***
Ternyata mereka benar. Sejak mereka mengumumkan bahwa aku adik kandung Jung Yonghwa kehidupanku disini tidak sesulit yang aku bayangkan. Aku bisa bertemu Yonghwa oppa, sahabatku Jungshin dan member cnblue lain dengan mudah. Aku rasa, aku sudah mulai cukup pintar saat ini. Seringkali aku memanfaatkan fans-fans oppa-ku yang hanya ingin mengambil keuntungan dariku. Aku mematok tarif pada mereka yang minta foto atau tanda tangan oppaku. Meskipun setelahnya, Yonghwa oppa akan menceramahiku sepanjang malam. Namun, hal itu tidak pernah membuatku jera. Aku hanya merasa, itu adalah imbalan yang pantas karena mereka tidak pernah membuat hidupku tenang.
Aku memcoba memejamkan mataku. Sepanjang hari ini aku merasa tidak cukup sehat. Itu sebabnya aku tidak keluar rumah sejak pagi. Aku membuka pintu apartemenku begitu mendengar seseorang datang.
“Jonghyun oppa? Kau datang? Hari ini bukan jadwalmu mengunjungiku kan?”tanyaku polos.
“Yonghwa hyung dan Minhyuk sedang syuting drama. Jungshin dan manager hyung sedang ada urusan di kantor. Siapa lagi yang harus menemuimu selain aku?”
“Ne, gomawo oppa.”
“Aku dengar, kau kurang sehat hari ini. Beristirahatlah, aku akan buatkan bubur untukmu.”
“Kau yakin bisa memasak bubur oppa?”
“Kau ini, bisanya menghinaku saja. Jungshin pernah mengajarkannya padaku. Sudah, kau tunggu saja.” Perintahnya.
Aku menunggunya di meja makan. Sesekali aku mengamatinya memasak. Sekedar memastikan dia tidak membuat kekacauan di sana. Jungshin pernah bilang, diantara mereka Jonghyun oppa lah yang paling jarang menyentuh dapur.
“Oppa, boleh aku menanyakan sesuatu?” tanyaku saat aku tengah menikmati bubur yang telah ia buatkan.
“Ne. Apa yang ingin kau tanyakan?”
“Apa kau punya pacar? Maksudku, apa kau punya gadis yang kau sukai?”
Jonghyun oppa memalingkan wajahnya. Sepertinya dia mengumpat, namun aku tak bisa mendengar apa yang ia katakan.
“Kenapa kau menanyakan hal itu padaku hah? Apa pentingnya bagimu.”
“Itu penting buatku, karena aku menyukaimu.”
Aku melihatnya terdiam. Dia memandangku cukup lama. Namun tak mengeluarkan sepatah katapun. Hal itu membuatku semakin cemas.
“Kau sepertinya benar-benar sakit In Hae. Cepat habiskan buburmu setelah itu kau tidur.”
Kenapa kau tidak menjawabnya oppa? Apa kau tidak menyukaiku? Ah, kamu bodoh In Hae. Tidak seharusnya kamu mengungkapkan isi hatimu padanya.
“Aku tidak akan memaksamu untuk menjawabnya. Tapi aku minta, tinggalah di sini malam ini. Kau bisa menempati kamar Yonghwa oppa.”
“Baiklah. Aku akan menjagamu malam ini In Hae.”
***