Seoul High School
Krystal kembali menikmati masa-masa indahnya di sekolah karena ia sudah di izinkan kembali masuk sekolah oleh eomma-nya setelah tidak masuk hampir tiga minggu, dengan syarat ia harus berhati-hati. Kondisi di sekolahpun sudah kembali seperti semula, seperti sebelum kejadian saat teater. Tidak ada gossip lagi atau buah bibir dari para siswa.
“ANNYEONG!...” sapa Krystal dengan memberikan kejutan kecil pagi itu kepada Chanyeol, Sehun, dan Seohyun yang sedang berbincang di kursi belakang kelas.
“Woah, Krystal Jung, kau sudah boleh sekolah? Ah, jeongmal bogoshippo.” Seru Sehun yang langsung memeluk Krystal, disusul dengan pelukan dari Chanyeol dan Seohyun.
“Nde, kami sangat merindukanmu. Ehem, aku kesulitan mengerjakan matematika selama kau tidak masuk sekolah, Krys.” Ucap Chanyeol dengan muka memelasnya.
“Ahahaha, nde, sekarang aku disini. Aku bisa membantumu lagi Chanyeollie.”
“Krys, duduklah ada yang ingin aku tanyakan.” Seru Seohyun seraya menggeser kursi agar Krystal bisa duduk disana. “Apa yang kau lakukan bersama Minhyuk sunbae saat ulang tahunnya?”
Mendengar pertanyaan Seohyun, Krystal tersentak kaget dan mulai mengingat kembali kejadian pahit itu. “Ah, itu tidak penting. Aku tidak ingin membahasnya lagi. Bisakah kita membahas hal lain?”
“Eom, keurom. Mianhae.” Sedikit penyesalan yang di rasakan Seohyun karena menanyakan hal itu. Iya yakin kejadian itu tidak bagus, karena itu sahabatnya ini tidak mau bercerita apapun.
***
Taman sekolah
Untuk merayakan kembalinya Krystal ke sekolah, hari itu Kai yang sedang berbaik hati, membelikan semua sahabatnya jus jeruk. Mereka bersenda gurau dan bermain kartu sambil bercerita bagaimana kondisi di sekolah selama Krystal tidak masuk.
“Jongin-a, gomawo. Aku yang baru masuk, seharusnya aku yang traktir.” Ujar Krystal seraya meneguk jus jeruk yang ada di tangannya.
“Ah, ini hanya jus jeruk. Besok kau yang harus traktir kami!” balas Kai sambil mengeluarkan sebuah kartu.
“Nde, kau harus traktir kami makanan. Oya, kau tau, selama kau tidak masuk kami rasanya sangat sepi Krys.” Seru Chen yang pandangannya masih fokus pada permainan.
“Sekarang aku di sini, jadi kalian tidak perlu khawatir, ara?” ucap Krystal seraya melemparkan senyum ke semua teman-temannya.
Krystal dan teman-temannya pun melanjukan permainannya dengan disertai gurauan dan candaan. Kedatangan Krystal kembali masuk sekolah mengubah atmosfer yang ada di sekelilingnya, terutama pada sahabat-sahabatnya. Kantin dan taman sekolah kembali bising saat istirahat dengan kedatangan Krystal.
Saat sedang asik bergurau dan tertawa, Joong Ki menghampiri mereka yang sedang duduk di bawah pohon taman, “Krystal-ya…”
“Eoh, nde, waeyo, sunbaenim?” jawab Krystal seraya mengalihkan pandangannya ke asal suara yang memanggilnnya.
“Jujur, sebenarnya kau ini sakit apa, eoh?”
“Aku vertigo, sudah pernah aku bilang ‘kan.”
“Kau bohong. Ini..” ujar Joong Ki seraya mengeluarkan obat milik Krystal yang tertinggal di bangku dekat lapangan basket beberapa hari yang lalu.
“Ah, itu dia. Kau dapat darimana obatku?”
