home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Cinderella Story

Cinderella Story

Share:
Author : karimaalkaff
Published : 18 Feb 2014, Updated : 24 Sep 2015
Cast : Song Joong Ki, Krystal Jung (fX), Kang Minhyuk (CNBlue), Jessica Jung (SNSD)
Tags :
Status : Ongoing
12 Subscribes |333951 Views |30 Loves
Cinderella Story
CHAPTER 15 : Disappointed

Setelah kurang lebih empat hari Krystal di Busan untuk perawatan chemoteraphy, Jessica, Krystal, dan Joong Ki kembali ke kota Seoul dengan menggunakan KTX.

Selama perjalanan, tak hentinya tangan Joong Ki terus menggenggam erat tangan Krystal seakan ia tidak akan pernah melepaskan yeoja itu. Jessica sendiri yang melihat betapa senang dongsaengnya ketika ia bersama teman sekelasnya, karena akhirnya dongsaeng maskulin itu bisa berubah layaknya seperti yeoja sungguhan.

Krystal sendiri sebenarnya sangat malu. Ini kali pertama dalam hidupnya bisa merasakan yang namanya jatuh cinta. Bahkan cinta pertamanya sekarang hanya berjarak kurang dari 2cm darinya.

Setidaknya untuk sekarang...

 

***

Sesampainya mereka di kota Seoul, Joong Ki segera mengambil mobilnya yang ia parkir empat hari lalu tak jauh dari stasiun. Ia mengantar Krystal dan Jessica ke rumah mereka terlebih dahulu.

Tak memakan waktu yang terlalu lama, merekapun sampai di rumah keluarga Jung. Seorang ahjumma membuka gerbang rumah agar mobil Joong Ki bisa masuk ke pekarangan rumah. "Ah, annyeong nona Sica, nona Krystal. Apa kau sudah membaik?" Tanya ahjumma tersebut seraya mengelus lembut bahu Krystal.

"Tentu. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit sakit saat terapi." Jawab Krystal seraya memeluk ahjumma tersebut.

Merekapun memasuki rumah yang ternyata sedang kedatangan seorang tamu. "Annyeong haseyo..." Sapa Krystal, Jessica, dan Joong Ki bersamaan.

"Ah, annyeong. Akhirnya kalian sampai. Aku sangat merindukan anak-anakku." Jawab ibu dari dua anak perempuan itu seraya menghampiri mereka dan memeluknya dua sekaligus.

"Eoh, E..emma ahjumma.. A..annyeong.." Sapa Jessica gugup yang menyadari siapa orang yang sedang bertamu di rumahnya itu.

"Ah, aku baru ingat! Emma ahjumma ini kakak eomma 'kan? Annyeong ahjumma." Seru Krystal seraya membungkukan tubuhnya.

"Kau mengingatku. Krystal aku sangat merindukanmu." Seru Emma seraya memeluk Krystal yang masih berdiri. "Dan kau, Song Joong Ki-ssi, pangeran tampan yang mencium sang putri."

Sentak wajah Joong Ki dan Krystal berubah menjadi merah padam karena malu, ternyata salah satu penonton mereka masih mengingat adegan tak terlupakan itu. "Ah, ahjumma! Jangan mengingat itu lagi." Seru Krystal pada wanita paruh baya yang didepannya.

"Hahaha, itu tidak sengaja, ahjumma. Aku juga sedikit malu mengingatnya." ucap Joong Ki. "Ah, sebaiknya aku pulang sekarang."

"Kau harus duduk dan istirahat sejenak disini. Kalian habis berpergian jauh, pasti sangat lelah. Makanlah dulu disini, Joong Ki-a." ujar Adele.

"Ah, gamsahamnida ahjumma. Tapi aku harus segera pulang. Ada urusan yang harus segera aku selesaikan. Jika ada waktu, aku akan main lagi kesini." Jelas Joong Ki pada Adele.

"Baiklah, hati-hati di jalan." Ujar Adele seraya menepuk pelan pundak namja tampan itu.

