Seoul High School
Tidak seperti biasanya, pagi itu sekolah dihebohkan dengan kejadian di acara teater kemarin.
Rencananya hari itu Krystal ingin absen sekolah, karena dia tau pasti seisi sekolah akan membicarakan kejadian kemarin. Tapi mengingat tiga bulan lagi ia akan ujian kenaikan kelas, ia mengurungkan niatnya untuk absen hari itu.
Krystal dan Jessica masuk ke dalam gedung sekolah bersama. Seperti ada daya tarik tersendiri, hari itu Krystal benar-benar menjadi pusat perhatian.
‘Lihat, dia Krystal Jung.’ ‘Yeoja itu mencium pangeranku kemarin.’ ‘Lihatlah bibir beruntung itu.’ ‘Yeoja tidak tau malu, berani-beraninya ciuman di depan umum.’ Gumam para siswi yang melihat kedatangan Krystal pagi itu.
Mereka memang berbisik, tapi cukup terdengar jelas di telinga Krystal. “Krystal-ya, gwaenchana?” tanya Jessica. Ia tau Krystal sangat terguncang karena kejadian kemarin.
“Eoh, eonnie. Aku duluan.” Ujar Krystal langsung meninggalkan kakaknya.
Sepanjang hari itu Krystal benar-benar dihujani komentar. Untuk menghindari mereka, Krystal hanya diam di kelas. Bahkan bicara dengan sahabatnya saja dia malas, karena ia tau, pasti pembicaraan mereka berhubungan dengan ciuman itu.
***
*KRIIINNGGG*
Waktu istirahat tiba, perut Krystal yang sedang tidak bisa diajak kerjasama membuat ia terpaksa harus pergi ke kantin untuk makan sesuatu.
Prediksinya pas. Selama perjalanan menuju kantin, ada saja yang menguji kesabaran.
‘Krystal-ya, aku juga mau menciummu juga, bolehkah? Hahaha.’ ‘Krys, bagaimana rasanya ciuman di depan orang banyak?’ seru para siswa namja disusul tawaan saat melewati Krystal.
Mendengar ucapan para siswa itu membuat Krystal berdiri mematung. Lututnya melemas dan rasanya ia tidak sanggup lagi melangkah.
Tiba-tiba saja tawa siswa di lorongan itu terhenti. Seorang namja berdiri di belakang Krystal tanpa gadis itu sadari. Beberapa saat setelah seluruh siswa terdiam namja itu menarik Krystal keluar dari gedung sekolah.
Belum sampai ke luar gedung, Krystal mengangkat wajahnya dan menyadari siapa yang menariknya keluar. Krystal mengempaskan tangan dari namja itu dan menampar tepat di pipinya.
“Kau, kemarin kau sudah mempermalukanku. Sekarang kau mau apa, eoh?” bentak Krystal.
Tidak ada jawaban dari namja itu. Ia hanya diam dan terpaku menatap wajah Krystal yang memerah.
“Hhh, Joong Ki-ya, masih berani mendekatinya? Kau tidak malu setelah mencari perhatian di acara kemarin? Lihat, ini semua karena kau. Mulai detik ini, jangan pernah dekati Krystal, arachi?!” seru Minhyuk yang datang, dan kemudian menarik Krystal pergi dari hadapan Joong Ki yang masih terpaku di posisinya.
***
“Krystal-ya, kau pucat. Apa kau lapar?” ucap Minhyuk.
“Eoh, bisakah kita ke kantin sekarang?”
“Tentu. Kajja!” ajak Minhyuk. Terlihat garis bahagia di wajahnya. Pertama kalinya Krystal tidak menolak jalan bersamanya sejak kejadian beberapa waktu lalu sebelum teater, dan sekarang Krystal mengajaknya ke kantin bersama.
Ada saja buah bibir dari para siswa di sekolah itu. Ketika mereka melihat Krystal dan Minhyuk masuk bersama seraya bergandengan, seisi ruang kantin memperhatikan dan menghujamnya dengan kata-kata mencela.