“Kau meninggalkannya di lapangan basket kemarin. Sekarang kau masih mau berbohong?!”
“Bohong apa? Tidak ada yang aku sembunyikan Joong Ki-ssi!”
“Kau….” Belum selesai Joong Ki berbicara, Sehun menyela pembicaraannya.
“Sunbaenim! Dia benar. Dia tidak berbohong.” ujar Sehun mencoba menjelaskan. Di belakang Krystal, teman-temannya memberi tanda agar Joongki segera pergi dan tidak bertanya kepada Krystal lagi.
Joongki sendiri sedikit bingung dengan yang mereka lakukan. “Chanyeol-ssi, Baekhyun-ssi. Kalian berdua, temui aku sepulang sekolah di ruang musik.” Ujar Joongki yang langsung membalikan badannya meninggalkan Krystal dan teman-temannya.
“Hhh, ada apa dengan namja itu. Aku sudah tidak mood. Kalian lanjutkan saja.” Gerutu Krystal seraya menaruh kartu yang ditangannya dengan kasar.
“Jangan begitu Krys. Aku rasa, Joongki sunbae menyukaimu. Makanya ia sangat khawatir dengan kondisimu.” Ujar Sunny seraya mengelus punggung Krystal.
“Nde, lagipula sikapnya sangat terlihat kalau dia menyukaimu. Kau tau, Krys, selama kau tidak masuk, ia jadi sering lewat kelas kita. Padahal kelas kita jauh dari kelas XII. Aku yakin sunbae itu menyukaimu.” Jelas Sehun yang disetujui oleh Chanyeol dan Seohyun.
Wajah Krystal sontak menjadi memerah karena malu. Pasalnya, sudah cukup lama juga ia merasakan hal itu. Bagaimana tidak, senyum Joongki yang tidak dimiliki namja manapun selalu ia lihat dan selalu berhasil membuat denyut jantungnya berdetak lebih cepat.
“Wah, Krys, jangan-jangan kau juga menyukainnya?!” cetus Baekhyun yang menyadari perubahan di wajah Krystal, “iyakan? Kau jangan coba-coba membohongi kami, lihat wajahmu memerah! Akhirnya ada juga namja yang berhasil membuat yeoja maskulin ini jatuh cinta.”
Kesal dengan perkataan Baekhyun, Krystal berhasil memberikan sebuah jitak-an tepat di kepala Baekhyun. “Kau!”
“Agrrhh!!! Appo!!! Kau yeoja gila!”
***
KRIINNNGGG
Bel sekolah berbunyi tepat puku setengah lima KST, menandakan pelajaran untuk hari itu usai. Ponsel Chanyeol bergetar didalam sakunya, ia mengeluarkan ponselnya dan melihat sebuah pesan masuk di layar. Song Joong Ki sunbaenim.
From : Song Joong Ki sunbaenim
Jangan lupa, temui aku di ruang musik.
Hampir saja ia melupakan janji dengan sunbaenya itu. Chanyeol segera bergegas memasukan semua bukunya dan beranjak dari kursinya.
“Chanyeollie, kau mau kemana, eoh? Kau mau menemui Joongki sunbae?” sapa Krystal yang masih santai membereskan bukunya.
“Eoh, aku sudah bilang pada Chen, hari ini dia yang mengantarmu. Kau tidak usah menungguku, ara. Aku duluan, annyeong.” Seru Chanyeol yang langsung keluar dari kelas.
Baekhyun keluar dari ruangannya tepat bersamaan dengan Chanyeol saat ia melewati ruang kelas Baekhyun. “Kau dapat pesan dari Joongki sunbae?” tanya Baekhyun pada temannya.
“Nde, kau juga dapat, ya?”
“Nde, aku hampir lupa kalau tadi ia menyuruh kita untuk menemuinya. Chanyeol-a” lanjut Baekhyun, “bagaimana kita menjelaskannya pada sunbae? Aku sedikit ragu.”