"Ne, kau harus kembali lagi, eoh!" Sambung Krystal seraya meninju pelan pundak Joong Ki seraya memberikan senyum terbaiknya untuk namja kesayangannya itu.

"Nde." Jawab Joong Ki disertai dengan senyum indahnya seraya mengusap kepala Krystal dengan lembut. "Aku akan kembali lagi kesini untukmu. Jaga diri baik-baik, arachi? Baiklah, ahjumma, Sica-ya, aku pamit pulang sekarang. Annyeong." Ujar Joong Ki seraya memberi hormat dan segera meninggalkan rumah tersebut.

Jessica yang terlihat lelah setelah perjalanan yang cukup panjang dan hampir tidak bisa tidur sepanjang malam di Busan, juga meninggalkan ruang tamu untuk segera istirahat. "Ahjumma, eomma, aku ingin ke kamar. Aku sangat lelah."

"Eoh, masuk lah, eomma dan ahjumma sudah merapihkan kamar kalian. Kau pasti sangat lelah." Ujar Adele pada Sica yang setelahnya segera beranjak dari ruangan itu.

Cukup lama Adele, Emma dan Krystal berbincang bersama. Entah kenapa, Emma terlihat sangat menyukai Krystal. Tak henti-hentinya tangan Emma terus mengusap dan memeluk tubuh Krystal yang duduk di sebelahnya.

"Ah, ahjumma, eomma. Aku rasa, aku harus ke kamar sekarang. Aku ingin mandi dan segera istirahat." ujar Krystal pada ibu dan bibinya.

"Ah, baiklah. Jangan lupa minum obat, arachi?" Seru Adele mengingatkan anak bungsunya itu.

"Siap bos!" Ujar Krystal seraya memberi tanda hormat kepada ibunya dan segera meninggalkan mereka menuju kamarnya.

Krystalpun melanjutkan kegiatan di kamarnya. Setelah mandi, ia berniat untuk menelpon ‘pangeran kodok’nya. Entah kenapa perasaan Krystal menjadi bergejolak. Ia sendiri sangat sulit mengendalikan perasaannya.

Ia mencari-cari ponselnya karena ia sendiri lupa dimana ia meletakan benda yang sangat penting baginya sekarang. “Ah, dimana ponselku?” Ia terus mencari hingga akhirnya teringat bahwa ponsel miliknya ada di dalam tas yang tertinggal di ruang tamu. “Aish, jinjja! Tasku tertinggal di bawah!”

Iapun mulai keluar dan menuruni anak tangga satu persatu. Baru saja ia mau menampakan dirinya di ruang tamu, suatu perbincangan janggal tertangkap oleh telinganya dari ruangan tersebut. Karena penasaran dengan perbincangan antara ibu dan bibinya, ia mengurungkan niat untuk menampakan dirinya dan lebih memilih bersembunyi di balik tembok pembatas antara tangga dan ruang tamu.

 

***

Ruang tamu

Adele dan Emma berbicara hampir berbisik tapi masih cukup terdengar oleh Krystal yang sedang bersembunyi.

“Adele, bagaimana kondisi Krystal sekarang? Apakah sudah membaik?” tanya Emma pada adiknya.

“Aku selalu khawatir dengan penyakitnya, apakah masih bisa sembuh atau tidak. Bagaimana bisa ia terserang penyakit mematikan seperti leukemia? Kau tau sendiri ‘kan, dokter bilang penyakit leukemia yang seperti diidap Krystal biasanya penyakit keturunan. Dan kau juga tau, keluarga kita tidak ada yang pernah punya riwayat dengan penyakit itu.” Sambung Adele.

Sentak mendengar apa yang di ucapkan adiknya, Emma meneteskan air matanya dan mulai menangis. “Kau melupakan sesuatu, Adele..”

“Eoh? Apa maksudmu?”

“Appa Krystal meninggal karena penyakit itu. Tidak lama setelah aku meninggalkan kakak suamimu, Jung Seung Hyun. Apa kau tidak tau kalau keluarga Jung punya riwayat penyakit leukemia?” jelas Emma yang sampai saat ini belum berhasil mengendalikan air matanya yang terus keluar.