“Ehem, begini ternyata Cinderella Seoul High School. Setelah ciuman di depan umum, sekarang mencari perhatian dengan bermesraan bersama namja yang berbeda? Murahan.” Ucap Soo Young yang membuat Krystal benar-benar naik pitam.
Baru saja Krystal ingin bangkit dari tempat duduknya, tapi Minhyuk menggenggam erat tangan yeoja itu. “Krys, biarkan. Jangan melakukan hal itu lagi.”
Mengingat sudah cukup banyak ia mempermalukan dirinya sendiri, Krystal kembali duduk di tempatnya dan menutup telinga rapat-rapat.
***
Jam pulang tiba, Krystal harus pulang sendiri karena eonnie-nya belajar bersama di rumah Min Seok, teman sekelasnya. Sebenarnya ia bisa saja pulang bersama Kai atau Chen, tapi ia mengurungkan niatnya. Takut mereka membicarakan hal-hal yang tidak ingin dia dengar.
Sebuah mobil sedan hitam yang dikendarai Minhyuk berhenti tepat di depan Krystal saat ia baru keluar dari gedung sekolah. Iapun keluar dari mobilnya dan menawarkan tumpangan kepada Krystal.
“Kau mau pulang bersamaku? Sica tadi memintaku untuk mengantarmu pulang.”
“Jinjja?”
“Nde. kajja.”
Krystal masuk ke dalam mobil Minhyuk yang sesaat kemudian melajukan mobilnya menuju rumah Krystal.
Sesampainya di depan rumah Krystal, Minhyuk memberikan sebuah undangan kepada Krystal.
“Igeo mwoya?” tanya Krystal saat Minhyuk memberikan sebuah amplop hitam.
“Undangan pesta ulang tahunku sabtu depan. Aku mengundang temanmu dan eonnie-mu juga tadi. Kau mau datang kan?”
“Hmm, kita lihat nanti.” Ujar Krystal seraya mengambil undangannya dari tangan Minhyuk. “Baiklah, gomawo sunbaenim. Annyeong.”
Dengan sekejap, mobil Minhyuk melaju kencang meninggalkan pekarangan rumah Krystal.
***
Krystal's room
Sudah sampai di rumahpun perasaan kesalnya di sekolah masih terbawa. Krystal membuka halaman buku pelajarannya dan mulai mengerjaka PR. Berharap dengan mencari kesibukan, setidaknya ia bisa lupa kejadian memuakannya di sekolah.
Ia menyelesaikan PR-nya tepat pada jam makan malam. Krystal turun dari kamarnya dan mendapati keluarganya sudah berkumpul untuk segera makan. Terlihat garis wajah penasaran di wajah appa Krystal. Entah, sejak acara teater itu appa Krystal sering mengintrogasinya tentang adegan ciuman di atas panggung.
"Krystal-ya, kau baru bangun?" Tanya eomma saat Krystal duduk di sebelah Jessica.
"Ani, aku habis belajar. Eomma, apa ahjumma membuat twigim? Aku sangat lapar." ucap Krystal sambil berharap appa-nya tidak akan menanyakan hal yang sama 'lagi'.
"Ah, kau mau twigim? Appa akan minta tolong ahjumma untuk membuatnya." Seru Ji Yong yang segera bangkit dari tempatnya ke dapur. "Ahjumma sedang membuatnya. Kajja, kita mulai makan."
Bingo! Setelah berbaik hati, appa Krystal benar-benar menanyakan hal itu.
"Krys, berapa lama kau latihan ciuman? Anak itu lumayan juga." Tanyanya yang sontak membuat eomma, Krystal, dan Jessica tersentak kaget karena pertanyaan itu.
"MWO? Tidak pernah!" Bantah Krystal.
"Nde, rencananya memang tidak ada ciuman sungguhan, daddy. Itu Joong Ki sendiri yang melakukannya." Jelas Jessica.