“Bagaimanapun, ia harus tau. Aku takut terjadi apa-apa dengan Krystal. Sunbae itu keras kepala.”
Sepanjang perjalanan Baekhyun dan Chanyeol saling berbincang tentang keadaan Krystal dan pertemuan mereka dengan sunbaenya itu. Tidak memakan waktu lama, mereka sampai di depan ruang musik.
Baekhyun mengetuk pintu dan mereka mulai memasuki ruang musik. “Annyeong.. Maaf kami terlambat sunbaenim.” Sapanya ketika melihat seseorang sedang duduk di depan piano besar di sana.
“Eoh, duduklah. Sekarang, ceritakan tentang kondisi Krystal.” ujar Joongki to the point seraya melemparkan tatapan tajamnya mulai dari Chanyeol, dan kemudian Baekhyun.
“Aku heran, kenapa kau begitu mau tau. Apa kau menyukai Krystal?” tanya Baekhyun asal. Kebiasaan.
“Kenapa kau begitu mau tau tentang perasaanku? Aku hanya meminta kalian menceritakan yang sebenarnya.”
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Joongki. Baekhyun dan Chanyeol hanya menunduk, dan sesekali saling melempar pandang. “Kami beri tau tentang Krystal, dan kau beri tau apa yang kami ingin tau.” Jelas Chanyeol tanpa melihat ke arah Joongki yang wajahnya sudah memerah karena merasa di introgasi oleh hoobae-nya.
“Hh, arasseo. Nde, waeyo? Sekarang ceritakan bagaimana kondisi Krystal.”
Mendengar pernyataa sunbaenya itu, Chanyeol dan Baekhyun saling melempar pandang seraya mengembangkan senyum kecil di bibir mereka. “Ehem, baiklah. Tapi sunbaenim, berjanjilah satu hal.” Ujar Baekhyun, “Jangan beri tahu ini kepada siapapun, termasuk Krystal.”
“Maksudnya?”
“Nde, Krystal sendiri belum tau tentang sakitnya. Jessica sunbae dan keluarganya meminta kami untuk merahasiakan ini pada Krystal.” sambung Baekhyun.
“Eoh, aku janji.”
“Jadi, sebenarnya, penyakitnya itu bukan vertigo.” Ujar Baekhyun, “dia mengidap penyakit leukemia.”
DEG!
Seperti ada benda keras yang menghantam dada Joongki. Ternyata perasaannya benar, ada yang tidak beres dari yeoja yang sudah membuatnya jatuh hati. Dan obat yang ia temui, benar-benar obat untuk pengidap leukemia. “Jin..jinjjalyo? Bagaimana bisa?”
“Kami juga kurang tau tentang hal itu. Kami sendiri juga tidak menyangka hal seperti ini terjadi pada teman kami. Kami mohon agar kau juga bisa ikut bantu menjaga Krystal, jangan sampai ia terluka, karena lukanya akan cepat terkena infeksi.” Jelas Chanyeol pada sunbaenya itu. Ia sendiri tau pasti perasaan sunbaenya sekarang sedang tidak baik setelah mendengarnya.
“Joongki sunbae, gwaenchana?” seru Baekhyun menyadarkan lamunan Joongki.
“Eoh, kalian boleh pergi sekarang. Keluarlah.”
Baekhyun dan Chanyeol lagi-lagi saling melempar pandang, dan kemudian beranjak dari tempatnya. “Baiklah, kami pergi.” Merekapun keluar dari ruangan itu.
“Agrh! Apakah semua sunbae di dunia ini semena-mena terhada hoobae-nya?! Setelah mengintrogasi kita, ia mengusir kita begitu saja!” gerutu Baekhyun seraya memukul-mukul telapak tangannya, seakan yang ia pukul adalah semua senior di sekolahnya.
“Sudahlah, aku yakin ia sangat terpukul karena berita ini. Ah, lebih baik kita ke kedai ramen sekarang, setiap hari rabu, ada beli satu, gratis satu.”