“Mwoya?! Aku tidak pernah tau. Dan kau! Kau tidak pernah memberi tahuku! Bahkan kau meninggalkan Seung Hyun sampai ia meninggal hanya karena lelaki itu! Kau keterlaluan!” ucap Adele yang semakin menjaga suaranya agar tidak terdengar oleh seisi ruangan

“Mianhae, Adele, mianhae. Aku memang sangat jahat! Tapi ketahuilah, aku sangat merindukan anak kandungku. Aku sangat merindukannya. Bahkan sekarang aku sedang berfikir akan membawanya bersamaku. Aku akan mengobatinya hingga sembuh.”

“Andwae! Setelah kau buang dia demi lelaki itu, sekarang kau ingin mengambilnya dariku! Kau rela membuang putri dan suamimu demi lelaki konglomerat itu, dan sekarang kau ingin mengambilnya dariku setelah aku susah payah membesarkannya? Dimana perasaanmu! Bahkan kau tidak berpikir akan perasaan Krystal dan Seung Hyun, bahkan kau meninggalkannya saat Krystal masih sangat kecil dan Seung Hyun yang sedang sakit parah!”

“Aku mohon Adele, aku sangat menyayanginya. Aku juga sangat menyesal melakukan itu semua. Walau bagaimanapun, ia tetap putri kandungku. Ia pasti membutuhkan ibunya. Apapun yang ia butuhkan akan aku penuhi demi menebus segala dosaku padanya.” Seru Emma yang semakin terisak tak bisa menahan harunya.

“Lalu, jika kau membawa Krystal, bagaimana dengan suamimu? Dan anakmu dari lelaku itu?”

“Kang In sudah meninggal sejak dua tahun yang lalu. Sekarang seluruh kekayaannya aku yang mengelola. Aku tidak punya anak dari Kang In, tapi Kang In punya anak dari mantan istrinya, Kang Min Hyuk. Anak tiriku sempat tidak merestui hubunganku dengan Kang In. Bahkan sampai sekarang, sepertinya ia belum bisa menerimaku sebagai ibunya.” Jelas Emma.

“Tunggu, Kang Min Hyuk? Aku seperti pernah mendengar namanya. Itu seperti teman Jessica saat dia SMA dulu.”

“Nde, Minhyuk teman sekelas Jessica, dan dia sunbae Krystal juga di sekolah….”

 

***

 

DEG

 

Seperti ada benda berat menghantam dada Krystal mendengar apa yang baru saja ibu dan bibinya katakana ‘Apa maksud semua ini?!’ batinnya sambil menahan air mata yang hampir saja terjatuh dari matanya.

Setelah mendengar percakapan yang berhasil mengguncang jantung dan pikirannya, Krystal jatuh tersungkur ke lantai. Sentak Emma dan Adele terkejut ketika mengetahui bahwa Krystal mendengar semua apa yang mereka katakan.

Cairan merah pekat mulai keluar dari hidung Krystal hingga menetes di lantai rumanya. Dengan berusaha sekuat tenaga, ia bangkit dan segera masuk ke kamarnya. Ia mengunci rapat pintu kamarnya dan menangis sejadi-jadinya.

Ia tidak pernah menyangka semua ini akan terjadi dan menimpa dirinya. Bahkan hal ini terjadi di antara orang-orang yang ia sayang.

Jessica, yang sebenarnya sudah melihat keberadaan Krystal yang sedang mendengarkan percakapan ibu dan bibinya tidak bisa menggerakan seluruh tubuh dari tempatnya berdiri. Hanya mata dan isakan tangisnya yang seakan tak bisa berhenti.

Walaupun Krystal bukan adik kandungnya, Jessica tetap menyayangi Krystal bagaimanapun sifat Krystal.

Emma dan Adele mengejar Krystal menuju kamarnya. “Krystal-ya, buka pintunya! Aku mohon buka pintunya. Maafkan aku. Aku mohon. Jangan lakukan ini padaku, aku sangat menyayangimu, Krystal-ya.” panggil Emma dari luar seraya berusaha membuka pintu kamar anaknya itu tanpa berhenti menangis.