"Ah, jinjjayo?”
"Appa, saat ini aku tidak ingin membicarakan hal itu. Aku ingin hidup seperti sebelum acara teater. Hidup normal. Bisakah?" Saat itu juga Krystal beranjak dari kursinya. Ia mengambil mantelnya yang tergantung di sudut ruangan dan meninggalkan rumah.
"Oppa, look! Sekarang kau membuatnya pergi! Sepanjang hari kau hanya menanyakan itu yeobo! Aku juga bosan mendengarnya." Ucap eomma dengan gusar.
"Aku hanya menanyakan hal yang wajar. Apa aku salah, eoh?"
"Appa, kondisi Krystal sedang tidak baik setelah teater kemarin. Apalagi dia sedang jadi buah bibir satu sekolah. Aku mohon, appa bisa mengerti kondisinya sekarang." Jelas Jessica. Tampak guratan sedih di wajah Jessica.
***
Krystal mengayuhkan sepedahnya dengan cepat menuju sungai Han untuk menenangkan dirinya. Sampai disana, ia menaruh sepedahnya dan duduk di bawah pohon.
Ia mulai meneteskan air matanya, yang kemudian menjadi tangisan. Krystal menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia terisak, semua perasaannya bercampur jadi satu. Mulai dari teman-temannya, appa-nya, hingga Joong Ki.
Entah kenapa, rasanya ia tidak bisa membenci Joong Ki. Bahkan karena hal yang paling ia tidak suka sekalipun, walau ia sendiri kesal dengan tindakan namja itu saat menciumnya di panggung.
Lama menangis dalam isakannya, Krystalpun mengangkat kepalanya perlahan. Sedetik kemudian Krystal baru sadar kalau sudah ada Joong Ki yang duduk tepat di sebelahnya.
Sentak Krystal terkejut dan segera beranjak dari tempatnya. Secepat itu juga Joong Ki menarik kembali tangan Krystal agar ia tetap duduk di sampingnya.
Krystal berusaha melepaskan cengkraman tangan Joong Ki yang berhasil memegangnya dengan kuat. "Lepaskan aku!"
Tidak ada jawaban dari Joong Ki. Tangannya pun belum berhasil dilepaskan. "Apa kau tuli, eoh?! Lepaskan!" Bentak Krystal yang akhirnya membuat sebuah tamparan berhasil mendarat tepat di pipi mulus namja itu untuk yang ke dua kalinya.
Lagi-lagi Krystal meneteskan air matanya dengan tetap berusaha melepaskan tangan Joong Ki walau rasanya sudah tidak sanggup melawan.
Joong Ki menarik tangan Krystal, hingga akhirnya ia bisa memeluk Krystal dengan erat. "Lepask......"
"Biarkan seperti ini untuk beberapa saat, aku mohon. Setelah ini kau boleh memukulku sepuasmu. Tapi aku mohon, jangan lepaskan pelukan ini." Pinta Joong Ki yang mempererat pelukannya.
Tidak bisa menahan tangisnya, Krystal kembali terisak didalam pelukan Joong Ki. Perasaan Krystal seperti menyeruak keluar melalui air matanya. Yang pasti saat ini, ia merasa sangat nyaman di pelukan namja itu. Rasanya seluruh kebencian yang pernah ia rasakan kepada Joong Ki, terhapus begitu saja dengan kenyamanan yang ia dapat saat itu.
Beberapa saat kemudian, mereka sudah menikmati pemandangan sungai Han di hadapan mereka dan merasakan hembusan angin yang menghusap wajah mereka yang membuat mereka tenang.
"Krys, setelah ujian negara, aku akan meninggalkan Korea." Ujar Joong Ki tanpa melepaskan pandangannya dari sungai.
DEG!
Entah, kenapa Krystal begitu sesak mendengar berita itu. "Mwo? K...kau mau kemana?"