“Jinjja? Ah, kajja!”
---
Masih terpaku dalam duduknya, tanpa sadar, sudah terbendung cairan bening di mata Joongki yang hampir jatuh di pipi mulus namja itu. Entah kenapa, sekarang yang dipikirannya hanya Krystal..Krystal..dan Krystal. Padahal sebelumnya, ia bertekad untuk fokus pada ujian Negara. Tapi sekarang? Perasaan khawatirnya pada yeoja itu semakin bertambah. “Krystal-ya, kenapa bisa seperti ini?...”
***
Three months later
Seluruh sekolah, terutama kelas XII bersorak dan merayakan kelulusan kelas XII. Guru-guru dan orang tua murid pun ikut merayakan bersama murid kelas XII. Hari itu, kelas X dan XI datang ke aula sekolah untuk ikut meramaikan pesta (wisuda) kelas XII. Para hoobae dan sunbae saling memberi salam, ada juga yang saling bertukar hadiah, dan ada pula yang saling berfoto.
Kai yang juga hadir di acara itu menguatkan tekadnya untuk mengajak sunbae kesayangannya foto bersama, “Sica sunbae..”
“Ah, nde Jong In-a?”
“Kau akan meninggalkan sekolah, bolehkah aku mengambil gambar bersamamu?” seru Kai. Ia menunduk dan mendapati Jessica mengenakan cincin yang ia berikan. Perasaannya begitu senang karena ia yakin, Jessica pasti menyukai hadianya.
“Nde, tentu.” Ujar Jessica sambil tersenyum pada Kai. Kai sebenarnya sudah menyukai Jessica sejak Jessica menjadi ‘penanggung jawab’nya saat MOS dulu.
“Ah, gamsahamnida, Sica sunbae.”
“Nde, Cheonmaneyo.” Setelah berfoto, Jessica meninggalkan Kai yang masih menatapnya dari belakang, belum jauh dari tempatnya, seseorang datang menghampiri Jessica.
“Chagi-ya.” panggil Min Seok yang cukup jelas terdengar di telinga Kai.
‘Chagi? Sejak kapan Sica sunbae pacaran dengan Min Seok sunbae?’ batin Kai. Entah sejak saat itu, hatinya seperti kejatuhan durian. Ada rasa penyesalan, kenapa tidak dari dulu ia nyatakan perasaannya. ‘Sica sunbae, saranghae..’ hanya itu yang bisa ia ucapkan didalam hatinya sekarang.
---
Di sisi lain, Krystal kembali duduk di kursi bersama orang tuanya setelah foto wisuda dengan Jessica. Sebenarnya ia ingin bergabung dengan yang lain, tapi ia urungkan niatnya karena takut kepalanya kembali sakit.
Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Joongki mendapati Krystal yang sedang menyenderkan kepala di pundak appa-nya. Ia berniat menghampiri yeoja manis itu, sudah cukup lama ia tidak melihatnya karena fokus pada ujian. “Annyeong haseyo.” Sapa Joong Ki sopan seraya membungkukan badannya pada orang tua Krystal.
“Ah, nde, annyeong.” Balas orang tua Krystal. “Kau, pangeran di teater itu kan?” sambung Ji Yong ketika menyadari siapa yang menyapanya.
“Nde, ahjussi, Song Joong Ki imnida.”
“Kau sangat tampan jika dilihat dari dekat.” Ucap Adele saat melihat senyum Joongki yang tidak terlepas dari bibirnya. “Dan kau juga pintar! Di IPA, kau peringkat satu ujian Negara. Pasti orang tuamu sangat bangga.”
“Ada apa, sunbaenim?” tanya Krystal tanpa basa basi. Ia takut appa-nya kembali ‘bertingkah’.
“Ah, ani. Aku hanya ingin mengajak kalian foto bersamaku, mau kah?”
“Tentu saja! Kajja, kita foto dengan kameraku juga.” Seru appa Krystal yang tiba-tiba bersemangat. Merekapun mengambil foto bersama.