“Krys, buka pintunya. Hidungmu berdarah lagi. Eomma sangat mengkhawatirkanmu.” Sambung Adele yang juga berusaha membukakan pintu kamar Krystal yang juga ikut terisak.

Dari dalam kamar, Krystal sangat shock dan kecewa. Sangat kecewa. Bagaimana bisa ia di bohongi sampai sejauh ini.

“KALIAN SEMUA PERGI! JANGAN GANGGU AKU! SUDAH CUKUP KALIAN MEMBOHONGIKU! AKU BENCI KALIAN! KALIAN JAHAT! KALIAN TIDAK SEPERTI IBU BAGIKU!” jerit Krystal dari dalam kamarnya. Air matanyapun semakin mengalir deras. Ia sendiri sudah tidak memperdulikan lagi darahnya yang terus mengalir dari hidungnya.

 

Krystal pov

Bagaimana bisa kalian membohongiku seperti ini? Apa salahku?!

Aku sudah cukup tersiksa dengan penyakit ini. Bahkan akupun telah di bohongi dengan penyakit ini.

Apakah harus aku semakin tersiksa lagi karena kehidupanku?!

Kenapa kalian begitu kejam padaku?!

Sebenarnya aku ini siapa? Siapa orang tuaku sesungguhnya?!

Siapa mereka?!

Apa yang terjadi selama ini?!

Hatiku sungguh sakit, Tuhan..

Baru kali ini aku merasa sangat lemah.

Lemah dan lelah akan segalanya.

Kenapa harus aku?!

Kenapa mereka tega menyakitiku seperti ini?!

 

Krystal pov end

 

Krystal terus menangis sejadi-jadinya tanpa menghiraukan sama sekali dua orang yang menunggunya di luar, yang juga sedang menangis.

Bagaimana bisa ia menghiraukan orang yang selama ini juga tidak menghiraukan perasaannya.

 

***

10 p.m. KST

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Sudah empat jam yang lalu, Emma dan Adele meninggalkan kamar Krystal. Entah apa yang mereka lakukan setelahnya.

Krystal yang sedang merebahkan tubuhnya dengan wajah yang sangat pucat dan lingkar mata yang menghitam, segera bangkit mengambil mantel tebal, ponsel dan dompet saku miliknya. Ia berniat meninggalkan rumah hari itu karena kondisinya saat ini sedang sangat tidak baik, dan ia rasa Adele dan Emma tidak ada di depan kamarnya maupun ruangan lain.

Krystal membuka pintu kamarnya secara perlahan menuruni anak tangga satu persatu. Dan benar saja, tidak ada orang lagi saat ia melalui ruang tamu. Ia membuka pintu secara perlahan, mengambil sepedah miliknya dan melajukannya dengan cepat ke satu-satunya tempat yang ia yakini bisa menenangkan pikirannya.

 

***

Sungai Han

Sesampainya di tempat biasa ia merenung, dibawah pohon besar, di pinggir sungai Han, ia duduk dan terus menatap ke arah sungai yang tenang dengan pikiran yang kosong.

Entah kenapa air matanya jatuh dan semakin deras, yang lama-kelamaan menjadi isakan keras. Ia tidak bisa menahan rasa kecewanya. Bahkan beban pikiran dan perasaannya cukup sulit ia mengerti hingga ia hampir gila karena masalahnya kali ini.

“Kenapa kalian melakukan ini semua padaku?! KENAPA?!” jerit Krystal yang membuat isakannya semakin keras. Pedih. Itu yang di rasakan Krystal sekarang.

Tiba-tiba seseorang datang, duduk di sebelah Krystal dan langsung memeluknya dalam dekapan.

Krystal yang sedaritadi menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, mulai membuka wajahnya dan melihat siapa yang memeluknya sekarang. “Joong Ki sunbae…”

“Menangis lah..”

Krystal melanjutkan tangisnya di dalam pelukan namja itu. Entah darimana datangnya Joong Ki, yang pasti Krystal benar-benar sangat membutuhkannya kali ini.