"Aku akan melanjutkan kuliahku di New York University. Setelah ini, kau tidak akan melihatku lagi. Kau pasti senang saat kau tidak akan melihat orang yang paling kau benci." ujar Joong Ki yang sekarang mengalihkan pandangannya ke mata Krystal. "Maafkan aku. Karena aku, kau jadi bahan gunjingan di sekolah. Aku sangat menyesal. Kau tau, kejadian itu tanpa aku sadari. I didn't wanna kiss you, my heart did."
"Aku tidak mau meninggalkan kesan jelek tiga bulan ini. Terutama dengan kau. Apa kau mau memaafkanku?" Tanya Joong Ki yang sekarang sudah tertunduk. Mungkin ini semua sudah yang terbaik, yang ia lakukan. Jujur dengan perasaannya.
Krystal masih terpaku dalam diam. Tidak menyangka apa yang dikatakan namja di sebelahnya ini. Seperti ada setitik rasa bahagia mendengar kata-kata yang terucap dari Joong Ki, namun ia tetap masih tidak menerima 'cium'an kemarin yang menurutnya sebuah kejahatan di depan umum. Terlebih mengetahui kalau ia tidak lama lagi akan meninggalkan Korea. Rasanya sesak, seperti paru-parunya berhenti bekerja.
"Krys......." Ucap Joong Ki menyadarkan lamunan Krystal.
"Ah, nde? Kau tau, aku tidak bisa memaafkan tindakanmu di atas panggung. Tapi, aku sudah menghapus rasa benciku. Kau tidak perlu khawatir." Seru Krystal seraya melemparkan senyum yang manisnya kepada Joong Ki.
"Gomawo, Krys." Ujar Joong Ki membalas senyum Krystal dengan senyum yang sudah membuat puluhan wanita jatuh hati karenanya. Dan hanya senyuman Joong Ki pula yang bisa membuat jantung Krystal berdebar secara abnormal.
'Ah........ Senyum itu' batin Krystal.
***
On Saturday
*KLEK*
Terdengar pintu kamar Krystal terbuka. Jessica mendapati adiknya yang masih menikmati tidur sabtunya, langsung membuka selimut yang membalut tubuh Krystal untuk membangunkannya. "Krys! Kajja! Kau harus ikut ke pesta ulang tahun Minhyuk. Kajja, ireonaaaaa!!"
"Sekarang masih siang, eonnie. Tiga jam lagi kau bisa bangunkan aku." Jawab Krystal seraya menarik kembali selimut hingga menutupi wajahnya.
"Siang? Siang apa! Sekarang jam 5 sore, dan kau belum bangun dari habis main basket bersama teman-temanmu! Cepat mandi! WAKE UUPPP!!!"
"Aigoo, arasseo. Aku akan mandi dan siap-siap." Krystalpun bangun dari tidurnya dan bergegas mandi, karena ia tau eonnie-nya tidak akan menyerah membangunkannya sebelum ia melihat adiknya benar-benar bergegas.
Baru saja Krystal ingin masuk kamar mandi, telpon genggam miliknya berdering.
"Biar aku yang angkat, kau mandi sekarang. Sunny yang telfon." Ujar Jessica seraya menekan tombol layar untuk mengangkat telpon.
"Yeoboseyo." Ujar Sunny dari seberang sana.
"Yeoboseyo, nde ada apa Sunny, ini aku Jessica. Krystal sedang mandi."
"Ah, sunbae, kami akan berangkat bersama ke rumah Minhyuk sunbae. Apakah aku dan Seohyun boleh kesana sekarang?"
"Ah, nde. Tentu boleh. Kalian datang saja."
"Gamsahamnida, sunbae. Aku tutup telponnya..."
***
Lima belas menit kemudian, Krystal keluar dari kamarnya. Ternyata di ruang keluarga, Sunny, Seohyun, dan Jessica sudah siap berangkat ke pesta. Mereka terkejut ketika melihat Krystal berdiri mematung di sebelah sofa dengan tampang innocentnya.