Sebenarnya Krystal sedikit heran, untuk apa sunbae ini minta foto bersama keluarganya. Untung saja, appa-nya tidak menanyakan hal-hal aneh lainnya.
“Krystal-ya..” seru Joongki yang sekarang duduk di sebelah Krystal.
“Eom?”
“Aku ingin mengambil gambar bersamamu, hanya bersamamu. Mau kan?”
Senyum Krystal mengembang seketika. Rona wajahnyapun ikut berubah menjadi merah tomat karena malu sekaligus senang. “Eoh, boleh.”
Sama halnya dengan Krystal, Joongki juga tersenyum senang, karena yeoja kesayangannya ini mau ia ajak berfoto. Joongki mengeluarkan kamera Polaroid miliknya dan kemudian mulai mengambil gambar berdua.
“Lihat, kau sangat cantik, Krystal Jung.” seru Joongki saat melihat hasil fotonya, dan kemudian melihat wajah pucat Krystal. begitu juga dengan Krystal, ia membalas tatapan Joongki seraya menyunggingkan senyumnya.
“Hahaha, kau mau coba merayuku?”
Tidak ada jawaban dari Joongki, ia hanya tersenyum dan terus menatap Krystal beberapa saat. Ia tidak akan meninggalkan kesempatan baiknya untuk terus melihat wajah yeoja yang sangat ia cintai.
“Krys, ini. Kau pegang dua foto, aku pegang dua. Jangan hilangkan foto ini, ara? Karena hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkan foto bersamaku.”
Mendengar kata-kata Joongki yang kepedean, Krystal langsung menyunggingkan bibirnya ke arah Joongki. “Mwoya?! Sesampainya aku dirumah, akan aku bakar habis foto ini!” canda Krystal seraya menjulurkan lidahnya.
Joongki hanya tersenyum melihat tingkah Krystal. Dan lagi-lagi Krystal hampir salah tingkah karena terus menerus ditatap Joongki. “Yak! Jangan menatapku seperti itu.” Ujar Krystal. sesaat kemudian, ia merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru dan memberikannya pada Joongki.
“Igeo mwoya?”
“Buka saja.” Joongki membuka kotak yang diberikan Krystal. Sebuah jam kantung antik, dengan rantai kalung. “Kau akan pergi jauh, aku akan sangat merindukanmu. Aku ingin kau menjaga ini. Jam ini pemberian kakekku. Jika kau kembali dari New York, bawa ini bersamamu saat kau pulang nanti. Ara?”
Joongki tersenyum dan sangat senang dengan pemberian Krystal, rasanya sangat ingin ia memeluk Krystal saat itu, tapi tidak mungkin ia lakukan. Bisa-bisa kejadian seperti beberapa waktu lalu akan terulang.
“Nde.. Aku berjanji..”
***
Krystal’s room
Krystal’s pov
Hhh, hari ini sungguh membosankan! Lagi-lagi karena kepalaku ini, aku tidak boleh masuk sekolah dengan eomma! Menyebalkan!
Besok lusa aku akan ada terapi khusus, entah bagaimana rasanya. Sebenarnya aku penasaran. Tapi, bagaimana jika nanti sangat sakit? Ah entahlah, rasanya tidak sabar untuk sembuh!
Aku membuka ponselku dan mencari-cari sesuatu yang bisa menghiburku. Semua permainan sudah sangat membosankan bagiku, selama tidak sekolah, aku hampir menyelesaikan semuanya.
Aku coba cek seluruh kontak telfonku. Kemudian aku mendapati sebuah nama yang tidak asing lagi.
Jujur, aku sangat merindukannya saat ini.
Aku coba mengirimkan sebuah pesan untuknya.
To : Frog Prince
Joongki sunbae, annyeong. Kau sedang apa? Kenapa tidak mengirimku pesan, eoh?
