyo.” ujar Krystal seraya membungkukan tubuhnya dan meninggalkan rumah Emma.
‘Annyeong’ batin Emma seraya tersenyum dan melambaikan tangannya.
***
o0o TBC o0o
mohon tinggalkan jejak setelah baca ff ini ya terutama komentar, biar ff ini dan ff-ff berikutnya bisa lebih baik^^ gamsahamnida:):*