"Aigoo... Apa yang kau kenakan, Krys?!" Ucap Seohyun saat melihat Krystal.
"Kau, mau pakai pakaian seperti itu ke pesta?" Ujar Sunny yang tidak kalah terkejutnya.
"Adikku, apa yang kau kenakan? Kemeja dan celana jeans? Ah, kau tidak bisa kenakan itu. Kajja, kita carikan kau dress."
"Aniyo! Ini sudah yang paling baik eonnie." Bantah Krystal saat tangannya ditarik.
"Baik apanya, lihat teman-temanmu. Kau bisa ditertawakan nanti. Kau harus pakai dress."
"Andwaeeeee eonniee!!!!" Rengek Krystal yang Jessica acuhkan. Ia tetap menarik adiknya menuju kamar Krystal.
"Seohyun, Sunny, ikut aku!" Seru Jessica.
***
"Baiklah, kita lihat apa yang kau punya disini." Jessica mulai membuka lemari Krystal dan mencari-cari baju yang cocok untuk adiknya. "Apa-apaan ini. Tidak ada dress satupun?! Kemana dress yang aku belikan? Selama ini kau apakan uangmu?"
"Dress yang kau belikan aku kasih ke Sunny dan Seohyun. Aku menghabiskan uangku untuk membeli buku! Untuk apa aku beli dress?!"
"Jadi yang sering kau kasih itu dress dari Sica sunbae? Kau keterlaluan Krystal-ya!" Seru Sunny sambil mencubit siku Krystal dengan gemas.
"Aigoo Krystal, kau ini yeoja, jadi bersikaplah seperti yeoja." Ucap Seohyun yang merasa aneh pada temannya ini.
"Hmm, baiklah, aku akan ambilkan dress milikku, dan heels tentunya." Seru Jessica seraya keluar dari ruang kamar Krystal.
Tidak ada kata yang mewakilkan perasaan Krystal sekarang, selain 'pasrah'. Tidak ada yang bisa mengelak Jessica jika ia sudah berkehendak.
Tidak membutuhkan waktu lama, Jessica kembali dengan membawa sebuah dress dan sepasang sepatu wedges untuk adiknya. "Pakai ini."
"Ah, eonnie. Aku tidak mau..."
"Krystal! Pakai!" Ujar Jessica dengan nada sedikit ditekan agar adik maskulinnya itu mau menuruti kata-katanya.
"Ah, arasseo!" Akhirnya Krystalpun menuruti kakak perempuannya itu.
Sesaat kemudian, ia keluar dari toilet dengan dress pilihan kakakanya. Jessica, Seohyun, dan Sunny tersenyum senang melihat Krystal mengenakan gaun itu. Krystal terlihat sangat cantik dengan dress hitam A-Line, dengan leher V-Neck taffeta selutut, dan lengan sepertiga. Ditambah dengan wedges Mary Jane yang menghiasi kaki putih dan jenjang Krystal.
"Wow, ini baru Cinderella sungguhan!" Seru Sunny ketika melihat Krystal.
"Kau sangat cantik! Krys!" Ujar Jessica yang melihat Krystal dari atas hingga ke bawah.
"Ah, kajja. Chanyeol dan yang lainnya sudah menunggu di bawah." Ujar Seohyun ketika melihat pesan masuk di ponselnya.
Merekapun turun dari lantai dua kamar Krystal menemui Chanyeol dan yang lainnya untuk segera meluncur ke pesta ulang tahun Minhyuk. Sampainya di bawah, Chanyeol, Chen, Kai, Baekhyun, dan Sehun terpaku pada satu sosok yang baru saja muncul dari sisi ruangan yang lain.
"Aigoo, Krys, kau sangat cantik. Sejak kapan kau jadi begini?" Ujar Chanyeol tidak melepaskan pandangannya dari Krystal.