Tidak membutuhkan waktu lama, ponselku bergetar, dan ternyata sebuah pesan masuk yang aku tunggu.
From : Frog Prince
Aku sedang menunggu pesan dari seseorang. Kau merindukanku, ya? haha.
Membaca pesannya, aku sedikit kesal. Ternyata, ia sedang menunggu pesan dari orang lain. Tapi juga sangat senang, karena ia tau perasaanku sekarang.
To : Frog Prince
Seseorang? Siapa itu?! Merindukanmu? Yang benar saja, FROG PRINCE^^
Dengan mengirimkannya pesan saja sudah membuat jantungku seperti ini. Aigoo, sebenarnya aku ini kenapa?! Dulu aku sangat membencinya, sekarang?
Ternyata kita memang benar-benar tidak boleh terlalu membenci orang. Beginilah jadinya.
Tidak lama, aku mendapati pesan masuk yang ke sekian kalinya di ponselku.
From : Frog Prince
Jadi kau tidak merindukanku? Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi, Krystal-ya!
Kau mau tau siapa yang aku tunggu? Baiklah, sebentar lagi aku akan menelpon orang itu. Aku sangat merindukan suaranya.
Membaca pesan terakhir dari Joong Ki, rasanya aku ingin menelan namja itu hidup-hidup! Tapi..
Ponselku berdering. Aku melihat ke layar ponsel dan mendapati nama panggilan dariku untuk Joongki disana. Saking senangnya, aku bangkit dari kasurku, menghela napas panjang dan mulai menekan layar untuk mengangkat telfonnya.
‘Yeoboseyo.’ Ucapku ketika mengangkat telfon.
‘yeoboseyo, Krystal-ya, bagaimana kondisimu? aku.. aku sangat merindukanmu.’ ujarnya dari seberang sana. Ah, aku sangat merindukan suaranya yang lembut dan tegas.
‘Haha, jinjjalyo? Kalau begitu, kau main saja kerumahku. Kau mau, kan? Aku.. aku juga merindukanmu.’ Jawabku, entah kata-kata jujur itu keluar begitu saja dari mulutku. Sejak kapan aku jadi sejujur ini?
‘Baguslah kalau kau juga merindukanku. Aku sangat senang mendengarnya. Jeongmal? Aku boleh main kerumahmu?’
‘Tentu. Kau boleh datang kapanpun. Aku sangat bosan sendiri disini. Eonnie-ku sedang pergi bersama Min Seok sunbae’
‘Baiklah. Aku akan ke rumahmu sekarang. Aku tutup telfonnya.’
Beeppp….
Telfonnya langsung putus. Namja itu! Aku masih ingin bicara banyak dengannya. Ah, tapi ia akan datang ke rumahku. Aku harus bersiap sekarang.
Krystal’s pov end
***
Krystal menunggu Joongki di ruang keluarganya sambil memakan sedikit camilan yang disediakan oleh ahjumma. Sekitar 45 menit ia menunggu, barulah terdengar bel rumah berbunyi, Krystal segera bangkit dari duduknya dan membukakan pintu.
Sesosok namja yang ia tunggu akhirnya nampak di depannya. “Annyeong.” Sapa Joongki pada Krystal seraya tersenyum.
“Annyeong, kau sungguh datang. Ayo masuk, kita bicara didalam.” Ujar Krystal seraya mempersilahkan Joongki masuk dan duduk di ruang tamu. “Aku senang kau datang, sunbae.”
“Aku juga senang bisa melihatmu sekarang. Bagaimana kondisimu?” tanya Joongki.
“Aku sangat baik.” Jawab Krystal dengan dihiasi senyum cantik di wajahnya.
Mendengar jawaban Krystal, dada Joongki terasa sesak. Bagaimana bisa, Krystal yang sedang sakit seperti ini menjawab ‘sangat baik’ dengan menunjukan senyum di wajahnya yang pucat pasi. “Jinjja? Tapi kenapa kau tidak sekolah hari ini?”
