In Hae, temui aku di tempat kita biasa bertemu. Ada hal yang ingin ku sampaikan padamu.
Sudah tiga hari ini aku tidak keluar rumah. Aku hanya tidak ingin bertemu oppa-ku atau member cn blue lainnya. Pembicaraanku dengan Jungshin waktu itu membuatku memikirkan banyak hal selama tiga hari ini.
Ne. Tunggulah di sana.
Ku balas pesan itu dengan singkat. Aku rasa aku harus menemuinya karena banyak hal juga yang ingin aku tanyakan padanya. Aku bersiap-siap ala kadarnya lalu bergegas menemuinya di restoran favorit kami. Aku yakin itu tempat yang dimaksud olehnya.
Setelah memastikan ia tidak membawa orang lain, aku menghampirinya. Wajahnya tampak senang melihat kehadiranku disana.
“In Hae-ah. Kau terlihat lebih gemuk sekarang, pasti kau makan ramen terus tiga hari ini. Duduklah, pesan makanan yang kau mau. Aku akan membayarnya untukmu.” Ucapnya.
“Kau ini..cerewet sekali. Akan kupastikan kau kehilangan banyak uangmu malam ini.”Jawabku dengan nada yang lebih tinggi.
Jungshin tertawa mendengar ucapanku. Namun, tak lama raut wajahnya langsung berubah serius.
“In Hae, kau sudah menanyakan soal pesan itu pada Minhyuk?” tanyanya.
Aku menggeleng, “Aniyo. Sejak awal aku tahu itu bukan dia.”
“Kau benar, In Hae-ah. Aku yang mengirimnya padamu. Mianhae.”
Aku terdiam beberapa saat lalu memberanikan diriku menggenggam tangannya.
“Jungshin-ah. Jeongmal Mianhae. Selama ini aku tidak mengerti perasaanmu. Aku minta maaf karena memberi hatiku pada orang lain.”
“Aniyo. Kau tidak boleh berkata seperti itu. Kau tidak bersalah. Aku memintamu ke sini bukan untuk membicarakan itu, In Hae,”
Aku mengernyitkan dahi, “Lalu?”
“Aku ingin memintamu untuk tidak menyerah. Yonghwa dan Jonghyun hyung, kau tahu, dua orang itu adalah orang paling keras kepala yang pernah aku temui. Sudah tiga hari ini dorm kami sepi karena mereka saling tak mau bicara.”
“Kau harus bicara pada oppa-mu juga pada Jonghyun hyung. Yonghwa hyung pasti punya alasan kenapa dia seperti ini. Dan mengenai Jonghyun hyung...bukankah dia belum menjawab pertanyaanmu waktu itu? Aku yakin kau pasti ingin mengetahui jawabannya.”lanjutnya lagi.
“Jungshin-ah..” panggilku.
“Ne??”
“Mianhae.. dan gomawo..”
“Ne. Sekarang kau harus makan, pesananmu sudah datang. Malam ini, waktuku dan uangku untukmu, In Hae-ah.” Jawabnya sembari tertawa.
***
Jungshin mengetuk pintu kamar hyungnya.
“Jonghyun hyung, bolehkah aku masuk?”tanyanya.
“Ne, masuklah.”
Jungshin menghampiri si empunya kamar dan memberikan secangkir coklat panas untuknya.
“Minumlah. Aku khawatir jika kau bersama gitarmu terus.”
Jonghyun tersenyum mendengar ucapan dongsaengnya itu. Dia melepas gitarnya lalu meminum coklat panas yang Jungshin bawakan.
“Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan kan?Katakanlah.” ucap Jonghyun
“Ah, kau benar. Ini tentang In Hae..”
“Wae? Ada masalah apa dengannya?”
“Jangan berpura-pura, hyung. Aku tahu sejak awal kau menyukainya.”
“Kau yang menyukainya, bukan aku.” Jawab Jonghyun tegas.
“Ne, aku memang menyukainya. Tapi aku bukan pengecut sepertimu yang menghindari perasaanku sendiri.”
“Apa maksudmu mengatakan itu padaku hah?” tanya Jonghyun dengan nada tinggi.
“Mianhae, hyung. Aku hanya ingin kau jujur pada perasaanmu sendiri. Aku , kau, dan seisi rumah ini tahu kau punya perasaan yang sama terhadap In Hae. Kau mengelaknya karena Yonghwa-hyung kan?”
“Aniyo. Bukan itu masalahnya. Aku hanya ingin mengalah untukmu. Selama ini, kau selalu mengalah untukku Jungshin-ah. Apa aku salah kalau ingin membalas kebaikanmu?”
Jungshin terdiam. Dia lalu menghampiri hyungnya itu dan menepuk bahunya.
“Gomawo, hyung. Tapi ini bukan tentang mengalah, ini tentang In Hae.”
***