"Krys, baru kali ini aku melihatmu lebih cantik dari Sica noona." Seru Baekhyun memperhatikan Krystal dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Nde, kau sangat cantik. Kenapa tidak dari dulu kau seperti ini?" Sambung Sehun yang sama terpakunya dengan yang lain.
Krystal yang dapat pujian dari teman-temannyapun tersipu malu. Rona wajahnyapun berubah menjadi merah matang saking malunya. "Haha, kalian berlebihan. Kajja, kita berangkat. Ini sudah mau pukul tujuh!"
"Kajja! Krys, kau jalan denganku, ya." Ucap Chen tidak mau keduluan dengan yang lain.
"Andwae! Krystal sahabatku, jadi dia harus denganku!" Seru Baekhyun tidak mau kalah.
"Ani! Aku yang dengannya, kami kan sekelas!" Seru Sehun yang juga mau menjadi pasangan Krystal malam itu.
"Ehem, sudah. Aku tidak mau dengan siapapun. Kajja kita pergi sekarang." Ujar Krystal yang langsung keluar rumah. Berdebat seperti itu hanya membuang-buang waktu baginya.
Merekapun akhirnya jalan menuju rumah Minhyuk dengan dua mobil, milik Jessica dan Kai.
***
Perjalanan dari rumah Krystal dan Jessica menuju rumah Minhyuk hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam, dan merekapun akhirnya sampai di depan gerbang rumah Minhyuk yang bisa dibilang sangat mewah.
Krystal dan yang lainnya keluar dari mobil yang mereka kendarai tepat di parkiran depan gerbang rumah Minhyuk. Jessica dan yang lainnya masuk terlebih dahulu ke dalam rumah mewah itu. Kecuali Krystal, Sehun, dan Baekhyun. Mereka saling melempar pandang, merasa ada yang aneh dari rumah tersebut.
"Kau merasakan seperti apa yang kurasa, ‘kan?" Tanya Krystal kepada teman-temannya.
"Eoh, aku seperti tidak asing dengan rumah ini." Sahut Sehun.
"Ah, tapi apa ya... Aku sama sekali tidak ingat!" Seru Baekhyun sedikit mengacak-acak rambutnya, berusaha mengingat sesuatu yang ia lupakan.
"Aku juga. Seperti ada yang terlupa. Ah, sudahlah, nanti juga ingat, kajja, kita masuk. Di sini sangat dingin." Ujar Sehun memberi tanda agar mereka segera masuk, karena cuaca hari itu memang sedang tidak mendukung untuk berlama-lama di luar ruangan.
Krystal, Sehun, dan Baekhyun memasuki rumah mewah itu bersama. Sentak seluruh pasang mata tertuju pada sosok yang baru saja memasuki rumah mewah tersebut.
“Ehem, aku tau hari ini aku sangat tampan. Tapi kalian semua tidak usah melihatku sampai segitunya.” bisik Baekhyun di sebelah Sehun dengan percaya diri tingkat tinggi.
“Aku rasa yang mereka lihat itu Krystal.” seru Sehun yang menunjukkan semua pasang mata yang sedang melihat Krystal berjalan menuju tempat dimana Minhyuk berdiri sekarang.
Seisi ruangan yang melihat kedatangan Krystal berdecak kagum karena keanggunan Krystal malam itu. Bahkan Minyukpun sempat terpaku melihat penampilan Krystal yang sangat berbeda dari biasanya. “Annyeong sunbaenim. Saengil chukkae. Maaf aku tidak membawakanmu hadiah.” Sapa Krystal ketika berada tepat di hadapan Minhyuk yang tidak melepaskan pandangannya dari Krystal.
“Ah, nde.. annyeong. Ah, hadiah yang paling aku inginkan sudah terkabul. Kau datang dan berdiri di hadapanku, itu yang paling aku inginkan.” Ujar Minhyuk seraya menebarkan senyum indahnya kepada Krystal.