 

***

Sudah setengah jam yang lalu Krystal berhenti menangis dan terus menatap kosong perairan yang sunyi. Joong Ki kembali dan membawa dua buah cokelat panas dan bubur instan yang masih panas untuknya dan untuk Krystal. “Krystal-ya, makanlah. Kau pasti sangat lelah.”

Tidak ada jawaban dari Krystal. Ia terus diam tanpa mengalihkan pandangannya. “Krys, sampai kapan kau mau seperti ini terus? Kau kenapa? Jangan menyiksa dirimu seperti ini. Makanlah, cuaca semakin dingin dan kau harus tetap hangat.”

Tetap tidak ada jawaban dari Krystal. Sungguh kondisi Krystal saat ini sangat menyedihkan. Dengan wajah pucat pasi, lingkar mata yang menghitam dan dingin seperti itu, ia terlihat seperti mayat hidup.

Melihat kondisi Krystal, Joong Ki ingin menangis, tapi ia urungkan, karena jika ia menangis, masalah tidak akan selesai begitu saja. “Kalau kau terus diam seperti ini. Aku tidak akan mengerti. Jika tidak ada lagi yang ingin kau lakukan, aku akan pergi dari sini.”

Joong Ki kembali bangkit dari duduknya yang semula di sebelah Krystal. Belum sempat ia melangkahkan kakinya, tangan Krystal yang sangat dingin menariknya dan memberi tanda agar ia tetap di sana. “Kajima.” Ucap Krystal. Suaranya terdengar sangat lemah dan parau.

Joong Ki sama sekali tidak tega melihat Krystal, kembali duduk di sebelah yeoja itu. Ia menatap lembut wajah Krystal yang menyedihkan dan mengusap lembut rambut Krystal. “Baiklah, tapi aku mohon. Kau harus makan. Aku tidak mau kau semakin sakit. Kau pernah berjanji padaku, bahwa kau akan sembuh. Igeo, makanlah.” Ujar Joong Ki seraya memberikan suapan untuk Krystal. Perlahan Krystal memakan makanannya hingga habis, begitu juga dengan cokelat panasnya.

“Pintar, aku yakin setidaknya kau sudah lebih baik sekarang. Kau tau? Sangat menyakitkan bagiku melihat kondisimu menjadi buruk seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi?”

Krystal mengalihkan pandangan kosongnya ke arah Joong Ki dengan penuh kesedihan, sehingga Joong Ki sendiri turut merasakan apa yang gadis kesayangannya ini rasakan. “Jika kau belum siap menceritakannya padaku, kau bisa bercerita nanti.” Ujar Joong Ki seraya mengusap kepala Krystal untuk yang ke sekian kalinya.

“Sunbae..” ucap Krystal yang belum melepaskan pandangan sayu-nya dari Joong Ki. “Aku membenci hidupku. Bisakah aku mati sekarang?”

“Kau ini apa-apaan, eoh? Apa yang kau bicarakan?! Semudah itu kau bilang ingin mati? Kau tidak mengerti perasaanku? Ketika melihat kondisimu seburuk ini, ketika melihat wajahmu yang sangat pucat, ketika aku harus meninggalkanmu, dan ketika kau bilang ingin mati sekarang, itu membuat hatiku sangat sakit, Krys.”

“T..tapi.. sungguh hidupku sangat sulit sekarang. Aku tidak tau lagi harus bagaimana. Semua orang menyakitiku.” Seru Krystal seraya menundukan wajahnya.

“Eoh? Apa maksudmu? Jika bercerita bisa membuatmu lebih baik, ceritakan semuanya padaku.” Ucap Joong Ki seraya mengelus lembut pundak Krystal.

Krystal kembali mengangkat kepalanya dan menatap namja tampan yang ada di depannya sekarang. “Sunbae.. Kau tau, ternyata selama ini aku sama sekali tidak vertigo. Keluargaku menutupi semua ini padaku. Dan ternyata aku mengidap leukemia! Dan mereka semua serempak membohongiku!”