“Eomma bilang, aku harus istirahat, karena besok aku akan ke rumah sakit dan lusa akan terapi khusus.”
“Terapi khusus?”
“Nde, waeyo?”
Joongki hanya diam. Berpikir, apa yang dimaksud Krystal ‘terapi khusus’.
Dari balik ruangan lain, eomma Krystal datang membawa nampan berisi kue Pie dan cokelat dingin untuk Joongki dan Krystal.
“Ah, annyeong, ahjumma.” Sapa Joongki seraya membungkuk.
“Annyeong, Joongki-ssi. Aku bawakan camilan untuk kalian. Habiskan ya.”
“Ah, nde ahjumma. Gamsahamnida.” Joongki mulai memakan kue yang dibawakan Adele untuknya. “Woah, enak sekali. Kau buat ini sendiri?”
“Ya, kalau kau mau tambah, akan aku ambilkan lagi.”
Adele akhirnya ikut bergabung dengan Krystal dan Joongki. Mereka membicarakan ini-itu, dan sedikit tentang teater.
“Ahjumma, bolehkah aku mengantar Krystal untuk terapi besok lusa? Aku mohon.” Pinta Joongki. Adele sedikit terkejut karena permintaan Joongki, pasalnya ia belum tau, kalau Joongki sudah tau tentang penyakit Krystal.
“Nde? Ikut? K…kau yakin? Jessica akan mengantarnya, kau tidak perlu repot-repot.”
“Tapi aku ingin mengantarnya. Boleh ‘kan?” pinta Joongki lagi pada eomma Krystal.
Adele sedikit ragu dengan permintaan Joongki. Ia melirik anaknya, dan kemudian kembali melihat ke arah Joongki. “Eom, baiklah. Kau boleh ikut mengantarnya.” Ujar Adele yang akhirnya mengizinkan Joongki untuk ikut.
Cukup lama Joongki berada di rumah Krystal, akhirnya ia pamit untuk pulang, karena waktu juga sudah hampir malam. Joongki berpamitan pada eomma Krystal.
“Aku akan mengantarmu.” Seru Krystal.
“Eoh, Krys, sebaiknya kau bawa piring dan gelas kotor ke dapur, ahjumma akan mencucinya. Biar eomma yang mengantarnya ke gerbang.”
“Arasseo.” Krystal menuruti perintah eommanya dan segera membereskan piring kotor sementara Adele mengantar Joongki keluar.
Sementara diluar.. “Joongki-ssi, apa kau sudah tau kondisi Krystal yang sebenarnya?” tanya Adele setengah berbisik.
“Nde, saya sudah tau, ahjumma. Sebenarnya, untuk apa besok lusa ke rumah sakit?”
“Krystal akan menjalankan Chemotherapy. Aku harap kau bisa menjaga Krystal nanti. Aku mohon padamu, tolong jaga Krystal. Aku sangat menyayanginya.”
Lagi-lagi Joongki merasa sesak di dadanya. Ia tidak bisa membayangkan, bagaimana nanti proses kemo yang akan di jalankan Krystal.
“Nde, aku akan menjaganya. Ah, ahjumma. Sekarang aku pamit. Annyeong.” Ujar Joongki yang langsung meninggalkan pekarangan rumah Krystal.
Di benaknya sudah terlintas bayang-bayang mengerikan yang akan terjadi.
‘krystal, aku yakin kau kuat! Bertahanlah.. kau akan sembuh’ batin Joongki.
o0o TBC o0o
hari ini sengaja post dua chapter karena udah lumayan lama ga update ff.. takut juga besok-besok ff-nya error dan ga bisa update kayak kemarin.
makasih untuk readers yang setia membaca ff saya... terima kasih juga buat readers yang mau sempetin diri buat komentar..
komentar kalian sangat membantu untuk mengembangkan fanfiction ini. komentar kalian juga yang buat saya bisa belajar dan memperbaiki kesalahan saya...
terima kasih semua :*