“Eoh, sunbae, aku akan bergabung dengan teman-temanku yang lain.”
“Ah, nde. Nikmati pestanya.”
“Baiklah.”
Krystalpun meninggalkan Minhyuk dan ikut bergabung dengan teman-temannya di gazebo milik Minhyuk. Mereka menikmati pestanya yang terbilang cukup meriah.
Saat sedang asik bercanda dan berfoto dengan teman-temannya, Minhyuk menghampiri Krystal dan teman-temannya, “Apakah aku mengganggu kalian?” tanya Minhyuk.
“Ah, ani sunbaenim. Waeyo?” tanya Kai.
“Aku ada perlu sebentar dengan Krystal. Krys, kau bisa ikut aku sebentar?”
“Kajja, Krys. Mungkin ada sesuatu yang penting.” Ujar Chen seraya memberi tanda agar ia mengikuti Minhyuk.
“Lama?” tanya Krystal singkat.
“Tidak, kajja.” Jawab Minhyuk disusul dengan senyumannya.
Minhyuk menggandeng kuat tangan Krystal di belakangnya. Minhyuk membawa Krystal ke suatu ruangan yang cukup jauh dari tempat pesta, dan yang pasti tidak ada orang sama sekali di sana. Ruangannyapun melewati banyak lorong panjang.
“Kenapa bicara saja harus di tempat seperti ini? Kenapa pintunya ditutup?” tanya Krystal yang melihat Minhyuk menutup pintunya rapat-rapat.
Perlahan Minhyuk mendekat ke tempat Krystal berdiri. Karena takut dengan tingkah Minhyuk yang aneh, Krystal mundur perlahan hingga ia tersandar di sebuah tembok. “K..kau, menjauh!” ujar Krystal memberi peringatan. Saat itu juga Minhyu mencoba untuk mencium Krystal. Dengan cepat Krystal menyingkirkan wajahnya dari wajah Minhyuk dan mendorong Minhyuk agar menjauhinya.
“Hhh, kau mau-maunya dicium si br#ngsek Joong Ki itu, tapi kau menolakku?!”
“Kau tidak tau apa-apa!” ujar Krystal yang langsung berusaha keluar dari ruangan itu, sayangnya gerakan Krystal terlalu lambat karena wedges yang ia kenakan. Minhyuk kembali menarik Krystal lebih dalam memasuki ruangan itu.
“TOLOOONNGG!” teriak Krystal ketika Minhyuk mulai memaksa mencium Krystal.
“Teriaklah sepuasmu, chagi-ya. Tidak akan ada yang mendengarmu disini.”
“Lepaskan aku!” Krystal tetap memberontak. Tapi entah kenapa, kepalanya jadi terasa sangat pusing dan lemas. Cairan berwarna merah pekatpun keluar dari hidung Krystal yang membuat Minhyuk sendiri sedikit terkejut.
Seperti sebuah keajaiban, ada seseorang yang masuk ke ruangan itu dan menolong Krystal. “KANG MINHYUK, HENTIKAN!”
*PLAK*
Sebuah tamparan keras melayang ke pipi mulus Minhyuk. Minhyuk berdiri mematung setelah mendapat tamparan keras itu.
Krystal yang shock atas kejadian itu, tersandar di tembok, lalu terjatuh perlahan. “Krystal-ya!” ujar orang itu yang langsung menghampiri Krystal yang sudah tidak sadarkan diri.
***
o0o TBC o0o
hhhh akhirnya sekian lama gak bisa add chapter karena ada yang aneh, sekarang bisa ngepost lagiiiiiii uhuuhuu. terima kasih untuk yang udah setia menunggu dan udah mau baca ff ini.
untuk fans HyukStal maaf ya kalo mereka ga jadi couple disini, karena alasan-alasan tertentu^^
oya, jangan lupa tinggalin jejak berupa komentar, mention twitter juga boleh :)
gamsahamnida :*{}