Mendengar apa yang Krystal katakan membuat jantung Joong Ki terasa seperti tertimpa benda keras. Karena ia sendiri juga ikut menutupi penyakit itu pada Krystal. “Mungkin mereka punya alasan sendiri, kenapa penyakitmu ditutup-tutupi seperti ini.”

“Sunbae, mereka tidak hanya membohongiku tentang penyakit ini. Tapi juga seluruh sejarah hidupku.” “Sunbae, ibuku yang kau kenal, ternyata bukan ibuku. Ibu kandungku membuangku saat aku masih kecil, bahkan ia juga meninggalkan ayahku hingga akhirnya ia meninggal karena leukemia, penyakit yang sama denganku, demi namja lain. Bahkan aku tidak pernah tau bagaimana sosok ayah kandungku.”

“Krystal-ya, kau tidak boleh bicara seperti itu. Kau tidak boleh b…” Krystal menyentuh bibir Joong Ki hingga namja itu terdiam.

“Aku belum selesai sunbae. Kau bilang, kau ingin mendengar rasa sakitku bukan?” ujar Krystal dengan lemas. “Kau tau siapa ibu kandungku, yang tega menelantarkanku? Eoh, dia yang tadi kau temui dirumahku. Emma. Emma Park. Kakak dari ibuku yang kau kenal selama ini. Dan kau tau siapa yang ia nikahi, sampai-sampai ia tega membuangku? Kang In. Ayah kandung dari Kang Min Hyuk. Namja sinting yang terus menggangguku. Dan sampai aku sebesar ini, mereka masih mencoba untuk membohongiku. Semuanya. Semua membohongiku!” Krystal kembali terisak dalam tangisnya.

Untuk yang kedua kalinya, Joong Ki menarik Krystal dalam dekapanya. Membiarkan ia menangis. Ada rasa bersalah yang teramat besar dari diri Joong Ki sendiri. ‘Mianhae Krystal-ya.. aku tidak pernah bermaksud membohongimu.’

 

 

Beberapa waktu berlalu, pukul 1 malam KST, mereka masih duduk di sana dengan suasana hening. “Krys, aku juga ingin menceritakan sesuatu padamu. Kau tau, sebenarnya kau masih beruntung. Ibumu yang sekarang sangat perhatian padamu. Kau juga punya eonnie yang sayang padamu.” ujar Joong Ki memecahkan keheningan.

“Aku tau siapa orang tua kandungku. Aku juga punya seorang hyung. Tapi tidak satupun dari mereka yang memperdulikanku. Mereka menafkahiku, tapi aku bahkan hampir lupa bagaimana cara ibu dan ayahku memanjakanku. Mereka sibuk dengan bisnis. Dan aku, hanya menunggu mereka sadar bahwa aku masih disini menunggu mereka, bahkan walaupun mereka tidak akan perna tau bahwa aku menunggu mereka. Tapi sekarang, kau ada di sisiku. Itupun sudah cukup bagiku. Untuk itu, aku tidak ingin apapun terjadi padamu.” jelas Joong Ki, yang membuat Krystal merasa iba sekaligus kagum pada namja itu.

Krystal memeluk Joong Ki dan mengusap kepala dan punggung namja itu dengan lembut. “Joong Ki sunbae, aku berubah pikiran. Aku tidak akan mati dengan semudah itu. Karena ternyata disini ada orang yang begitu mencintaiku.” Ucap Krystal tanpa melepaskan pelukannya.

Joong Ki menarik tubuh Krystal dan merapatkan kembali pelukan mereka, seakan ia tidak akan pernah melepaskan yeoja itu dengan mudah. “Gomawo..”

 

 

*TBC*

 

Hai dreamers, maaf ya kalo lkelamaan baru posting lagi. bukan karena sibuk, tapi interetnya mati wkwk.

oya, makasih untuk readers yang udah mau baca ff ini. makaish juga <3 nya, kalo kalian suka, kalian bisa dukung ldengan klik LOVE y bagi yang belom :* minal aidin walfaidzin bagi yang sedang merayakannya :)

saya harap kalian ga bosen sama ff ini sampe nanti ending dari ceritanya. :)

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK